~Happy Reading~
⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳
"Tuan Jee, Anda akan berangkat sekarang?" tanya Ryan.
"Iya, jaga toko baik-baik," jawab Jeevan singkat.
"Kapan Anda akan kembali?"
"Besok malam aku sudah kembali. Aku hanya akan menghadiri pesta pernikahan rekan lamaku," tutur Jeevan.
"Baik, Tuan. Saya mengerti. Hati-hati di jalan."
"Hmmm ...."
Jeevan langsung meninggalkan Ryan di toko. Ia membawa sebuah koper kecil berisi baju gantinya. Jeevan tak pernah membawa banyak barang ketika bepergian. Bagi Jeevan, yang perlu dibawa hanyalah rencana matang dan sempurna. Juga peralatan tempur yang ada dalam bagasi mobilnya.
Jeevan mengemudikan mobilnya dengan cepat. Meski tampak seperti mobil biasa pada umumnya, tetapi sebenarnya mobil Jeevan telah dimodifikasi. Tak hanya kecepatan mobil yang bisa bertambah melebihi batas normal, mobil Jeevan juga sudah dilengkapi beberapa senjata. Selain itu, sudah pasti mobil ini anti peluru.
Setelah beberapa jam berkendara, Jeevan sampai di kota tujuannya. Hari sudah menjelang senja. Jeevan langsung memesan kamar hotel. Dia ingin beristirahat sejenak dan membersihkan dirinya. Malam ini dia harus melihat lokasi untuk menjalankan aksinya esok hari.
\*
Lokasi pameran telah dijaga ketat meski barang-barang berharga yang akan dipamerkan belum dipajang. Beberapa panitia sibuk menata lokasi. Sementara itu petugas keamanan berjaga di beberapa titik dan sebagian melakukan patroli keliling lokasi.
Jeevan dengan kemampuannya telah berbaur dengan panitia. Dia menyamar menjadi bagian dari mereka. Tak seorang pun curiga. Dengan peralatan canggih yang dia miliki, dia berhasil mengelabuhi sistem keamanan sehingga dia dapat masuk ke lokasi. Adapun kartu pengenal yang dia miliki adalah hasil pemalsuannya dari data salah seorang panitia. Dia meretas sistem penyelenggara dan berhasil mendapatkan nama-nama panitia yang akan bekerja dalam persiapan pameran.
Jeevan memperhatikan setiap jengkal lokasi dengan teliti. Dia merekam semua sudut lokasi dengan kamera kecil yang dia sematkan di salah satu kancing kemejanya. Jeevan juga memasang telinganya tajam. Mencuri dengar tentang formasi keamanan yang akan diterapkan besok. Poin penting lainnya yang harus Jeevan dapatkan malam ini adalah tempat paling strategis untuknya jika terjadi hal buruk dan harus kabur. Dia harus mendapat sebuah celah untuk bisa melarikan diri. Ini adalah skenario tambahan jika aksinya tak berjalan mulus. Meski poin ini jarang terjadi, tapi dia selau melakukan persiapan dengan cermat.
"Belakangan ini telah terjadi beberapa kasus pencurian berlian. Pelakunya adalah Mr. A dan sampai sekarang belum tertangkap. Ada kemungkinan besok dia akan beraksi di sini. Karena itu, kita harus melakukan pengamanan dengan ketat. Kita dia benar-benar datang, kita harus menangkapnya baik dalam kondisi hidup ataupun mati!" ucap seseorang. Sepertinya dia adalah komandan dari pasukan keamanan.
Kalian ingin menangkapku? Bahkan ingin membunuhku? Bermimpilah kalian! Esok kalianlah yang akan meregang nyawa di sini jika berusaha menghalangiku! ujar Jeevan dalam hati. Senyum seringainya tipis mengembang.
Setelah memastikan semua akan berada dalam jangkauan kendalinya besok, Jeevan bersiap meninggalkan lokasi. Tak lupa, ia menyembunyikan beberapa peralatan penyamarannya di lokasi yang aman. Terakhir Jeevan mengecek kondisi sekitar gedung tempat diselenggarakannya pameran. Ada taman umum yang cukup luas di dekatnya.
"Besok, di sini akan ramai pengunjung. Ini sempurna sebagai tempat bersembunyi," ujar Jeevan lirih. Sebuah rencana bergulir di otaknya.
Hal menguntungkan lain, lokasi ini tak jauh dari gedung tempat relasi Jeevan mengadakan pesta pernikahan. Jika diperlukan alibi, ini akan sangat sempurna. Pesta pernikahan itu seperti jalan yang mulus untuknya kabur dari kecurigaan siapapun. Sungguh, sebuah kebetulan yang menguntungkan bagi Jeevan.
\*
Hari beranjak siang. Jeevan telah siap menghadiri pesta pernikahan temannya. Dia bergegas menuju lokasi. Tak lupa dia membawa sebuah kotak berisi hadiah untuk sang teman.
Jeevan menikmati pesta itu sebagaimana tamu-tamu yang lain. Tak ada hal mencurigakan. Hingga 30 menit berlalu, Jeevan meminta izin pada beberapa rekan yang duduk bersamanya untuk pergi ke toilet. Tentu ini hanya sebuah alasan.
Jeevan memang pergi ke toilet. Tetapi ketika keluar dari toilet, yang muncul sudah bukan Jeevan lagi. Seorang pria paruh baya dengan jenggot lebat dan kumis tipis. Seseorang yang jauh berbeda dari sosok Jeevan. Tak ada yang akan mengetahui karena Jeevan sudah memastikan kamera CCTV di koridor menuju kamar mandi tidak berfungsi. Lagi-lagi dia sudah melakukan sabotase.
Jeevan kemudian kabur meninggalkan lokasi pesta lewat pintu samping gedung. Lalu menuju ke taman sambil mengamati kondisi. Dalam hitungan menit, Jeevan sudah sudah berada di pintu masuk gedung pameran.
Pemeriksaan ketat dilakukan petugas kepada setiap tamu yang masuk. Selain harus membawa undangan, tamu-tamu yang datang juga digeledah satu per satu. Pada tahap ini, tak ada kendala yang dihadapi Jeevan. Jangan tanya dari mana dia mendapatkan undangannya. Tentu dia mencurinya dari seseorang. Saat digeledah, petugas juga tidak menemukan apapun. Jeevan memang tidak membawa apapun yang berbahaya. Semua senjata yang Jeevan perlukan sudah disembunyikannya dalam gedung semalam.
Suasana cukup ramai. Sudah banyak undangan yang hadir. Seperti pengunjung lain, Jeevan menikmati keindahan barang-barang yang dipamerkan. Fokus Jeevan tentu satu, berlian Merah Delima.
Jeevan memandangi tergetnya yang berada dalam box kaca. Ada rangkaian pola sinar pengaman. Selain itu ada garis batas dan ranjau listrik yang melindungi di sekitar kaca. Jeevan hanya tersenyum memandangnya dari posisi agak jauh. Ada jarak sekitar satu setengah meter. Pengunjung memang tak bisa terlalu dekat apa lagi menyentuhnya.
Setelah memastikan kondisi terkendali seperti yang dia rencanakan, Jeevan bergegas ke sebuah ruangan tempat dia menyembunyikan perlengkapannya. Dalam sekejap, Jeevan telah berubah. Kini dia menyamar sebagai petugas keamanan. Senjata dan peralatannya pun sudah dia ambil. Kini Jeevan membaur bersama petugas yang lain dan bersiap menjalankan aksinya.
Dengan leluasa dan tanpa dicurigai, Jeevan pergi ke berbagai sudut. Dia seakan sedang melakukan patroli. Tetapi yang sebenarnya dia lakukan adalah mendekati tempat dia memasang peledak semalam dan ingin menyalakan pemantiknya.
"Hei, apa yang kamu lakukan di sana? Kita harus berkeliling," kata seorang petugas jaga.
"Iya, tentu saja. Aku hanya ingin memantau kondisi di luar gedung dari jendela tadi," ucap Jeevan.
"Apa ada yang mencurigakan?"
"Tidak ada kawan. Kondisi di luar baik-baik saja. Tetapi ... aku tidak yakin dengan keadaan di sini,"
"Apa maksudmu?"
Jeevan hanya tersenyum tanpa memberi jawaban. Kemudian, tiba-tiba sebuah ledakan terjadi. Orang-orang panik. Sirine tanda bahaya berbunyi. Suasana dalam sekejap menjadi kacau balau. Semua berebut untuk keluar. Petugas kewalahan menenangkan pengunjung. Apa lagi disusul ledakan lain di sisi lain gedung. Suasana semakin tak terkontrol.
Ditengah kekacauan, Jeevan mematikan aliran ranjau listrik yang ada di sekitar berlian. Tanpa ada yang menyadari, Jeevan mengambil berliannya dan menggantinya dengan patung singa kecil berkalung huruf A. Setelah itu Jeevan memasukkan berliannya ke dalam sebuah bola berwana silver. Bola itu kemudian dilemparnya keluar gedung melalui tembok yang telah hancur karena ledakan.
Setelah itu, dengan tenang Jeevan membatu korban yang terluka. Memapahnya ke luar gedung dan mengantarnya ke mobil ambulans. Tak ada seorang pun yang curiga pada Jeevan. Dengan penuh kemenangan, Jeevan tersenyum kecil. Dia menatap gedung tempat pameran yang sudah kacau. Dia lalu menyelinap meninggalkan kerumunan. Berjalan menuju taman.
Jeevan mencari toilet umum dan mengganti pakaiannya. Setelah itu, dia mengaktifkan alat pelacaknya. Mencari kebenaran bola silver berisi berlian miliknya. Dia menemukan titik lokasi bola itu berada. Ternyata bola itu sudah berada dalam genggaman seorang anak kecil.
"Hai nak, bolamu sangat indah. Bagaiamana jika Paman menukarnya dengan es krim dan coklat ini?" Jeevan merayu untuk melakukan barter.
Anak kecil itu memandangi Jeevan. Sejenak kemudian melihat bola di tangannya. Anak itu lalu tersenyum.
"Baiklah, Paman ambil saja. Ini juga bukan bolaku," kata si anak.
"Oke anak baik .... Ambil ini dan biar Paman yang menyimpan bolanya," ucap Jeevan sambil tersenyum.
Barter berjalan mulus. Misi selesai. Jeevan kembali ke lokasi pesta pernikahan temannya. Seakan tak terjadi apapun, Jeevan kembali berbaur dengan rekan-rekannya.
"Kenapa kau lama sekali di toilet?"
"Aku tidak tahu, perutku tiba-tiba sangat sakit, mungkin aku tidak cocok dengan salah satu hidangan yang kumakan tadi," jawab Jeevan dengan kebohongannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
gugun
ok thor
2020-12-07
0
Justin Zai
Ini kek cerita film india, doom 2 klo ga slh 🤔
2020-12-06
1
Lovely
gila gila..Jeevan pulanglah kau minta emak jewer kupingmu
2020-11-15
2