Bab 15 Sesuatu Terjadi

Gilang berbalik saat mendengar suara seorang pria memanggil Devina dengan keras. Dia bisa melihat gadis yang di cintai nya itu sampai menutup telinga dengan mata terpejam. Seperti orang ketakutan.

Melihat itu, Gilang segera mendekat. Dia menyesal meninggalkan Devina saat masuk ke dalam butik. Maksud hati ingin membalas Devina yang mengatakan bahwa dia lah yang menganggu gadis itu. Gilang hanya ingin menunjukkan, jika dia bukan pengganggu. Melainkan pelindung untuk Devina.

"Sayang, kamu tidak apa-apa?" tanya Gilang membuat Devina membuka matanya.

"Mas Gilang?" panggil Devina heran. "Di mana om Cello?" lanjutnya bertanya dalam hati.

"Kamu mencari Om, anak nakal?" ucap om Cello mengejutkan Devina.

Devina menggeleng. "Enggak," jawabnya.

"Lalu untuk apa kamu datang ke butik?"

Devina menjawab pertanyaan om Cello dengan menunjuk Gilang. "Pak Gilang yang bawa Devi ke sini Om," ucapnya.

"Oh jadi ini tuan muda Gilang Cakrawala yang terkenal itu." Om Cello bicara sambil memperhatikan Gilang dari atas sampai ke bawah.

"Ganteng pake banget," ucap om Cello, setelah dia memperhatikan pimpinan Cakrawala Company itu.

Nama Gilang sebagai pimpinan Cakrawala Company sudah cukup dikenal banyak orang. Namun tidak banyak yang mengenali wajah pria tampan itu. Gilang cukup tertutup dengan kehidupan pribadinya. Dia pun tidak suka tampil didepan umum. Bahkan media sosial miliknya pun tidak menampakkan satupun wajah tampannya. Membuat orang-orang merasa tidak heran jika Gilang tidak pernah memposting kemesraannya dengan Sandra.

Karena itu juga, Gilang sangat marah saat Sandra dengan berani membawa awak media ke kantornya. Bahkan wanita itu berani membawa mereka sampai ke ruang pimpinan. Hal itu juga yang membuat Gilang tidak banyak bicara saat konferensi pers. Dia lebih memilih menunjukkan foto Sandra dan Devina sebagai bukti.

"Om, jangan buat pak Gilang takut," tegur Devina.

"Kenapa takut? Begini-begini Om ayah tiga anak," balas om Cello.

Devina terkekeh. "Ya ayahnya Deri, Dafa dan Delon." ucapnya. Membalas dengan menyebut ketiga nama anak om Cello.

"Jadi mau apa ke sini? Jangan bilang mau cari perlindungan dari Om!"

"Saya butuh beberapa pakaian untuk Devina," ucap Gilang.

Om Cello menoleh pada Gilang. "Untuk acara apa?" tanyanya.

"Untuk acara pertemuan keluarga. Untuk acara anniversary rekan bisnis Saya dan satu lagi untuk acara lamaran," jawab Gilang.

"Lamaran?" ulang om Cello. "Elang mau melamar kamu setelah dia membatalkan pertunangannya dengan nenek sihir itu?" Tanya om Cello pada Devina.

Devina mengibaskan tangannya didepan wajah om Cello. "Tidak. Bukan begitu Om, Elang ---."

"Saya yang akan melamar Devina," potong Gilang ucapan Devina yang menurut Gilang bertele-tele.

"OMG, Om tidak salah dengar kan, Devina?"

"Kamu benar-benar pelakor sekarang Devina," bisik om Cello.

"OM!" balas Devina kesal. Tawa om Cello pecah. Dia senang sekali menggoda Devina.

Om Cello sudah lama kenal Devina, Bahkan sejak gadis itu masih berseragam putih abu-abu. Sekarang gadis itu sudah tumbuh dewasa dan semakin cantik.

***

"Kamu ternyata banyak kenal orang-orang kalangan atas," ucap Gilang. Mereka berdua sudah berada di dalam mobil, kembali menuju perusahaan.

"Saya kenal mereka saat menjadi asisten Elang," jawab Devina jujur.

Setiap mengingat masa-masa bahagia itu, terkadang Devina masih merasa sakit. Semua hilang dalam sekejap, begitu Elang memutuskan bertunangan dengan Wina. Bukan Elang yang berubah, tapi Wina yang dalam hitungan hari membuat Devina menyerah.

Saat itu dia sedang patah hati, sehingga tidak bisa berpikir dengan jernih. Seharusnya dia tetap bertahan menjadi asisten Elang, walaupun Wina mengancamnya. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Sekarang dia ada dalam posisi yang baru dengan masalah yang berbeda.

Ya begitulah hidup. Selama nyawa ini masih bersatu dengan raga, maka akan selalu ada masalah yang harus dihadapi. Bukankah hidup itu masalah? Jika tidak ada masalah, berarti kita tidak hidup.

"Mengapa berhenti jadi asisten dia?"

"Tidak apa-apa. Ingin cari suasana yang berbeda saja. Saya sudah jadi asisten Elang sejak sekolah, lanjut sampai kuliah. Setelah wisuda sempat punya rencana kerja kantoran, tapi tidak ada yang menerima Saya. Elang juga tidak mau digantikan dengan asisten yang lain. Mau tidak mau Saya lanjutkan menjadi asisten Elang. Dua tahun, hanya dua tahun saya bertahan. Sampai akhirnya Elang bertunangan. Saya gunakan kesempatan itu untuk mundur jadi asistennya. Dan kebetulan Cakrawala sedang penerimaan karyawan baru saat itu. Dan disinilah Saya saat ini, jadi sekretaris pimpinan Cakrawala Company."

"Kamu lelah bekerja?" tanya Gilang setelah dia menyimak penjelasan Devina.

"Rasa itu terkadang datang di saat Saya meras hidup ini tidak adil. Tapi Saya harus kuat demi Langit dan Bumi. Mereka berdua penyemangat Saya selama ini. Hidup mereka lebih menyedihkan dibandingkan Saya."

"Mereka terlihat baik-baik saja," sahut Gilang.

Devina mengangguk. "Itu karena ayah, bunda dan Saya selalu menjaga mereka dengan baik. Jangan sampai mereka berdua merasa asing dalam keluarga kami," jawab Devina. Dia rasa Gilang harus tahu siapa Langit dan Bumi. Mungkin saja, mereka berdua adalah adik Gilang.

"Mengapa mereka harus merasa asing?" tanya Gilang tidak mengerti.

Devina tidak menjawab pertanyaan bosnya itu. Kendaraan yang dikemudikan pak Bambang sudah tiba di depan pintu masuk utama Cakrawala Company. Dia pun mengajak Gilang turun, karena penjaga keamanan sudah membukakan pintu mobil untuk mereka.

"Pak, tuan Aksa sudah menunggu Anda di ruangan beliau." ucap Eki melaporkan begitu Gilang dan Devina sudah berada di dalam lobby perusahaan.

"Papa?" beo Gilang. "Apa ada masalah dengan perusahaan Ki?" ucap Gilang lagi, bertanya pada Eki.

"Tidak ada Pak."

"Mungkin ingin bicara tentang malam ini Pak. Bapak tidak lupa kan, kalau tuan Aksa akan bertemu ayah malam ini?" ucap Devina menambahkan.

"Ayo Sayang, kita temui Papa," ucap Gilang sambil menarik tangan Devina.

Devina menahan langkahnya. "Maaf, sebaiknya Pak Gilang saja yang menemui tuan Aksa."

"Kenapa?"

"Nanti Bapak juga tahu."

Gilang mengalah. Dia naik lift sendirian, meninggalkan sekretaris dan asistennya. "Dia marah Dev, sepertinya,"ujar Eki.

"Biarkan saja. Kalau butuh kita pasti memanggil lagi," balas Devina.

"Kamu baru dua bulan sudah bisa memahami kebiasaan bos kita. Hebat! Sekretaris seperti kamu yang memang pak Gilang butuhkan. Bukan seperti yang kemarin-kemarin. Bisanya hanya ngetik doang sama dandan."

"Serius Pak Eki? Mereka seperti itu," tanya Devina. Karena dia baru tahu alasan mengapa Gilang terus Menganti sekretarisnya.

"Lihat lah, perempuan kalau murahan ya seperti itu. Di tinggal yang satu, sama yang lain lagi."

Devina tahu, hinaan itu untuknya. Dia ingin membalas, tapi lagi-lagi harus menahan diri. Pemilik dan juga pendiri perusahaan Cakrawala Company sedang berada digedung ini. Biarpun di lantai yang berbeda. Berita dia membuat keributan pasti sampai juga keruangan pemilik perusahaan ini.

"Saya masuk lift sendirian saja Pak Eki. Menghindari fitnah," ucap Devina. Eki setuju. Dia pun mengangguk.

Sepeninggal Devina, Eki berbalik. Menatap satu persatu karyawan yang ada dibelakangnya, yang sama-sama menunggu lift yang baru saja membawa Devina naik. Belum sempat mengeluarkan kemarahannya, lift yang sedang membawa Devina tidak bergerak.

Eki merasa ada yang janggal dengan kejadian ini. Dia segera menghubungi teknisi perusahaan. Meminta mereka segera memeriksa. Apa sebenarnya yang terjadi?

Terpopuler

Comments

Ummi Yatusholiha

Ummi Yatusholiha

apa ada yg sengaja kurung devina di lift ya. kok ada2 saja sih kemalangan devina,sukur devina bukan wanita lemah

2025-01-01

0

Yani

Yani

Ada yang sengaja mau mencelakai Devina

2025-01-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Permintaan
2 Bab 2 Terima Saja
3 Bab 3 Bersedia
4 Bab 4 Rumor Tentang Devina
5 Bab 5 Menolak
6 Bab 6 Perdebatan
7 Bab 7 Ketenangan Devina
8 Bab 8 Konferensi Pers
9 Bab 9 Ingin Dekat
10 Bab 10 Menemui Ayah Dewa
11 Bab 11 Lima Belas Tahun
12 Bab 12 Pengalihan Issue
13 Bab 13 Bicara
14 Bab 14 Sekarang Terkenal
15 Bab 15 Sesuatu Terjadi
16 Bab 16 Salah Target
17 Bab 17 Perasaan Sandra
18 Bab 18 Bukan Keturunan Cakrawala
19 Bab 19 Tidak Ada Yang Tahu
20 Bab 20 Sudah Waktunya
21 Bab 21 Gosip Terbaru
22 Bab 22 Penjelasan Gilang
23 Bab 23 Seburuk Itu
24 Bab 24 Semakin Dekat
25 Bab 25 Tuan B
26 Bab 26 Devina Tahu
27 Bab 27 Kesetiaan
28 28. Kemarahan Lala
29 Bab 29 Rindu dan Benci
30 Bab 30 Ada Ego
31 Bab 31 Gombal
32 Bab 32 Kedatangan Wina
33 Bab 33 Kembali Menjadi Sorotan
34 Bab 34 Akhirnya Bertemu
35 Bab 35 Berita Pernikahan
36 Bab 36 Acara Penting
37 Bab 37 Bintang Utama
38 Bab 38 Gedung B
39 Bab 39. Kejadian Hari Itu
40 Bab 40 Ternyata
41 Bab 41 Pulang ke Kampung
42 Bab 42 Tangisan Bahagia
43 Bab 43 Mengharu Biru
44 Bab 44 Benar
45 Bab 45 Mundur Dari Jabatan
46 Bab 46 Om Bukan Abang
47 Bab 47 Masalah Kecil
48 Bab 48 Rahasia Danu
49 Bab 49 Ditinggalkan
50 Bab 50 Tidak Masuk Akal
51 Bab 51 Tanda Tangan Kontrak
52 Bab 52 Tidak Pernah Membenci
53 Bab 53 Jangan Asal Menghina
54 Bab 54 Tika Sebenarnya
55 Bab 55 Hukuman Yang Setimpal
56 Bab 56 Syuting
57 Bab 57 Dalang
58 Bab 58 Memancing Kemarahan
59 Bab 59 Masalah Yang Belum Selesai
60 Bab 60 Benang Merah Masalah
61 Bab 61 Menjelang Akad
62 Bab 62 Berita Buruk
63 Bab 63 Sah
64 Bab 64 Hubungan Baik
65 Bab 65 Hilang
66 Bab 66 Drama
67 Bab 67 Menua Bersama
68 Bab 68 Pulang ke Tanah Air
69 Bab 69 Akhir dari Tante Intan
70 Bab 70 Kehilangan
71 Bab 71 Sakit Karena Kamu
72 Bab 72 Kumpul Keluarga
73 Bab 73 Menunggu jawaban
74 Bab 74 Bahagia
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Bab 1 Permintaan
2
Bab 2 Terima Saja
3
Bab 3 Bersedia
4
Bab 4 Rumor Tentang Devina
5
Bab 5 Menolak
6
Bab 6 Perdebatan
7
Bab 7 Ketenangan Devina
8
Bab 8 Konferensi Pers
9
Bab 9 Ingin Dekat
10
Bab 10 Menemui Ayah Dewa
11
Bab 11 Lima Belas Tahun
12
Bab 12 Pengalihan Issue
13
Bab 13 Bicara
14
Bab 14 Sekarang Terkenal
15
Bab 15 Sesuatu Terjadi
16
Bab 16 Salah Target
17
Bab 17 Perasaan Sandra
18
Bab 18 Bukan Keturunan Cakrawala
19
Bab 19 Tidak Ada Yang Tahu
20
Bab 20 Sudah Waktunya
21
Bab 21 Gosip Terbaru
22
Bab 22 Penjelasan Gilang
23
Bab 23 Seburuk Itu
24
Bab 24 Semakin Dekat
25
Bab 25 Tuan B
26
Bab 26 Devina Tahu
27
Bab 27 Kesetiaan
28
28. Kemarahan Lala
29
Bab 29 Rindu dan Benci
30
Bab 30 Ada Ego
31
Bab 31 Gombal
32
Bab 32 Kedatangan Wina
33
Bab 33 Kembali Menjadi Sorotan
34
Bab 34 Akhirnya Bertemu
35
Bab 35 Berita Pernikahan
36
Bab 36 Acara Penting
37
Bab 37 Bintang Utama
38
Bab 38 Gedung B
39
Bab 39. Kejadian Hari Itu
40
Bab 40 Ternyata
41
Bab 41 Pulang ke Kampung
42
Bab 42 Tangisan Bahagia
43
Bab 43 Mengharu Biru
44
Bab 44 Benar
45
Bab 45 Mundur Dari Jabatan
46
Bab 46 Om Bukan Abang
47
Bab 47 Masalah Kecil
48
Bab 48 Rahasia Danu
49
Bab 49 Ditinggalkan
50
Bab 50 Tidak Masuk Akal
51
Bab 51 Tanda Tangan Kontrak
52
Bab 52 Tidak Pernah Membenci
53
Bab 53 Jangan Asal Menghina
54
Bab 54 Tika Sebenarnya
55
Bab 55 Hukuman Yang Setimpal
56
Bab 56 Syuting
57
Bab 57 Dalang
58
Bab 58 Memancing Kemarahan
59
Bab 59 Masalah Yang Belum Selesai
60
Bab 60 Benang Merah Masalah
61
Bab 61 Menjelang Akad
62
Bab 62 Berita Buruk
63
Bab 63 Sah
64
Bab 64 Hubungan Baik
65
Bab 65 Hilang
66
Bab 66 Drama
67
Bab 67 Menua Bersama
68
Bab 68 Pulang ke Tanah Air
69
Bab 69 Akhir dari Tante Intan
70
Bab 70 Kehilangan
71
Bab 71 Sakit Karena Kamu
72
Bab 72 Kumpul Keluarga
73
Bab 73 Menunggu jawaban
74
Bab 74 Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!