Mereka akhirnya tiba di rumah Kyra. Sebelum pergi, Arka tersenyum dan berkata, "Kalau hujan lagi besok, kabarin aku ya. Aku bakal jemput kamu. "ucapnya.
Kyra mengangguk sambil tersenyum lembut. "Makasih, Arka. Hati-hati di jalan, ya." jawabnya pulak.
Arka melambaikan tangan, berjalan pergi di bawah hujan yang mulai reda. Kyra memandangnya dari depan pintu, merasa ada sesuatu yang perlahan tumbuh di hatinya.
Malam itu, Kyra duduk di kamar sambil memandangi payung basah yang tadi digunakan bersama Arka. la tersenyum kecil, merasakan kebahagiaan yang sulit ia
ungkapkan. Arka bukan hanya sahabatnya ia adalah seseorang yang selalu membuatnya merasa aman dan dihargai.
Dalam hati, Kyra berbisik pelan, "Arka, kamu benar- benar berbeda. Aku nggak tahu apa jadinya hidupku tanpa kamu.
Malam itu Kyra terus memikirkan Arka. "Aku gak mau Arka pergi ninggalin aku. Aku mau Arka terus jagain aku selamanya. Aku mau Arka tetap selalu disamping ku. Kami kan sudah berjanji untuk selalu bersama sama. "bisiknya dalam hati sambil tersenyum sendiri.
Dan disisi lain pun. Arka memikirkan Kyra juga. "Mungkinkah perasaan ini benar? Kalau memang benar perasaan ini adalah cinta. Aku berjanji akan selalu mencintaimu Kyra. Aku akan selalu menjagamu. Bukan hanya sekedar sahabat ataupun pacar Tapi aku ingin hidup bersama mu Kyra selamanya. " Bisiknya dalam hati.
"Arka, apakah kamu sudah tidur Nak? ujian semester akhir kamu apakah lambat lagi? "tanya Ayah nya dari luar kamar. Seperti nya kita akan pindah kekota dan mungkin tidak akan sempat menunggu mu sampai ujian akhir selesai.
Sontak Arka terkejut. Dan terus membuka pintu dengan sigap. Untuk menanyakan apa yang dia dengar tadi.
"Ayah... ayah bicara apa? Kita akan pindah rumah? kita akan pindah keluar kota? Betul kah itu Ayah? Tapi Ayah. Kenapa tiba tiba begini. Aku kan masih sekolah. Kenapa tidak tunggu aku naik kelas dulu. "tanya nya.
"Iya nak. Ayah kamu harus pindah kerja kekota. Tidak mungkin Ayah membiarkan kita tinggal disini. Toh, Ayah disana sudah membeli rumah. Jadi kita harus ikut pindah juga kesana. "sahut sang Ibu.
"Tapi Bu. Aku kan belum ujian semester lagi. Kenapa harus tiba-tiba begini Bu. Ayaahhh... kenapa sich? Apa kita tidak bisa tinggal disini saja. Ayah,,ayolah. Tunggu lah aku selesai ujian dulu. "pujuk Arka.
"Kamu fikir jarak kota dan kampung kita dekat Arka. Ayah tidak bisa meninggalkan kalian dikampung sementara Ayah dikota. Kalau perjalanannnya hanya menempuh beberapa jam. Ayah tidak keberatan Arka. Bukan kah tinggal di kota lebih menyenangkan. Kamu nanti akan mempunyai teman teman yang banyak disana.
"Tapi Ayah. Bukan masalah teman atau sekolah. Aku... aku.. Bu ayolah pujuk Ayah Bu, biar lah kita sementara tinggal dikampung dulu Bu. "rengek nya kepada sang Ibu.
"Arka... kamu sudah tumbuh remaja. Kehidupan dikota itu lebih baik untuk kamu disana. Kamu akan bertemu dengan orang orang yang fikiran nya lebih maju dari kehidupan didesa. " ucap sang Ayah.
"Bukan kah itu bagus! hal itu bisa membuat mu menjadi orang pintar nantinya. Teknologi disana lebih canggih Arka. Ayah tidak mau kamu tinggal di kampung dengan wawasan yang kurang. Kamu faham kan maksud Ayah, Arka. "katanya.
"Ayah lihat kamu juga disini bergaul dengan Kyra terus. Bagaimana kamu bisa berkembang Arka. "ucap sang Ayah.
"Kyra, sahabatku Ayah. Aku hanya cocok berteman dengan dia. Jadi aku fikir.... terdiam memikirkan hatinya yang sedang galau. Ehmmm... apakah salah aku berteman dengan nya? tanya Arka.
"Fikir apa Arka? Kamu mau bilang apa tadi? Itu sebab nya Ayah tetap akan membawa kalian ikut pindah kekota. Biar kamu banyak bergaul Arka. Kamu itu lelaki Arka, bukannya perempuan. Masa..." ucapan ayahnya terputus seketika.
"Pokoknya aku tidak mau Ayah. Sambil membanting pintu. Aku tidak mau pindah. Aku belum siap untuk pindah. "rengek Arka sambil beranjak ke kamar.
Braaak...
Membanting pintu kamar. Arka sangat terpukul hatinya. Apa lagi dia dapat tau harus pindah kekota tak lama lagi. Perasaan nya bercampur aduk antara galau dan bingung. Ia belum siap kehilangan Kyra saat ini.
"Lihat tu. Anak mu Bu. Dia itu lelaki Bu. Ayah jadi tidak sabar membawa nya pindah kekota. Masa anak lelaki kelakuan kayak cewek begitu. Pakai merajuk segala. "ujar sang Ayah geleng kepala.
"Mungkin Arka belum siap lagi untuk meninggalkan Kyra Mas. Makanya dia protes seperti itu. Bukan nya dianya merajuk toh Mas. " jawab sang Ibu.
"Nah, lama lama kalau dibiarkan, apa tidak jadi cewek nanti. Heran Mas. Apa tidak ada kawan cowok disekolahnya? kemana pun sama Kyra. Dia sudah remaja seharus berkumpul sama teman cowok bukan cewek. Sudah lah.. Mas akan minta dengan Boss Mas biar dipindahkan secepatnya. "ujar sang Ayah.
Arka duduk di atas ranjangnya, menatap kosong ke arah jendela yang terbuka. Angin malam berhembus lembut, tapi hatinya terasa begitu berat. Ia memikirkan Kyra, ia tidak ingin jauh dari Kyra, karena dia sudah begitu dekat dengan dirinya.
Apa yang akan terjadi jika ia harus berpisah dengan Kyra? Mereka sudah berbagi banyak kenangan bersama, dan kini seolah-olah hidup mereka akan berubah selamanya. Kenapa ini harus terjadi. "Gumamnya.
Tiba-tiba, saat dia termenung terdengar suara pintu yang diketuk dengan pelan. Arka mengangkat kepala dan ia melihat ibunya yang berdiri di ambang pintu.
"Arka, buka pintunya. Ibu ingin bicara," kata sang ibu dengan lembut.
Arka terdiam sejenak dan akhirnya pun ia membuka pintu. Tampak wajah ibunya penuh rasa khawatir dan cemas tapi masih terlihat penuh kasih sayang.
"Arka, ibu tau kalau kamu pasti marah dan bingung, tapi terkadang kita harus menerima kenyataan dengan apa yang terjadi." Kata ibunya berjalan mendekat dan duduk disebelahnya.
"Kamu harus tahu, keputusan ini bukan untuk menyakitimu. Ayah dan Ibu hanya ingin yang terbaik untukmu. Nanti kamu dikota bisa cari sahabat yang banyak seperti Kyra. Gadis kota kan banyak yang cantik Arka. " Ujar sang ibu.
"Tapi Bu, aku nggak bisa jauh dari Kyra. Aku nggak siap meninggalkannya," jawab Arka dengan suara serak. Dia adalah teman terbaik yang pernah aku punya Bu. Aku nggak bisa bayangkan hidup tanpa dia. Tolong Bu jangan pindah dulu. "pujuknya.
Ibunya menghela napas, ia tahu perasaan anak nya saat ini. Ibunya pun lalu meletakkan tangan di pundak Arka.
"Arka, kamu harus ingat bahwa kita hidup bukan untuk orang lain nak. Teman bisa datang dan pergi. Tapi kesempatan untuk berkembang dan belajar itu sangat penting nak. Dikota kamu nanti juga bisa menemukan teman teman yang baru, orang orang yang baru yang bisa membantu mu untuk tumbuh nak. "nasihat sang ibu.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
Wida_Ast Jcy
yukk mampir yuukk.. jangan lupa tinggal kan jejak disini yah cintaQ. tq
2025-01-23
0