Bab 5 Menolak

Sudah dua puluh hari Devina menjadi pelakor pura-pura dalam rumah tangga Sandra dan Gilang. Seperti janji Gilang, Devina tidak perlu menggoda pria itu. Dia juga tidak perlu melakukan apa-apa. Karena semua sudah diatur Gilang dan Eki.

Devina hanya melakukan pekerjaannya, bila Sandra meminta bukti berupa foto dan video dia yang tengah berusaha menggoda Gilang. Seperti saat ini, Sandra minta Devina duduk dipangkuan Gilang. Tentu saja Devina menolak, dia tidak akan melakukan adegan intim itu.

Namun Gilang yang mendengar percakapan antar Devina dan Sandra melalui panggilan telepon, tiba-tiba menariknya hingga sekretarisnya itu terduduk di pangkuan pria itu. Seperti biasa semuanya otomatis terekam di kamera. Gilang dan Eki sudah menyiapkan beberapa kamera di ruangan Gilang.

"Pegang dada Saya Vivi," bisik Gilang.

Devina menatap bosnya, "Tampan," batin Devina. Ini bukan kali pertama mereka saling tatap. Tapi dengan jarak sedekat sekarang, ini yang pertama. Jangan tanyakan, bagaimana Devina saat ini. Jantungnya bergemuruh dalam pangkuan Gilang.

"Lakukan, atau Saya cium kamu," ucap Gilang. Pria itu sedikit mencondongkan wajahnya, seolah akan mencium bibir Devina.

Tangan Devina reflek memukul dada Gilang. Enak saja Gilang mau main cium. Dia gadis baik-baik, bibirnya masih suci. Tapi ancaman Gilang justru berhasil membuat Devina menaruh tangannya di dada pria itu. Seperti yang Gilang inginkan.

"Pak!" tegur Devina saat Gilang meraih tangannya lalu mendaratkan satu kecupan di telapak tangan Devina.

"Ini bisa kamu kirimkan pada Sandra," ucap Gilang.

Mungkin bagi Gilang ini hanya keperluan Devina untuk mengirimkan video dan foto pada Sandra. Namun bagi Devina, posisi mereka saat ini membuat gemuruh di dada Devina saling bersahutan.

"Cantik," gumam Gilang, dengan matanya yang terus memperhatikan wajah Devina.

"Kenapa jadi Bapak yang menggoda Saya?" ujar Devina yang bisa mendengar gumaman Gilang. Dia bicara sambil mencoba menyelaraskan kembali gemuruh di dadanya.

Gilang terkekeh. Lagi-lagi Devina speechless melihatnya. Dia pun segera beranjak dari pangkuan Gilang. Bisa bahaya jika adegan ini di teruskan. Ayah dan bundanya sudah memberikan rambu-rambu, agar Devina tidak terbawa perasaan.

Devina sudah meminta izin pada bunda Helen dan ayah Dewa. Jika saat ini dia sedang membantu atasannya. Devina juga memberi tahu alasannya. Ada sesuatu yang membuat dia curiga sejak awal. Dan seperti biasa, ayah Dewa akan memberikan ceramah yang sedikit panjang, agar dia bisa menjaga diri.

Saat dia menjadi asisten Elang, ayah Dewa juga mengingatkan hal yang sama. Biarpun mereka sudah sering bersama sejak kecil, tapi mereka tetap harus menjaga batasan. Elang bukan saudara, biarpun pria itu menganggap keluarga Dewa Arga adalah keluarganya. Tetap saja, Elang hanyalah anak dari sahabat bunda Helen.

"Saya permisi Pak," ucap Devina, setelah berdiri dari pangkuan Gilang.

Pimpinan Cakrawala Company itu hanya diam saja. Dia juga tidak menahan Devina yang keluar dari ruangannya. Pria itu hanya memperhatikan punggung Devina yang semakin menjauh. Entah apa yang Gilang pikirkan. Apa dia tertarik dengan sekretarisnya itu?

"Bagus Devina. Gilang sepertinya mulai tertarik sama kamu," ucap Sandra dari seberang sana, setelah Devina mengirimkan foto dia yang duduk di pangkuan Gilang.

"Karena hubungan kamu sudah semakin dekat dengan suamiku. Selanjutnya, Mbak mau kamu jebak dia di kamar," ucap Sandra lagi.

"Tidak bisa!" Devina langsung menolak dengan tegas.

Devina tidak akan melakukan adegan yang berbahaya. Duduk dipangkuan Gilang saja jantungnya bergemuruh, apa lagi berdua di kamar. Devina tahu batasannya. Bisa-bisa dia dipecat jadi putri ayah Dewa.

"Sekali ini saja. Setelah itu tugas kamu selesai. Dan aku akan kirimkan sisa pembayarannya," balas Sandra.

"Maaf, Saya tidak akan melakukan hal bodoh itu." Tegas Devina sekali lagi.

"Sebenarnya apa yang Mbak Sandra inginkan? Sengaja mau menjebak pak Gilang tidur dengan wanita lain? Kenapa? Mau Pisah? Pisah saja baik-baik, tidak perlu membuat skenario seolah-olah pak Gilang yang melakukan kesalahan dalam rumah tangga kalian," tanya Devina beruntun.

Di seberang sana, Sandra hanya bisa diam. Dia tidak bisa menjawab pertanyaan Devina. Dan apa yang disampaikan sekretaris Gilang itu benar adanya. Sandra ingin menjebak Gilang dan Devina.

"Saya ingatkan! Mbak Sandra hanya meminta Saya menggoda pak Gilang sampai tergoda. Tugas Saya sudah selesai. Saya berhasil membuat Pak Gilang jatuh hati pada Saya. Itu berarti kerja sama kita juga berakhir."

"Tunggu Devina!" Tahan Sandra, saat Devina akan menutup panggilan telepon mereka.

"Saya akan bayar kamu dua kali lipat. Tolong jebak Gilang tidur dengan kamu. Hanya tidur, Devina. Please," ucap Sandra memohon.

"Apa Mbak pikir Saya bodoh?" balas Devina.

Devina tetap menolak. Dia menerima tawaran Sandra hanya untuk tahu tujuan wanita itu. Sekarang dia sudah bisa membaca apa yang Sandra inginkan. Setelah dia mencari tahu bagaimana kehidupan Gilang dan juga Sandra.

Devina sangat berterima kasih pada pak Bambang yang sudah memperkenalkan Devina dengan pengasuh Gilang selama ini. Berkat informasi yang Devina dapatkan dari pengasuh Gilang, dia jadi tahu hubungan seperti apa yang dijalani Gilang dan Sandra selama ini. Keharmonisan keduanya hanya bertahan enam bulan saja. Setelah itu mereka pisah kamar hingga saat ini.

"Kenapa mereka tidak cerai saja, Bude?" tanya Devina.

"Den Gilang itu tidak mau bergelar duda," jawab bude Asih. Wanita tua itu terkekeh setelah menjawab pertanyaan.

Devina ikut tertawa. Hanya alasan seperti itu, Gilang bertahan dengan rumah tangga yang tidak harmonis.

"Den Gilang akan menceraikan non Sandra, kalau dia sudah menemukan gadis yang tepat untuk menjadi istrinya." Ucapan bude Asih selanjutnya membuat Devina menghentikan tawanya.

"Jadi dia bisa langsung menikahi gadis itu setelah bercerai," ucap bude Asih lagi.

"Kenapa diam Mbak Sandra? Ohhh, atau Mbak sebenarnya mau jebak Saya juga?"

Tidak ada jawaban, karena Sandra memutus panggilannya. Dia tidak bisa menjawab pertanyaan Devina. Lagi-lagi yang Devina tanyakan itu benar.

"Bagaimana?"

Sandra menoleh pada rekan kerjanya sesama presenter. Lalu menggeleng. "Devina menolak. Dia tahu, kalau dia juga akan dijebak. Mantan asisten Elang itu tidak sebodoh yang kamu katakan Wina," jawabnya.

"Kamu ancam saja, kalau kamu akan sebarkan video dan foto kedekatan dia dengan Gilang," balas Wina. "Atau minta dia kembalikan uang yang sudah kamu transfer ke dia," ucap Wina menambahkan.

"Aku yakin dia mau. Dia itu dari keluarga tidak mampu, tentu akan lebih memilih uang."

Sandra tidak terlalu yakin dengan apa yang Wina katakan. Tapi dia akan mencoba sekali lagi bicara dengan Devina. Jika Devina mau menerima permintaannya kali ini, dia bisa punya bukti untuk mengajukan talak bercerai. Wina juga bisa menunjukkan keburukan Devina pada Elang. Itulah tujuan Sandra meminta Devina menjadi pelakor dalam rumah tangganya.

***

"Na, bisa kamu jelaskan tentang ini?" Tanya Elang sambil menunjukkan foto Gilang yang tengah memeluk Devina, dan mata mereka terlihat saling tatap.

"Dapat dari Wina?" Devina balas bertanya.

"Tidak perlu tahu aku dapatkan ini dari mana," jawab Elang.

"Ya sudah, berarti tidak ada yang perlu dijelaskan." Devina melanjutkan langkahnya meninggalkan Elang, setelah bicara.

Sekretaris Gilang itu sedang ikut pertemuan lanjutan dengan produser film. Kali ini dia datang bersama Eki, tanpa Gilang. Baru saja tiba, Elang sudah menariknya untuk menjauh. Tanpa basa-basi seperti biasanya, dia langsung minta Devina memberikan penjelasan.

Terpopuler

Comments

Ummi Yatusholiha

Ummi Yatusholiha

bagus devina, kamu harus tegas ngadepin si duo racun itu

2025-01-01

0

Yani

Yani

Bener Sandra kerjasama sama si Wina

2025-01-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Permintaan
2 Bab 2 Terima Saja
3 Bab 3 Bersedia
4 Bab 4 Rumor Tentang Devina
5 Bab 5 Menolak
6 Bab 6 Perdebatan
7 Bab 7 Ketenangan Devina
8 Bab 8 Konferensi Pers
9 Bab 9 Ingin Dekat
10 Bab 10 Menemui Ayah Dewa
11 Bab 11 Lima Belas Tahun
12 Bab 12 Pengalihan Issue
13 Bab 13 Bicara
14 Bab 14 Sekarang Terkenal
15 Bab 15 Sesuatu Terjadi
16 Bab 16 Salah Target
17 Bab 17 Perasaan Sandra
18 Bab 18 Bukan Keturunan Cakrawala
19 Bab 19 Tidak Ada Yang Tahu
20 Bab 20 Sudah Waktunya
21 Bab 21 Gosip Terbaru
22 Bab 22 Penjelasan Gilang
23 Bab 23 Seburuk Itu
24 Bab 24 Semakin Dekat
25 Bab 25 Tuan B
26 Bab 26 Devina Tahu
27 Bab 27 Kesetiaan
28 28. Kemarahan Lala
29 Bab 29 Rindu dan Benci
30 Bab 30 Ada Ego
31 Bab 31 Gombal
32 Bab 32 Kedatangan Wina
33 Bab 33 Kembali Menjadi Sorotan
34 Bab 34 Akhirnya Bertemu
35 Bab 35 Berita Pernikahan
36 Bab 36 Acara Penting
37 Bab 37 Bintang Utama
38 Bab 38 Gedung B
39 Bab 39. Kejadian Hari Itu
40 Bab 40 Ternyata
41 Bab 41 Pulang ke Kampung
42 Bab 42 Tangisan Bahagia
43 Bab 43 Mengharu Biru
44 Bab 44 Benar
45 Bab 45 Mundur Dari Jabatan
46 Bab 46 Om Bukan Abang
47 Bab 47 Masalah Kecil
48 Bab 48 Rahasia Danu
49 Bab 49 Ditinggalkan
50 Bab 50 Tidak Masuk Akal
51 Bab 51 Tanda Tangan Kontrak
52 Bab 52 Tidak Pernah Membenci
53 Bab 53 Jangan Asal Menghina
54 Bab 54 Tika Sebenarnya
55 Bab 55 Hukuman Yang Setimpal
56 Bab 56 Syuting
57 Bab 57 Dalang
58 Bab 58 Memancing Kemarahan
59 Bab 59 Masalah Yang Belum Selesai
60 Bab 60 Benang Merah Masalah
61 Bab 61 Menjelang Akad
62 Bab 62 Berita Buruk
63 Bab 63 Sah
64 Bab 64 Hubungan Baik
65 Bab 65 Hilang
66 Bab 66 Drama
67 Bab 67 Menua Bersama
68 Bab 68 Pulang ke Tanah Air
69 Bab 69 Akhir dari Tante Intan
70 Bab 70 Kehilangan
71 Bab 71 Sakit Karena Kamu
72 Bab 72 Kumpul Keluarga
73 Bab 73 Menunggu jawaban
74 Bab 74 Bahagia
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Bab 1 Permintaan
2
Bab 2 Terima Saja
3
Bab 3 Bersedia
4
Bab 4 Rumor Tentang Devina
5
Bab 5 Menolak
6
Bab 6 Perdebatan
7
Bab 7 Ketenangan Devina
8
Bab 8 Konferensi Pers
9
Bab 9 Ingin Dekat
10
Bab 10 Menemui Ayah Dewa
11
Bab 11 Lima Belas Tahun
12
Bab 12 Pengalihan Issue
13
Bab 13 Bicara
14
Bab 14 Sekarang Terkenal
15
Bab 15 Sesuatu Terjadi
16
Bab 16 Salah Target
17
Bab 17 Perasaan Sandra
18
Bab 18 Bukan Keturunan Cakrawala
19
Bab 19 Tidak Ada Yang Tahu
20
Bab 20 Sudah Waktunya
21
Bab 21 Gosip Terbaru
22
Bab 22 Penjelasan Gilang
23
Bab 23 Seburuk Itu
24
Bab 24 Semakin Dekat
25
Bab 25 Tuan B
26
Bab 26 Devina Tahu
27
Bab 27 Kesetiaan
28
28. Kemarahan Lala
29
Bab 29 Rindu dan Benci
30
Bab 30 Ada Ego
31
Bab 31 Gombal
32
Bab 32 Kedatangan Wina
33
Bab 33 Kembali Menjadi Sorotan
34
Bab 34 Akhirnya Bertemu
35
Bab 35 Berita Pernikahan
36
Bab 36 Acara Penting
37
Bab 37 Bintang Utama
38
Bab 38 Gedung B
39
Bab 39. Kejadian Hari Itu
40
Bab 40 Ternyata
41
Bab 41 Pulang ke Kampung
42
Bab 42 Tangisan Bahagia
43
Bab 43 Mengharu Biru
44
Bab 44 Benar
45
Bab 45 Mundur Dari Jabatan
46
Bab 46 Om Bukan Abang
47
Bab 47 Masalah Kecil
48
Bab 48 Rahasia Danu
49
Bab 49 Ditinggalkan
50
Bab 50 Tidak Masuk Akal
51
Bab 51 Tanda Tangan Kontrak
52
Bab 52 Tidak Pernah Membenci
53
Bab 53 Jangan Asal Menghina
54
Bab 54 Tika Sebenarnya
55
Bab 55 Hukuman Yang Setimpal
56
Bab 56 Syuting
57
Bab 57 Dalang
58
Bab 58 Memancing Kemarahan
59
Bab 59 Masalah Yang Belum Selesai
60
Bab 60 Benang Merah Masalah
61
Bab 61 Menjelang Akad
62
Bab 62 Berita Buruk
63
Bab 63 Sah
64
Bab 64 Hubungan Baik
65
Bab 65 Hilang
66
Bab 66 Drama
67
Bab 67 Menua Bersama
68
Bab 68 Pulang ke Tanah Air
69
Bab 69 Akhir dari Tante Intan
70
Bab 70 Kehilangan
71
Bab 71 Sakit Karena Kamu
72
Bab 72 Kumpul Keluarga
73
Bab 73 Menunggu jawaban
74
Bab 74 Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!