Batas waktu

Pagi ini dirumah sakit terlihat Rara sedang cemas, batas waktu pembayaran adalah nanti sore karena besok mbok Darmi sudah mulai perawatan.

Rara duduk di ruang tunggu rumah sakit berharap segera menemukan teman tuannya bi Asih yang berjanji akan membiayai pengobatan mbok Darmi.

Mbok Darmi bangun dan melihat ke sekeliling ruang perawatannya, ada beberapa pasien yang masuk tadi malam membuat ruangan itu menjadi penuh, Dia di ruang perawatan klas 3 dimana ada 5 pasien lain yang berada di kamar itu.

Mbok Darmi mulai binggung Rara tidak ada, dan sudah dua jam sejak mbok Darmi bangun dia belum juga kembali, mbok Darmi sempat menanyakan kepada suster yang memeriksanya tapi suster itu tidak melihat Rara.

"Koe nek di to nduk?( kamu dimana nak?)" lirih mbok Darmi.

Rara masih tetap berada diruang tunggu, matanya berputar melihat kesegala arah, menurut bi Asih dia sudah memberikan fotonya ke orang itu, tapi sampai hampir siang tidak ada satu orangpun yang menghampirinya.

Akhirnya Rara memutuskan untuk kembali ke kamar mbok Darmi.

"Nduk ko ngendi ae ? ( nak dari mana saja kamu?)" tanya mbok Darmi

"Golek maem mbok ( cari makan)" bohong Rara.

Rara semakin kebinggungan hari sudah siang tapi orang itu belum juga datang, perlahan Rara pamit ke si mboknya untuk keluar sebentar, Rara menangis di ruang tunggu, ingin sekali dia menghubungi bi Asih tapi dia tidak mempunyai ponsel, kalau mau pinjam pak Rt lagi butuh 3 jam buat bolak- balik dr rumah sakit ke rumah pak Rt.

Rara kembali menghapus air matanya yang terus saja terjatuh, tubuhnya kini sudah mulai lemas, bayang-bayang kehilangan si mboknya berputar di kepalanya, mbok Darmi satu-satunya keluarganya membuat dia semakin sedih.

♡♡♡

Mike berjalan kesana kemari memutari rumah sakit, tapi tidak menemukan sosok Rara,dia semakin pusing kenapa dijaman modern gini masih ada yang tidak memiliki ponsel.

Mike kembali bertanya kepada petugas rumah sakit, lagi-lagi mereka tidak menemukan nama Darmi di catatan pasien rumah sakit itu.

Mike mencoba menghubungi bi Asih tapi ponselnya mati, Mike semakin pusing ,jalan terakhir iyalah dengan memutari seluruh ruang tunggu rumah sakit, matanya berputar kesegala arah mencari sosok Rara.

"Shiittt...mana foto yang dikirim dari ponsel bi Asih burem lagi" umpat Mike.

Sampai menjelang sore Mike belum juga menemukan sosok Rara, dia mulai kelelahan dan memutuskan untuk keluar mencari makan karena dari pagi belum sempat mengisi perutnya karena binggung.

Mike berjalan keluar dari rumah sakit sambil menghubungi sopirnya,menyuruhnya menunggu di depan lobby.

"Pak kita cari Restoran terdekat..!"

" Baik tuan"

"Makanan apa yang terkenal di sini pak?" tanya Mike

"Gudeg tuan"

Sejenak Mike berfikir, belum pernah dia makan yang namanya disebutkan sopirnya tadi.

"Ya udah kita cari Guduk"

"Gudeg tuan"

" Ya apalah itu, kita kesana aku sudah lapar" perintah Mike.

Mike menikmati makanannya walaupun rasanya asing di lidahnya tapi dia tetap mengunyahnya dengan santai karena sudah merasa sangat lapar.

Setelah selesai makan Mike kembali kerumah sakit mencari Rara, kembali berjalan kesana-kemari sambil celingukan.

"Hahhh bener-bener sudah nyerah aku, mana bi Asih dari tadi gak bisa dihubungin" pekik Mike.

Rara semakin kebingunggan, dia tidak mau membuat mbok Darmi khawatir, Rara ijin pulang sebentar padahal dia ingin kembali menunggu di ruang tunggu rumah sakit.

Setelah lelah menunggu Rara memutuskan untuk menemui Dokter dan meminta waktu lagi, dokter kasihan pada Rara,akhirnya memberi waktu sampai jam 7 malam.

Rara bergegas keluar dari rumah sakit dan mencari angkutan umum, dia ingin kerumah pak Rt untuk meminjam ponselnya, sempat Dokter tadi menawarkan ponselnya ke Rara untuk menghubungi bibinya, tapi Rara tidak hafal nomer ponsel bibinya itu, kertasnya kemaren tertinggal di rumah pak Rt.

Perjalanan dari rumah sakit ke rumah pak Rt membutuhkan dua kali ganti angkutan umum,saat Rara ingin ganti angkutan tiba-biba hujan yang tadinya gerimis menjadi sangat deras.

Rara berlari kecil menuju pinggir jalan dan berteduh di depan warung kelontong. Rara sudah tidak bisa menahan air matanya yang semakin lama semakin deras seperti hujan yang membuat dia harus berhenti untuk berteduh.

"Duh gusti cobo opo maneh niki? ( Ya Alloh cobaan apa lagi ini?)" lirih Rara sambil terus menangis.

Setelah hujan sedikit reda Rara kembali melanjutkan perjalanannya, lama dia menunggu angkutan umum yang ke arah rumah pak Rt.

Baju Rara sudah mulai basah, badannya mulai menggigil kedinginan, tapi dia tetap menunggu angkutan umum di tepi jalan, setelah mendapatkan angkutan umum Rara merasa sangat lega.

Setengah jam kemudian Rara sudah sampai dirumah pak Rt, dengan baju yang sudah basah kuyup dia mulai mengetuk pintu rumah pak Rt.

"Rara, kok udan-udanan nduk? (Rara kok hujan-hujannan?) tanya pak Rt

Pak nyuwun tulung, badhe nelpon bi Asih maleh?(pak minta tolong,mau telpon bi Asih lagi?) pinta Rara.

Pak Rt yang seakan faham dengan apa yang dimaksud Rara segera memberikan ponselnya kepada Rara.

Rara mulai menghubungi bi Asih tapi tidak bisa tersambung, sampai kelima kalinya di mencoba menghubungi bi Asih tapi tetap sama, ponsel bi Asih mati.

Rara mulai kebingungan, raut wajahnya pucat pasi, tubuhnya mulai gemetar, bibirnya sudah mulai membiru, tak lama kemudian tubuhnya mulai kehilangan keseimbangan, kakinya sudah tidak bisa menahan tubuhnya lagi, kemudian dia mulai terjatuh.

Pak Rt kebinggungan dan mengangkat tubuh Rara ke sofa ruang tamunya. Istri pak Rt membantu mengganti baju Rara yang sudah basah dengan baju anak perempuannya yang kebetulan seumuran dengan Rara.

Lama Rara pingsan karena kelelahan dan kedinginan dan lagi dari pagi dia belum makan apapun. Bu Rt dengan sabar menggosok perut dan punggung Rara menggunakan minyak kayu putih, tapi Rara tidak sadarkan diri juga.

♡♡♡

Ditempat lain Mike sudah lelah mengelilingi rumah sakit dan memutuskan untuk kembali ke hotel untuk istirahat.

Didalam perjalanan Mike terus menghubungi nomer bi Asih tapi tetap saja belum bisa tersambung. Mike tidak menyerah dan terus menghubungi ponsel bi Asih tanpa jeda.

Akhirnya setelah sekian lama terdengar ponsel bi Asih mulai bisa tersambung, dering ke lima bi Asih baru mengangkat panggilan Mike.

"Hallo Bi..."

"Iya..tuan ada apa?"

"Ponsel bi Asih kenapa dari tadi mati" tanya Mike kesal.

"Maaf tuan ponsel saya tadi mati, habis baterainya,dan lagi membujuk nyonya untuk makan" jawab bi Asih.

"Farah kenapa Bi?"

"Panjang ceritanya tuan, nyonya mengurung diri di kamar dan gak mau keluar hanya menangis terus dari tadi" jelas bi Asih.

"Ya sudah bi, aku mau tanya kenapa pasien atas nama Darmi gak ada, di cek di rumah sakit?" tanya Mike

"Ohh itu tuan, saya lupa memberitahu tuan nama lengkap mbok Darmi"

"Astaga bi Asih, aku sudah maraton mutarin rumah sakit sampe 10 kali"

"Maaf tuan mungkin daftarnya dengan nama lengkap di ktp, Namanya SUDARMINI" jelas bi Asih.

Mike menghela nafas panjang dan mematikan sambungan ponselnya.

♡♡♡

To be continue....

Terpopuler

Comments

Sri Faujia

Sri Faujia

waalah bik asihny bikn make keliling mencari rupany nm mbok darmi lupa kasih tahu

2021-11-28

1

Halimah Chaniago Auteugh

Halimah Chaniago Auteugh

kirain namanya bakal jdi sudirman
wkwkwk

2021-09-05

0

Wati_esha

Wati_esha

Farah ... sedang ada di mansion.

2021-08-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!