Seminggu telah berlalu, hari ini Mike akan berangkat ke London, Rara yang sejak pagi masih saja menempel pada suaminya, dia tidak ingin berpisah dari suaminya apalagi akhir-akhir ini mereka sudah sangat dekat, itu membuat Rara sangat sedih.
Begitupun Mike dalam seminggu ini dia benar-benar merasa sangat mencintai istrinya dan tidak pernah dia bayangkan akan meninggalkannya sendirian di Jakarta, Bi Nani akan tinggal dirumah dan menemani Rara, ada juga mang Asep sopir pribadi yang bertugas mengantar jemput Rara kuliah.
Rara melepaskan pelukannya saat sadar bahwa suaminya akan ketinggalan pesawat jika dia terus saja memeluknya.
"Mas, apa akan lama di London?"
"Aku belum tau sayang,semoga saja papa mengerti dan menerima pernikahan kita"
Mike sendiri tidak yakin butuh berapa hari bahkan berapa minggu ataupun berapa bulan untuk meyakinkan orangtuanya tentang keputusannya, harapannya itu tidak akan berlangsung lama dan dia segera kembali ke Jakarta.
Aldo datang dan memarkirkan mobilnya di depan rumah, Mike dan Rara berjalan keluar, Aldo mengambil alih koper ditangan tuannya dam memasukkannya ke bagasi mobil. Wajah Rara kembali sayu saat suaminya akan segera berangkat, bulir-bulir airmatanya sudah mulai menetes.
Hati Mike terasa sakit melihat airmata istrinya, dia tidak menyangka bakal seberat ini meninggalkan istrinya, Mike memeluk Rara dan menciumnya mulai sari kening,pipi dan terakhir bibir Rara, ciuman itu lebih lama dari biasanya dan membuat Rara seakan melayang, beberapa menit kemudian Mike mengakhiri ciumannya saat nafas Rara mulai tersengal-sengal.
"Aku berangkat dulu, jaga diri baik-baik,ingat jangan keluar tanpa mang Asep, dan juga jangan pergi tanpa ijin padaku" perintah Mike.
Rara hanya mengangguk dan membiarkan suaminya masuk kedalam mobil, Aldo mulai melajukan mobilnya,Rara melambaikan tangannya saat itu terlihat airmata Mike mulai terjatuh saat di dalam mobil, Aldo yang melihat kesedihan tuannya dadanya ikut merasa sesak, baru kali ini dia melihat tuannya sampai meneteskan airmata.
Rara kembali masuk ke kamarnya dan mulai bersiap untuk pergi ke kampus, berbeda dengan hari-hari sebelumnya dia sangat semangat untuk pergi kekampus, saat ini dia benar-benar merasa seakan tidak ingin masuk dan menghabiskan waktunya untuk menangis di kamarnya.
Tapi Rara kemudian sadar itu tidak ada gunanya, kembali dia menghapus airmatanya dan keluar dari kamar, di dapur bi Nani menyiapkan bekal untuk Rara, sesuai dengan pesan tuannya dia harus menyiapkan bekal makan siang untuk Nyonya mudanya ini karena tuannya tidak ingin nyonyanya makan diluar dan kurang nutrisi.
Rara tidak keberatan dengan aturan dari Mike justru dia merasa senang karena suaminya sangat memperhatikan dia, setelah mengambil bekalnya Rara bergegas keluar menemui mang Asep dan memintanya untuk segera bersiap mengatarnya pergi kuliah.
Sampai di kampus Rara msih terlihat tidak bersemangat, Kesya dan Rafi menatap Rara.
"Ra, kamu kenapa murung begitu, berantem sama suamimu,tenang Ra ada bang Rafi yang akan membelamu" ucap Rafi
"Asal ngomong aja dasar sableng" celetuk Kesya sambil mengetok kepala Rafi
"Aduh, sakit Key"
"Rasain makanya jangan asal ngomong" tandas Kesya.
Rara yang masih diam terpaku melihat tingkah dua sahabatnya itu membuat Kesya benar-benar yakin kalau Rara sedang dalam masalah.Kesya menarik tangan Rara dan membawanya ke bangku taman.
"Berhenti, diem disitu jangan ikut ini urasan perempuan" perintah Kesya yang gak mau Rafi mengikuti mereka
"Ihhh kebiasaan main rahasiaan" protes Rafi yang kemudian berbalik arah dan meninggalkan mereka.
Sampai di bangku taman Kesya dan menajak Rara duduk disana, Rara menurutinya dan duduk di samping Kesya.
"Sekarang jelaskan ada masalah apa sampai kamu murung kek gitu?"
Sejenak Rara menghela nafas panjang, bagaimanapun dia butuh teman untuk berbagi cerita dengannya,mungkin itu akan membuat berkurang beban yang dia rasakan.
"Key, suamiku pergi ke London dan gak tau kapan pulang" jawab Rara yang mulai terisak.
"London, tapi kenapa kamu gak ikut?"
Akhirnya Rara menceritakan bagaimana dia menikah dengan Mike dan sekarang dia benar-benar telah mencintai suaminya sendiri. Sejenak Kesya menatap Rara, dia tidak menyangka masa lalu Rara begitu berat.
"Sudah jangan besedih, semoga saja urusan dengan mertuamu cepat selesai dan suamimu bisa cepat pulang" hibur Kesya.
Saat Rara kembali ingin bicara tiba-tiba ponselnya berdering, nama bi Asih yang terlihat di layar pipih itu,dan Rara segera mengangkat panggilan itu.
"Hallo Rara"
"Iyaa bi?"
"Kamu baik-baik saja kan, sudah berhari-hari kamu tidak kerumah sakit, si mbokmu khawatir" ucap bi Asih
Rara memijit keningnya, bagaimana dia lupa dengan si mboknya dan sudah beberapa hari ini dia tidak menengoknya di rumah sakit.
"Iyaa bi, abis kuliah Rara kesana, maaf bi kemaren Rara lagi banyak tugas jadi gak bisa kesana" jawab Rara.
Setelah mendapatkan jawaban Rara bi Asih mematikan sambungannya, dia tau tuan Mike sedang pergi ke London dan dia sempat berpamitan pada bi Asih dan meminta bi Asih menjaga mbok Darmi dan juga Rara.
Di kelas kali ini Rara tidak fokus, pikirannya masih kalut apalagi tadi bi Asih juga menghubunginya, Rafi yang sedari tadi memperhatikan Rara mulai menggodanya.
"Neng,jangan sedih atuh mukanya, hati abang sakit jadinya"
"Ehh, kok gak senyum kayak biasanya nanti kaku lho mukanya, mau nanti kelihatan seperti mumi?"
Rara tidak bisa menahan dirinya mendengar celotehan Rafi
"Kok mumi sih?" tanya Kesya
"Ya iya atuh Key itu muka Rara dingin bener persis mumi yang diawetkan"
Kesya dan Rara tertawa bersama, memang hanya Rafi yang bisa membuat mereka bisa tertawa lepas.
"Jadi sekarang sudah jadi manusia lagi ya, itu cantik kalau senyum" oceh Rafi
Rara sedikit melupakan kesedihannya, saat kelas sudah berakhir Rara buru-buru merapikan tasnya.
"Ra, mau kemana buru-buru banget?" tanya Rafi
"Aku mau kerumah sakit jenguk si mbokku" jawab Rara
"Apa boleh kita ikut?" ucap Kesya.
"lain kali aja ya,aku buru-buru soalnya" jawab Rara.
Kesya dan Rafi tidak ingin memaksa dan membiarkan Rara pergi duluan meninggalkan mereka, di depan kampus sudah ada mang Asep yang menunggunya dalam mobil, saat masuk ke mobil Rara mengambil ponselnya dan menghubungi Mike, wajahnya kembali lesu saat ponsel Mike masih tidak bisa dihubungi.
"Mang kita kerumah sakit sebentar ya jenguk si mbok"
"Baik nyonya"
Beberapa menit kemudian mang Asep menghentikan mobilnya di lobby rumah sakit,Rara menyuruh mang Asep untuk menunggu dan nanti akan menghubunginya jika sudah ingin pulang, mang Asep memarkirkan mobilnya dan memilih untuk pergi ke kantin ngopi sambil menunggu Rara.
Rara masuk keruang perawatan si mbooknya dan memeluknya.
"Nduk neng endi ae kok sui ra ngonggak si mbok? ( nak kemana saja kok lama gak menjenguk si mbok?" ucap mbok Darmi.
"Rara kuliah mbok, si mbok pie kabare? ( Rara kuliah, si mbok gimana kabarnya?"
"Si mbok baik Ra, cuma kangen sama kamu" ucap bi Asih yang keluar dari kamar mandi.
"Bibi ada disini?" tanya Rara
"Iya, bibi gak ada kerjaan jadi nginep disini" jawab bi Asih.
Sejenak Rara melupakan kesedihannya tentang Mike, bi Asih dan si mboknya mampu mengalihkan perhatiannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Sri Faujia
sedih memang klo jauh dri suami terasa asing n sunyi
2021-11-28
1
Dewi Zahra
cepat kembali mike
2021-08-05
1
Dewi Zahra
cepat kembali maik
2021-08-05
0