Pesawat telah landing dengan sempurna di Jakarta, Mike dan Rara sampai dibandara, Aldo menjemput mereka dan langsung melajukan mobilnya menuju rumah sakit tempat bu Darmi akan dirawat.
Mike menatap Rara, gadis itu benar-bener kelihatan sangat manis hari ini, di poles sedikit saja sudah terlihat sangat berbeda.
Rara menatap ke arah jendela mobil, matanya berputar melihat ke luar, ditatapnya gedung-gedung pencakar langit sepanjang perjalanan, suasana sangat ramai berbanding terbalik dengan suasana damai pesisir pantai.
Tak lama mereka sudah sampai dirumah sakit, mbok Darmi mendapatkan perawatan yang terbaik apalagi dokter yang menanganinya adalah dokter ahli yang di datangkan langsung dari Singapore, ada pula dua orang perawat yang menjaga mbok Darmi di rumah sakit.
Mike mengajak Rara untuk pulang ke Apartment, awalnya Rara menolak karena dia lebih nyaman tinggal dirumah sakit menemani si mboknya, lama Mike membujuk Rara, meyakinkan Rara bahwa ada dua perawat yang akan selalu menjaga si mboknya disana.
Lama Rara berfikir akhirnya setuju untuk pulang ke Apartment dengan janji bahwa Mike akan mengajak Rara untuk mampir ke tempat bi Asih kerja, lama Rara tidak bertemu dengan bi Asih mungkin sudah satu tahun lamanya,karena bi Asih jarang pulang ke Yogya.
Aldo melajukan mobilnya ke Mansion Devan, dalam perjalanan Mike mencoba menghubungi Agus menanyakan tentang kabar terbaru Devan, berulangkali Mike mencoba menghubungi ponsel Devan tapi tidak pernah aktif, Mike bisa saja menghubungi Emanuel tapi urung dilakukannya karena masih malas untuk berbicara banyak pada sahabatnya yang satu itu.
"Hallo Agus?"
"Iya tuan"
"Bagaimana kabar Devan"
"Tuan Devan sudah ada kemajuan, dia sekarang sudah bisa duduk di kursi roda" jawab Agus.
"Syukurlah, cari tau terus tentang perkembangan Devan " perintah Mike
"Baik tuan saya mengerti"
Mike mengakhiri panggilannya dan menatap Rara yang ada disampingnya.
"Devan itu siapa mas?, apa dia sakit?"
"Devan itu temen aku yang gak lain adalah majikan bibimu" jawab Mike.
"Ohh tuannya bi Asih ya mas"
"Bisa di bilang seperti itu"
Tak lama mobilpun berhenti, mereka sudah sampai di Mansion Devan, Rara keluar dadi mobil dan mengikuti langkah kaki Mike dari belakang.Setelah sampai di depan pintu Mike mengetuk pintu pelan.
Bi asih berjalan ke arah pintu dan membukanya, pandangan matanya tertuju kepada Rara, dia sampai tidak mengenali keponakannya itu.
"Rara.."
"Bi Asih.."
Rara memeluk di bi Asih, mereka masuk ke Mansion dan berbincang di ruang tamu, Bi Asih seakan tak percaya Rara begitu cantik dengan baju yang di belikan Mike.
"Tambah ayu awakmu Ra? ( makin cantik kamu Ra?)" ucap bi Asih.
"Bibi bisa aja"
"Gimana dengan si mbokmu Ra?"
"Si mbok ada rumah sakit bi, dan mulai perawatan"
"Syukurlah Ra,untung aja ada tuan Mike" goda Bi Asih.
Mike yang tadinya diam duduk di sofa kini mulai bicara.
"Bi Farah mana?" tanya Mike.
"Hmmm... itu tuan..."
"Dimana Farah bi?" Mike mengulangi pertanyaannya.
"Nyonya pergi tuan"
"Pergi gimana bi, bukankah terakhir bibi bilang Farah masih ada di rumah ini"
"Awalnya begitu tuan, tapi nyonya hanya mengurung diri dikamar dan terus menangis, sampai besok paginya dia pamit ke bibi mau ke rumah kakeknya sampai sekarang belum pulang tuan"
"Apa nyonya Clara tau Farah pergi dari rumah?"
Bi Asih menggeleng pelan, dia sengaja tidak memberitahu nyonya Clara atas permintaan Farah, dan sekarang bi Asih menjadi sangat ketakutan karena Farah tidak juga kembali.
"Ya sudah bi, besok aku akan coba cari Farah" jawab Mike.
Sekarang giliran Rara yang merasa kebingungan mendengar pembicaraan Mike dan bibinya.
"Farah siapa bi?" tanya Rara.
"Nyonya dirumah ini, istri tuan Devan" jawab bi Asih.
Setelah puas berbincang dan melepas rindu pada bibinya, Mike mengajak Rara untuk pulang,Rara berpamitan pada bibinya dan berjalan di belakang Mike, Aldo sudah menunggu di depan Mansion.
Rara dan Mike masuk ke mobil, Aldo segera melajukan mobilnya menuju Apartment yang baru. Setelah sampai di apartment kembali Rara dibuat kagum menatap gedung tinggi di depannya.
"Mas rumah kita disini?" tanya Rara
"Ya, lantai 10" jawab Mike.
"Duhh mas, Rara tidur di rumah sakit saja ya" rengek Rara.
"Kenapa di rumah sakit, ini rumah kita Rara"
"Rara takut mas, nanti kalau ada gempa trus roboh gimana mas?" ucap Rara sambil memegang tangan Mike.
"Astaga Rara ini kuat gak bakalan roboh"
"Rara gak mau mas, takut"
"Ini namanya Apartment Rara, ini aman percaya sama aku, ayo kita masuk" bujuk Mike.
"Rara gak mau mas, nanti ada gempa gimana, trus naiknya Rara gak kuat kalau harus naik tangga sampai lantai 10" jawab Rara polos.
"Naik tangga?, naik lift Ra bukan tangga" Mike mulai mengernyitkan dahinya.
"Rara itu juga takut"
"Jangan bilang kamu belum pernah naik lift" tanya Mike
Rara menggangguk pelan,Mike sudah kehabisan kata-kata menghadapi Rara, dia mencoba meyakinkan Rara untuk masuk ke apartment, Rara tetap pada pendiriannya, gadis itu sangat ketakutan.
Akhirnya Mike menyuruh Aldo untuk membeli satu unit perumahan di tengah kota, dan malam ini Mike menuruti kemauan Rara untuk meninggalkan apartment, Mike menyuruh Aldo untuk mencarikan hotel yang satu lantai karena Mike tidak ingin tidur di rumah sakit.
Setelah lama berputar-putar dengan mengelilingi Jakarta akhirnya mobil Aldo berhenti di salah satu hotel yang menyerupai kontrakan rumah, berderet dan berhadapan.
Rara dan Mike turun dari mobil, senyum Rara mengembang saat melihat hotelnya mirip dengan rumah yang mempunyai ukuran kecil.
Mike mengajak Rara masuk, mata Rara melihat ke semua arah, tatapannya tertuju pada ranjang yang ada di tengah ruangan itu.
"Mas kok kamarnya cuma satu, trus ranjangnya juga satu, Rara tidur dimana mas?"
Kembali Mike di hadapkan masalah, tadi aparment sekarang kamar, Mike berjalan menghampiri Rara.
"Sementara kita tidur disini, besok kalau perumahan sudah siap baru kita pindah ya" rayu Mike.
"Nggak ah, Rara gak mau tidur satu ranjang sama mas, Rara tidur di sofa aja ya" jawab Rara.
Akhirnya Mike hanya bisa mengalah, dia sudah kehabisan kata-kata menghadapi Rara, Mike menyuruh Rara untuk tidur di ranjang dan dia tidur di sofa.
Mike berjalan ke kamar mandi membersihkan dirinya dan ingin cepat istirahat, dia merasa sangat lelah dan ingin cepat-cepat ke alam mimpi.
Setelah selesai mandi Mike langsung merebahkan dirinya di sofa, Rara menatap Mike yang lansung terlelap begitu dia merebahkan dirinya.
Rara masuk kemar mandi untuk membersihkan dirinya, sampai di dalam kamar mandi Rara kembali tertegun dan berdiri mematung, dia kebingungan bagaimana caranya mandi, lama dia memikirkan cara, akhirnya muncul ide dalam fikirannya.
Rara mengambil gayung dan mengisi Bathtub dengan air sampai penuh, setelah penuh dia langsung mandi dengan mengambil air di bathtub menggunakan gayungnya dan menyiramkan air itu ketubuhnya.
♡♡♡
To be continue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Seri Hastuti
maklumlah baru turun gunung Rara na🤣🤣🤣
2022-04-01
1
Sri Faujia
ada aja rara,
2021-11-28
0
Dilah Mutezz
yaa ampun smpe brapa jam itu ngisi bathup nya hahahahahah rara rara 🤭
2021-09-26
0