Lakukan dengan Benar

Happy Reading

.

.

.

Jangan lupa, tinggalkan jejak kalian usai membaca 🤗☺️☺️❤️

⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳

Aleena memulai hari pertamanya bekerja dengan cukup baik. Ryan mengajarinya bagaimana prosedur menyambut pelanggan dan standard pelayanan dalam pembelian. Aleena dapat mempelajarinya dengan cepat, membuat Jeevan tersenyum kecil saat mengetahui kecakapan gadis itu.

"Tak seburuk yang kukira," gumam Jeevan.

Hingga malam menjelang dan tiba saatnya toko tutup, Aleena masih terlihat bersemangat bekerja. Dia tidak mengeluh maupun terlihat capek.

Ryan membuat rekap barang yang terjual dengan cepat. Jeevan menghitung pemasukan dan mencocokkan dengan barang yang terjual. Ryan juga membuat daftar barang pesanan pelanggan yang harus dikirim esok hari. Sementara itu, Aleena bertugas membersihkan seluruh ruangan.

Biasanya, Ryan harus datang lebih awal untuk bersih-bersih dan mengecek daftar yang akan dikirim ke pelanggan. Atau dia harus pulang lebih larut, tetapi hari ini semua selesai dengan cepat karena bantuan Aleena. Ryan tidak perlu lembur dan tidak perlu datang lebih pagi esok hari.

"Tuan Jee, seharusnya Anda menambah karyawan sejak dulu. Lihatlah, gadis itu selain cantik juga cekatan. Pekerjaan kita jadi selesai tepat waktu dan lebih ringan, kan?" celoteh Ryan.

"Jika kau terus cerewet, aku akan membuka toko ini hingga larut malam. Atau jika perlu, kubuat kau bekerja 24 jam! Menambah seorang karyawan jika tidak mampu menambah pemasukan, bukankah artinya aku rugi?" sahut Jeevan.

"Tuan Jee, aku sudah bersedia bekerja seharian. Bagaimana mungkin Anda tega memperlakukanku lebih buruk lagi?"

"Perlakuan buruk? Kalau begitu, bekerjalah sebagaimana karyawan di toko lain. Aku juga bisa memberi gaji sesuai standard karyawan pada umumnya."

"Tuan Jee ... Anda adalah manusia paling baik. Anda tidak perlu repot-repot seperti itu. Aku sangat bahagia berkerja di sini sepanjang hari. Aku tidak seperti karyawan di tempat lain yang pemalas," ucap Ryan merayu.

Bagiamana pun, gaji yang diberikan Jeevan memang jauh lebih besar dari pada bekerja di tempat lainnya. Setiap Ryan pulang terlambat atau datang lebih awal, Jeevan juga menghitungnya sebagi lembur dan memberikan uang ekstra. Setiap 3 bulan sekali, Jeevan juga memberi Ryan bonus tambahan. Karena hal itu, Ryan tetap betah dan setia bekerja pada Jeevan selama bertahun-tahun.

"Jika kau terus mengeluh, aku bisa memberimu pesangon yang cukup besar. Lalu kau tidak perlu datang ke sini lagi," cetus Jeevan. Tentu dia tidak sungguh-sungguh.

"Mr. Jee ... percayalah, seorang Ryan tidak memerlukan pesangon yang besar. Cukup gaji bulanan saja yang rutin. Ryan adalah orang yang paling setia padamu. Tuan Jee harus percaya tentang itu," ujar Ryan dengan senyum yang mengembang lebar.

"Kau bisa pulang sekarang. Sepertinya semua telah beres." Jeevan sudah tak menggubris celoteh Ryan.

"Baiklah, Tuan. Anak buahmu ini sangat mengerti. Anda hanya ingin berdua dengannya, bukan?" bisa Ryan sambil mengangkat sebelah alisnya..

"Kupotong gajimu jika kau terus membual."

"Tidak ... tidak, Taun. Aku pergi sekarang. Jangan khawatir, aku sangat penurut. Aku permisi." Ryan menyambar tas punggungnya dan segera meninggalkan Jeevan.

"Aleena .... Layani Tuan Jee dengan baik," ujar Ryan di pintu toko sambil menjulurkan lidah, mengejek Jeevan. Setelah melihat Jeevan hendak melempar sesuatu di tangannya, Ryan buru-buru pergi dengan gelak tawa yang keras.

Sementara itu, Aleena hanya terpaku. Tidak mengerti dengan maksud ucapan Ryan.

"Kau sudah selesai?" tanya Jeevan membuyarkan lamunan Aleena.

"Iya, Tuan Jee ... semua sudah beres."

"Bagus. Kau cukup baik berada di sini. Sekarang, waktunya kau memulai pekerjaanmu yang lain!"

"Maksud Tuan Jee ..." Aleena membungkam mulutnya.

"Sekarang? Di mana? Apa yang harus aku lakukan? Kali ini, apa targetnya?" Aleena sangat antusias.

Buuuks!

Jeevan memukul kepala Aleena dengan buku catatan toko yang ada di meja kasir.

"Kepala kosongmu memang perlu diisi!"

"Aaaww ... kenapa Tuan Jee memukulku? Otakku tidak kosong, Tuan. Aku cukup pandai." Aleena membela diri.

"Jika kau pandai, harusnya kau tahu bahwa kau tidak memiliki cukup kemampuan saat ini."

"Apa maksud Tuan?"

"Kau hanya seorang pencopet amatir. Mencuri barang di sebuah supermarket saja belum tentu bisa. Bagaimana kau dengan percaya diri bertanya tentang target ingatanku?"

"Itu ... itu ...." Aleena baru sadar, tak semudah angan-angan untuk bisa terlibat dalam aksi Mr. A.

"Jadi, apa yang harus kulakukan?" tanya Aleena dengan kecewa.

"Cari makan malam."

"Apa?" Aleena terbelalak.

"Aku lapar. Jika kau masih kenyang, kau bisa tetap di sini." Jeevan sudah melangkah ke pintu toko.

"Tuan Jee, aku seperti bayanganmu. Aku tentu akan ikut kemana pun engkau pergi." Aleena buru-buru menyusul Jeevan keluar dari toko.

Setelah Aleena keluar, Jeevan mengunci semua pintu toko. Dia memastikan semua sudah terkunci dengan benar, termasuk pintu gerbang. Kemudian, Jeevan membawa Aleena pergi ke sebuah tempat makan.

"Aku tunggu di mobil. Beli sesuatu untuk makan malam."

"Kita tidak makan di sini?" tanya Aleena.

"Makan di rumah, suruh bungkuskan saja!"

"Kalau begitu, kenapa tidak aku saja yang masak di rumah?"

"Gadis dekil, kau cerewet sekali. Aku bisa kelaparan jika menunggumu memasak. Aku ingin begitu sampai di rumah langsung makan," bentak Jeevan yang mulai kesal dengan pertanyaan Aleena.

"Kalau memang lapar, langsung makan ...."

"Aku bisa membuatmu kembali menjadi gelandangan!" potong Jeevan.

"Aku pergi beli makan, tunggu di sini sebentar, Tuan." Aleena langsung membuka pintu mobil dan bergegas masuk ke tempat makan yang ditunjuk Jeevan.

"Merepotkan!" ucap Jeevan lirih. Dilihatnya Aleena yang berjalan dengan cepat masuk ke dalam rumah makan.

Sambil menunggu Aleena kembali, Jeevan meraih ponsel canggih miliknya. Dibukanya beberapa laman berita. Dia mencari-cari informasi tentang beberapa barang antik. Selain itu, Jeevan juga mengecek beberapa pesan rahasia dari pasar gelap. Dia berencana untuk melelang sebuah barang.

Jeevan juga melihat situs transaksi gelap. Biasanya, di laman tersebut, orang-orang mencari dan menjual barang ilegal atau barang curian. Tidak mudah untuk bisa masuk ke situs online ini. Penggunanya sangat terbatas dan diseleksi dengan ketat.

Ini seperti jaringan organisasi gelap internasional. Sulit terdeteksi. Alamat laman yang selalu berubah-ubah. Ada password rahasia yang digunakan untuk masuk. Password tersebut diubah secara berkala. Perubahan kata sandi akan dikirim ke alamat email anggota yang terdaftar secara resmi.

Jeevan melihat-lihat bagian pencarian barang. Seseorang menawarkan harga cukup tinggi untuk berlian merah delima yang beberapa waktu lalu dicuri Jeevan. Harga yang cukup menggiurkan. Sayang, Jeevan belum berniat menjualnya.

"Tuan Jee, apa Anda lama menunggu? Tadi ada beberapa antrian di sana," papar Aleena begitu masuk ke mobil.

Jeevan langsung log out dari situs hitam yang dia kunjungi setelah Aleena duduk di dekatnya. Diliriknya Aleena yang sudah memangku sebuah kantong plastik berisi box makanan.

"Ini uang kembaliannya, Tuan."

Aleena menyodorkan beberapa lembar uang pecahan pada Jeevan. Sekali lagi, Jeevan hanya melirik sebentar lalu menghidupkan mesin mobil.

"Bawa saja recehan itu."

"Baiklah, Tuan."

Aleena mengantongi kembali uang kembalian yang tidak diterima Jeevan. Dalam hati Aleena berkata, "uang sekian mana berarti untukmu, Taun Besar? Andai kau tahu, jumlah ini bisa untuk bertahan hidup dua hari untuk orang-orang sepertiku."

Aleena teringat akan kehidupannya di jalanan. Baginya, yang disebut Jeevan uang receh adalah jumlah yang cukup untuk mengganjal perutnya selama dua hari.

Tampaknya gadis ini cukup jujur. Batin Jeevan.

"Malam ini, kau akan belajar merias wajahmu. Ubah wajahmu menjadi orang lain!" ujar Jeevan.

"Apa itu bisa?"

"Otakmu memang kosong. Lagi pula, kau ini gadis. Apa kau tidak pernah merias wajahmu? Tak ada yang tidak bisa dilakukan di zaman seperti sekarang."

"Merias wajah? Aku hanya bisa memakai bedak dan lipstik," jawab Aleena jujur.

Kehidupan Aleena yang dulu, tidak memberikannya kesempatan untuk memanjakan diri. Bedak dan lipstik saja jarang dia gunakan. Waktunya habis untuk melayani permintaan Zerlinda dan ibunya yang tiada henti. Selain itu, dia juga harus bekerja paruh waktu di samping kuliah.

"Pantas saja kau sangat dekil ..." ledek Jeevan.

Aleena hanya menunduk, tak membalas ucapan Jeevan. Apa yang dikatakan Jeevan itu memang benar bagi Aleena. Dirinya mungkin terlalu buruk. Wanita yang tak mengerti cara berdandan.

"Aku akan mengajarimu. Kau harus bersungguh-sungguh dan melakukanya dengan benar."

"Benarkah itu?" Aleena kembali bersemangat. Matanya sudah berkaca-kaca.

"Jika kau tak mampu merubah tampilanmu, jangan berharap bisa mengikutiku!"

"Aku pasti bisa melakukannya dengan baik, Tuan. Seperti apa yang kau contohkan!" Aleena sangat percaya diri.

"Jika gagal, bagaimana kau akan mengambil hukuman yang tepat untukmu?"

"Apa? Ada hukuman bagiku jika gagal?" Aleena terkejut mendengar ucapan Jeevan.

Terpopuler

Comments

Lovely

Lovely

Ryan...kamu memang anak emak sayang..
Aleena jangan bodoh...hukumanmu adalah kiss😘

2020-11-17

1

yuni utami

yuni utami

dua karyawan yg unik utk mr jee..

2020-11-10

1

Berdo'a saja

Berdo'a saja

hukumannya jadi istri😀😀

2020-10-28

0

lihat semua
Episodes
1 Jejak Waktu
2 Antara Kesempatan dan Keberuntungan
3 Aksi Penyamaran
4 Headline
5 Gadis Buangan
6 Pencuri Kecil
7 Jebakan
8 Takjub
9 Seorang Tawanan
10 Masa Percobaan
11 Perasaan Aneh
12 Gadis Kecil Menggemaskan
13 Sarapan
14 Salah Paham
15 Lakukan dengan Benar
16 Nenek Tua Jelek
17 Sikap yang Aneh
18 Uang Receh
19 Siapa Kamu
20 Pasar
21 Misi
22 Cara Cepat
23 Aku Ingin Membayarnya
24 Total Hutang
25 Barang Menarik
26 Orang dari Masa Lalu
27 Zerlinda
28 Melawan Rasa Takut
29 Rencana dari Jeevan
30 Menuju Tempat Pesta
31 Teror Kecil #1
32 Teror Kecil #2
33 Kebodohan Zerlinda
34 Kesempatan
35 Perjalanan Panjang Pertama
36 Menyembunyikan Perasaan
37 Drama Makan Malam
38 Sebuah Liburan
39 Lelang Gelap
40 Menghamburkan Uang
41 Anggap Saja Hibah
42 Ketegangan
43 Pengakuan dan Keteggangan
44 Sebuah Pelukan
45 Teka-teki Sikap Jeevan
46 Berita Pencarian Orang Hilang
47 Menampakkan Diri
48 Sang Pewaris
49 Sebuah Peringatan
50 Membuat Perhitungan
51 Bunglon dan Penjilat
52 Memohon Sebuah Maaf
53 Wanita Tanpa Harga Diri
54 Kecurigaan
55 Mengubah Rencana
56 Yazar Ali
57 Spekulasi
58 Bukan Lagi Gadis Lemah
59 Bersilat Lidah
60 Berdebat
61 Kebohongan Aleena dan Kecurigaan Yazar
62 Mengikat Janji ...
63 Monolog dalam Pikiran
64 Sebuah Langkah
65 Perhitungan (Part 1)
66 Perhitungan (Part 2)
67 Perhitungan (Part 3)
68 Kejutan Penutup
69 Berhenti Memanggilku Tuan Jee!
70 Drama Kecil
71 Akhir Keluarga Zerlinada
72 Suatu Pagi yang Penuh Cinta
73 Kecurigaan Ryan
74 Jejak
75 Mari Memulai Hidup Baru
76 Pengintaian
77 Tamu Tak Diundang
78 Titik Terang
79 Rahasia Jeevan
80 Transaksi Terakhir
81 Selamat Tinggal Mr. A
82 Tentang Hati, Perpisahan, dan Pertemuan
83 Suatu Hari, Senja itu Sangat Indah
84 Bonchap: Kekonyolan Aysar
85 Pengumuman Giveaway
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Jejak Waktu
2
Antara Kesempatan dan Keberuntungan
3
Aksi Penyamaran
4
Headline
5
Gadis Buangan
6
Pencuri Kecil
7
Jebakan
8
Takjub
9
Seorang Tawanan
10
Masa Percobaan
11
Perasaan Aneh
12
Gadis Kecil Menggemaskan
13
Sarapan
14
Salah Paham
15
Lakukan dengan Benar
16
Nenek Tua Jelek
17
Sikap yang Aneh
18
Uang Receh
19
Siapa Kamu
20
Pasar
21
Misi
22
Cara Cepat
23
Aku Ingin Membayarnya
24
Total Hutang
25
Barang Menarik
26
Orang dari Masa Lalu
27
Zerlinda
28
Melawan Rasa Takut
29
Rencana dari Jeevan
30
Menuju Tempat Pesta
31
Teror Kecil #1
32
Teror Kecil #2
33
Kebodohan Zerlinda
34
Kesempatan
35
Perjalanan Panjang Pertama
36
Menyembunyikan Perasaan
37
Drama Makan Malam
38
Sebuah Liburan
39
Lelang Gelap
40
Menghamburkan Uang
41
Anggap Saja Hibah
42
Ketegangan
43
Pengakuan dan Keteggangan
44
Sebuah Pelukan
45
Teka-teki Sikap Jeevan
46
Berita Pencarian Orang Hilang
47
Menampakkan Diri
48
Sang Pewaris
49
Sebuah Peringatan
50
Membuat Perhitungan
51
Bunglon dan Penjilat
52
Memohon Sebuah Maaf
53
Wanita Tanpa Harga Diri
54
Kecurigaan
55
Mengubah Rencana
56
Yazar Ali
57
Spekulasi
58
Bukan Lagi Gadis Lemah
59
Bersilat Lidah
60
Berdebat
61
Kebohongan Aleena dan Kecurigaan Yazar
62
Mengikat Janji ...
63
Monolog dalam Pikiran
64
Sebuah Langkah
65
Perhitungan (Part 1)
66
Perhitungan (Part 2)
67
Perhitungan (Part 3)
68
Kejutan Penutup
69
Berhenti Memanggilku Tuan Jee!
70
Drama Kecil
71
Akhir Keluarga Zerlinada
72
Suatu Pagi yang Penuh Cinta
73
Kecurigaan Ryan
74
Jejak
75
Mari Memulai Hidup Baru
76
Pengintaian
77
Tamu Tak Diundang
78
Titik Terang
79
Rahasia Jeevan
80
Transaksi Terakhir
81
Selamat Tinggal Mr. A
82
Tentang Hati, Perpisahan, dan Pertemuan
83
Suatu Hari, Senja itu Sangat Indah
84
Bonchap: Kekonyolan Aysar
85
Pengumuman Giveaway

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!