Bab 17 Perasaan Sandra

Sandra berdiri di jendela. Pandangannya lurus kedepan, melihat Gilang yang sudah siap dengan outfit kerjanya. "Sepagi ini?" gumam Sandra.

Dia tahu Gilang itu gila kerja, bukan karena dia pemimpin Cakrawala Company. Tapi sudah sejak dulu, saat pria itu masih magang di salah satu stasiun televisi swasta. Di sanalah mereka pertama kali bertemu. Pemuda tampan yang memiliki kharisma. Tidak banyak bicara, namun pekerjaannya selalu memuaskan hasilnya.

Sandra sangat penasaran dengan sosok Gilang yang tidak pernah tersenyum pada kaum hawa. Pandangannya juga tidak liar seperti pria pada umumnya, bila melihat gadis yang berparas cantik. Kecuali pada satu orang, asisten rekan kerjanya sebagai presenter pembawa acara hiburan saat itu

"Kenapa aku bisa lupa?" ujar Sandra.

Andai saja dia mengingat sejak awal, jika Gilang sudah sejak dulu tertarik dengan dengan Devina, dia tidak akan menuruti permintaan Wina , meminta Devina menjadi pelakor bayaran. Sekarang Sandra menyesali kebodohannya sendiri. Mempersulit diri sendiri. Kenapa tidak sejak awal saja dia mengaku pada Gilang, kalau dia menyukai pria itu.

Sandra tahu, banyak gosip tentang kedekatannya dengan Dita, adalah hubungan suka dengan sesama jenis. Mereka salah, dia dan Dita tidak seperti itu. Sandra meminta pertimbangan Dita saat menerima permintaan Wina karena Dita tahu, Sandra sudah lelah untuk bisa menarik perhatian Gilang.

Tidak ada yang tahu tentang perasaannya terhadap Gilang, kecuali Dita. Untuk apa Sandra sampai menjebak Gilang menjadi suaminya, jika bukan karena dia memang menginginkan itu. Namun sayang, dia hanya bisa bertahan selama enam bulan saja dengan sikap dingin Gilang.

"Harusnya aku bertahan saja. Saat dia mulai jatuh cinta padaku, kami bisa menikah ulang agar sah. Bodoh memang." Sandra merutuki dirinya sendiri.

"Sarapannya sudah siap Non." Suara bu Asih menyadarkan Sandra dari pikirannya sendiri.

"Gilang sudah turun dari kamarnya?" tanya Sandra, pura-pura tidak tahu kalau pria itu sudah pergi pagi-pagi sekali.

"Den Gilang sudah pergi. Katanya mau sarapan di rumah non Devina," jawab Bu Asih.

"Sudah sejauh itu ternyata," gumam Sandra setelah mendengar jawaban bu Asih.

Bu Asih yang masih berdiri disana tersenyum mendengar gumaman Sandra. Dia sengaja memberitahu wanita itu. Bu Asih ingin Sandra tidak lagi menganggu kehidupan Gilang.

Gilang sampai di kediaman Devina. Disaat yang bersamaan si kembar Langit dan Bumi sedang pamit ke sekolah pada ayah Dewa dan bunda Helen. Gilang cemburu pada Langit dan Bumi yang memiliki kedua orang tua yang menyayangi mereka dengan sepenuh hati. Dia sudah sangat lama tidak lagi merasakan hal seperti itu. Hanya bu Asih yang selalu ada untuknya, dan pak Bambang yang selalu siap mengantarkan dia pergi kemanapun.

"Mas, kami ke sekolah dulu," pamit Langit dan Bumi sambil mencium punggung tangan Gilang.

Ada perasaan hangat yang pimpinan Cakrawala Company itu rasakan. Gilang merasa ada ikatan yang lebih dalam dengan kedua anak itu. Bahkan sejak pertama mereka bertemu.

Tak berselang lama selepas kepergian langit dan Bumi, kendaraan milik Elang terparkir di depan pagar orang tua Devina. Pria itu tidak sendiri, dia datang bersama Wina. Bukan hanya Gilang yang tidak suka dengan kedatangan Wina. Bunda Helen pun sama.

Bukan karena Wina bertunangan dengan Elang, membuat bunda Helen tidak suka pada gadis itu. Dia membenci Wina, karena tunangan Elang itulah yang berkoar-koar memprovokasi media bahwa Devina adalah seorang pelakor.

Hanya ayah Dewa saja yang menerima Elang dan Wina dengan tersenyum. "Baru pulang syuting atau baru mau berangkat syuting?" tanya ayah Dewa.

"Hari ini kebetulan libur Yah," jawab Elang. "Karena itu Elang sempatkan mengajak Wina untuk mengunjungi ayah dan bunda. Wina datang untuk meminta maaf pada ayah, bunda dan Nana," ucap Elang lagi.

"Devi sedang tidak bisa menerima tamu," sahut bunda Helen.

"Bunda," tegur ayah Dewa atas sikap istrinya.

"Devi masih sakit Yah. Jangan diganggu dulu. Biarkan dia istirahat. Dia bukan hanya sakit fisik, tapi juga sakit hati." Bunda Helen masuk kedalam rumah setelah bicara seperti itu.

Elang terdiam. Devina itu gadis yang kuat, tidak pernah mengeluh dan hampir tidak pernah sakit. "Nana sakit apa Yah?" tanya Elang khawatir.

Pria itu sudah akan melangkah masuk menyusul bunda Helen, namun ditahan oleh Wina. "Kita pulang saja," ucap Wina.

"Lain kali saja Saya datang lagi menemui Devina. Mungkin waktunya belum tepat untuk minta maaf sekarang," ucap Wina lagi sambil menarik Elang untuk meninggalkan tempat itu.

"Bawa tunangan kamu pulang saja Lang. Devi hanya sakit biasa, tapi dia butuh istirahat," ucap ayah Dewa.

Gilang tersenyum tipis mendengar jawaban ayah Dewa. Tuan Aksa sudah berpesan, apa yang terjadi pada Devina kemarin jangan menjadi konsumsi publik. Bukan karena takut nama Cakrawala Company rusak akibat accident tersebut. Masalahnya ada yang coba main-main dengan perusahaan.

Elang mengalah. "Elang pulang dulu Yah," ucap Elang yang akhirnya pamit.

"Saya ingin bertemu Devina,"' ucap Gilang setelah hanya berdua dengan ayah Dewa.

***

Dua hari Devina istirahat di rumah. Padahal dia tidak membutuhkan itu. Dia bisa kembali bekerja seperti biasa, tapi Gilang yang tidak mengizinkan.

Jadilah Devina sibuk mengscrool media sosialnya. Hal yang sangat jarang bahkan hampir tidak pernah dia lakukan. Devina terkejut, ada banyak penambahan pengikutnya di beberapa media sosial yang dia miliki.

Ada banyak hashtag yang masuk. Ada yang pro padanya, ada juga yang kontra. Dan seperti biasa, Devina tidak terlalu peduli. Yang tahu kebenarannya bukan mereka, jadi untuk apa Devina a memikirkan penilaian mereka yang tidak tahu apa-apa.

Baru saja Devina akan menutup layar smartphone miliknya. Sebuah notifikasi masuk ke aplikasi hijau. Dari nomor tidak dikenal.

Nomor itu mengirimkan pesan, 'Pernikahan Gilang dan Sandra tidak sah. Jadi kamu jangan takut dibilang pelakor. Karena kamu bukan pelakor. Saya mendukung kamu bisa bersama Gilang. Dia suka kamu sudah lama, jauh sebelum kamu bekerja di Cakrawala Company.'

Devina yakin pemilik nomor tersebut pasti tahu banyak tentang Gilang. Tapi siapa? Sayangnya, nomor itu sudah tidak aktif. Membuat Devina penasaran. Dimana dia pernah bertemu Gilang sebelumnya?

"Devi bersiaplah, malam ini kita akan bertemu dengan tuan Aksa," ucap ayah Dewa.

"Apa hasilnya sudah keluar Yah? Bagaimana jika tuan Aksa bukan ayah Langit dan Bumi?" Tanya Devina.

"Mereka selamanya adik kamu dan anak-anak Ayah. Kita melakukan ini, hanya untuk mencari kebenaran dan keadilan untuk Langit dan Bumi. Mereka harus tahu keluarga mereka sebenarnya. Bukan berarti mereka pergi dari hidup kita."

"Devi mengerti Yah."

Maka disinilah Devina dan keluarganya berada. Di sebuah restoran bintang lima yang dipesan oleh tuan Aksa. Devina tidak melihat keberadaan Gilang. Tuan Aksa hanya ditemani istrinya. Sepertinya pemimpin Cakrawala Company tersebut tidak ikut dalam pertemuan malam ini.

"Ini hasil tes DNA kami. Belum Saya buka, biar kita mengetahuinya bersama-sama," ucap tuan Aksa. "Silakan Pak Dewa saja yang membukanya," ucap tuan Aksa lagi.

Entah mengapa Devina merasa ada sesuatu yang tuan Aksa sembunyikan. Pria paruh baya itu tidak terlalu senang saat tahu Langit dan Bumi kemungkinan putranya. Bukankah pria itu sebelumnya mengakui. Bahwa dia kehilangan istri dan kedua anaknya yang mengalami kecelakaan.

Ayah Dewa mengambil hasil tes tersebut lalu membukanya. Dia tidak begitu paham cara membacanya dan meminta Devina untuk ikut melihat hasilnya.

"Jadi apa hasilnya? Saya bukan ayah mereka, bukan?"

Devina terkejut mendengar ucapan tuan Aksa yang begitu yakin dengan hasilnya. Apa dia tidak berpikir akan menyakiti Langit dan Bumi dengan pernyataannya tersebut?

"Langit dan Bumi sembilan puluh persen putra dari Bapak Dewa Arga," ucap Devina.

"Apa maksud kakak?" Tanya Langit dan Bumi.

"Kalian adik-adik Kakak dan anak-anak Ayah. Ayo kita pulang!" ucap Devina.

Devina segera berdiri diikuti ayah Dewa, bunda Helen dan kedua adik kembarnya. Tidak lupa Devina membawa hasil tes tersebut. Dia tidak akan membiarkan tuan kaya raya itu melihat hasilnya.

Dibalik kemarahan Devina, tante Meri tersenyum senang. Rencananya berhasil. Dia tidak akan membiarkan ahli waris Cakrawala Company yang sebenarnya mengambil alih perusahaan.

Terpopuler

Comments

Ummi Yatusholiha

Ummi Yatusholiha

pasti rekayasa si tante mery tuh hasil tes DNA nya, semoga cepat terkuak,jangan bertele tele lah kisahnya

2025-01-01

0

Ila Lee

Ila Lee

selama ini tente meri lh dalang semua ini

2024-12-13

0

Yani

Yani

Pasti dalangnya tate Meri

2025-01-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Permintaan
2 Bab 2 Terima Saja
3 Bab 3 Bersedia
4 Bab 4 Rumor Tentang Devina
5 Bab 5 Menolak
6 Bab 6 Perdebatan
7 Bab 7 Ketenangan Devina
8 Bab 8 Konferensi Pers
9 Bab 9 Ingin Dekat
10 Bab 10 Menemui Ayah Dewa
11 Bab 11 Lima Belas Tahun
12 Bab 12 Pengalihan Issue
13 Bab 13 Bicara
14 Bab 14 Sekarang Terkenal
15 Bab 15 Sesuatu Terjadi
16 Bab 16 Salah Target
17 Bab 17 Perasaan Sandra
18 Bab 18 Bukan Keturunan Cakrawala
19 Bab 19 Tidak Ada Yang Tahu
20 Bab 20 Sudah Waktunya
21 Bab 21 Gosip Terbaru
22 Bab 22 Penjelasan Gilang
23 Bab 23 Seburuk Itu
24 Bab 24 Semakin Dekat
25 Bab 25 Tuan B
26 Bab 26 Devina Tahu
27 Bab 27 Kesetiaan
28 28. Kemarahan Lala
29 Bab 29 Rindu dan Benci
30 Bab 30 Ada Ego
31 Bab 31 Gombal
32 Bab 32 Kedatangan Wina
33 Bab 33 Kembali Menjadi Sorotan
34 Bab 34 Akhirnya Bertemu
35 Bab 35 Berita Pernikahan
36 Bab 36 Acara Penting
37 Bab 37 Bintang Utama
38 Bab 38 Gedung B
39 Bab 39. Kejadian Hari Itu
40 Bab 40 Ternyata
41 Bab 41 Pulang ke Kampung
42 Bab 42 Tangisan Bahagia
43 Bab 43 Mengharu Biru
44 Bab 44 Benar
45 Bab 45 Mundur Dari Jabatan
46 Bab 46 Om Bukan Abang
47 Bab 47 Masalah Kecil
48 Bab 48 Rahasia Danu
49 Bab 49 Ditinggalkan
50 Bab 50 Tidak Masuk Akal
51 Bab 51 Tanda Tangan Kontrak
52 Bab 52 Tidak Pernah Membenci
53 Bab 53 Jangan Asal Menghina
54 Bab 54 Tika Sebenarnya
55 Bab 55 Hukuman Yang Setimpal
56 Bab 56 Syuting
57 Bab 57 Dalang
58 Bab 58 Memancing Kemarahan
59 Bab 59 Masalah Yang Belum Selesai
60 Bab 60 Benang Merah Masalah
61 Bab 61 Menjelang Akad
62 Bab 62 Berita Buruk
63 Bab 63 Sah
64 Bab 64 Hubungan Baik
65 Bab 65 Hilang
66 Bab 66 Drama
67 Bab 67 Menua Bersama
68 Bab 68 Pulang ke Tanah Air
69 Bab 69 Akhir dari Tante Intan
70 Bab 70 Kehilangan
71 Bab 71 Sakit Karena Kamu
72 Bab 72 Kumpul Keluarga
73 Bab 73 Menunggu jawaban
74 Bab 74 Bahagia
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Bab 1 Permintaan
2
Bab 2 Terima Saja
3
Bab 3 Bersedia
4
Bab 4 Rumor Tentang Devina
5
Bab 5 Menolak
6
Bab 6 Perdebatan
7
Bab 7 Ketenangan Devina
8
Bab 8 Konferensi Pers
9
Bab 9 Ingin Dekat
10
Bab 10 Menemui Ayah Dewa
11
Bab 11 Lima Belas Tahun
12
Bab 12 Pengalihan Issue
13
Bab 13 Bicara
14
Bab 14 Sekarang Terkenal
15
Bab 15 Sesuatu Terjadi
16
Bab 16 Salah Target
17
Bab 17 Perasaan Sandra
18
Bab 18 Bukan Keturunan Cakrawala
19
Bab 19 Tidak Ada Yang Tahu
20
Bab 20 Sudah Waktunya
21
Bab 21 Gosip Terbaru
22
Bab 22 Penjelasan Gilang
23
Bab 23 Seburuk Itu
24
Bab 24 Semakin Dekat
25
Bab 25 Tuan B
26
Bab 26 Devina Tahu
27
Bab 27 Kesetiaan
28
28. Kemarahan Lala
29
Bab 29 Rindu dan Benci
30
Bab 30 Ada Ego
31
Bab 31 Gombal
32
Bab 32 Kedatangan Wina
33
Bab 33 Kembali Menjadi Sorotan
34
Bab 34 Akhirnya Bertemu
35
Bab 35 Berita Pernikahan
36
Bab 36 Acara Penting
37
Bab 37 Bintang Utama
38
Bab 38 Gedung B
39
Bab 39. Kejadian Hari Itu
40
Bab 40 Ternyata
41
Bab 41 Pulang ke Kampung
42
Bab 42 Tangisan Bahagia
43
Bab 43 Mengharu Biru
44
Bab 44 Benar
45
Bab 45 Mundur Dari Jabatan
46
Bab 46 Om Bukan Abang
47
Bab 47 Masalah Kecil
48
Bab 48 Rahasia Danu
49
Bab 49 Ditinggalkan
50
Bab 50 Tidak Masuk Akal
51
Bab 51 Tanda Tangan Kontrak
52
Bab 52 Tidak Pernah Membenci
53
Bab 53 Jangan Asal Menghina
54
Bab 54 Tika Sebenarnya
55
Bab 55 Hukuman Yang Setimpal
56
Bab 56 Syuting
57
Bab 57 Dalang
58
Bab 58 Memancing Kemarahan
59
Bab 59 Masalah Yang Belum Selesai
60
Bab 60 Benang Merah Masalah
61
Bab 61 Menjelang Akad
62
Bab 62 Berita Buruk
63
Bab 63 Sah
64
Bab 64 Hubungan Baik
65
Bab 65 Hilang
66
Bab 66 Drama
67
Bab 67 Menua Bersama
68
Bab 68 Pulang ke Tanah Air
69
Bab 69 Akhir dari Tante Intan
70
Bab 70 Kehilangan
71
Bab 71 Sakit Karena Kamu
72
Bab 72 Kumpul Keluarga
73
Bab 73 Menunggu jawaban
74
Bab 74 Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!