Upacara Pemakaman si Kembar

Bagi adira jika memang ia harus mati ditelan harimau ya berarti takdir hidupnya hanya sampai disitu, begitulah fikirnya.

Adira terus melangkah tanpa memikirkan situasi yang sepi dan kiri kanan hanya semak belukar juga pepohonan tinggi menjulang yang memenuhi kiri kanan jalannya, ia sudah terbiasa dengan hutan sejak kecil, apalagi sekarang ia sudah berusia 11tahun ia merasa bahwa dirinya sudah cukup besar jadi merasa tak punya rasa takut.

Sampai ditengah perjalanan tiba tiba....

Krosekk...krosekkk...

Krakkk..!!

Grudug...grudug...grudug...

Adira terkejut mendengar suara yang datang dari sebelah kanannya itu, ia pun langsung berlari masuk kedalam hutan sisi kanan dimana suara itu berasal, adira melongok kedalam untuk mencari tau suara apa itu.

Ahk asem, ku kira tadi suara perampok mau kabur, kan lumayan aku bisa menjajal ilmu silat yang aki ajarkan mau tau manjur apa tidak, ehk ternyata cuma babi huff kamvret., umpat adira sambil segera berlalu kembali menuju jalan dan ke tujuan awalnya untuk mengabari sang ayah.

Ya suara yang begitu terdengar ramai tadi adalah suara segerombolan babi hutan yang hendak menyebrang tapi babi babi itu segera putar arah kerna melihat adira yang sedang lewat dijalan itu, babi babi itu terkejut dan langsung putar arah untuk kabur menghindari adira, tapi babi babi itu semakin lari tunggang langgang karna merasa dikejar oleh adira, padahal adira hanya ingin melihat saja.

Tak berapa lama adira berjalan kembali setelah hampir bertabrakan dengan segerombolan babi babi hutan itu ia pun akhirnya sampai diladang tempat ayahnya menyadap.

Adira langsung berteriak mencari keberadaan ayahnya, ia tak bisa melihat posisi ayahnya dimana sebab kebun karet itu juga cukup gelap rimbun tertutup semak belukar belum lagi tempat nya yang menanjak menurun seperti dua sisi gunung yang berjejer.

Paaakkkkk!!!!

Bapaakkkkkkk!!!!!

Teriak adira mencari tau dimana posisi sang bapak, berkali kali memanggil sang ayah tapi tak ada sahutan adira semakin berjalan ketengah ladang menerabas semak belukar didepannya.

Bapaaaakkkkkk!!!!!!

Paaakkkkk!!!!!!

Bapaaakkkkk!!!!!!!

Tiba tiba dari arah belakangnya.

Ada apa dira kamu teriak teriak!?, tanya sang ayah.

Astagaaa!!!, kaget adira sambil memegangi dadanya.

Pak ayo pulang, mamak udah lahiran anaknya kembar tapi sudah meninggal., ujar adira tanpa basa basi.

Apa!!??, pak harjo terkejut.

Ya sudah panggil paman abang sama adikmu suruh mereka juga pulang., perintah pak harjo sambil terus berlalu meninggalkan adira hendak pulang duluan.

Adira garuk garuk kepala, ia harus kembali berteriak mencari keberadaan paman abang dan adik sepupunya, ya anto adik kandung pak harjo herman anak dari abang sepupunya pak harjo dan arman adik kandung ranti juga tinggal di rumah pak harjo demi untuk ikut latihan ilmu bela diri pada kek jana, mereka terpaksa tinggal dirumah pak harjo sebab kalo mereka harus pulang pergi dari rumah masing masing itu tidak mungkin sebab rumah mereka jauh ada dikampung sebelah, untuk sampai kerumah pak harjo saja mereka harus menempuh 1hari penuh berjalan kaki baru bisa sampai, dan selama tinggal dirumah pak harjo mereka semua tak tinggal diam, mereka membantu semua pekerjaan pak harjo dan bu asih.

Maaannnggggg!!!!!

Mang antooo!!!!!!

Kang hermaaannnn!!!!!

Armaaannnn!!!!!!!

Woiiiii kalian semua dimana!!!!! ayo cepat pulaaannnggggg!!!!!, teriak adira sampai ngos ngosan.

Bagi adira hari ini adalah hari yang cukup melelahkan, walau ia tak melakukan pekerjaan apa pun tapi hari ini ia merasa sudah hampir kehabisan tenaga, bahkan ia lupa ia belum makan siang sedang hari sudah hampir jam 03:00 jelang sore.

Adira kok kamu ada disini?, tanya pamannya yang muncul dari semak belukar yang ada didepan adira.

Iya mau suruh mamang pulang, mana kang Herman sama arman?, tanya adira.

Iya ini juga mau pulang, herman sama arman lagi babat (tebasin rumput liar) di ujung sana., tunjuk anto ke ujung perbatasan ladang itu.

Panggilin mang, aku capek, tenggorokan ku juga sakit teriak teriak mulu hari ini., pinta adira.

Mereka biasa pulang nanti sore dira., jelas pamannya.

Kalian harus pulang sekarang mang, cepat, disuruh bapak., jelas adira.

Lah memangnya ada apa?, tanya anto.

Adira lupa ia belum mengabarkan keadaan dirumah.

Mamak tadi sudah lahiran mang, bayinya kembar, tapi kata nek yuli bayinya mamak meninggal semua., jelas adira.

Ya Allah!!!, kaget anto.

Lah abang mana?, tanya anto.

Bapak udah pulang duluan, aku disuruh panggil kalian disuruh ajak kalian semua pulang., jawab adira.

Anto pun langsung memanggil kedua ponakannya itu, tak lama setelah ponakannya datang anto pun mengajak mereka semua segera pulang, adira memimpin perjalanan ia berjalan paling depan dangan tergesa gesa karna ingin cepat sampai.

Sesampainya di rumah adira langsung masuk untuk melihat ibunya, sedang anto dan yang lainnya langsung berbaur dengan para warga yang datang untuk membantu mengurus pemakaman si kembar.

Ada gurat kesedihan diwajah pak harjo, ia tak menyangka jika anak yang dikandung istrinya kali ini adalah laki laki kembar pula.

Kang, dimana mau dimakamkan nya?, tanya anto.

Disana saja to, diujung perbatasan tanah ini., jawab pak harjo.

Baiklah kang, biar kami gali sekarang., jawab anto.

Ini mau dikasih nama siapa pak harjo anaknya, biar saya tulis di papan nisannya sekarang?, tanya tetangga pak harjo yang sudah siap mengukir papan nisan membentuk nya seindah mungkin.

Saya tidak tau, tunggu dulu saya tanya mertua saya dulu., jawab pak harjo seraya melangkah masuk mencari ayah mertuanya.

Pak mau dikasih nama siapa cucunya?, tanya pak harjo.

Sirna sama sampurna saja., sahut nek yuli yang berada tak jauh dari abangnya duduk sambil melanjutkan pekerjaannya, nek yuli sedang mengurus bu asih setelah tadi mengurus kedua bayinya.

Sirna dan sampurna?, tanya pak harjo merasa aneh.

Iya joo, kan bayimu begitu lahir sudah tak bernafas yang artinya langsung sirna, sedang kan keadaannya sudah sempurna walau pun sudah tak bernafas, tangan lengkap kaki lengkap mata lengkap telinga lengkap hidung juga bagus semua jenis kelaminnya juga jelas, jadi anakmu itu ia lahir langsung sirna namun dalam keadaan sudah sempurna jadi kasih mereka nama sirna dan sampurna., jelas nek yuli panjang lebar.

Masuk akal jo., sela kek jana.

Cocok ya pak?, tanya pak harjo.

Iya cocok., jawab kek jana.

Baiklah., jawab pak harjo sambil kembali menemui tetangganya yang akan mengukir nama kedua bayinya di papan nisan.

Gimana pak?, tanya pak mardi tetangga pak harjo.

Namanya sirna sama sampurna., jawab pak harjo mantap.

Ohh baiklah., jawab pak mardi langsung melakukan pekerjaannya.

Setelah selesai sholat magrib acara pemakaman pun dilaksanakan.

Episodes
1 Mendadak Kasmaran
2 Tak Direstui
3 Draft
4 Salah Bicara Langsung Dikabulkan Allah
5 Penyesalan Yang Tak Guna
6 Upacara Pemakaman si Kembar
7 Jawaban Dari Do'a Bu Asih
8 Mendadak Hamil Tanpa Disentuh
9 Terlahir Dari Sebuah Doa
10 Rapat Para Sesepuh
11 Percobaan Pengobatan
12 Hasil Musyawarah Keluarga
13 Awal Mula Pernikahan ADIRA
14 Lamaran
15 Rencana Pernikahan
16 Terkejut Melihat Calon Adik Ipar
17 Persiapan Pernikahan
18 Akad Nikah
19 Draft
20 Persiapan Menyambut Kedatangan Mantu
21 Acara Penyambutan Mantu
22 Mendapat Bukti
23 Pelet Yang Menjijikan
24 Mengajak Kerja Sama Selingkuhan Sang Suami
25 Rian Murka Diputusin Pacar
26 Galaunya Adira
27 Pertama Kalinya Dimas Menampar Wanita
28 Membujuk Suami Demi Sebuah Izin.
29 Meninggalkan Kampung Halaman
30 Dimas Mulai Berubah
31 Sakit Tapi Cinta
32 Dimas Pindah
33 Drama Perpisahan
34 Drama Sarapan Pagi
35 Drama Mencari Ikan
36 Dimas nyungsep
37 Adira Lolos Medical
38 Mulai Nakal
39 Tiba Tiba Demam.
40 Lagi Lagi Main Tangan
41 Terharu Oleh Perhatian Kecil
42 Kisah Adira
43 Tersinggung Sikap Menantu
44 Panik Karna PKL
45 Kena Prank!
46 Dapat Kerjaan
47 Syok
48 Terbang
49 Perjalanan Yang Melelahkan
50 Agen Sialan
51 Ke Rumah Majikan
52 Diluar Dugaan
53 Ingin Pindah Kerja
54 Menyusun Rencana
55 Pergi
56 Akhirnya Pertolongan Itu Datang
57 Dapat Kerja Baru
58 Majikan Baru
59 Sudah Sangat Berubah
60 Semangat Bekerja
61 Sip Siang
62 Terluka nya Hati Orangtua
63 Amarah Dimas
64 Semangat Dari Si Sulung
65 Kewalahan
66 Gaji Pertama
67 Mulai Muncul Para Buaya
68 Kembali BerAksi
69 Adira Galau
70 Akhirnya Terungkap
71 Semangat Survei
72 Terpaksa
73 Merasa Puas
74 Menjauh Setelah Berhasil
75 Ga Masuk Akal!
76 Semangat Baru
77 Surat Tak Dikenal
78 Sepi
79 Belajar Nyetir
80 Rencana Pindah Kerja
81 Meminta Izin
82 Berangkat
83 Perjalanan Ke tempat Kerja Baru
84 Hati Yang Terbakar
85 Hari Pertama Kerja
86 Berubah
87 Tukar Pakai
88 Menjadi Tumbal
89 Jatuh Talak
90 Kekhawatiran Fahri
91 Perhatian Mulai Bertambah
92 Kabar
93 Bagi Tugas
94 Bazar Pantai
95 Pulang Dari Jalan Jalan
96 Aku Ga Marah
97 Pesan
98 Kabar Buruk
99 Mendadak Jutek
100 Berbelanja
101 Mulai Dipercaya
102 Keong Emas
103 Kejutan Baru
104 Pindah Kamar
105 Cucu Pertama Jatuh Sakit
106 Kabar Duka
107 Ada Apa Bos
108 Lelah
109 Tak Perduli Meski Kesakitan
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Mendadak Kasmaran
2
Tak Direstui
3
Draft
4
Salah Bicara Langsung Dikabulkan Allah
5
Penyesalan Yang Tak Guna
6
Upacara Pemakaman si Kembar
7
Jawaban Dari Do'a Bu Asih
8
Mendadak Hamil Tanpa Disentuh
9
Terlahir Dari Sebuah Doa
10
Rapat Para Sesepuh
11
Percobaan Pengobatan
12
Hasil Musyawarah Keluarga
13
Awal Mula Pernikahan ADIRA
14
Lamaran
15
Rencana Pernikahan
16
Terkejut Melihat Calon Adik Ipar
17
Persiapan Pernikahan
18
Akad Nikah
19
Draft
20
Persiapan Menyambut Kedatangan Mantu
21
Acara Penyambutan Mantu
22
Mendapat Bukti
23
Pelet Yang Menjijikan
24
Mengajak Kerja Sama Selingkuhan Sang Suami
25
Rian Murka Diputusin Pacar
26
Galaunya Adira
27
Pertama Kalinya Dimas Menampar Wanita
28
Membujuk Suami Demi Sebuah Izin.
29
Meninggalkan Kampung Halaman
30
Dimas Mulai Berubah
31
Sakit Tapi Cinta
32
Dimas Pindah
33
Drama Perpisahan
34
Drama Sarapan Pagi
35
Drama Mencari Ikan
36
Dimas nyungsep
37
Adira Lolos Medical
38
Mulai Nakal
39
Tiba Tiba Demam.
40
Lagi Lagi Main Tangan
41
Terharu Oleh Perhatian Kecil
42
Kisah Adira
43
Tersinggung Sikap Menantu
44
Panik Karna PKL
45
Kena Prank!
46
Dapat Kerjaan
47
Syok
48
Terbang
49
Perjalanan Yang Melelahkan
50
Agen Sialan
51
Ke Rumah Majikan
52
Diluar Dugaan
53
Ingin Pindah Kerja
54
Menyusun Rencana
55
Pergi
56
Akhirnya Pertolongan Itu Datang
57
Dapat Kerja Baru
58
Majikan Baru
59
Sudah Sangat Berubah
60
Semangat Bekerja
61
Sip Siang
62
Terluka nya Hati Orangtua
63
Amarah Dimas
64
Semangat Dari Si Sulung
65
Kewalahan
66
Gaji Pertama
67
Mulai Muncul Para Buaya
68
Kembali BerAksi
69
Adira Galau
70
Akhirnya Terungkap
71
Semangat Survei
72
Terpaksa
73
Merasa Puas
74
Menjauh Setelah Berhasil
75
Ga Masuk Akal!
76
Semangat Baru
77
Surat Tak Dikenal
78
Sepi
79
Belajar Nyetir
80
Rencana Pindah Kerja
81
Meminta Izin
82
Berangkat
83
Perjalanan Ke tempat Kerja Baru
84
Hati Yang Terbakar
85
Hari Pertama Kerja
86
Berubah
87
Tukar Pakai
88
Menjadi Tumbal
89
Jatuh Talak
90
Kekhawatiran Fahri
91
Perhatian Mulai Bertambah
92
Kabar
93
Bagi Tugas
94
Bazar Pantai
95
Pulang Dari Jalan Jalan
96
Aku Ga Marah
97
Pesan
98
Kabar Buruk
99
Mendadak Jutek
100
Berbelanja
101
Mulai Dipercaya
102
Keong Emas
103
Kejutan Baru
104
Pindah Kamar
105
Cucu Pertama Jatuh Sakit
106
Kabar Duka
107
Ada Apa Bos
108
Lelah
109
Tak Perduli Meski Kesakitan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!