Sikap yang Aneh

Happy Reading 🌸

⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳

Aleena mulai terbiasa dengan ritme kehidupan di rumah Jeevan diwaktu pagi. Jam berapa Jeevan bangun dan apa saja rutinitas yang Jeevan lakukan. Aleena selalu berusaha bangun lebih awal dari Jeevan. Lalu membersihkan bagian dalam rumah.

Sebenarnya, Jeevan sudah memberitahu Aleena. Rumahnya tidak perlu dibersihkan setiap hari, cukup ketika terlihat kotor. Yang terpenting semua sampah tidak dibiarkan menumpuk. Hanya saja, Aleena seakan tidak mendengarnya. Setiap hari dia selalu membersihakan rumah Jeevan waktu pagi buta.

Kecuali bagian luar rumah. Halaman dan pekarangan sudah ada yang membersihkan. Setiap dua hari sekali, akan ada yang datang mengurusnya. Jeevan juga sudah mengatakan hal itu. Karena Aleena melihat sendiri memang sudah ada yang mengerjakan, dia tidak lagi menyapu halaman.

Usai bersih-bersih, biasanya Aleena akan mencuci pakaian yang kotor. Setelah itu, dia akan membuat sarapan untuk Jeevan. Aleena selalu berusaha, ketika Jeevan selesai menikmati matahari pagi, sarapan yang dia buat sudah terhidang di meja.

"Tuan Jee, sarapan untuk Anda sudah siap."

"Hemmm."

Jeevan melihat makanan yang tersaji di meja makan. Setiap hari Aleena selalu mengganti menu yang dia buat. Jeevan juga memperhatikan Aleena yang mengemas seporsi makanan di kotak makan.

"Untuk Ryan?"

"Tentu saja, Tuan. Dia pasti juga belum sarapan. Akan lebih baik jika aku membawakannya." Aleena tersenyum ringan.

"Kau menyukainya?" pertanyaan Jeevan membuat Aleena tertawa.

"Hahaha ... apa yang Tuan katakan? Bukankah Tuan sendiri bilang, jika ada banyak makanan boleh diberikan untuk dia juga. Dari pada di sini terbuang sia-sia tidak ada yang memakan. Lagi pula, Ryan selalu baik padaku, aku hanya membalas sedikit kebaikannya."

"Dia baik? Bagiamana denganku?" tanya Jeevan lagi.

Aleena terbengong mendengar pertanyaan Jeevan. Dia tidak mengerti dengan apa yang dimaksud Jeevan.

"Tuan Jee dan Ryan tentu sama-sama baik," jawab Aleena masih disertai senyum tanpa dosa.

"Aku kenyang, pagi ini tidak sarapan." Jeevan langsung bangkit dari duduknya dan bergegas meninggalkan Aleena yang terpaku.

"Kenapa dengan Mr. Jee? Apa masakanku hari ini tidak terlihat enak?" gumam Aleena.

Aleena pun segera mencicipi masakannya. Memastikan rasa dari hidangan yang dia sajikan.

"Ini enak. Tapi kenapa Tuan Jee tidak berselera?" Aleena masih berpikir. "Baiklah, nanti aku akan meminjam ponsel milik Ryan lagi dan mencari menu lain di internet. Yang ini, aku bungkus sekalian saja. Mungkin nanti Tuan Jee akan merasa lapar saat tiba di toko."

Usai membereskan dapur, Aleena langsung bersiap-siap untuk pergi ke toko bersama Jeevan. Aleena semakin bingung karena Jeevan tak mengucapkan sepatah kata pun sepanjang perjalanan. Meski Jeevan cenderung pendiam, tapi biasanya dia tetap mengajak Aleena bicara. Meski hanya basa-basi ringan.

Sesampai di toko, Ryan sudah datang. Dia sedang menyiapkan barang untuk dikirim.

"Selamat pagi Tuan Jee. Pagi Aleena," sapa Ryan.

"Pagi," balas Jeevan singkat.

"Pagi Ryan, ini sarapanmu." Seperti biasanya, Aleena memberikan kotak nasi pada Ryan sambil tersenyum.

"Terima kasih, Aleena yang baik."

"Oh, ya ... apa aku nanti boleh meminjam ponselmu lagi?" tanya Aleena kemudian.

"Iya, tentu saja. Akan kupinjamkan untukmu. Kau ingin belajar memasak apa lagi?"

"Entahlah ... mungkin aku akan menemukan menu baru yang menarik nanti ...."

"Kau sangat pandai memasak. Semua masakanku selalu terasa enak," puji Ryan.

"Terima kasih ... tapi, sepertinya tidak seenak itu," Aleena tampak murung.

"Eh, kenapa? Siapa yang bilang tidak enak? Orang itu lidahnya pasti bermasalah."

Jeevan yang sedari tadi menguping pembicaraan Aleena dan Ryan langsung memicingkan mata. Wajahnya ditekuk. Aroma kekesalan semakin jelas tergambar.

"Tidak ... tidak ada. Segeralah makan sarapanmu. Sebentar lagi jam buka toko, kita akan sibuk dengan pelanggan," ujar Aleena yang menyadari ekspresi Jeevan.

"Baiklah ... aku sarapan dulu."

Ryan langsung mengambil makanan yang dibawakan Aleena. Ryan tahu, itu adalah menu yang dipelajari Aleena dari internet kemarin. Ryan mengecek riwayat laman yang dikunjungi Aleena di internet. Aleena hanya membuka resep-resep makanan dan tutorial make-up.

Sebenarnya, Ryan agak heran karena tutorial make-up yang dilihat Aleena bukanlah cara merias wajah agar terlihat cantik, tapi justru sebaliknya. Ryan ingin bertanya, tapi selalu dia urungkan karena berpikir bahwa Aleena hanya iseng diwaktu senggang.

"Tuan Jee, aku hampir lupa. Kurir yang biasa mengantar barang-barang kita hari ini tidak bisa masuk. Sedang pesanan yang harus diantar ada beberapa. Sebagian dari pelanggan lama," jelas Ryan.

"Kalau begitu, kau yang antarkan. Gunakan mobilku." Jeevan melempar kunci mobil pada Ryan.

"Baik, Tuan Jee ... saya siap berangkat." Ryan selalu bersemangat menjalankan pekerjaannya.

Aleena memasang tulisan OPEN di kaca toko bersamaan dengan Ryan yang berangkat mengantar pesanan. Sejenak Aleena memandangi kepergian Ryan. Dalam hati, Aleena bergumam, alangkah bahagianya hidup tanpa beban sepertimu, Ryan ....

"Mau memandangi dia terus? Atau mau ikut dengannya sekalian?" kata Jeevan yang mengacaukan lamunan Aleena.

"Tentu saja tidak, Tuan .... Saya hanya berpikir, hidup tanpa beban seperti Ryan itu pasti bahagia. Tidak seperti nasibku yang malang," tanggap Aleena.

Jeevan memperhatikan Aleena. Dia tidak begitu tahu tentang masa lalu gadis di depannya. Hanya sebatas cerita singkat dari Aleena di malam pertama bertemu.

"Tuan Jee tidak lapar? Aku membawakan sarapan untuk Tuan juga ..." kata Aleena yang melihat Jeevan termenung memandangnya.

"Aku memasak itu untukku atau untuk Ryan?" lagi-lagi pertanyaan Jeevan membuat Aleena bingung.

Mengapa Tuan Jee dari pagi selalu mengaitkan semuanya dengan Ryan? tanya hati Aleena.

"Tuan, saya bekerja untuk Tuan Jee. Tentu saja saya memasaknya untuk Tuan." Aleena menyodorkan bekal makanan pada Jeevan.

"Kau suka meminjam ponsel Ryan? Untuk apa?"

"Untuk mencari resep masakan baru. Saya khawatir Tuan Jee akan bosan dengan masakan yang saya buat. Jadi saya mencoba memasak menu baru. Selain itu, saya melihat tutorial merias wajah. Sudah beberapa hari, tapi saya belum berhasil, bukan, membuat wajah nenek tua seperti yang Tuan ajarkan. Karena itu, saya mencoba melihat cara-cara melukis wajah di YouTube," papar Aleena.

Jeevan baru menerima bekal pemberian Aleena setelah mendengar penjelasan tersebut. Dia membuka bekal yang dibawa Aleena. Jika diingat-ingat, beberapa hari ini Aleena memang selalu membuat masakan yang berbeda.

"Mengapa tidak bilang padaku untuk meminjam ponselku?"

"Itu ... saya takut ada hal khusus di ponsel Tuan Jee yang tidak boleh diketahui orang lain. Jadi saya berpikir lebih baik meminjam punya Ryan."

Rupanya dia cukup cerdas dan tahu diri. Batin Jeevan.

Jika dipikir, ada benarnya juga. Ponsel Jeevan sudah dimodifikasi secara khusu. Dia tidak bisa sembarangan meminjamkan ponselnya, sekalipun pada Aleena. Bagiamana pun, Jeevan belum bisa percaya sepenuhnya pada Aleena.

Jeevan ingin mengatakan sesuatu, tetapi ada seorang pembeli yang datang. Jeevan pun mengurungkan niatnya.

"Layani pelanggan dengan baik," ucap Jeevan sambil membawa sarapan ke ruangan pribadinya.

"Baik, Tuan Jee."

Dengan senyum ramah, Aleena menyambut kedatangan pelanggan yang datang. Dia pun menanyakan apa seperti apa arloji yang diinginkan pelanggan pertamanya di hari ini.

Setelah menunjukkan beberapa produk dan menjelaskan keunggulan masing-masing, pelanggan wanita itu akhirnya mengambil sebuah jam tangan merk Victorinox Swiss Army model terbaru. Sebuah jam tangan ternama keluaran Swiss. Wanita itu mengatakan ingin memberikan kejutan pada kekasihnya.

Setelah selesai melakukan pembayaran, wanita itu langsung meninggalkan toko dengan senyum lebar yang menghias wajahnya. Kepuasan jelas tergambar di wajah wanita berusia sekitar 25 tahun itu. Aleena pun merasa senang karena bisa melayani pelanggan dengan baik.

"Apa yang dia beli?" tanya Jeevan yang tiba-tiba sudah berada di depan Aleena. Membuat Aleena terkejut.

"Taun Jee, Anda bisa membuat saya terserang penyakit jantung karena sering membuat terkejut seperti itu ..." keluh Aleena sambil memegangi dadanya. "Dia membeli sebuah Victorinox Swiss Army untuk kekasihnya," lanjut Aleena.

"Oh ..." komentar Jeevan.

"Hanya itu?"

"Apa?"

"Komentar Tuan Jee hanya kata itu oh?"

"Memang harus bilang apa?"

"Dia sangat mencintai kekasihnya, seperti itu misalnya."

"Aku tidak percaya dengan cinta!" sahut Jeevan. "Ambil ini, jangan pinjam ponsel milik Ryan lagi." Jeevan memberikan Aleena sebuah ponsel.

"Ini untukku? Sungguh?" Aleena tidak percaya Jeevan memberinya sebuah ponsel.

"Jika kau terus cerewet, akan aku potong itu dari gajimu!" ancam Jeevan.

Dasar orang aneh. Dari pagi sikapnya sangat aneh. Batin Aleena.

"Tidak-tidak ... aku akan mengunci mulutku, Tuan Jee. Terima kasih," ucap Aleena dengan keras kerena Jeevan sudah berjalan kembali ke ruangannya.

Jeevan tak menyahut. Dia hanya tersenyum tipis di sudut bibir. Tentu senyum itu tidak diperlihatkannya kepada Aleena ....

Terpopuler

Comments

🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘

🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘

kaya cemburu y jee ....

2020-12-02

0

yuni utami

yuni utami

mr jee mau tapi malu..
udah ada rasa2 ini

2020-11-10

1

Cut Nilawati

Cut Nilawati

tuan jee

2020-11-06

1

lihat semua
Episodes
1 Jejak Waktu
2 Antara Kesempatan dan Keberuntungan
3 Aksi Penyamaran
4 Headline
5 Gadis Buangan
6 Pencuri Kecil
7 Jebakan
8 Takjub
9 Seorang Tawanan
10 Masa Percobaan
11 Perasaan Aneh
12 Gadis Kecil Menggemaskan
13 Sarapan
14 Salah Paham
15 Lakukan dengan Benar
16 Nenek Tua Jelek
17 Sikap yang Aneh
18 Uang Receh
19 Siapa Kamu
20 Pasar
21 Misi
22 Cara Cepat
23 Aku Ingin Membayarnya
24 Total Hutang
25 Barang Menarik
26 Orang dari Masa Lalu
27 Zerlinda
28 Melawan Rasa Takut
29 Rencana dari Jeevan
30 Menuju Tempat Pesta
31 Teror Kecil #1
32 Teror Kecil #2
33 Kebodohan Zerlinda
34 Kesempatan
35 Perjalanan Panjang Pertama
36 Menyembunyikan Perasaan
37 Drama Makan Malam
38 Sebuah Liburan
39 Lelang Gelap
40 Menghamburkan Uang
41 Anggap Saja Hibah
42 Ketegangan
43 Pengakuan dan Keteggangan
44 Sebuah Pelukan
45 Teka-teki Sikap Jeevan
46 Berita Pencarian Orang Hilang
47 Menampakkan Diri
48 Sang Pewaris
49 Sebuah Peringatan
50 Membuat Perhitungan
51 Bunglon dan Penjilat
52 Memohon Sebuah Maaf
53 Wanita Tanpa Harga Diri
54 Kecurigaan
55 Mengubah Rencana
56 Yazar Ali
57 Spekulasi
58 Bukan Lagi Gadis Lemah
59 Bersilat Lidah
60 Berdebat
61 Kebohongan Aleena dan Kecurigaan Yazar
62 Mengikat Janji ...
63 Monolog dalam Pikiran
64 Sebuah Langkah
65 Perhitungan (Part 1)
66 Perhitungan (Part 2)
67 Perhitungan (Part 3)
68 Kejutan Penutup
69 Berhenti Memanggilku Tuan Jee!
70 Drama Kecil
71 Akhir Keluarga Zerlinada
72 Suatu Pagi yang Penuh Cinta
73 Kecurigaan Ryan
74 Jejak
75 Mari Memulai Hidup Baru
76 Pengintaian
77 Tamu Tak Diundang
78 Titik Terang
79 Rahasia Jeevan
80 Transaksi Terakhir
81 Selamat Tinggal Mr. A
82 Tentang Hati, Perpisahan, dan Pertemuan
83 Suatu Hari, Senja itu Sangat Indah
84 Bonchap: Kekonyolan Aysar
85 Pengumuman Giveaway
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Jejak Waktu
2
Antara Kesempatan dan Keberuntungan
3
Aksi Penyamaran
4
Headline
5
Gadis Buangan
6
Pencuri Kecil
7
Jebakan
8
Takjub
9
Seorang Tawanan
10
Masa Percobaan
11
Perasaan Aneh
12
Gadis Kecil Menggemaskan
13
Sarapan
14
Salah Paham
15
Lakukan dengan Benar
16
Nenek Tua Jelek
17
Sikap yang Aneh
18
Uang Receh
19
Siapa Kamu
20
Pasar
21
Misi
22
Cara Cepat
23
Aku Ingin Membayarnya
24
Total Hutang
25
Barang Menarik
26
Orang dari Masa Lalu
27
Zerlinda
28
Melawan Rasa Takut
29
Rencana dari Jeevan
30
Menuju Tempat Pesta
31
Teror Kecil #1
32
Teror Kecil #2
33
Kebodohan Zerlinda
34
Kesempatan
35
Perjalanan Panjang Pertama
36
Menyembunyikan Perasaan
37
Drama Makan Malam
38
Sebuah Liburan
39
Lelang Gelap
40
Menghamburkan Uang
41
Anggap Saja Hibah
42
Ketegangan
43
Pengakuan dan Keteggangan
44
Sebuah Pelukan
45
Teka-teki Sikap Jeevan
46
Berita Pencarian Orang Hilang
47
Menampakkan Diri
48
Sang Pewaris
49
Sebuah Peringatan
50
Membuat Perhitungan
51
Bunglon dan Penjilat
52
Memohon Sebuah Maaf
53
Wanita Tanpa Harga Diri
54
Kecurigaan
55
Mengubah Rencana
56
Yazar Ali
57
Spekulasi
58
Bukan Lagi Gadis Lemah
59
Bersilat Lidah
60
Berdebat
61
Kebohongan Aleena dan Kecurigaan Yazar
62
Mengikat Janji ...
63
Monolog dalam Pikiran
64
Sebuah Langkah
65
Perhitungan (Part 1)
66
Perhitungan (Part 2)
67
Perhitungan (Part 3)
68
Kejutan Penutup
69
Berhenti Memanggilku Tuan Jee!
70
Drama Kecil
71
Akhir Keluarga Zerlinada
72
Suatu Pagi yang Penuh Cinta
73
Kecurigaan Ryan
74
Jejak
75
Mari Memulai Hidup Baru
76
Pengintaian
77
Tamu Tak Diundang
78
Titik Terang
79
Rahasia Jeevan
80
Transaksi Terakhir
81
Selamat Tinggal Mr. A
82
Tentang Hati, Perpisahan, dan Pertemuan
83
Suatu Hari, Senja itu Sangat Indah
84
Bonchap: Kekonyolan Aysar
85
Pengumuman Giveaway

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!