Pasar

~Jika tubuhmu lelah, istirahatlah. Jika hatimu yang lelah, bersyukur dan bersabarlah~ Yoemi

⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳

Akhir pekan di akhir bulan. Jeevan menutup tokonya untuk satu hari. Memberi kesempatan pada Ryan untuk menikmati hari bebasnya. Sementara Aleena, justru bingung dengan apa yang harus dia kerjakan.

"Tuan Jee, lain waktu, apa sebaiknya Anda tidak perlu menutup toko? Aku bisa menjaganya, sementara Ryan tetap mendapat cuti?" ungkap Aleena di tengah kebosanannya.

"Kenapa? Tak suka libur?"

"Rasanya bosan, Tuan ... tidak ada yang bisa dikerjakan setelah selesai beres-beres rumah." Aleena tidak terbiasa menganggur.

"Jadi, kau ingin kerja ekstra?"

"Apa itu boleh?" Aleena menumpuk harapan.

"Ganti pakaianmu, lalu ikut denganku."

"Baik, Tuan ..." sahut Aleena penuh semangat. Dia langsung menghambur ke kamarnya untuk berganti pakaian.

"Dasar gadis dekil ... Orang lain selalu menginginkan mendapat cuti barang sehari, dia justru ingin bekerja tanpa henti," gumam Jeevan sambil menggelengkan kepala. Otaknya diselimuti rasa heran sekaligus kagum pada kegigihan Aleena.

Jeevan lalu beranjak menuju garasi Menyiapkan mobil dan menunggu Aleena di depan rumah.

"Maaf, Tuan ... saya membuat Anda menunggu," ujar Aleena begitu sampai di teras.

"Kunci pintunya dan cepat masuk ke mobil," perintah Jeevan.

"Baik, Tuan Jee ...." Senyum manis Aleena merekah lebar.

Jeevan mengendarai mobilnya dengan santai. Dia menikmati suasana jalanan yang cukup ramai.

"Eh, Tuan ... bukankah seharunya kita belok kiri di pertigaan tadi?" Aleena heran karena Jeevan tidak membelokkan mobilnya. Artinya, sekarang mereka tidak berjalan menuju ke arah toko.

"Apa aku tadi bilang akan mengajakmu ke toko?" Jeevan balik bertanya.

"Itu ... em ..." Aleena berusaha mengingat perkataan Jeevan sebelum berangkat. "Aku rasa Tuan Jee memang tidak menyebutkannya."

"Bagus, ingatanmu belum rusak," komentar Jeevan.

"Lalu, kita akan ke mana, Tuan? Apa Tuan memiliki tempat usaha lain?"

"Usaha yang dijalankan hanya ada dua jenis, bisnis hitam dan putih!"

"Menjadi pencuri berlian dan membuka toko jam?" Aleena ingin memperjelas maksud ucapan Jeevan.

"Iya," jawab Jeevan dengan singkat.

"Apa sekarang kita menuju lokasi ... bisnis hitam?"

"Tidak." Lagi-lagi Jeevan hanya menjawab dengan satu kata, membuat Aleena jengkel.

"Lalu?" nada bicara Aleena sedikit meninggi.

"Apa kau ingin kulempar dari dalam mobil sekarang juga?"

"Tidak-tidak, Taun .... Anda tidak perlu repot-repot begitu. Aku akan menutup mulutku," Aleena menyadari kesalahannya. Jeevan tidak suka dengan teriakan atau suara yang keras.

Dengan bibir manyun, Aleena menatap jalanan. Memperhatikan suasana di luar mobil. Berharap kekesalan di hatinya akan berkurang.

"Kita pergi ke pasar," terang Jeevan. Kali ini tanpa ditanya.

Aleena tidak menyahut. Dalam hati, komentar panjangnya bertebaran tanpa henti.

Dasar orang aneh. Apa susahnya menjawab pergi ke pasar. Malah bikin kesal hati orang. Sekarang, aku tidak bertanya malah bicara. Siapa juga yang butuh pemberitahuan semacam itu. Tanpa diberitahu, aku juga tahu jika jalanan ini menuju pasar! Gerutu Aleena dalam hati.

Jeevan telah memarkir mobilnya, namun dia lekas turun. Dipandangnya Aleena yang masih menekuk wajah. Mengumbar rasa kesal dalam hatinya.

"Apa yang kau ingat dari tempat ini?" tanya Jeevan.

Aleena terdiam. Entah apa yang terjadi, matanya mulai terasa panas. Ada embun yang tiba-tiba muncul di pelupuknya. Membuat pandangannya perlahan kabur. Sedetik, dua detik, tiga detik .... Aleena tak mampu lagi membendung air matanya.

"Di sini, aku bertahan hidup menjadi gelandangan. Kelaparan ... sendirian ... tak mengenal siapapun."

Jeevan mengulurkan tisu. Memberi isyarat agar Aleena menghapus air matanya.

"Terima kasih, Tuan Jee ..." ucap Aleena setelah mengambil selembar tisu dari tangan Jeevan. Disekanya air mata yang membasahi pipi.

"Di sini kau menjadi gadis terbuang. Di sini kau mencoba bertahan hidup dalam kesendirian yang sunyi. Sekarang, di tempat ini juga kau akan belajar bagaimana menjadi bayanganku," ucap Jeevan.

Aleena menatap Jeevan penuh arti. Dia berusaha mencerna akhir kalimat Jeevan. Belajar menjadi bayangan, Aleena tidak yakin dengan terjemahan yang muncul di otaknya.

"Apa itu artinya Tuan Jee ... bukan, maksudku Mr. A sudah mempercayaiku menjadi pengikutnya?"

"Itu tergantung kemampuanmu. Secepat apa kau belajar dan seberapa besar tingkat keberhasilan yang kau miliki. Selain itu, kau perlu membuat pembuktian, jika kau benar-benar bisa dipercaya."

"Jadi, apa yang harus aku lakukan, Tuan? Barang apa yang harus aku curi di pasar?"

"Mencuri? Memang di sini ada barang berharga?"

Tangan Aleena mengepal menahan kesal. "Tuan Jee yang baik, berikan pencerahan pada gadis bodoh sepertiku. Apa yang harus kulakukan sekarang?"

Aleena mengatur napas. Disunggingnya sebuah senyum yang dipaksakan.

"Belajarlah untuk tersenyum dengan tulus!"

Jeevan menjitak kepala Aleena. Membuat Aleena semakin memendam kesal.

Dasar manusia aneh yang kejam. Suka sekali menguji kesabaranku .... Wahai hati, bersabarlah mengahadapi bos aneh seperti dia .... Keluh batin Aleena.

"Apa seperti ini, Tuan?" Aleena kembali mencoba tersenyum sepenuh hati.

"Lumayan ..." Jeevan tersenyum mengejek. Itu terlihat sangat menjengkelkan di mata Aleena.

"Jadi, apa tugasku sekarang, Tuan Jee yang baik?"

"Mudah saja ... ini!"

Jeevan mengeluarkan segepok uang dari dalam sakunya. Membuat mata Aleena terbelalak sekaligus bingung. Apa yang harus dia lakukan dengan uang itu?

"Uang? Untuk apa, Tuan?"

"Untuk dibagi-bagikan. Aku akan memberi isyarat pada siapa saja kau harus membagi uang itu."

"Membagi uang? Bukankah itu mudah? Aku tinggal memberikannya pada orang yang Tuan maksudkan," Alis Aleena terangkat naik-turun, meminta pembenaran dari Jeevan atas ucapannya.

"Naif sekali dirimu," sahut Jeevan. "Kau pernah mencuri uang tanpa ketauan di sini. Hari ini, kau harus membagi uang ini tanpa ketauan juga. Entah cara apa yang akan kamu gunakan, terserah. Yang jelas, semua uang itu harus berada di kantong orang-orang yang aku tunjuk, tetapi mereka tidak boleh tahu jika kamu yang memberikannya. Jika ketahuan, berarti misimu gagal," tutur Jeevan.

"Hai ... tadi Tuan Jee bilang bahwa di sini aku hanya belajar, bukan? Jadi, jika gagal, aku masih bisa mencobanya lagi?"

"Jika hal mudah seperti ini saja gagal, jangan berharap bisa mengikutiku!"

Aleena menatap Jeevan dengan mata melotot, "Baiklah! Aku akan menunjukkan pada Anda bagaimana kemampuanku."

Aleena menyahut uang yang ada di tangan Jeevan. Lalu dia membuka pintu mobil dan bersiap ke luar. Namun, Jeevan menarik tangan Aleena, membuatnya kembali terduduk.

"Kau sungguh tidak sabaran. Sifatmu ini harus dibuang. Jika kau segegabah ini saat mengikuti beraksi, bisa-bisa aku malah akan tertangkap polisi."

Aleena memperhatikan Jeevan, "Maksud Tuan Jee?"

"Pertama, masukkan uang itu ke dalam saku atau tasmu. Tidak baik menunjukkan uang sebanyak itu dalam genggaman tangan di tempat umum. Kedua, pasang ini di telingamu!"

Jeevan memberikan headset kepada Aleena. Aleena menerima dan memasangnya. Dia juga memasukkan uang yang diberikan Jeevan ke dalam tas kecilnya.

"Sudah. Apa lagi?"

"Mana ponselmu?"

Aleena memberikan ponselnya. Jeevan melakukan panggilan ke ponsel Aleena dan mengangkatnya. Lalu menyerahkan kembali pada Aleena.

"Masukkan ke dalam tas. Jangan sampai teleponku terputus." Jeevan meraih rambut Aleena di bagian samping.

"Anda mau apa?" Aleena gugup.

"Menutupi headset yang kamu gunakan dengan rambut. Memang kau pikir apa? Jangan-jangan otakmu berisi hal mesum," goda Jeevan.

"Tidak, Tuan Jee ... Aku tidak seperti itu."

Aleena mengelak, tetapi wajahnya sudah memerah. Dia pun bergegas menarik diri untuk ke luar dari mobil.

"Aku akan mengawasimu dari kejauhan dan memberitahu targetmu," ucap Jeevan sambil tersenyum. Hatinya merasa bahagia dan puas.

Dasar menyebalkan ... suka sekali mengerjaiku .... Batin Aleena. Langkahnya sudah sampai di gerbang pasar.

Terpopuler

Comments

Eka PS

Eka PS

Suka dgn "wise words" di bab *Pasar* ini, thor ...

Sering banget ngalami "hati yg lelah", namun dgn bersyukur n bersabar, barulah bisa "move on" ...

2020-12-03

0

yuni utami

yuni utami

aksi pertama aleena...
smg berhasil yak..

2020-11-10

1

Cut Nilawati

Cut Nilawati

suka thor

2020-11-06

2

lihat semua
Episodes
1 Jejak Waktu
2 Antara Kesempatan dan Keberuntungan
3 Aksi Penyamaran
4 Headline
5 Gadis Buangan
6 Pencuri Kecil
7 Jebakan
8 Takjub
9 Seorang Tawanan
10 Masa Percobaan
11 Perasaan Aneh
12 Gadis Kecil Menggemaskan
13 Sarapan
14 Salah Paham
15 Lakukan dengan Benar
16 Nenek Tua Jelek
17 Sikap yang Aneh
18 Uang Receh
19 Siapa Kamu
20 Pasar
21 Misi
22 Cara Cepat
23 Aku Ingin Membayarnya
24 Total Hutang
25 Barang Menarik
26 Orang dari Masa Lalu
27 Zerlinda
28 Melawan Rasa Takut
29 Rencana dari Jeevan
30 Menuju Tempat Pesta
31 Teror Kecil #1
32 Teror Kecil #2
33 Kebodohan Zerlinda
34 Kesempatan
35 Perjalanan Panjang Pertama
36 Menyembunyikan Perasaan
37 Drama Makan Malam
38 Sebuah Liburan
39 Lelang Gelap
40 Menghamburkan Uang
41 Anggap Saja Hibah
42 Ketegangan
43 Pengakuan dan Keteggangan
44 Sebuah Pelukan
45 Teka-teki Sikap Jeevan
46 Berita Pencarian Orang Hilang
47 Menampakkan Diri
48 Sang Pewaris
49 Sebuah Peringatan
50 Membuat Perhitungan
51 Bunglon dan Penjilat
52 Memohon Sebuah Maaf
53 Wanita Tanpa Harga Diri
54 Kecurigaan
55 Mengubah Rencana
56 Yazar Ali
57 Spekulasi
58 Bukan Lagi Gadis Lemah
59 Bersilat Lidah
60 Berdebat
61 Kebohongan Aleena dan Kecurigaan Yazar
62 Mengikat Janji ...
63 Monolog dalam Pikiran
64 Sebuah Langkah
65 Perhitungan (Part 1)
66 Perhitungan (Part 2)
67 Perhitungan (Part 3)
68 Kejutan Penutup
69 Berhenti Memanggilku Tuan Jee!
70 Drama Kecil
71 Akhir Keluarga Zerlinada
72 Suatu Pagi yang Penuh Cinta
73 Kecurigaan Ryan
74 Jejak
75 Mari Memulai Hidup Baru
76 Pengintaian
77 Tamu Tak Diundang
78 Titik Terang
79 Rahasia Jeevan
80 Transaksi Terakhir
81 Selamat Tinggal Mr. A
82 Tentang Hati, Perpisahan, dan Pertemuan
83 Suatu Hari, Senja itu Sangat Indah
84 Bonchap: Kekonyolan Aysar
85 Pengumuman Giveaway
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Jejak Waktu
2
Antara Kesempatan dan Keberuntungan
3
Aksi Penyamaran
4
Headline
5
Gadis Buangan
6
Pencuri Kecil
7
Jebakan
8
Takjub
9
Seorang Tawanan
10
Masa Percobaan
11
Perasaan Aneh
12
Gadis Kecil Menggemaskan
13
Sarapan
14
Salah Paham
15
Lakukan dengan Benar
16
Nenek Tua Jelek
17
Sikap yang Aneh
18
Uang Receh
19
Siapa Kamu
20
Pasar
21
Misi
22
Cara Cepat
23
Aku Ingin Membayarnya
24
Total Hutang
25
Barang Menarik
26
Orang dari Masa Lalu
27
Zerlinda
28
Melawan Rasa Takut
29
Rencana dari Jeevan
30
Menuju Tempat Pesta
31
Teror Kecil #1
32
Teror Kecil #2
33
Kebodohan Zerlinda
34
Kesempatan
35
Perjalanan Panjang Pertama
36
Menyembunyikan Perasaan
37
Drama Makan Malam
38
Sebuah Liburan
39
Lelang Gelap
40
Menghamburkan Uang
41
Anggap Saja Hibah
42
Ketegangan
43
Pengakuan dan Keteggangan
44
Sebuah Pelukan
45
Teka-teki Sikap Jeevan
46
Berita Pencarian Orang Hilang
47
Menampakkan Diri
48
Sang Pewaris
49
Sebuah Peringatan
50
Membuat Perhitungan
51
Bunglon dan Penjilat
52
Memohon Sebuah Maaf
53
Wanita Tanpa Harga Diri
54
Kecurigaan
55
Mengubah Rencana
56
Yazar Ali
57
Spekulasi
58
Bukan Lagi Gadis Lemah
59
Bersilat Lidah
60
Berdebat
61
Kebohongan Aleena dan Kecurigaan Yazar
62
Mengikat Janji ...
63
Monolog dalam Pikiran
64
Sebuah Langkah
65
Perhitungan (Part 1)
66
Perhitungan (Part 2)
67
Perhitungan (Part 3)
68
Kejutan Penutup
69
Berhenti Memanggilku Tuan Jee!
70
Drama Kecil
71
Akhir Keluarga Zerlinada
72
Suatu Pagi yang Penuh Cinta
73
Kecurigaan Ryan
74
Jejak
75
Mari Memulai Hidup Baru
76
Pengintaian
77
Tamu Tak Diundang
78
Titik Terang
79
Rahasia Jeevan
80
Transaksi Terakhir
81
Selamat Tinggal Mr. A
82
Tentang Hati, Perpisahan, dan Pertemuan
83
Suatu Hari, Senja itu Sangat Indah
84
Bonchap: Kekonyolan Aysar
85
Pengumuman Giveaway

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!