BAB 5. MENGIKAT JANJI

Mereka terus bicara tentang masa kecil yang sederhana dan penuh bahagia. Terus bicara tentang bagaimana suka duka mereka sering bersepeda menyusuri kompleks, mencari permainan yang sepi di sudut-sudut kompleks yang jarang dijajah.

Atau tentang bagaimana, Arka dengan cara nya yang selalu bisa membuat Kyra tertawa ketika dia sedih. Dan tentang janji janji kecil mereka, bahwa mereka selalu bersahabat baik apa pun yang terjadi. Ada waktu yang tidak pernah berhenti.

Percakapan dan kenangan seperti itu menjadi moment yang tidak terlupakan untuk mereka berdua. Dan moment moment itu selalu mereka ingat sampai kapan pun.

Hujan mulai reda, menyisakan aroma tanah yang basah. Kyra menatap genangan air di bawah mereka, mengingat semua moment masa kecil yang kini terasa begitu jauh namun tetap hangat di hati.

“Kalau kita mencoba hubungan yang baru ini,” kata Kyra dengan pelan,

“Aku harap kita tidak melupakan masa-masa lalu itu. Semua itu yang membuat kita jadi seperti sekarang.” Ucap nya.

Arka mengangguk, menggenggam tangan Kyra dengan lebih erat.

“Kenangan itu adalah alasan kenapa aku berani jujur sekarang. Aku tidak akan pernah melupakan semua yang kita lewati bersama Ra. "ucap Arka.

Kyra mengangkat wajahnya, menatap langsung ke mata Arka. "Janji? "tanya Kyra penuh harap.

Arka tersenyum hangat. “Aku janji, Kyra. Kita akan menjalani ini bersama, apa pun yang terjadi. ”jawab Arka.

Mereka pun saling pandang dan tersenyum dengan mengikat janji dibawah rintik hujan.

Mereka berdua pun meninggalkan halte itu, melangkah dengan hati yang lebih ringan. Hujan pun telah berhenti dan mereka pun bergegas untuk segera pulang kerumah.

Percakapan sore itu dan janji yang mereka ikat untuk kedua kalinya menjadi moment yang tak terlupakan untuk mereka berdua. Awal dari babak baru dari sekedar persahabatan.

Tetapi takdir berkata lain. Disaat saat mereka mulai tumbuh menjadi remaja. Dugaan dugaan yang sama sekali jauh dibenak mereka terjadi.

Tiba tiba dugaan itu datang tanpa peringatan. Orang tua Arka mendapatkan tawaran kerja yang lebih bagus dikota. Yang mengharuskan mereka untuk tinggal disana. Dan terpaksa meninggalkan desa mereka.

Desa kecil tempat Arka dan Kyra tumbuh bersama sama. Desa kelahiran mereka. Desa yang menyimpan cerita mereka berdua. Dengan menyimpan sejuta kenangan suka dan duka mereka.

DUNIA KYRA TERASA RUNTUH

Saat dia tahu Arka akan pergi jauh ke kota meninggalkan nya. Perasaan sangat sedih dan gelisah berkecamuk. Ia takut kalau tidak bisa bertemu Arka lagi. Disaat saat dia sangat membutuh kan Arka tapi disaat itu pulak Arka harus pergi dan pindah rumah.

Arka dan keluarga nya harus pindah ke kota. Dan mungkin akan menetap selamanya disana.

Berdiri di ambang pintu rumahnya, Arka memandangi ruang yang mulai kosong. Mebel-mebel sudah dibongkar, foto-foto masa kecil dilepas dari dinding. Ruangan yang dulu hangat kini terasa dingin dan asing. Perasaan kehilangan menyelimuti dirinya.

Arka hanya bisa bersedih dan melamun dengan mengulang ulang kata. "Kenapa harus sekarang! Kenapa !!! Kenapa harus sekarang! "bisiknya dalam hati.

Dan tampak malam itu, Kyra datang tanpa banyak bicara. Ia hanya diam melihat Arka. Terasa dunianya hampir roboh, dia rasa bagai mimpi dan sulit untuk dia percaya.

Tatapan mereka bertemu satu sama lain dengan penuh keheningan tanpa ada yang bicara saat itu. Mereka tahu malam ini malam terakhir untuk mereka berdua sebelum jarak yang jauh harus memisahkan mereka.

"Semua ini sangat gila kan bagaikan mimpi!! "ujar Arka yang mengusap rambut nya yang berantakan itu.

"Aku cuma akan pindah ke kota. Tapi aku merasakan akan kehilangan segalanya. Termasuk aku akan kehilangan dirimu Kyra. "ujar nya lagi.

Kyra tersenyum getir, menahan air mata yang nyaris jatuh. "Aku juga belum siap. Semua terjadi begitu cepat, aku bahkan tidak tahu bagaimana harus menghadapinya. Apakah aku akan kuat melalui semua ini sendiri tanpa kamu Arka. "ucap Kyra.

Arka menarik napas panjang. "Aku tidak mau kita berpisah, Kyra. Aku tidak mau pindah. Aku tidak mau jauh darimu Kyra. Kita sudah bersama sejak kecil. Kenapa harus begini, kenapa ini harus terjadi ?" ujar Arka kesal.

Kyra menatapnya, mencoba tegar. "Mungkin ini bukan akhir, Arka. Kita bisa buat janji. Janji untuk menjaga kenangan ini dan tetap percaya sampai waktu mempertemukan kita lagi. Kamu mau berjanji kan Arka?" tanya Kyra.

"Aku tahu entah berapa banyak kita mengikat janji. Tapi dengan janji ini. Aku yakin kita memiliki ikatan yang kuat. Yang akan membawa kita suatu nanti untuk bersama sama lagi. Disini didesa kita ini. "ucap Kyra.

Mata Arka melembut meski ada kekhawatiran yang sulit disembunyikan. "Aku janji, Kyra. Aku akan kembali dan akan bersama mu lagi. Aku janji kita akan bersama sama lagi Kyra. "ucap Arka.

Janji itu sederhana, tapi mereka tahu bahwa itu adalah pengikat yang akan diuji oleh waktu dan jarak.

Malam semakin larut, dan langit yang tadinya penuh bintang mulai tersaput awan kelabu. Seolah alam pun merasakan beratnya perpisahan yang akan terjadi.

Kyra menatap Arka dengan mata yang masih sembab, namun di balik kesedihan itu, ada secercah kepercayaan yang mulai tumbuh.

"Apa kau benar-benar akan kembali?" tanyanya pelan, nyaris berbisik.

Arka mengangguk tegas. "Aku akan kembali. Aku tidak tahu kapan, tapi aku berjanji akan menemukan jalan kembali padamu. Entah bagaimana caranya."

Kyra menghela napas panjang, mencoba untuk menenangkan hatinya yang penuh gejolak. "Baiklah, Arka. Aku percaya padamu. Aku akan menunggu mu. " ucapnya sambil tersenyum.

Angin malam berhembus lembut, mengibarkan rambut Kyra yang terurai. Suara dedaunan yang bergesekan seolah menjadi melodi pengiring suasana hati mereka yang begitu berat.

Kyra masih berdiri di sana, memandang wajah Arka yang perlahan memalingkan diri, seolah enggan melihat air mata yang terus mengalir di pipinya.

"Kenapa harus pergi sejauh ini, Arka? Bukankah kita masih bisa mencari cara lain? "Kita sudah melewati banyak hal bersama, Arka. Apa semua itu akan berakhir begitu saja?"

Arka mendekat, menangkup wajah Kyra dengan kedua tangannya. "Tidak, Kyra. Tidak ada yang berakhir. Ini hanya jeda. Jeda untuk sesuatu yang lebih besar. Aku percaya pada kita."

Kyra menunduk, mencoba menyembunyikan wajahnya. Namun, ia tidak bisa menahan diri lagi. Tangisnya pecah, dan ia jatuh ke dalam pelukan Arka. "Aku takut, Arka. Takut kalau jarak akan mengubah semuanya."

Arka memeluknya erat, seolah itu adalah pelukan terakhir yang bisa ia berikan. "Aku juga takut, Kyra. Tapi kita harus percaya. Bahwa kita akan dipertemukan kembali. Kamu harus percaya itu Kyra. " ucap Arka.

Malam itu terasa berbeda. Tidak ada tawa, tidak ada canda seperti biasanya. Hanya ada keheningan yang menyelimuti

BERSAMBUNG...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!