BAB 19 HARI PERPISAHAN ITU TIBA

Hari perpisahan ini pun tiba. Arka membantu kedua nya orang tua nya merapikan barang barang mereka. Tidak banyak teman teman nya yang tahu Arka akan pindah harini. Ia pun tidak masuk sekolah harini.

Kyra yang sudah gelisah ingin segera pulang. Sudah tidak sabar. Ia takut dihari ini tidak sempat melihat Arka untuk terakhir kalinya.

"Aduuuh... kenapa lama banget sich pulang nya. Ayoo donk cepat bel nya bunyi. " gumam nya dalam hati.

"Aku dengar hari ini Arka akan pindah yah Ra? Apa kamu bisa bertemunya untuk terkahir kali Ra. " tanya Ninda.

"Itu yang aku takutkan Nin. Lama banget sich bel nya. "jawab Kyra cemas.

"Yang tenang yah Ra. Aku lihat kamu sangat khawatir sekali. Aku tahu perasaan mu sedang galau Ra. Apa kamu sudah menanyakan kepada Arka jam berapa dia berangkat. "tanya nya lagi.

"Dia bilang sore Nin. Tapi aku ingin melihatnya lebih lama lagi. Aku ingin di sisi nya sebelum dia pergi Nin. "jawab Kyra.

Bell pun berbunyi Kyra terus berlari keluar gerbang sekolah. Ninda dan Reza saling pandang melihat Kyra yang terus berlari pulang. Tapi mereka tahu bahwa Kyra berlari pulang ingin secepatnya menemui Arka.

Arka pun sudah tidak sabar menunggu Kyra datang. Perasaan nya was was. "Sudah hampir jam 3 kenapa Kyra belum datang lagi yah. "gumam Arka dalam hati.

"Arka... kamu kenapa? Apa Kyra akan datang lagi nanti. "tanya sang ibu.

"Iya bu.. aku harap untuk yang terakhir kalinya aku bisa bertemu dengan nya Bu. " jawabnya.

"Kita kan berangkat sore nak. Sudah bereskan dulu semuanya jangan khawatir kamu pasti bisa bertemu Kyra untuk terakhir kalinya. "sahut sang Ayah.

"Baiklah Ayah. " jawab Arka sambil menolong lagi mengemaskan barang barang mereka.

Kyra pun sampai rumah Arka. Ia menatap Arka yang sedang sibuk mengemaskan barang barang. Kyra memperhatikan hanya tinggal barang barang buruk yang tinggal dirumah Arka.

Arka mengetahui Kyra datang dan sedang memperhati kan dirinya yang sedang merapikan barang barang. Semua bagaikan mimpi. Hari ini adalah hari terakhir Ia bertemu Arka.

"Semua seperti mimpi saja kan Ra? Padahal aku tidak hilang dari dunia ini. Tapi aku merasakan akan kehilangan dirimu selamanya. " ucap nya pelan sambil mengacak acak rambutnya.

Kyra hanya menangis tidak mengeluarkan kata kata. "Hey...kenapa kamu menangis. Kan aku sudah bilang jangan menangis. Kenapa kamu ingkar janji Ra. " ucap Arka dengan meledek.

Dan membawa Kyra ketaman tempat mereka yang biasa lepak tempat yang banyak menyimpan banyak kenangan, "Ra... kenapa masih menangis? aku ingin dihari ini melihat kamu tersenyum. Biar aku merasa kan kebahagiaan dihari terakhir melihat mu. Ra.. "ucap Arka.

"Aaa... aku tidak bisa menepati janji itu Arka. Aku sudah mencobanya. Tapi aku tidak bisa. " jawabnya sambil terisak isak.

Arka pun memeluknya. Begitu sangat erat ia memeluk Kyra. Seakan tidak mau melepaskan nya. Dan untuk pertama kalinya. Arka pun berani mencium bibir Kyra.

Cuuuppp

Seketika suara pecah tangis itu pun berhenti. Mereka merasa ada sesuatu yang lain. Perasaan sedih itu bertukar menjadi perasaan hangat. Namun Kyra hanya mematung saat Arka menciumnya. Ia merasakan kehangatan dan menikmati momen itu.

Ingin dia membalas kecupan itu. Tapi bibir nya terasa kelu. Sehingga dia hanya bisa mematung. Arka yang melihat Kyra hanya diam mematung, akhirnya menyudahi kecupan itu. Arka berfikir mungkin Kyra marah dan tidak suka saat ia menciumnya.

"Maaf Ra. Maafkan aku. Kamu tidak marah kan? " tanya Arka takut.

Wajah Kyra memerah dan mengangguk namun masih tetap tidak berbicara. Setelah beberapa menit terdiam ia pun mengeluarkan sesuatu dari tas nya dan memberikan nya kepada Arka.

“Ini untukmu, Arka. Bukalah nanti, setelah kamu tiba di kota,” katanya sambil tersenyum, meskipun air mata mengalir di pipinya. Hanya kata itu yang bisa ia ucapkan.

Arka mengambil kotak itu dengan hati-hati, lalu memeluk Kyra lagi dengan erat. “Aku akan merindukan mu, Kyra. Terima kasih untuk semuanya.”ucap Arka.

Tak terasa Arka pun akhirnya berangkat juga.

"Jaga dirimu baik baik yah Ra. berjanji lah kamu akan menungguku." ucap terakhir Arka.

"Aku akan menunggumu kembali. " jawab Kyra.

Arka pun masuk kedalam mobil. Ia melambaikan tangan nya dengan tersenyum. Kyra yang masih mematung ditempat nya semula. Menatap punggung mobil Arka yang semakin menjauh. Air matanya jatuh, tapi kali ini bukan karena kesedihan semata melain kan karena cinta yang begitu besar, yang harus mereka jaga meski terpisah oleh jarak.

Saat Arka hampir menghilang dari pandangannya, Kyra berbisik pelan, lebih kepada dirinya sendiri.

“Semoga takdir berpihak pada kita, Arka...”bisiknya lembut dan beranjak pergi dari tempat nya.

Akhirnya Arka pun pergi meninggalkan Kyra disana. Dan singkat cerita. Di perjalanan menuju kota, Arka pun membuka kotak kecil dari Kyra. .

Salam sayang, Kyra."

Arka... aku berharap setelah kamu membaca surat ini kamu sudah berada di kota. Aku disini akan terus menunggu mu sebagai sahabat dan seorang kekasih sampai kamu kembali Arka. Aku akan menagih janji janji kita sampai kita bertemu lagi. Jangan pernah lupakan aku yah Arka.

Kyra... (akhir penutup surat itu)

Arka menutup surat itu. Ia berjanji akan kembali. Bayangan Kyra terus membayangi pikirannya. Ayahnya memandang Arka melalui kaca spion. "Kamu pasti bisa menghadapi semua ini, Nak."ucap sang Ayah. Arka pun mengangguk pelan.

Janji Kyra untuk selalu mengingatnya, dan dukungan nya yang tak terbatas, menghangatkan hatinya. Ia akan kembali, itu janjinya. Dan ia percaya, meski jarak berpisah, ikatan mereka akan tetap kuat, bahkan mungkin lebih kuat dari sebelumnya.

Setelah membaca surat Kyra, Arka terdiam memandangi foto mereka. Hatinya terasa hangat sekaligus hancur. Ia menyadari betapa pentingnya Kyra dalam hidupnya.

Namun, sekarang, ia harus menghadapi kenyataan bahwa jarak akan memisah kan mereka. Angin sore yang masuk melalui jendela mobil seakan membawa aroma kampung halaman yang perlahan akan ia tinggalkan.

Selama perjalanan, bayangan Kyra terus membayangi pikirannya. Tawa, senyum, dan kehangatan yang selalu ia berikan kini terasa begitu jauh. Ia mengingat saat-saat mereka berbagi cerita, saling menguatkan, dan menciptakan kenangan indah yang tak terganti kan.

Arka tiba di kota, hiruk pikuknya begitu kontras dengan ketenangan kampung halaman. Waktu terasa berjalan begitu lambat. Tapi di tengah kesibukan sekolahnya dan pergaulan baru, pikirannya selalu melayang pada Kyra. Kyra, di kampung halaman, merasakan campuran perasaan.

Sore-sore ia duduk di taman, tempat kenangan mereka, kenangan yang kini terasa jauh. Ia berusaha tegar, seperti yang dijanjikan pada Arka, tapi kesepian kadang menyergap. Mereka tetap berkomunikasi, walau tak setiap hari.

BERSAMBUNG...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!