Refan hanya melihat gelas yang di pegangnya tiba tiba jatuh,
Dalam hati Refan juga merasakan kesedihan yang tak beralasan, hatinya seperti risau dan gundah, entah ,baru kali ini Refan merasakan hal itu.
Refan mengeluarkan keringat dingin,dan mondar mandir di dalam kamarnya, air mata nya pun tiba tiba menetes ,Refan yang menyadarinya langsung mengusap air matanya yang sudah membasahi pipinya.
''Apa ini, kenapa aku tiba tiba nangis gini, apa yang terjadi, seharusnya aku bahagia, karena pernikahanku sebentar lagi, tapi kenapa sekarang aku merasa sedih seperti ini, Refan berbicara sendiri.
Refan sangat bingung dengan keadaannya yang seperti ini,
Akhirnya Refan mengambil ponselnya dan melakukan panggilan, namun yang di panggil tak ada jawaban,
Akhirnya Refan melakukan panggilan ke nomor Iwan.
Iwan pun langsung mengangkatnya, karena posisinya masih di restoran.
📱
Hai bro, ada apa lagi, apa lo perlu bantuan gue, Iwan menjawab duluan.
📱
Enggak, gue cuma merasa aneh aja, dan gue nggak bisa menahannya, gue pingin curhat nih.
📱
Curhat aja apa yang ingin lo katakan ke gue, gue siap mendengarnya, dan gue ini lagi di testoran Doni.
📱
Gue nggak tau nih, harusnya ini adalah hari bahagia gue, tapi kenapa saat ini gue merasakan sedih sekali
📱
Apa maksud lo, kenapa lo bisa sedih, apa terjadi sesuatu sama lo atau Kania? tanya Iwan.
📱
Nggak juga, tapi tadi saat gue minum tiba tiba saja gelas gue jatuh, terus air mata gue tiba tiba menetes ,dan hati gue merasa galau banget, gue juga nggak tau, apa yang terjadi sama gue sat ini.
📱
Itu mungkin cuman perasaan lo aja, nggak usah di ambil pusing, ini hari bahagia lo, dan lo harus happy, lupakan kesedihan itu, gue nggak mau di hari pernikahan lo nanti, lo merasa bersedih lagi.
📱
Terima kasih ya Wan, lo dan Doni memang sahabat gue yang terbaik, dan lo jangan lupa ya datang ke pernikahan gue,
📱
''Beres, pokoknya lo tenang aja, gue dan Doni pasti datang.
Setelah lama mengobrol mereka memutuskan sambungan telponnya,
Refan sedikit lega karena mencurahkan isi hatinya pada Iwan sang sahabat.
Tapi dalam hati Refan tidak bisa berbohong meskipun Refan beru saja melupakan apa yang terjadi justru hatinya merasa semakin mikirkan kesedihannya.
Akhirnya Refan memutuskan untuk keluar dan menuju klub, yang sudah lama tak dia datangi,
Refan memang berusaha untuk tidak ke klub karena permintaan sang papa, tapi saat hati Refan merasa galau, Refan tetap pergi untk menghilangkan lelah.
Refan selalu menghilangkan rasa lelahnya dengan minuman beralkohol, karena hanya itulah menurutnya jalan satu satunya.
Malam yang sangat rame di sebuah klub malam di negara L, Refan mabuk dan sampai tak sadarkan diri,
Salah satu pekerja klub yang sudah mengenal wajah pengusaha muda itu langsung mengantarkan ke apartemen tempat Refan tinggal,
Memang Refan tergolong baru di negara L, tapi tak sulit untuk mengenali wajahnya, pengusaha muda yang sangat tersohor.
Siapapun yang sekali melihat Refan pasti langsung mengenalnya.
Sesampai di depan apartemen, seorang penjaga langsung membantu memapah Refan masuk ke kamarnya.
Refan memang tak pernah membawa pengawal untuk keluar, karena baginya itu sangat mengganggu.
Malam yang sangat dingin dan sepi, Sahila masih saja tidak bisa memejamkan matanya, entah apa yang di fikirkan Sahila saat ini Sahila memandang langit langit kamarnya.
Seperti ada seauatu yang mengganjal hatinya akhirnya Sahila bangun dari tidurnya dan keluar kamar.
Sahila berjalan menuju arah kamar Refan, Sahila perlahan memegang handle pintu dan menariknya,
Ceklek....pintu terbuka Sahila menyalakan lampu kamar itu.
''Masih sama gumamnya.
Sahila berjalan menuju laci kamar Refan dan membukanya.
''Ternyata kamu masih menyimpannya mas, tapi kenapa kamu melupakan aku, Setelah melihat isi laci Sahila langsung menangis sambil memegang benda tersebut.
Setelah cukup mengobati hatinya Sahila keluar dari kamar Refan dan kembali ke kamarnya.
Akhirnya tak butuh waktu lama Sahila langsung bisa memejamkan matanya dan beralih ke dunia mimpi.
Keesokan harinya, seperti biasa Sahila bangun pagi dan segera pergi ke dapur untuk membantu bibik memasak, Sahila sangat bersemangat dan tak kenal lelah .
Para pembantu pun sangat menyukai Sahila karena keramahannya dan kebaikan hatinya.
Setelah di kira semua selesai Sahila langsung masuk ke kamar untuk bersiap siap
Sejak tinggal di rumah pak Cakra Sahila selalu berpenampilan modis dan meninggalkan semua baju bajunya dari kampung, Sahila ingin menghormati pak Cakra yang sudah susah payah membelikan untuknya.
Sahila turun dan berjalan menuju meja makan.
''Pagi pa, maaf ya pa, tadi malam Sahila nggak menemani papa makan malam, soalnya Sahila capek banget. Sahila bohong,sebenarnya bukan itu masalah Sahila, tapi karena hatinya yang tidak bersahabat dan tak mood untuk berbuat apa apa.
''Nggak apa apa, papa tau kok, gi mana kuliah lamu kemarin, pak Cakra dengan gaya lembut.
''Semua lancar pa, dan semoga ini akan lancar sampai aku lulus nanti.
''Papa akan selalu mendoakan kamu, tapi kamu juga harus rajin belajar dan semangat,
Sahila mengangguk.
''Sa, sebentar lagi kan Refan mau menikah di negara L, apa kamu mau menemani papa ke sana ?
''Sebelumnya Sahila minta maaf pa, tapi kayaknya Sahila nggak bisa, bukan berarti Sahila menolak ajakan papa, tapi papa tau kan, kalau mas Refan sangat benci dengan Sahila,
Sahila hanya nggak mau membuat hari bahagia mas Refan menjadi berantakan gara gara kedatanganku, aku nggak mau membuatnya marah dan semakin membenciku ,saat dia tau aku datang.
Pak Cakra mengangguk.
''Apa kamu juga membenci Refan karena sudah membencimu?
Sahila menggeleng.
''Sahila nggak akan membenci seseorang, meskipun dia sudah membenciku pa, Aku hanya bisa mendoakan semoga mereka yang membenciku segera di beri hidayah, karena kita hidup bukan saling membenci melainkan saling membantu satu sama lain.
''Meskipun Sahila nggak hadir secara langsung,Sahila akan mendoakan mas Refan semoga dia bahagia dengan pilihannya.
Terbuat dari apa sih Sa hati kamu, Refan sangat membencimu, tapi kamu selalu mendoakan dia yang terbaik, batin pak Cakra.
Setelah selesai makan pak Cakra dan Sahila berlalu menuju mobil yang sudah siap untuk melaju,
Sahila berangkat dengan pak Cakra,karena memang perjalanan kampus dan kantor satu arah,
Pak Cakra bagaikan mempunyai anak perempuan lagi, karena kebaikan pak Cakra juga membuat Sahila merasa nyaman berada di samping pria paruh baya itu,pasalnya Sahila sudah lama tak merasakan kasih sayang seorang ayah.
Tak butuh waktu lama, kini mobil pak Cakra sudah tiba di depan kampus, Sahila mencium punggung tangan pak Cakra tanda pamit,
Sedang di depan gerbang sudah ada pria tampan yang sedang menunggunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 246 Episodes
Comments
Ila Syaqilla
Lanjut....😍
2020-12-17
0
Dimas F
pasti yg d lihat Sahila d dlm laci adalah barang knang2 masa kecil nya Sahila+repan ...kan repan +Sahila pacar masa kecil nya
2020-12-13
0
Dewi Indrawati Shirley
apa ya yang dilihat sahila di laci meja nya Refan?
2020-11-14
7