Bab 7 Ketenangan Devina

Banyak sekali hujatan yang masuk ke media sosial milik Devina. Mulai dari mereka menyebut Devina pelakor. Ada juga yang mengatakan, jika Devina belum bisa move dipecat jadi asisten Elang, sehingga dia menggoda artis itu. Belum lagi dia di juluki kupu-kupu malam. Hingga tidak sedikit DM yang masuk menawar dirinya.

Bukan Devina namanya jika dia harus terpuruk dengan berita-berita yang menghinakan dirinya.Terutama berita yang mengatakan jika dia adalah wanita simpanan dan hanya sebagai pemuas nafsu bagi Elang. Devina justru menghadapinya dengan tenang sambil tersenyum, sekalipun dia dipandang hina oleh sebagian karyawan Cakrawala Company.

Devina tidak peduli dengan pandangan buruk orang lain. Jika itu keluarga nya, baru Devina khawatir. Tapi dia beruntung memiliki keluarga yang selalu percaya dan mendukung dirinya.

"Aku tidak seperti yang mereka katakan, kenapa harus takut?" ucap Devina saat Eki bertanya pada Devina, "Apa kamu baik-baik saja?"

Tentu Devina akan baik-baik saja. Dia sudah tahu siapa yang menyebarkan fitnah untuknya. Devina sangat berterima kasih pada Eki dan juga kedua adik kembarnya. Jika Eki hanya bisa menemukan lokasi si pengirim, maka Langit dan Bumi justru bisa mengetahui siapa pemilik akun tersebut. Biarpun nama yang digunakan nama samaran, tapi mereka tahu pergerakan akun tersebut.

Elang sendiri hilang bak ditelan bumi setelah berita itu terangkat ke media sosial. Bahkan ayah Dewa yang menghubunginya pun tidak direspon. Nomor pria itu tidak aktif. Devina bisa memaklumi, mungkin dia tidak ingin diserang oleh para netizen, sehingga dia menonaktifkan smartphone miliknya. Tapi Elang bisa klarifikasi berita itu tidak benar, jika dia mau. Bukankah Elang menganggap Devina saudaranya?

Devina sedang merapikan meja Gilang. Menyusun berkas yang harus dibaca ulang dan ditandatangani pimpinan Cakrawala Company tersebut. Namun dia dibuat terkejut, saat merasakan tangan kekar seseorang memeluknya dari belakang.

"Kamu memang yang terbaik sayang," bisiknya.

Jangan tanyakan bagaimana jantung Devina saat ini. Siapa yang berani melakukan ini tiba-tiba jika bukan Elang. Tapi pria itu tidak mungkin berada di tempat ini. Jadi sudah bisa dipastikan pelakunya adalah Gilang. Pria yang beberapa hari lalu menyatakan keinginannya, meminta Devina jadi kekasihnya.

Flash back.

Eki masih sibuk di depan komputer Devina saat Gilang keluar dari ruangannya. Pria itu menunggu laporan dari asisten dan sekretarisnya mengenai keikutsertaan mereka pada pertemuan siang ini. Namun belum juga ada laporan dari keduanya. Sedangkan Eki sudah mengirimkan pesan, jika dia dan Devina sudah dalam perjalanan pulang satu jam yang lalu.

"Kenapa kamu menggunakan komputer Devina?" tanya Gilang.

Salma yang masih berbincang dengan Devina segera berdiri dan pamit. Dia takut Gilang akan menandainya orang yang menganggu pekerjaan Devina. Siapa yang tidak tahu, jika bos Cakrawala Company itu sangat disiplin.

"Aku balik ke ruanganku," bisik Salma. Lalu sahabat Devina itu berdiri. "Permisi Pak," ucapnya.

Jangan berharap Gilang akan menjawabnya. Pria itu justru fokus memperhatikan Devina. Terlihat wajah lelah dari sekretarisnya itu.

"Apa yang kamu kerjakan Eki?" tanya Gilang lagi.

"Mencari akun yang menyebarkan foto Devina yang dipeluk Elang," jawab Eki.

"Kamu dan Elang?" tanya Gilang pada Devina. Dia cemburu mendengar gadis yang mencuri perhatiannya sejak pertama kali, di peluk Elang. Walau dia tahu bagaimana hubungan antara Elang dan Devina yang terjalin sejak kecil. Bunda Helen sempat bercerita pada Gilang, saat dia menjemput Devina beberapa waktu yang lalu.

"Ke ruangan Saya. Laporkan hasil pertemuan kalian tadi," ucap Gilang.

Mau tidak mau, asisten dan sekretaris Gilang itu melakukan apa yang di perintahkan oleh bos mereka. Maka di sinilah mereka berada, di ruangan pimpinan Cakrawala Company.

"Apa hasilnya?" tanya Gilang.

Eki mengambil alih untuk melaporkan hasil pertemuan siang tadi pada Gilang. Mengingat Devina sedang tidak baik-baik saja, setelah bertengkar dengan Elang. Di tambah perlakuan buruk Sandra saat pertemuan tadi. Sekarang beredar gosip yang tidak menyenangkan.

"Lalu apa yang terjadi dengan Devina dan Elang?" tanya Gilang sambil menatap Devina dengan penuh selidik.

"Mereka bertengkar awalnya."

Gilang menyatukan alisnya. "Bertengkar karena apa?" tanyanya.

"Elang bertanya hubungan antara Saya dengan Bapak." Kali ini Devina yang mengambil alih untuk menjawab.

"Kenapa?"

"Sepertinya mbak Sandra memberikan foto yang pernah Saya kirimkan padanya kepada Wina, tunangan Elang. Wina memberikan foto itu pada Elang. Saya yakin dia sengaja ingin membuat Elang dan Saya punya masalah."

"Anehnya, mengapa mereka menyebar berita Devina simpanan Elang," ujar Eki.

"Simpanan?" Gilang panas mendengar kata simpanan disematkan untuk Devina. "Berarti kita salah menebak rencana mereka," ucapnya lagi.

Eki mengangguk. "Sepertinya mereka merubah strategi," balasnya.

Baik Gilang, Eki dan Devina mengira Sandra akan menyerang Devina dengan foto gadis itu bersama Gilang, sebagai ancaman karena Devina tidak menerima permintaan terakhir Sandra.

"Hubungi pengacara, Ki!"

"Siap Bos," balas Eki. Asisten pimpinan Cakrawala Company itu pamit kembali ke ruangannya. Namun sebelum meninggalkan ruangan pimpinan, dia berujar, "Jangan ditunda lagi Bos, semoga berhasil."

Devina tidak tahu apa maksud tujuan asisten Gilang itu. Dia pun tidak peduli dan tidak akan ikut campur. Devina memilih ikut Eki, untuk kembali ke meja kerjanya.

"Saya -."

"Jangan kemana-mana," potong Gilang ucapan Devina.

Pimpinan Cakrawala Company itu berjalan mendekati Devina. "Kamu baik-baik saja?" tanyanya.

Devina mengangguk. "Saya baik-baik saja," jawabnya.

"Vi ...." Gilang tidak melanjutkan perkataannya. Dia justru mengeluarkan sesuatu dari saku celananya.

"Vivi, maukah kamu jadi kekasih Saya?"

Devina tentu saja terkejut dengan permintaan Gilang. Bohong jika dia tidak tersentuh dengan semua kebaikan dan perlakuan Gilang selama hampir satu bulan ini. Tapi otaknya masih bisa berpikir jernih. Pria dihadapannya saat ini pria beristri. Terlepas dari hubungan buruk keduanya. Tapi mereka masih sah dimata hukum dan agama.

"Maaf," ucap Devina. Dia menolak saat Gilang akan memasangkan cincin di jemarinya.

"Bapak pria beristri. Hubungan antara Bapak dan Saya, hanya untuk keperluan kerja sama dengan mbak Sandra," ucap Devina lagi.

Gilang tidak menerima penolakan, dia tetap memasangkan cincin itu di jari manis Devina. Ternyata bukan hanya cincin. Pria itu juga memberikan Devina sebuah kalung. Inisial nama mereka berdua jadi simbol kalung tersebut.

"Kamu kekasih Saya mulai saat ini. Kekasih sungguhan, bukan kekasih pura-pura," ucap Gilang.

Hanya karena pernah diminta jadi pelakor pura-pura, sekarang Gilang menjadikan Devina pelakor sungguhan. Masalah baru lagi yang harus Devina hadapi.

Flash back off.

"Saya belum sarapan," ucap Gilang lagi, tanpa berniat melepaskan pelukannya.

Devina berbalik. "Mau dipesankan makanan apa?" tanyanya.

"Tidak perlu, bude Asih sudah membawakan bekal."

Devina segera melihat paperbag yang Gilang letakkan di coffee table. "Biar Saya siapkan," ucapnya. Berharap Gilang segera melepaskan pelukannya.

Devina sebenarnya belum menerima statusnya sebagai kekasih Gilang. Tapi pria itu tidak bisa dibantah. Devina seharusnya menghindar, dengan mengundurkan diri sebagai sekretaris pria itu. Sayangnya Devina tidak bisa melakukannya. Dia masih butuh pekerjaannya saat ini. Sementara mencari kerja ke tempat lain tidak bisa dia lakukan saat ini, akibat berita buruk tentang dirinya yang tersebar luas. Bahkan jadi tranding topik, karena melibatkan artis terkenal.

Gilang melepaskan pelukannya lalu berjalan menuju sofa dan menjatuhkan dirinya disana. Ditemani Devina, Gilang menikmati sarapan. Namun, ketenangan pagi itu terganggu. Sandra datang ke Cakrawala Company. Dia tidak sendiri, tapi membawa awak media.

"Kalian lihat sendiri, suami saya lebih memilih sarapan di kantor bersama pelakor ini, dari pada di rumah dengan Saya," ucap Sandra pada para awak media yang dia bawa sampai ke ruangan pimpinan Cakrawala Company.

"Dasar murahan! Kamu goda tunangan Saya. Sekarang kamu juga menggoda suami orang. Apa namanya jika bukan murahan."

Devina justru tersenyum mendengar kalimat yang dilontarkan Wina. Dia sudah menduga hal ini akan terjadi. Baiklah, sepertinya sudah waktunya Devina bertindak.

"Kau jual, aku beli. Siapa takut?" ucap Devina dengan tenang.

Gilang tersenyum, Devina memang bisa diandalkan dengan ketenangan yang gadis itu miliki. Lalu dia memberi kode pada Eki yang berdiri diantara kerumunan awak media, untuk menjalankan rencana mereka.

Terpopuler

Comments

Ummi Yatusholiha

Ummi Yatusholiha

dasar si duo racun,licik banget jadi orang

2025-01-01

1

Ila Lee

Ila Lee

Ekin dan gilang punya rancangan apa ya

2024-12-12

0

Vanni Sr

Vanni Sr

kno cm sekali doang sihh up ny

2024-11-23

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Permintaan
2 Bab 2 Terima Saja
3 Bab 3 Bersedia
4 Bab 4 Rumor Tentang Devina
5 Bab 5 Menolak
6 Bab 6 Perdebatan
7 Bab 7 Ketenangan Devina
8 Bab 8 Konferensi Pers
9 Bab 9 Ingin Dekat
10 Bab 10 Menemui Ayah Dewa
11 Bab 11 Lima Belas Tahun
12 Bab 12 Pengalihan Issue
13 Bab 13 Bicara
14 Bab 14 Sekarang Terkenal
15 Bab 15 Sesuatu Terjadi
16 Bab 16 Salah Target
17 Bab 17 Perasaan Sandra
18 Bab 18 Bukan Keturunan Cakrawala
19 Bab 19 Tidak Ada Yang Tahu
20 Bab 20 Sudah Waktunya
21 Bab 21 Gosip Terbaru
22 Bab 22 Penjelasan Gilang
23 Bab 23 Seburuk Itu
24 Bab 24 Semakin Dekat
25 Bab 25 Tuan B
26 Bab 26 Devina Tahu
27 Bab 27 Kesetiaan
28 28. Kemarahan Lala
29 Bab 29 Rindu dan Benci
30 Bab 30 Ada Ego
31 Bab 31 Gombal
32 Bab 32 Kedatangan Wina
33 Bab 33 Kembali Menjadi Sorotan
34 Bab 34 Akhirnya Bertemu
35 Bab 35 Berita Pernikahan
36 Bab 36 Acara Penting
37 Bab 37 Bintang Utama
38 Bab 38 Gedung B
39 Bab 39. Kejadian Hari Itu
40 Bab 40 Ternyata
41 Bab 41 Pulang ke Kampung
42 Bab 42 Tangisan Bahagia
43 Bab 43 Mengharu Biru
44 Bab 44 Benar
45 Bab 45 Mundur Dari Jabatan
46 Bab 46 Om Bukan Abang
47 Bab 47 Masalah Kecil
48 Bab 48 Rahasia Danu
49 Bab 49 Ditinggalkan
50 Bab 50 Tidak Masuk Akal
51 Bab 51 Tanda Tangan Kontrak
52 Bab 52 Tidak Pernah Membenci
53 Bab 53 Jangan Asal Menghina
54 Bab 54 Tika Sebenarnya
55 Bab 55 Hukuman Yang Setimpal
56 Bab 56 Syuting
57 Bab 57 Dalang
58 Bab 58 Memancing Kemarahan
59 Bab 59 Masalah Yang Belum Selesai
60 Bab 60 Benang Merah Masalah
61 Bab 61 Menjelang Akad
62 Bab 62 Berita Buruk
63 Bab 63 Sah
64 Bab 64 Hubungan Baik
65 Bab 65 Hilang
66 Bab 66 Drama
67 Bab 67 Menua Bersama
68 Bab 68 Pulang ke Tanah Air
69 Bab 69 Akhir dari Tante Intan
70 Bab 70 Kehilangan
71 Bab 71 Sakit Karena Kamu
72 Bab 72 Kumpul Keluarga
73 Bab 73 Menunggu jawaban
74 Bab 74 Bahagia
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Bab 1 Permintaan
2
Bab 2 Terima Saja
3
Bab 3 Bersedia
4
Bab 4 Rumor Tentang Devina
5
Bab 5 Menolak
6
Bab 6 Perdebatan
7
Bab 7 Ketenangan Devina
8
Bab 8 Konferensi Pers
9
Bab 9 Ingin Dekat
10
Bab 10 Menemui Ayah Dewa
11
Bab 11 Lima Belas Tahun
12
Bab 12 Pengalihan Issue
13
Bab 13 Bicara
14
Bab 14 Sekarang Terkenal
15
Bab 15 Sesuatu Terjadi
16
Bab 16 Salah Target
17
Bab 17 Perasaan Sandra
18
Bab 18 Bukan Keturunan Cakrawala
19
Bab 19 Tidak Ada Yang Tahu
20
Bab 20 Sudah Waktunya
21
Bab 21 Gosip Terbaru
22
Bab 22 Penjelasan Gilang
23
Bab 23 Seburuk Itu
24
Bab 24 Semakin Dekat
25
Bab 25 Tuan B
26
Bab 26 Devina Tahu
27
Bab 27 Kesetiaan
28
28. Kemarahan Lala
29
Bab 29 Rindu dan Benci
30
Bab 30 Ada Ego
31
Bab 31 Gombal
32
Bab 32 Kedatangan Wina
33
Bab 33 Kembali Menjadi Sorotan
34
Bab 34 Akhirnya Bertemu
35
Bab 35 Berita Pernikahan
36
Bab 36 Acara Penting
37
Bab 37 Bintang Utama
38
Bab 38 Gedung B
39
Bab 39. Kejadian Hari Itu
40
Bab 40 Ternyata
41
Bab 41 Pulang ke Kampung
42
Bab 42 Tangisan Bahagia
43
Bab 43 Mengharu Biru
44
Bab 44 Benar
45
Bab 45 Mundur Dari Jabatan
46
Bab 46 Om Bukan Abang
47
Bab 47 Masalah Kecil
48
Bab 48 Rahasia Danu
49
Bab 49 Ditinggalkan
50
Bab 50 Tidak Masuk Akal
51
Bab 51 Tanda Tangan Kontrak
52
Bab 52 Tidak Pernah Membenci
53
Bab 53 Jangan Asal Menghina
54
Bab 54 Tika Sebenarnya
55
Bab 55 Hukuman Yang Setimpal
56
Bab 56 Syuting
57
Bab 57 Dalang
58
Bab 58 Memancing Kemarahan
59
Bab 59 Masalah Yang Belum Selesai
60
Bab 60 Benang Merah Masalah
61
Bab 61 Menjelang Akad
62
Bab 62 Berita Buruk
63
Bab 63 Sah
64
Bab 64 Hubungan Baik
65
Bab 65 Hilang
66
Bab 66 Drama
67
Bab 67 Menua Bersama
68
Bab 68 Pulang ke Tanah Air
69
Bab 69 Akhir dari Tante Intan
70
Bab 70 Kehilangan
71
Bab 71 Sakit Karena Kamu
72
Bab 72 Kumpul Keluarga
73
Bab 73 Menunggu jawaban
74
Bab 74 Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!