Rumah sakit

♡ Readers tercinta, sebelumnya membaca novel " PERNIKAHAN KONTRAK DENGAN CEOKU " karena cerita ini diambil dari salah satu karakter di sana.♡

Kala mentari pagi muncul di ufuk timur, sayup-sayup terdengar deruan ombak memecah karang, Rara mulai bersiap untuk pergi ke Rumah sakit mengantar mbok Darmi periksa dengan berbekal uang yang

dikirimkan bi Asih.

"Ndukk, opo duit sing dikirim Asih cukup ngo prikso nek rumah sakit? (nak, apakah uang yang dikirim Asih cukup buat periksa ke rumah sakit?)"tanya mbok Darmi.

"Cukup mbok" jawab Rara menenangkan si mboknya.

Sebenarnya ada sedikit keraguan di hati Rara, uang yang dikirim bi Asih sebenarnya tidak begitu banyak tapi Rara bertekad tetap membawa si mboknya periksa karena tidak tega mendengar batuknya setiap hari.

Mereka pergi naik angkutan umum menuju rumah sakit di kota, jujur sebenarnya tubuh mbok Darmi sangat tidak memungkinkan untuk naik angkutan umum, tapi apa bisa di kata, karena keterbatasan uang yang mereka punya.

Butuh satu jam lamanya untuk sampai di rumah sakit, itupun mereka harus ganti angkutan sebanyak dua kali, tubuh mbok Darmi sudah benar-benar kelelahan seakan kakinya tidak kuat lagi untuk menopang tubuhnya.

Saat mereka baru sampai di depan rumah sakit tiba-tiba....

Brugghhh....

Tubuh mbok Darmi limbung dan beberapa detik kemudian jatuh tidak sadarkan diri.

Rara berteriak minta tolong. Dengan segera dua perawat berlari kearah mereka dengan mendorong brankar.

Setelah menaikkan tubuh mbok Darmi kebrankar dua perawat tadi membawanya menuju ruang UGD.Rara mengikuti di belakang sambil menangis.

Lama pintu UGD itu tertutup rapat, Hatinya gelisah, tubuh nya gemetar,Rara benar- benar tak kuasa menahan bulir bulir air matanya yang terus mengalir membasahi pipinya.

Rara mencoba menguatkan dirinya sendiri, berdoa dan terus berdoa sampai pintu ruang UGD terbuka, Rara berlari kecil ke arah dokter mencari tahu keadaan mbok Darmi.

Dokter mengajak Rara menuju ruang kerjanya dan menyuruh Rara duduk, tak lama dokter itu menjelaskan tentang penyakit mbok Darmi.

"Bu Darmi menderita paru-paru obstruktif kronik" jelas dokter

" Sakit apa itu dok?" tanya Rara polos

Akhirnya dokter menjelaskan penyakit mbok Darmi itu adalah penyakit paru- paru yang mempengaruhi pernafasan, dinding saluran pernafasannya sudah menyempit dan bengkak dan penyakit itu tidak dapat di sembuhkan.

Rara gemetar, air matanya kembali tumpah, sedih dan binggung semua bercampur menjadi satu saat dokter itu berkata yang bisa dilakukan hanya terapi untuk meredakan gejala dan mengurangi kerusakan paru-parunya.

Karena sewaktu di bawa kerumah sakit keadaan mbok Darmi sudah tergolong parah, maka harus segera dilakukan pengobatan dan terapi secepatnya.

Dokter memberinya perincian biaya untuk perawatan mbok Darmi dan harus secepatnya disiapkan paling lama dua hari kedepan.

Mata Rara seketika membulat, raut wajahnya menjadi pucat,tangan yang memegang kertas itu gemetar.

"Seratus lima puluh juta dok?" suara lirih Rara keluar.

"Iyaa kira-kira segitu untuk sementara yang di butuhkan"Jawab dokter

Rara keluar dari ruangan dokter dengan tubuh lemas seakan tanpa tulang, air mata terus mengalir deras, dari mana dia bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu dua hari, untuk makan sehari-hari saja kekurangan.

Rara berusaha menenangkan dirinya dan menemui mbok Darmi yang sudah di bawa keruang perawatan, Air matanya kembali tumpah saat melihat tubuh si mboknya yang tengah terbaring tak berdaya disana.

Rara mengusap wajah si mboknya yang masih terbaring tidak sadarkan diri, hatinya ngilu, hanya bi Asih yang ada di pikiran Rara , tapi uang sebanyak itu apakah bi Asih bisa menolongnya.

Akhirnya Rara memutuskan untuk pulang sebentar meminta bantuan ke pak Rt untuk menghubungi bi Asih. Sampai dirumah pak Rt, Rara menghubungi bi Asih dari ponsel yang dipinjamnya.

"Hallo..Bi...ini Rara"

"Iyaa Ra ada apa?"

"Si mbok sekarang di rumah sakit dan perlu biaya 150 juta Bi" jawab Rara sambil menangis.

"Apppaa Ra?? dari mana uang sebanyak itu, bibi ngak punya Ra" jawab bi Asih sedih.

Sejenak bi Asih berfikir kemudian dia ingat niat tuan Mike untuk menikahi Rara, mungkin saja tuan Mike bisa membantunya.

"Ra??"

"Iyaa Bi..." jawab Rara lemas.

"Mungkin ini satu-satunnya cara untuk membantumu nak, tapi bibi gak tau kamu mau apa nggak?" kata bi Asih kemudian.

Akhirnya bi Asih menceritakan tentang teman baik dari Tuannya yang ingin mencari seorang Istri, dan kalau Rara bersedia dia bisa membantu menyembuhkan mbok Darmi karena orang itu sangat baik dan kaya.

Mendengar perkataan dari bibinya Rara kaget dan kembali menangis, dia masih belum ingin menikah tapi bagaimana dengan Si mboknya yang telah merawatnya dari kecil, dan uang sebanyak itu dia dapat dari mana lagi dalam waktu hanya dua hari.

Akhirnya dengan berat hati dan pasrah Rara menerima tawaran bibinya.

Sebelum pergi Rara mengucapkan terima kasih ke pak Rt dan kemudian Rara memutuskan untuk kembali kerumah sakit menjaga si mboknya.

Dalam perjalanan ke rumah sakit Rara melamun apakah memang nasibnya harus seperti ini, menikah dengan orang yang sama sekali belum pernah dia kenal dan kemungkinan lebih tua darinya karena bi Asih menyebutkan teman dari tuannya, dalam fikiran Rara dia akan menikah dengan pria tua yang kaya raya.

♡♡♡

Di Jakarta bi Asih mencoba menghubungi Mike, untung saja kemaren tuan muda itu memberikan nomer ponselnya ke bi Asih setelah mengutarakan niatnya untuk menikahi Rara.

"Haloo...Tuan Mike?"

"Bi Asih, Ada apa bi??"

Akhirnya bi Asih menceritakan keadaan Rara di Yogya dan mengatakan kalau Rara bersedia menjadi istrinya, tapi Rara memohon agar Mike membatu biaya perawatan si mboknya.

"Bi Asih tenang saja, semua akan aku bereskan" jawab Mike sebelum mengakhiri panggilannya.

Mike segera bersiap-siap untuk pergi ke Yogyakarta, dan menyuruh Agus untuk mengantarkan dia ke Bandara.

Visual Mike di bandara 😉

Sampai di Bandara Yogyakarta Mike langsung di jemput oleh sopir dari hotel tempat dia menginap, Mike belum pernah ke Yogya, Agus sudah mengatur semuanya termasuk membooking hotel bintang lima beserta sopir yang akan mengantarkan tuannya ketempat yang akan dia kunjungi.

Mike memutuskan untuk beristirahat di hotel karena memang dia sampai yogja sudah sore, mengumpulkan tenaga untuk menemui calon istrinya besok pagi di rumah sakit.

Mike di buat heran karena Rara tidak memiliki ponsel, akhirnya sebelum berangkat Mike sempatkan untuk membeli ponsel untuk Rara.

♡♡♡

Dirumah sakit Rara duduk disamping ranjang si mboknya, perlahan si mboknya terbangun.

"Nduk, kok iseh nek rumah sakit? ( nak, kok masih dirumah sakit?)" pertanyaan pertama saat mbok Darmi membuka matanya.

"Ngih, si mbok kudu di rawat( iya, si mbok harus di rawat)" jawab Rara

"Tapi ngko bayare pie nduk? si mbok ra ndue duit ( tapi mbayarnya gimana nanti nak, si mbok gak punya uang)"

"Bi Asih ngirim duit maneh mbok, mboten usah dadi pikiran ( bi Asih ngirim uang lagi mbok, jangan terlalu di fikirkan)" jawab Rara menenangkan si mboknya.

Akhirnya mbok Darmi lega mendengar jawaban Rara.

Terpopuler

Comments

Sri Faujia

Sri Faujia

semoga mbokny rara cpt sembuh

2021-11-28

1

Wati_esha

Wati_esha

Mike nggak tahu ... keadaan Rara dan Darmi.

2021-08-24

0

Dewi Zahra

Dewi Zahra

aku suka bangat

2021-08-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!