Bab 4 Rumor Tentang Devina

Malam sudah semakin larut, tapi Devina belum juga bisa memejamkan matanya. Hari ini dia mengambil keputusan besar dalam hidupnya. Devina tidak menyangka, dia akan terlibat dengan hal semacam ini. Menjadi pelakor atas permintaan istri.

Devina tahu dia salah, tapi kata hatinya terus mendorong dia untuk menerima tawaran tersebut. Entah apa yang akan terjadi kedepannya, Devina siap mendapatkan konsekuensinya. Satu hal yang Devina pikirkan, bagaimana dia memberitahu keluarganya. Devina tidak pernah menyembunyikan apapun dari keluarganya.

"Bagus Devina, keputusan yang cerdas. Mulai sekarang kamu harus sering memberikan perhatian pada Gilang," ucap Sandra setelah Devina menerima tawarannya. Sandra tersenyum saat itu, namun dalam hatinya menertawakan keputusan bodoh Devina.

Sandra tidak tahu saja, jika Devina bekerja sama dengan Gilang. Dia tidak lugu, seperti yang Sandra kira. Kita lihat saja, siapa yang bodoh dalam hal ini. Benarkah Devina yang bodoh, telah menerima tawaran Sandra. Atau Sandra yang bodoh, karena telah menawarkan pekerjaan ini pada Devina.

Devina memutuskan untuk keluar dari kamar. Dia akan menemui kedua adik kembarnya saja, dari pada melamun seorang diri. Dia yakin, kedua remaja itu belum tidur. Karena waktu belum menunjukkan pukul sebelas malam.

Karena terlalu sibuk dengan Gilang. membuat Devina beberapa hari ini tidak sempat ngobrol banyak dengan kedua adiknya itu. Devina akan memberitahu Langit dan Bumi tentang pekerjaan yang ditawarkan Sandra dan didukung oleh Gilang.

Ngobrol dan bercanda bersama kedua adiknya, menjadi salah satu obat stress Devina. Keduanya bisa menjadi support system untuk Devina menjadi kuat. Namun rencana Devina untuk menemui adik-adiknya sepertinya gagal. Dia melihat sosok Elang berdiri di tangga. Sepertinya pria itu baru saja tiba.

"Na!" panggil Elang, membuat Devina menatap penuh tanya. Mau apa pria itu berada di rumahnya, malam-malam begini.

Elang tersenyum, dia tahu Devina pasti bertanya tentang keberadaanya malam ini. "Aku habis syuting tidak jauh dari sini. Besok pagi-pagi sekali sudah harus kembali ke sana, jadi -."

"Sudah minta izin Wina?" ucap Devina memotong perkataan Elang.

Tidak masalah bagi Devina dan keluarganya, jika Elang ingin menginap malam ini. Pria itu sudah biasa, bahkan sejak dia masih kecil. Rumah orang tua Devina selalu menjadi tempat penitipan Elang, saat kedua orang tuanya harus keluar kota dan tidak bisa membawa Elang.

Yang jadi masalah itu tunangan Elang. Gadis itu tidak suka Elang kembali dekat dengan Devina seperti dulu, saat Elang belum bertemu Wina. Tunangan Elang itu membenci Devina. Karena setiap bersamanya, yang diceritakan Elang hanyalah Devina saja.

"Wina? Tidak perlu. Dia pasti mengizinkan," jawab Elang.

Terserah Elang, mau memberi tahu tunangannya atau tidak. Asal Wina tidak menyalahkannya saja. Jika tunangan Elang berani mengusiknya, Devina tidak akan diam saja kali ini. Selama ini dia mengalah, karena masih menjaga hubungan baik mereka selama ini.

Devina mengurungkan niatnya untuk menemui kedua adiknya. Lebih baik di kembali ke kamar. Elang bukan lagi tamu yang harus ditunjukkan dimana dia tidur. Rumah orang tua Devina sudah menjadi rumah kedua pria itu.

"Nana, ada hubungan apa kamu dengan suami Sandra?" tanya Elang. Menghentikan langkah Devina.

"Hanya sebatas sekertaris dan atasan. Kenapa?"

Elang menggelengkan kepala. "Tidak apa-apa. Wina bilang, Sandra cerita padanya. Sejak kamu yang jadi sekretaris Gilang, sikapnya pada Sandra jadi berubah."

"Ohhh seperti itu rumor yang beredar," balas Devina. "Terima kasih informasinya." ucap Devina lagi. Sebelum dia melanjutkan langkahnya kembali masuk ke dalam kamar.

Entah siapa yang memulai membuat berita bohong itu. Sehingga fitnah tentang dirinya cepat sekali menyebar. Terutama di kalangan karyawan Cakrawala Company.

Namun bukan itu yang membuat Devina kecewa. Melainkan Elang lebih percaya ucapan Wina tentang dirinya. Dan itu membuat Devina sadar, kedekatan antara dia dan Elang selama ini, tidak ada artinya bagi pria itu. Devina saja, yang terlalu percaya diri, Elang punya rasa yang sama dengannya.

***

Elang sudah tidak ada di kediaman orang tuanya, saat Devina turun untuk sarapan bersama keluarganya. Tidak perlu ditanya kemana perginya pria itu. Sebagai orang yang pernah menjadi asisten Elang, tentu Devina tahu ritme pekerjaan Elang. Tidak jarang, mereka berdua tepaksa tidur di dalam mobil.

Melelahkan, tapi Davina tidak bisa melupakan masa-masa dimana mereka tertawa dan menangis bersama. Dan semua itu sirna dalam sekejap, setelah Elang mengenal Wina dan memutuskan bertunangan dengan wanita itu.

"LaBu, bagaimana sekolah kalian?" Ucap Devina, bertanya pada kedua adik kembarnya itu. LaBu nama panggilan yang Devina sematkan untuk Langit dan Bumi, saat memanggil keduanya bersamaan

"Baik Kak. Tapi, .... "

"Tapi apa?" tanya Devina, karena Bumi tidak melanjutkan perkataannya.

"Bukan apa-apa Kak," jawab Langit.

"Bun, ada apa?" Kini Devina beralih pada bunda Helen. Tidak mungkin wanita paruh baya itu tidak tahu masalah yang dihadapi kedua adiknya.

"Adik-adik kamu mendengar rumor, kamu bisa jadi sekretaris pimpinan Cakrawala, karena -."

"Tidak usah dilanjutkan Yah," potong Devina ucapan ayahnya. Dia sudah mendengar rumor tentang dirinya yang menjual diri, sehingga menjadi sekretaris Gilang.

Parah memang mulut-mulut nyinyir orang-orang yang tidak bertanggung jawab itu. Mereka berkata buruk, karena iri. Tidak tahu bagaimana sulitnya perjuangan Devina, sehingga dia bisa seperti saat ini.

Masa remajanya Devina habiskan menjadi asisten Elang, sambil melanjutkan kuliahnya. Dia membiayai kuliah dari jerih payahnya sendiri. Karena saat itu ayah Dewa terkena PHK dari perusahaan tempatnya bekerja. Lalu orang tuanya memutuskan untuk buka usaha dengan uang simpanan mereka. Uang yang semula ditujukan untuk biaya kuliah Devina.

"Kalian tahu bagaimana Kakak berjuang, kan?" Langit dan Bumi mengangguk bersamaan.

"Biarkan saja anjing menggonggong. Tidak perlu kalian dengar kan. Asal kalian semua masih percaya sama Kakak, itu sudah cukup."

"Tentu saja kami percaya Kak," balas Langit dan Bumi bersamaan. Keduanya berdiri dan memeluk Devina.

Ayah Dewa dan Bunda Helen terharu melihat ketiga anak mereka yang selalu akur dan saling menyayangi. Perjuangan mereka tidak mudah untuk mengembalikan keadaan seperti semula, saat mereka sedang terpuruk. Ditambah lagi, saat itu mereka harus kehilangan anggota keluarga. Kakak sulung Devina meninggal dunia akibat kecelakaan. Lengkap sudah penderitaan keluarga Dewangga tersebut.

Setelah sarapan, Devina pamit berangkat ke kantor. Seperti biasa, Devina pergi bersama ayah Dewa, dengan kendaraan roda dua yang mereka miliki. Sebenarnya Devina punya kendaraan roda dua sendiri. Tapi kedua adik kembarnya lebih membutuhkan, sehingga dia mengalah, memberikan kendaraan itu pada Langit dan Bumi.

"Pagi mbak Devina," sapa pak Bambang.

"Pak Bambang?" Devina terkejut dengan sapaan pria paruh baya yang usianya mungkin sama dengan ayah Dewa.

"Saya diminta den Gilang untuk jemput mbak Devina," jawabnya.

Bicara Gilang, pria itu keluar kota bersama Eki, pagi ini. Hanya saja Devina tidak mengira, Gilang akan mengirim pak Bambang untuk menjemputnya. Entah mengapa Devina merasa, sejak dia memutuskan untuk menerima tawaran Sandra, Gilang seolah menunjukkan perhatian lebih padanya. Beberapa kali pria itu melakukan kontak fisik. Yang selama satu bulan kemarin tidak pernah terjadi. Biarpun mereka sering pergi menemui rekan bisnis dan klien berdua.

"Kasihan pak Bambang sudah jauh-jauh jemput kamu," ucap ayah Dewa

Karena tidak ingin mengecewakan pak Bambang, Devina naik kendaraan milik Gilang. Devina dan yang lain tidak menyadari, jika ada seseorang yang mengambil foto mereka. Khsusnya Devina.

"Pak Bambang, boleh saya bertanya?" ucap Devina.

"Tanya saja Mbak. Kalau Saya bisa jawab, akan saya jawab," balas pak Bambang.

"Ada masalah apa antara pak Gilang dengan mbak Sandra?"

Pak Bambang menoleh sebentar pada Devina, lalu kembali fokus pada kemudinya. "Bapak tidak tahu Mbak. Yang Bapak tahu, rumah tangga den Gilang dan non Sandra, ya seperti ini sejak awal mereka menikah. Non Sandra jarang berada di rumah."

"Sibuk syuting?" tanya Devina.

"Bapak kurang tahu Non."

Terpopuler

Comments

Ummi Yatusholiha

Ummi Yatusholiha

kayaknya wina sengaja deh buat rumor tentang devina,secara wina kan gak suka sama devina.. atw jangan2 wina kerjasama dgn sandra yaa🤔🤔

2025-01-01

0

Yani

Yani

Kayanya Sandra sengaja Devina di suruh menggoda suaminya biar dia bersih kaya nya Sandra punya pil

2025-01-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Permintaan
2 Bab 2 Terima Saja
3 Bab 3 Bersedia
4 Bab 4 Rumor Tentang Devina
5 Bab 5 Menolak
6 Bab 6 Perdebatan
7 Bab 7 Ketenangan Devina
8 Bab 8 Konferensi Pers
9 Bab 9 Ingin Dekat
10 Bab 10 Menemui Ayah Dewa
11 Bab 11 Lima Belas Tahun
12 Bab 12 Pengalihan Issue
13 Bab 13 Bicara
14 Bab 14 Sekarang Terkenal
15 Bab 15 Sesuatu Terjadi
16 Bab 16 Salah Target
17 Bab 17 Perasaan Sandra
18 Bab 18 Bukan Keturunan Cakrawala
19 Bab 19 Tidak Ada Yang Tahu
20 Bab 20 Sudah Waktunya
21 Bab 21 Gosip Terbaru
22 Bab 22 Penjelasan Gilang
23 Bab 23 Seburuk Itu
24 Bab 24 Semakin Dekat
25 Bab 25 Tuan B
26 Bab 26 Devina Tahu
27 Bab 27 Kesetiaan
28 28. Kemarahan Lala
29 Bab 29 Rindu dan Benci
30 Bab 30 Ada Ego
31 Bab 31 Gombal
32 Bab 32 Kedatangan Wina
33 Bab 33 Kembali Menjadi Sorotan
34 Bab 34 Akhirnya Bertemu
35 Bab 35 Berita Pernikahan
36 Bab 36 Acara Penting
37 Bab 37 Bintang Utama
38 Bab 38 Gedung B
39 Bab 39. Kejadian Hari Itu
40 Bab 40 Ternyata
41 Bab 41 Pulang ke Kampung
42 Bab 42 Tangisan Bahagia
43 Bab 43 Mengharu Biru
44 Bab 44 Benar
45 Bab 45 Mundur Dari Jabatan
46 Bab 46 Om Bukan Abang
47 Bab 47 Masalah Kecil
48 Bab 48 Rahasia Danu
49 Bab 49 Ditinggalkan
50 Bab 50 Tidak Masuk Akal
51 Bab 51 Tanda Tangan Kontrak
52 Bab 52 Tidak Pernah Membenci
53 Bab 53 Jangan Asal Menghina
54 Bab 54 Tika Sebenarnya
55 Bab 55 Hukuman Yang Setimpal
56 Bab 56 Syuting
57 Bab 57 Dalang
58 Bab 58 Memancing Kemarahan
59 Bab 59 Masalah Yang Belum Selesai
60 Bab 60 Benang Merah Masalah
61 Bab 61 Menjelang Akad
62 Bab 62 Berita Buruk
63 Bab 63 Sah
64 Bab 64 Hubungan Baik
65 Bab 65 Hilang
66 Bab 66 Drama
67 Bab 67 Menua Bersama
68 Bab 68 Pulang ke Tanah Air
69 Bab 69 Akhir dari Tante Intan
70 Bab 70 Kehilangan
71 Bab 71 Sakit Karena Kamu
72 Bab 72 Kumpul Keluarga
73 Bab 73 Menunggu jawaban
74 Bab 74 Bahagia
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Bab 1 Permintaan
2
Bab 2 Terima Saja
3
Bab 3 Bersedia
4
Bab 4 Rumor Tentang Devina
5
Bab 5 Menolak
6
Bab 6 Perdebatan
7
Bab 7 Ketenangan Devina
8
Bab 8 Konferensi Pers
9
Bab 9 Ingin Dekat
10
Bab 10 Menemui Ayah Dewa
11
Bab 11 Lima Belas Tahun
12
Bab 12 Pengalihan Issue
13
Bab 13 Bicara
14
Bab 14 Sekarang Terkenal
15
Bab 15 Sesuatu Terjadi
16
Bab 16 Salah Target
17
Bab 17 Perasaan Sandra
18
Bab 18 Bukan Keturunan Cakrawala
19
Bab 19 Tidak Ada Yang Tahu
20
Bab 20 Sudah Waktunya
21
Bab 21 Gosip Terbaru
22
Bab 22 Penjelasan Gilang
23
Bab 23 Seburuk Itu
24
Bab 24 Semakin Dekat
25
Bab 25 Tuan B
26
Bab 26 Devina Tahu
27
Bab 27 Kesetiaan
28
28. Kemarahan Lala
29
Bab 29 Rindu dan Benci
30
Bab 30 Ada Ego
31
Bab 31 Gombal
32
Bab 32 Kedatangan Wina
33
Bab 33 Kembali Menjadi Sorotan
34
Bab 34 Akhirnya Bertemu
35
Bab 35 Berita Pernikahan
36
Bab 36 Acara Penting
37
Bab 37 Bintang Utama
38
Bab 38 Gedung B
39
Bab 39. Kejadian Hari Itu
40
Bab 40 Ternyata
41
Bab 41 Pulang ke Kampung
42
Bab 42 Tangisan Bahagia
43
Bab 43 Mengharu Biru
44
Bab 44 Benar
45
Bab 45 Mundur Dari Jabatan
46
Bab 46 Om Bukan Abang
47
Bab 47 Masalah Kecil
48
Bab 48 Rahasia Danu
49
Bab 49 Ditinggalkan
50
Bab 50 Tidak Masuk Akal
51
Bab 51 Tanda Tangan Kontrak
52
Bab 52 Tidak Pernah Membenci
53
Bab 53 Jangan Asal Menghina
54
Bab 54 Tika Sebenarnya
55
Bab 55 Hukuman Yang Setimpal
56
Bab 56 Syuting
57
Bab 57 Dalang
58
Bab 58 Memancing Kemarahan
59
Bab 59 Masalah Yang Belum Selesai
60
Bab 60 Benang Merah Masalah
61
Bab 61 Menjelang Akad
62
Bab 62 Berita Buruk
63
Bab 63 Sah
64
Bab 64 Hubungan Baik
65
Bab 65 Hilang
66
Bab 66 Drama
67
Bab 67 Menua Bersama
68
Bab 68 Pulang ke Tanah Air
69
Bab 69 Akhir dari Tante Intan
70
Bab 70 Kehilangan
71
Bab 71 Sakit Karena Kamu
72
Bab 72 Kumpul Keluarga
73
Bab 73 Menunggu jawaban
74
Bab 74 Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!