~Happy Reading~
⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳
Jeevan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Sesekali dia tersenyum sendiri. Hatinya sedang bahagia karena misinya mendapatkan merah delima telah tercapai.
Sesekali Jeevan melirik ponselnya. Dibukanya beberapa situs berita di internet. Headline berita semua mengangkat satu tema: hilangnya berlian merah delima.
Merah Delima, Berlian yang Raib oleh Mr. A.
Mr. A Kembali Beraksi, Merah Delima berhasil Dicuri
Mr. A Sukses Mengambil Merah Delima
Polisi Tak Berkutik, Merah Delima Dipungut Mr. A
Aksi Mr. A Kembali Sukses, Polisi Kehilangan Jejak
Entah ada berapa banyak judul lagi, semua situs berita online ramai melakukan pemberitaan tentang aksi Mr. A dan hilangnya merah delima.
Ada banyak tanggapan yang muncul. Sebagian mengecam tindakan Mr. A, sebagian lagi mengolok kebodohan pihak keamanan dan polisi. Tetapi tidak sedikit juga yang malah kagum dan memuja Mr. A layaknya pahlawan. Saat ini, antara yang menghujat dan memuja Mr. A mungkin sama banyaknya.
Dari sisi hukum, Mr. A tentu adalah seorang penjahat, pencuri yang menjadi buronan banyak negara. Hal ini menyebabkan banyak orang yang membenci dan menggunjingnya.
Di sisi lain, selalu ada orang-orang yang memiliki pemikiran tak sejalan dengan alur yang lurus. Mereka tak melihat sisi kejahatan yang dilakukan Mr. A. Orang-orang ini justru melihat kecerdikan yang dimiliki Mr. A sehingga selalu mendulang sukses dan tak pernah tertangkap ketika menjalankan aksinya.
Usai pencurian, Mr. A selalu menghilang tanpa jejak. Dirinya bagai raib ditelan bumi. Dia selalu berhasil kabur meski pencurian itu dia lakukan di luar negeri. Entah bagaimana caranya, dia selalu bisa menyelundupkan barang curiannya baik melalui bandara maupun pelabuhan. Kecanggihan teknologi tak juga mampu menghentikan aksinya.
\*
"Tuan Jee, Anda sudah kembali?" tanya Ryan.
"Kau tidak sedang melihat hantu, jadi tentu aku sudah kembali saat ini hingga berada di hadapanmu," jawab Jeevan.
"Hahaha ... iya, Tuan Jee benar. Ini adalah Anda, bukan bayangan atau hantu Anda," kelakar Ryan. "Tuan baru datang, apa Tuan perlu saya buatkan sesuatu?"
"Tidak perlu," ucap Jeevan singkat.
"Apa perjalanan Anda menyenangkan, Tuan?"
"Ya, lumayan .... Bagaimana penjualan hari ini?"
"Hari ini toko lumayan ramai, Tuan. Aku ingin menutupnya tadi, tapi karena masih ada pelanggan yang berdatangan, jadi aku menundanya."
"Baiklah, ini sudah cukup malam. Segera selesaikan pembukuan toko. Aku akan menutup pintu depan agar tak ada lagi yang datang."
"Baik, Tuan."
Ryan mulai merekap pemasukan toko hari ini. Lumayan banyak barang yang dijual. Sebabnya Ryan selalu kewalahan jika Jeevan tidak ada. Dia harus menangani semuanya sendirian. Ryan pernah menanyakan untuk merekrut karyawan baru. Tapi sepertinya Jeevan belum berkenan.
"Aku bantu kau hitung uangnya. Jumlahkan yang di komputer dan salin ke catatan manual!" perintah Jeevan. Jeevan terbiasa membuat salinan rekap penjualan pada buku catatan khusus.
"Siap, Tuan."
Jeevan melihat televisi yang masih menyala. Televisi ini memang akan dinyalakan ketika toko dibuka dan akan dimatikan ketika toko tutup. Sebuah siaran berita sedang berlangsung ketika Jeevan hendak mematikannya. Berita utama, tentu masih seputar pencurian merah delima.
"Tuan Jee, jangan dimatikan dulu. Aku ingin mendengar beritanya," cegah Ryan.
Jeevan melihat Ryan. Ryan terlihat sangat antusias. Jeevan akhirnya meletakkan kembali remote control yang sudah berada dalam genggamannya. Dia ikut menyaksikan pemberitaan tentang Mr. A dan merah delima.
"Tuan Jee, Mr. A sangat hebat bukan? Andai aku bisa bertemu dengannya, aku akan meminta tanda tangannya," Ryan mulai melantur.
"Apa hebatnya dia? Dia seorang buronan," ucap Jeevan menjajaki pemikiran Ryan.
"Tuan, di mata hukum dia penjahat yang diburu para penegak hukum. Tapi kami bukan penegak hukum, juga bukan pihak yang dirugikan atas aksi Mr. A. Kami adalah para penikmat aksi genius Mr. A yang hebat. Itu sangat keren," puji Ryan.
Jeevan tersenyum tipis. Dia tidak menyangka, ternyata ada orang-orang aneh yang berpikir seperti Ryan. Melihat sebuah aksi pencurian sebagai hal hebat dan menjadikan buronan sebagai idola. Andai saja Ryan tahu bahwa idolanya adalah orang yang setiap hari ada di depannya, entah bagaimana reaksi Ryan nantinya.
"Cepat kau selesaikan pekerjaanmu! Ini sudah larut. Cepatlah pulang! Kau bawa mobilku saja," perintah Jeevan.
"Ini totalnya dan ini keuntungan kita hari ini, Tuan," Ryan menunjukkan rekapnya.
"Tidak mengecewakan, hasilnya lumayan. Kalau begitu besok antarkan ini ke panti asuhan. Ingat, jangan sampai ada yang tahu," kata Jeevan sambil menyerahkan sejumlah uang.
"Baik, Tuan. Apa Tuan ... tidak ingin menyerahkan sendiri sekali waktu? Bagaimana jika aku menipu Tuan? Uang ini cukup banyak," ucap Ryan.
"Aku ingin memberikan itu untuk amal, jika kau memang ingin mengambilnya tidak masalah bagiku. Sama saja siapa yang menerima, bukankah niatku tidak berubah meski penerimanya berubah?"
"Anda benar, Tuan. Anda terlalu baik seperti malaikat. Aku tidak akan mengecewakan Anda," janji Ryan.
"Hemmm ...."
"Jika saya membawa mobil Tuan, lalu bagaimana Tuan pulang? Saya akan naik taksi saja."
"Aku ingin tidur di toko malam ini. Kau bawa saja mobilku!" elak Jeevan.
"Baiklah Tuan. Saya permisi," pamit Ryan. Sebenarnya dia juga sudah terbiasa membawa mobil Jeevan pulang jika Jeevan berkata akan tidur di toko.
Beberapa saat setelah Ryan pergi, Jeevan mengunci tokonya. Kemudian dia pergi ke gudang melewati pintu di dalam toko. Sesampainya di gudang, Jeevan segera menuju pintu rahasia dan menyusuri lorong bawah tanah dengan kereta luncur canggihnya.
Jalan bawah tanah miliknya tentu bebas macet atau hambatan apapun. Dalam beberapa menit dia sudah sampai di ruang bawah tanah miliknya. Ruang tempatnya menyimpan koleksi barang curiannya.
Jeevan mengeluarkan bola silver dari sakunya lalu membuka bola tersebut. Jeevan mengambil merah delima yang kini menjadi miliknya. Setelah memandangi permata itu cukup lama, Jeevan kemudian meletakkan berlian itu pada tempat yang sudah dia siapkan.
Jeevan tersenyum bangga menatap semua koleksinya. "Selamat malam berlian-berlianku yang indah. I Miss you so much," ucap Jeevan sebelum meninggalkan ruang rahasia bawah tanahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Lovely
Jee, tadi emak nyapu terua nemu kerlip kerlip ni apaan Je...apakah punyamu🤔🤔🤔
2020-11-15
0
yuni utami
berlian hasi curian hnya utk koleksi ya jee....
2020-11-08
1
florance
aku mampirrr>_<. Ceritanya seru kak
2020-10-28
1