Bab 14 Sekarang Terkenal

Devina kembali ke kantor bersama Salma, setelah membersihkan rambut dan pakaiannya yang terkena minuman. Pihak cafe diwakili managernya meminta maaf pada Devina. Karena Devina harus mengalami kejadian yang tidak menyenangkan di cafe mereka.

Tiba di depan lobby, ada Gilang yang menghadang mereka. Pria itu tidak sendiri. Ada Eki di sampingnya. Gilang bisa melihat dengan jelas pakaian yang di kenakan Devina terkena noda dan rambutnya yang basah. Gilang melepaskan jas yang dia kenakan dan memakaikannya pada Devina. Dia akan mengurus wanita yang sudah berani melakukan hal buruk ini pada gadis yang dicintainya.

Inilah salah satu alasan mengapa Gilang tidak membiarkan Devina pergi makan diluar tanpa dirinya. Hal seperti ini yang Gilang takutkan. Ada banyak orang yang bisa mencelakakan Devina. Sejak berita Devina jadi pelakor tersebar luas, banyak sekali orang yang menghujatnya. Gilang menyalahkan dirinya. Karena ingin dekat dengan Devina, dia meminta sekretarisnya itu menerima tawaran Sandra.

Harusnya Gilang mendengarkan Eki, untuk menggunakan cara lain saja. Tapi dia terlalu yakin, semua akan berakhir dengan baik-baik saja. Nyatanya konferensi pers yang dia rencanakan untuk membersihkan nama baik Devina justru disalah gunakan oleh orang lain.

"Maaf karena sudah memaksa kamu menerima tawaran Sandra," ucap Gilang. Tangannya terulur membingkai wajah gadis yang dicintainya.

"Ini kantor Pak," balas Devina mengingatkan. Karena mereka saat ini jadi perhatian karyawan.

Gilang segera menurunkan tangannya. Devina pikir Gilang sadar, kalau pria itu membuat keadaan dirinya semakin buruk di mata karyawan Cakrawala Company. Ternyata dia salah. Gilang justru memeluk Devina dan membawa sekretarisnya itu masuk ke dalam mobil.

"Mas!" Tegur Devina kelakuan Gilang yang terlalu berani.

Gilang tersenyum. Akhirnya Devina memanggilnya dengan panggilan mas. Bukan lagi bapak atau pak Gilang, yang biasanya gadis itu gunakan.

"Kenapa selalu saja membuat masalah semakin rumit sih," ucap Devina kesal.

Belum juga selesai masalah tentang pelakor, kini Gilang menunjukkan seolah dirinya benar adalah pelakor. Apa pria yang menyatakan cinta padanya ini senang dia selalu dihujat dan jadi bahan pembicaraan orang-orang.

"Katakan, siapa tunangan wanita itu yang berani menganggu kamu?" tanya Gilang.

"Mau apa?" tanya Devina kesal. Bukannya sadar sudah membuat posisi Devina semakin sulit. Sekarang justru mau mengurus masalah yang tidak ada hubungannya dengan Gilang.

"Memberikan pelajaran agar tidak menganggu kamu lagi."

"Yang mengganggu Saya itu Mas," balas Devina.

"Saya?" tanya Gilang memastikan.

"Tidak sadar juga." Devina menjauhkan diri dari Gilang setelah menjawab pertanyaan pria itu.

Pak Bambang yang duduk di bangku kemudi hanya bisa geleng-geleng kepala. Beginilah kalau seorang pria tidak pernah dekat dengan perempuan. Tidak tahu bagaimana cara menaklukkan dan mengambil hatinya.

Nada dering smartphone milik Devina memecah keheningan dalam kendaraan yang sedang melaju itu.. Devina memijat keningnya saat tahu yang menghubunginya ayah Dewa. Cinta pertamanya itu pasti mempertanyakan kejadian di cafe.

"Assalamualaikum Yah?" Jawab Devina setelah menggeser icon gagang telepon berwarna hijau.

"Waalaikumsalam. Kamu baik-baik saja Kak?"

Kalimat tanya yang sudah bisa Devina tebak akan keluar pertama kali dari mulut ayah Dewa. "Devi baik-baik saja Yah. Jangan khawatir."

"Jaga diri baik-baik. Jangan lupa malam ini keluarga kita akan bertemu tuan Aksa," ucap ayah Dewa.

"Iya Devi ingat. Devi akan dampingi Ayah nanti malam," balas Devina. Lalu mengakhiri panggilannya dengan membalas salam dari ayah Dewa.

"Kamu akan, mendampingi ayah kemana?" Tanya Gilang penasaran.

Devina menoleh. "Bertemu tuan Aksa," jawabnya. Lalu Devina mengembalikan pandangannya tetap ke arah luar jendela. Pria di sampingnya ini sepertinya lupa dengan yang dia sampaikan tadi pagi.

"Pak Bambang, bisa berhenti sebentar," ucap Devina. Pak Bambang segera menepikan kendaraan yang dia kemudikan, setelah mendapat izin dari Gilang lewat spion.

"Sayang mau kema ... na?" Gilang menghentikan ucapannya sesaat karena Devina sudah keluar dari mobil. Cepat sekali pergerakannya. Hanya dalam hitungan detik.

Gilang ikut turun dan memperhatikan Devina yang tengah menghampiri seorang pria tua yang sedang duduk di bangku yang ada di trotoar. Bangku yang memang disediakan pemerintah untuk istirahat.

"Bagaimana Devina bisa mengenal pria tua itu?" gumam Gilang sambil menghubungi seseorang yang akan dia perintahkan untuk memberikan pelajaran pada perempuan yang sudah menyiram Devina dengan minuman dingin.

"Siapkan juga dua orang untuk menjaga Devina," ucap Gilang sebelum menutup panggilannya.

Devina duduk di samping pria tua yang dia panggil kakek. "Kakek mengapa ada di jalanan seorang diri?" tanya Devina.

Pria tua itu menoleh. Lalu tersenyum setelah tahu orang yang menegurnya adalah Devina. "Kakek bosan di rumah terus," jawab pria tua itu.

"Kakek bisa bilang Tora atau Tuti. Minta antar mereka kalau mau keluar rumah. Jangan sendirian seperti ini," ucap Devina menasehati.

"Jangan takut. Kakek masih bisa menjaga diri," balas pria tua itu.

"Tetap saja bahaya Kek, kalau hanya seorang diri."

"Terima kasih, kamu selalu menghawatirkan pria tua ini."

"Maafkan Devina ya Kek. Tidak bisa mengunjungi kakek sesering dulu."

"Bukan salah kamu. Semua karena perempuan jahat itu," balas pria yang Devina panggil kakek itu.

"Kakek sudah makan?" tanya Devina. Dia sengaja mengalihkan perhatian kakek itu dari pembahasan masalah menantunya yang menurut Devina memang keterlaluan.

"Kamu masih saja perhatian. Elang benar-benar bodoh meninggalkan gadis sebaik kamu."

"Kakek," tegur Devina.

"Baiklah-baiklah. Kakek tidak akan membicarakan masalah itu lagi. Andai saja anak menantu kakek sebaik kamu, pastinya kakek bahagia sekali."

"Tidak selamanya yang kita pikirkan baik itu baik untuk kita. Seandainya hubungan kakek dan menantu kakek baik-baik saja, mungkin kita tidak dipertemukan waktu itu," ucap Devina.

"Kamu benar. Harusnya Kakek bersyukur. Bertemu kamu jauh lebih berharga."

Gilang mendekat. "Sayang," panggilannya.

"Apa dia pimpinan Cakrawala Company?" Tanya kakek itu.

"Kakek pasti mendapat informasi dari berita yang beredar," jawab Devina.

"Kamu sekarang terkenal," balas kakek itu.

"Terkenal karena jadi pelakor," sahut Devina. Lalu keduanya terkekeh.

"Kakek pulang dulu," ucap kakek itu pamit pada Devina. Lalu dia berjalan mendekati Gilang. Devina bisa melihat kakek itu membisikkan sesuatu pada Gilang,

Devina kembali ke mobil dan meminta pak Bambang mengantarkan dia pulang ke rumah orang tuanya. Namun Gilang menginterupsi permintaan Devina. Gilang meminta pak Bambang untuk mengantarkan ke tujuan semula.

"Dari mana kamu mengenal pak Dirgantara?" tanya Gilang.

"Di acara pemberian award untuk para selebriti dan orang-orang terkenal di negara ini," jawab Devina

"Kamu sepertinya cukup dekat. Sudah kenal lama?"

"Lima tahun," jawab Devina, yang bertepatan dengan pak Bambang memarkirkan kendaraan yang dia kendarai.

"Butik?" gumam Devina setelah menyadari mereka kini berada di depan butik ternama, milik desainer terkenal.

"Mau apa kita ke butik ini?" tanya Devina pada Gilang.

"Mencari pakaian ganti untuk kamu," jawab Gilang lalu melangkah meninggalkan Devina.

"CK, memang dia bisa bohongi aku," gumam Devina, lalu menyusul Gilang.

"Hei pelakor, mau apa orang miskin seperti kamu ke butik mahal seperti ini."

Devina memilih untuk tidak menanggapi. Dia melanjutkan langkahnya untuk menyusul Gilang. Cepat sekali pria itu menghilang.

"Devina!"

Teriakan itu mengejutkan Devina. Tapi mau bagaimana lagi, sudah jadi kebiasaan pria kemayu ini setiap kali bertemu dengannya. Devina menutup telinganya sebelum dia mendapatkan omelan dari ayah tiga anak itu. Penampilannya saja yang kemayu, tapi dia pria sejati.

Terpopuler

Comments

Ummi Yatusholiha

Ummi Yatusholiha

kasian banget devina,kemana mana ada saja netizen yg menghujat

2025-01-01

0

Yani

Yani

Devina hebat perempuan kuat

2025-01-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Permintaan
2 Bab 2 Terima Saja
3 Bab 3 Bersedia
4 Bab 4 Rumor Tentang Devina
5 Bab 5 Menolak
6 Bab 6 Perdebatan
7 Bab 7 Ketenangan Devina
8 Bab 8 Konferensi Pers
9 Bab 9 Ingin Dekat
10 Bab 10 Menemui Ayah Dewa
11 Bab 11 Lima Belas Tahun
12 Bab 12 Pengalihan Issue
13 Bab 13 Bicara
14 Bab 14 Sekarang Terkenal
15 Bab 15 Sesuatu Terjadi
16 Bab 16 Salah Target
17 Bab 17 Perasaan Sandra
18 Bab 18 Bukan Keturunan Cakrawala
19 Bab 19 Tidak Ada Yang Tahu
20 Bab 20 Sudah Waktunya
21 Bab 21 Gosip Terbaru
22 Bab 22 Penjelasan Gilang
23 Bab 23 Seburuk Itu
24 Bab 24 Semakin Dekat
25 Bab 25 Tuan B
26 Bab 26 Devina Tahu
27 Bab 27 Kesetiaan
28 28. Kemarahan Lala
29 Bab 29 Rindu dan Benci
30 Bab 30 Ada Ego
31 Bab 31 Gombal
32 Bab 32 Kedatangan Wina
33 Bab 33 Kembali Menjadi Sorotan
34 Bab 34 Akhirnya Bertemu
35 Bab 35 Berita Pernikahan
36 Bab 36 Acara Penting
37 Bab 37 Bintang Utama
38 Bab 38 Gedung B
39 Bab 39. Kejadian Hari Itu
40 Bab 40 Ternyata
41 Bab 41 Pulang ke Kampung
42 Bab 42 Tangisan Bahagia
43 Bab 43 Mengharu Biru
44 Bab 44 Benar
45 Bab 45 Mundur Dari Jabatan
46 Bab 46 Om Bukan Abang
47 Bab 47 Masalah Kecil
48 Bab 48 Rahasia Danu
49 Bab 49 Ditinggalkan
50 Bab 50 Tidak Masuk Akal
51 Bab 51 Tanda Tangan Kontrak
52 Bab 52 Tidak Pernah Membenci
53 Bab 53 Jangan Asal Menghina
54 Bab 54 Tika Sebenarnya
55 Bab 55 Hukuman Yang Setimpal
56 Bab 56 Syuting
57 Bab 57 Dalang
58 Bab 58 Memancing Kemarahan
59 Bab 59 Masalah Yang Belum Selesai
60 Bab 60 Benang Merah Masalah
61 Bab 61 Menjelang Akad
62 Bab 62 Berita Buruk
63 Bab 63 Sah
64 Bab 64 Hubungan Baik
65 Bab 65 Hilang
66 Bab 66 Drama
67 Bab 67 Menua Bersama
68 Bab 68 Pulang ke Tanah Air
69 Bab 69 Akhir dari Tante Intan
70 Bab 70 Kehilangan
71 Bab 71 Sakit Karena Kamu
72 Bab 72 Kumpul Keluarga
73 Bab 73 Menunggu jawaban
74 Bab 74 Bahagia
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Bab 1 Permintaan
2
Bab 2 Terima Saja
3
Bab 3 Bersedia
4
Bab 4 Rumor Tentang Devina
5
Bab 5 Menolak
6
Bab 6 Perdebatan
7
Bab 7 Ketenangan Devina
8
Bab 8 Konferensi Pers
9
Bab 9 Ingin Dekat
10
Bab 10 Menemui Ayah Dewa
11
Bab 11 Lima Belas Tahun
12
Bab 12 Pengalihan Issue
13
Bab 13 Bicara
14
Bab 14 Sekarang Terkenal
15
Bab 15 Sesuatu Terjadi
16
Bab 16 Salah Target
17
Bab 17 Perasaan Sandra
18
Bab 18 Bukan Keturunan Cakrawala
19
Bab 19 Tidak Ada Yang Tahu
20
Bab 20 Sudah Waktunya
21
Bab 21 Gosip Terbaru
22
Bab 22 Penjelasan Gilang
23
Bab 23 Seburuk Itu
24
Bab 24 Semakin Dekat
25
Bab 25 Tuan B
26
Bab 26 Devina Tahu
27
Bab 27 Kesetiaan
28
28. Kemarahan Lala
29
Bab 29 Rindu dan Benci
30
Bab 30 Ada Ego
31
Bab 31 Gombal
32
Bab 32 Kedatangan Wina
33
Bab 33 Kembali Menjadi Sorotan
34
Bab 34 Akhirnya Bertemu
35
Bab 35 Berita Pernikahan
36
Bab 36 Acara Penting
37
Bab 37 Bintang Utama
38
Bab 38 Gedung B
39
Bab 39. Kejadian Hari Itu
40
Bab 40 Ternyata
41
Bab 41 Pulang ke Kampung
42
Bab 42 Tangisan Bahagia
43
Bab 43 Mengharu Biru
44
Bab 44 Benar
45
Bab 45 Mundur Dari Jabatan
46
Bab 46 Om Bukan Abang
47
Bab 47 Masalah Kecil
48
Bab 48 Rahasia Danu
49
Bab 49 Ditinggalkan
50
Bab 50 Tidak Masuk Akal
51
Bab 51 Tanda Tangan Kontrak
52
Bab 52 Tidak Pernah Membenci
53
Bab 53 Jangan Asal Menghina
54
Bab 54 Tika Sebenarnya
55
Bab 55 Hukuman Yang Setimpal
56
Bab 56 Syuting
57
Bab 57 Dalang
58
Bab 58 Memancing Kemarahan
59
Bab 59 Masalah Yang Belum Selesai
60
Bab 60 Benang Merah Masalah
61
Bab 61 Menjelang Akad
62
Bab 62 Berita Buruk
63
Bab 63 Sah
64
Bab 64 Hubungan Baik
65
Bab 65 Hilang
66
Bab 66 Drama
67
Bab 67 Menua Bersama
68
Bab 68 Pulang ke Tanah Air
69
Bab 69 Akhir dari Tante Intan
70
Bab 70 Kehilangan
71
Bab 71 Sakit Karena Kamu
72
Bab 72 Kumpul Keluarga
73
Bab 73 Menunggu jawaban
74
Bab 74 Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!