Istri Pilihan Mike
Debur ombak bergemuruh menyapu pesisir pantai, angin yang bertiup membelai kerinduan, menjadikan senja itu begitu indah.
Disinilah aku dilahirkan diantara gemuruh ombak yang saling bersahutan.
Matahari akan tenggelam di ufuk barat, sejenak cakrawala indah akan menjelma menjadi senja. Ku ayunkan kakiku perlahan menyusuri tepian pantai.Siluet senja ini adalah pemandangan yang setiap hari aku lihat dikampung tercintaku ini.
" Rara....Rara...." panggil mbok Darmi.
"Ngeh mbok (iya)" jawab Rara.
"Wes sore nduk, gek ndang bali ( sudah sore nak cepat pulang)" perintah mbok Darmi.
Rara bergegas pulang saat senja perlahan mulai gelap, Rara adalah gadis desa yang tinggal di pesisir pantai selatan Yogyakarta.
Gadis kecil mungil ini sehari-hari membantu si mboknya berjualan ikan di pasar, meskipun hanya bisa lulus sekolah menengah atas tapi itu membuat dia bangga.
Setiap sore hari dia akan selalu ke pantai hanya untuk menikmati matahari terbenam, baginya itu adalah pemandangan yang sangat menyejukkan hati.
Rara adalah gadis yatim piatu yang di besarkan mbok Darmi, sampai saat inipun dia tidak mengetahui siapa ayah dan ibu yang telah membawanya ke dunia ini, karena mbok Darmi lah yang membawanya dari panti asuhan.
Saat pagi fajar mulai menyingsing dia sudah berangkat ke pasar untuk menjajakan ikan segar dan ikan yang sudah di asap atau di bakar, Rara tak pernah mengeluh dengan keadaannya sekarang, bahkan dia bersyukur bertemu dan di rawat oleh mbok Darmi.
Hari ini Rara sendirian pergi ke pasar tanpa mbok Darmi karena akhir-akhir ini mbok Darmi sedang sakit dan itu membuat Rara sangat sedih dan khawatir.
"Ikann..ikannnnya bu..." Rara mulai menawarkan dagangannya.
"Ra..ikan tongkol asep e piro iki regone nduk? (ikan tongkol asap nya berapa harganya)" tanya seorang ibu paruh baya pelanggan yang biasa beli ikan di Rara.
"Gangsal welas ewu bu ( lima belas ribu bu)" jawab Rara.
"Kok mundak nduk ? biasane telulas ewu( kok naik nak biasanya tiga belas ribu)" tanya ibu itu.
"Ngiih bu niki radi ageng kalihan sing wingi( iya bu ini lebih besar dari yang kemaren)"jawab Rara.
Akhirnya ibu itu membeli dua buah ikan tongkol asap milik Rara, dari pagi sampai siang Rara dengan telaten berjualan sendiri sampai dagangannya habis hanya tinggal satu tongkol asap yang memang dia sisakan untuk dimasak sendiri dirumah sebagai lauk hari ini.
Sampai dirumah Rara langsung ke pawon (dapur) untuk memasak ikan yang dia bawa tadi. Wajahnya kembali muram karena melihat keadaan si mboknya yang semakin lama semakin lemah.
Rara mulai menangis sendiri karena ingin membawa si mboknya kerumah sakit tapi tidak memiliki uang, uang yang dia hasilkan dari berjualan ikan hanya bisa buat makan dan kulakan lagi adapun sedikit sisanya buat membeli sabun dan kebutuhan lainnya.
Ingin sekali dia menghubungi bi Asih, dia adalah adik dari mbok Darmi yang sekarang bekerja di Jakarta, tapi urung dia lakukan karena perasaan yang tidak enak.Sebenarnya setelah lulus sekolah Rara ingin pergi menyusul bi Asih untuk ikut bekerja di sana sebagai pembantu tapi dia tidak tega meninggalkan mbok Darmi yang sedang sakit-sakitan.
Selesai memasak dia ke kamar mbok Darmi, melihat si mboknya terus saja batuk , nafasnya tersengal-sengal dan berat badannya menurun, kembali Rara memeteskan air matanya melihat si mboknya yang terus saja batuk dan kelihatan sangat kelelahan.
Rara semakin kebinggungan dan akhirnya dia memutuskan untuk menghubungi bi Asih berharap sang bibi bisa membantunya.
Rara pergi kerumah pak Rt dengan berbekal secarik kertas yang betuliskan nomor ponsel bi Asih.
Setelah berjalan sekitar lima belas menit sampailah dia dirumah pak Rt, dan langsung mengetuk pintu rumahnya.
Tokk..tok..tokk...
Pria paruh baya membukakan pintu.
"Nyuwun sewu pak, badhe ngrepoti? ( maaf pak mau minta tolong)" ucap Rara pada pak Rt yang ada di depannya.
" Ono opo nduk ? (ada apa nak)" jawab pak Rt
" Nyuwun tulung pak, badhe ngampil telpon? ( mau minta tolong pinjam ponsel)" ucap Rara malu
" Owalah nduk, arep telpon bibimu to?( mau telpon bibimu kan?)" Pak Rt mulai mengerti maksud Rara.
Pak Rt meminjamkan ponselnya ke Rara, lama dia menunggu bi Asih menggangkat panggilannya, sampai dering ke lima baru terdengar suara dari bi Asih.
Rara mulai menjelaskan keadaan mbok Darmi dan mengutarakan niatnya meminjam sejumlah uang untuk membawa mbok Darmi ke rumah sakit untuk periksa.
Terdengar bi Asih mengerti dan berjanji akan mengirimkan uang besok, Rara mulai merasa lega, senyumnya langsung mengembang membuat pak Rt di depannya ikut senang.
Setelah berterima kasih kepada pak Rt, Rara langsung pulang kerumah.
♡♡♡
Di Jakarta saat Rara menghubungi bi Asih, sedang ada Mike yang disana untuk mengambil kebutuhan Farah, yang pada saat itu memutuskan tetap tinggal di rumah sakit untuk menemani Devan yang sedang di Rawat.
Mike bertanya kepada bi Asih, karena setelah menerima panggilan itu, raut wajah bi Asih menjadi sedih.
"Bi tadi siapa yang menghubungi bibi?"
"Itu tuan, keponakan saya di kampung"
"Keponakan bi asih sedang sakit?" tanya Mike
"Bukan tuan, kakak bibi yang sedang sakit" jelas bi Asih.
Akhirnya bi Asih mulai bercerita tentang Rara, keponakannya yang sangat baik dan selalu membantu kakaknya berjualan di pasar untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Perlahan Mike mulai penasaran dengan sosok Rara, akhirnya bi Asih menunjukkan foto keponakannya itu.
Visual Rara ( yang diambil pakai ponsel bi Asih yang rada jadul, jadi harap maklum saja kalau agak buram)
Sejenak Mike terdiam, dia mulai membayangkan wajah imut Rara yang di tunjukkan bi Asih padanya tadi.
Otak mike mulai berfikir, bagaimana kalau dia menjadikan Rara sebagai istrinya.
Mike sudah sangat geram dengan keinginan papanya yang menjodohkan dia dengan anak sahabatnya, bukan tidak mau tapi karena gadis itu adalah teman masa kecil Mike dan Mike sudah mengganggap dia seperti adiknya sendiri.
Bi Asih kaget dan seakan jantungnya berhenti berdetak saat Mike mengutarakan keinginannya untuk menikahi keponakannya itu. bi Asih sempat ragu dengan niat Mike karena takut Mike akan mempermainkan Rara, tapi kemudian bi Asih mulai berfikir, kalau Rara menikah dengan Mike maka hidupnya akan lebih baik.
Jujur bi Asih sangat kasihan padanya, gadis kecil yang seharusnya menikmati masa mudanya harus bekerja banting tulang untuk mencari uang dan menjaga kakaknya.
Bukahkah dengan menjadi istri Mike penyakit kakaknya juga bisa diobati dengan baik, bi Asih juga merasa kasihan kepada mbok Darmi karena penyakitnya itu menggerogoti tubuhnya.
Dengan berat akhirnya bi Asih menyetujui usulan Mike, Mike merasa lega, sebentar lagi akan terbebas dari tekanan papanya karena dia sudah menikah dengan gadis lain.
Sebelum pergi Mike meminta alamat tempat tinggal Rara dan berniat untuk menjemputnya ke Yogyakarta. Walaupun dia tidak mencintai gadis itu tapi setidaknya dia bisa menolongnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Lailatul Mufida
habis baca cerita devan dan Farah lanjut ke Mike
2021-09-24
1
Halimah Chaniago Auteugh
baru baca setelah kmren marathon baca devan sma farah
basa jawa ad yg kurang, bkannya di jawa ikan itu namanya iwak yahh
setau aku, apa beda dgn jogja
aku mmg bkan org jawa tepatnya padang tapi aku tggal di tegal jateng jdi ngrti basa jawa
2021-09-05
1
Wati_esha
Hadir ... baru bisa nongol disini.
2021-08-24
0