~Happy Reading~
⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳
Tiga hari terakhir Jeevan sengaja pergi ke pasar setiap pagi. Dia berharap bisa melihat aksi dari gadis pencuri yang beberapa hari lalu ia temui. Sayangnya harapan Jeevan pupus. Dia tidak pernah bertemu dengan gadis itu lagi.
"Sepertinya aku terlalu berharap lebih dari gadis amatir itu. Mungkin dia sudah tertangkap sekarang atau sudah berpindah tempat karena takut ketahuan." Jeevan berkata pada diri sendiri.
Langkah gontai Jeevan membawanya meninggalkan pasar. Beberapa orang yang mengenalnya menyapa Jeevan dengan ramah. Jeevan membalas sapaan itu hanya dengan sebuah senyum. Orang-orang susah terbiasa dengan hal itu karena tahu bahwa Jeevan tidak suka banyak bicara.
Pikiran Jeevan kini telah beralih pada hal lain. Sebuah barang antik yang mencuri perhatiannya. Sebuah tanduk dari abad ke 11. Lebih tepat lagi jika dikatakan bahwa itu bukan tanduk, melainkan gading gajah yang berfungsi sebagai terompet. Sudah lama Jeevan mengincar barang tersebut.
The Oliphant, pecinta barang antik tentu mengenal barang ini. Terompet perang yang dipenuhi ukiran berbagai binatang dengan warna kuning emas. Sungguh indah dan mempesona siapapun yang melihatnya.
Barang itu pernah di lelang beberapa kali secara tertutup di Eropa. Harganya juga cukup fantastis, hampir menyentuh 17 juta dolar. Berdasarkan informasi yang Jeevan kumpulkan, barang itu kini dimiliki oleh seorang kolektor barang antik dan baru pindah satu kota ke kotanya. Ini membuat Jeevan semakin bersemangat dan berencana menjalankan aksinya malam ini.
"Mungkin tidak perlu banyak strategi dan penyamaran. Barang itu berada di rumah, anggap saja pencurian biasa. Cara amatir seperti yang gadis itu lakukan aku kira sudah cukup," gumam Jeevan. Tampaknya dia sudah mulai terobsesi dengan gadis pencuri yang dia temui beberapa hari yang lalu.
* * *
Aleena merasa malam ini begitu indah meski telah larut. Matanya tak mampu terpejam. Dia melihat langit malam yang bertabur bebintang. Kerlip bintang yang indah, yang seakan memanggilnya, menuntun langkahnya menyusuri jalan. Tak ada tempat yang menjadi tujuan Aleena, dia hanya terus berjalan dipandu bintang-bintang. Tanpa terasa, telah jauh dia berjalan hingga kakinya terasa lelah. Dia terperangah ketika menghentikan langkah dan melihat sekeliling.
"Tempat ini cukup jauh dari tempatku biasanya berkeliaran. Aku tak begitu mengenal daerah ini. Jika terjadi sesuatu, aku akan kesulitan melarikan diri," ujar Aleena sembari berbalik memutar langkah hendak kembali.
Dooorrr ...!
Aleena mendengar suara tembakan dari sebuah gang. Hatinya merasa ketakutan tetapi kakinya seakan diluar kendalinya. Dia tidak pergi menjauh tetapi langkahnya justru semakin cepat menuju sumber suara.
"Berhenti atau kami akan menembakmu lagi!" perintah seseorang.
Aleena terperangah, seseorang tiba-tiba menyambarnya dan menodongnya dengan sebilah pisau.
"Kalian berhenti di sana, atau gadis ini akan mati sia-sia!" ancam Mr. A.
"Tolooongg .... tolong jangan lukai aku," pinta Aleena.
"Mr. A lepaskan dia dan menyerahlah!" perintah seorang komandan polisi.
Mr. A? Apa benar yang menawanku saat ini Mr. A? tanya hati Aleena.
"Melepaskannya? Menyerah? Sepertinya aku lebih memilih mengorbankan Gadis ini!" Mr. A menyimpan pisaunya dan mengeluarkan sebuah pistol.
"Aku akan bekerja sama denganmu, tapi tolong jangan membunuhku. Katakan apa yang harus kulakukan?" ucap Aleena sangat lirih seperti berbisik.
"Aku tidak percaya siapapun!" jawab Mr. A.
"Tolong, tolong selamatkan aku ... aku mohon ..." Aleena terlihat ketakutan dan mulai menangis.
"Aarrkkk .... aku tercekik, tidak bisa bernafas. Tolong ..." Alina mengerang, tangganya terlihat berusaha melepaskan cengkraman tangan Mr. A dari lehernya.
Gadis ini apa sedang berakting? Aku tidak mencekiknya. Aku hanya memegangi lehernya. Dia tidak tercekik .... Batin Mr. A.
"Mr. A, lepaskan dia!" perintah sang komandan.
"Lempar semua senjata kalian ke sini! Lalu mundurlah kalian semua atau kuledakkan kepala gadis ini!"
Semua polisi saling memandang, mereka tentu tidak ingin melakukan kecerobohan membuat warga sipil terluka. Tetapi di sisi lain juga tidak ingin melepas begitu saja buruan yang selama ini diincar.
"Rupanya kalian tidak mendengarku .... Baiklah, kalau begitu lihat ini!" Mr. A hendak menarik pelatuk pistol di tangannya.
"Berhenti, kami akan memenuhi permintaanmu!" Sang komandan memberi isyarat agar anak buahnya melempar semua senjata ke arah Mr. A.
"Ambil semua senjatanya dan jangan macam-macam!" instruksi Mr. A pada Aleena setelah semua polisi melempar senjatanya ke dekat Mr. A.
Dengan patuh Aleena memungut semua senjata yang berserakan. Setelah itu, Mr. A menarik Aleena masuk ke dalam sebuah mobil yang terparkir di tepi jalan. Sembari melakukan itu, Mr. A juga menembak seorang petugas, membuat para polisi tak berani bergerak mendekati Mr. A.
Entah mobil naas milik siapa, Mr. A membuka pintu mobil itu dengan paksa, membuat sirene keamanan mobil berbunyi. Tak butuh waktu lama, tentu dengan cara pencuri mobil profesional Mr. A berhasil menghidupkan mesin mobil dan langsung memacunya.
Di saat bersamaan, beberapa mobil polisi datang dan langsung memperoleh isyarat dari komandan untuk mengejar mobil yang dikendarai Mr. A. Aksi kejar-kejaran disertai tembakan pun tak terelakkan. Mr. A hanya bisa menghindar dan melajukan mobilnya lebih cepat.
"Hati-hati, kita bisa menabrak ..." ucap Aleena.
"Diamlah atau kulempar kau keluar!" ujar Mr. A dengan dingin.
Aleena terdiam. Dilihatnya Mr. A yang ada di balik kemudi. Dia masih mengenakan topeng yang menutupi hampir semua bagian wajahnya sehingga Aleena tidak dapat mengenali wajah Mr. A. Aleena juga memperhatikan lengan Mr. A yang mengeluarkan darah.
"Kau terluka, apa kau tertembak?" tanya Aleena lagi.
"Diam!" bentak Mr. A sambil terus berkonsentrasi menyalip mobil di depannya dan menghindari tembakan polisi yang mengejar.
Beberapa insiden terjadi. Sebuah mobil polisi yang menabrak mobil lain membuat jalanan kacau. Selain itu, sebuah mobil dari tikungan yang kehilangan kendali dan menabrak bahu jalan setelah menghindari mobil Mr. A juga kondisi semakin kacau. Polisi mulai kesulitan mengejar.
Mr. A bisa bernapas sedikit lega. Tetapi itu hanya sesaat. Mr. A melihat spion mobilnya. Jarak sebuah mobil polisi yang mengejar semakin dekat. Dia mengamati sekeliling. Hanya satu hal yang terpikir dalam otaknya saat ini. Dia membiarkan mobil yang mengejarnya semakin memperpendek jarak. Setelah dirasa cukup, Mr. A mengambil sesuatu dari sakunya.
"Apa itu sebuah bom?" tanya Aleena dengan takut bercampur terkejut.
Mr. A melihat Aleena sejenak dengan tatapan menghunus. Sejurus kemudian dia sudah membuka kaca mobil dan melempar peledaknya setelah mengaktifkannya terlebih dahulu. Sebuah ledakan pun tak ayal terjadi. Mobil polisi yang terbakar dan beberapa mobil lain yang berantakan. Suasana jalanan benar-benar kacau.
"Di depan belok ke kiri. Nanti kita akan menemukan gang kecil. Lebih baik pergi ke arah itu. Ada tempat aman untuk bersembunyi," kata Aleena.
Mr. A hanya melihat Aleena sekilas tanpa memberi tanggapan.
"Percayalah padaku, aku mengenali daerah ini. Aku tidak akan mencelakaimu. Kau terluka dan harus segera diobati," Aleena memohon.
Tanpa berkata apa-apa Mr. A membelokkan mobilnya ke arah kiri ketika sampai di pertigaan yang tadi Aleena tunjuk. Entah kenapa Mr. A tiba-tiba menuruti perkataan Aleena.
"Di sana, di depan sana kita berhenti dan jalan kaki masuk gang."
Mr. A kembali menuruti perkataan Aleena. Setelah menghentikan mobil, dia langsung mengekor pada Aleena menyusuri gang kecil, meninggalkan mobil di tepi jalan begitu saja. Tentu setelah memastikan bahwa tak ada jejak yang tertinggal kecuali patung singa dengan kalung bersimbol huruf A yang sengaja dia letakkan.
Mr. A terperangah setelah keluar jadi jalan tikus yang disusuri bersama Aleena. Gang sempit itu ternyata tembus di dekat toko arloji "My Time" miliknya.
Bagaimana aku bisa tidak mengetahui jalan tikus ini? Padahal setiap hari aku datang ke sini. Kata hati Mr. A alias Jeevan.
"Kita menyeberang jalan dan masuk lagi ke gang di ujung sana," pemberitahuan dari Aleena.
"Pergilah sendiri! Aku sudah tahu jalanku. Aku melepasmu dan anggap itu sebagai balasan kau sudah membantuku!" ucap Jeevan dingin.
"Kau terluka, biarkan aku membantumu mengobati luka terlebih dahulu. Setelah itu kau boleh mengusirku," pinta Aleena dengan tulus.
Jeevan mengamati Aleena sejenak. Dia merasa tidak asing dengan wajah di depannya. Beberapa saat kemudian dia bisa menemukan dalam memorinya, gadis di depannya tidak lain adalah gadis pencuri yang dia temui di pasar beberapa hari yang lalu.
Setelah memastikan itu, perasaan aneh memasuki hari Jeevan. Tanpa sadar Jeevan menarik tangan Aleena untuk mengikuti langkahnya. Dia mengeluarkan kunci gudang miliknya dan masuk ke dalamnya bersama Aleena.
"Kenapa kita ke sini? Apa kau tahu tempat ini?"
"Jika ingin ikut maka jangan banyak bicara. Satu lagi, apapun yang kau lihat harus segera kau lupakan dan tidak memberitahu siapapun. Atau aku bisa menghabisi nyawamu dengan sadis!"
"Aku mengerti." Aleena tidak berani bertanya apapun lagi.
Jeevan membuka pintu rahasia miliknya. Setelah Aleena ikut masuk, Jeevan kembali menutupnya dan langsung mengajak Aleena menaiki kereta bawah tanah super canggih miliknya. Tujuannya sudah pasti rumah Jeevan sendiri. Aleena tak mampu berkata apa-apa kecuali terpana, tidak percaya dengan apa yang dia lihat dan dia alami saat ini.
* * *
Flash Back
Jeevan memutuskan untuk tidak merubah penampilan dengan menyamar seperti biasanya saat beraksi kali ini. Dala pikirannya misi kali ini tidak akan sulit. Tetapi untuk berjaga-jaga dia tetap membawa beberapa senjata dan peralatan canggihnya. Untuk menutupi wajahnya dia hanya mengunakan sebuah topeng.
Jeevan berhasil menyusup dan mengambil barang yang dia inginkan dengan mudah. Tetapi semua itu ternyata adalah jebakan untuknya. Dia tidak menyangka bahwa polisi telah mengepungnya. Pemberitaan tentang keberadaan barang antik dan jalan mudah yang dia peroleh untuk menerobos rumah itu ternyata semua sudah direncanakan untuk menangkapnya.
Dengan susah payah Jeevan berusaha kabur sambil tetap mempertahankan barang curiannya. Tetapi naas dia tertembak. Ditengah kenaasan itu, dia bertemu Aleena dan menjadikannya tawanan untuk bisa kabur dari kejaran polisi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Lovely
penulisnya Amazing😍😍😍Mulai jatuh cinta padamu thor. Walaupun otak emak bertanya tanya cem mana bikin kereta bawah tanah itu e
2020-11-15
0
Nia
cocok sudah kalian brdua
2020-11-02
1
florance
😻😻😻
2020-10-28
0