Bab 10 Menemui Ayah Dewa

Bukan salah Devina jika dia menjaga jarak. Selain Gilang adalah seorang pimpinan Cakrawala Company. Pria itu juga sudah berstatus suami orang. Hal yang selalu ditekankan ayah Dewa pada Devina, "Jaga sikap kamu Devi. Bos kamu yang sekarang berbeda dengan Elang. Kamu harus bekerja dengan baik dan menghormati atasan kamu." Pesan yang ayah Dewa sampaikan saat Devina menyampaikan dirinya diangkat menjadi sekretaris.

"Ayah saya yang mengajarkannya," jawab Devina.

"Saya tahu. Saya juga tidak menyalahkan kamu. Justru sikap kamu itu membuat saya semakin yakin, kamu gadis baik-baik," balas Elang sambil mengulurkan minuman dingin kesukaan Devina.

Satu bulan melakukan sandiwara sebagai pria yang digoda Devina, pelan-pelan Gilang mulai tahu apa saja yang disukai Devina dan apa yang tidak disukai. Termasuk minuman kesukaan gadis itu.

"Terima kasih," balas Devina.

Entah Devina yang haus atau memang karena minuman yang Gilang berikan adalah minuman kesukaan gadis itu. Sehingga dalam hitungan detik Devina sudah menandaskan minumannya. Gilang hanya bisa tersenyum melihatnya. Inilah yang dia kagumi dari Devina. Gadis itu tampil jujur apa adanya. Tidak perlu menjaga image seperti kebanyakan gadis diluar sana. Apalagi jika di depan pria yang disukai.

"Haus dan juga panas," ucap Devina setelah sadar Gilang memperhatikan kelakuannya.

Gilang tidak membalas penjelasan Devina. Pria itu justru tersenyum sambil membersihkan sisa minuman yang menempel di pinggir mulut Devina dengan jarinya. Dan Devina selalu saja merasa jantungnya bekerja lebih keras setiap kali mereka dekat seperti ini, dengan Gilang melakukan tindakan yang menurut Devina itu romantis.

Sayang keromantisan itu terganggu dengan kedatangan tante Meri. Ibu sambung Gilang itu berkacak pinggang melihat putranya bermesraan dengan sekretarisnya. Sementara dia terus diteror oleh keluarga Sandra, akibat gilang membongkar pernikahannya dengan Sandra di depan pemburu berita.

"Gilang, apa yang kamu lakukan!"

"Aku membersihkan sisa minuman di ujung bibir Devina," jawab Gilang santai apa adanya.

"Bukan itu yang Tante Mer tanyakan."

"Oh," balas Gilang yang membuat ibu sambungnya itu semakin geram.

"Kenapa harus membongkar semuanya di media. Apa kamu tidak mempertimbangkan efek nya pada perusahaan?"

"Apa Tante masih menganggap aku ini anak sepuluh tahun yang tidak tahu apa-apa?" balas Gilang.

"Bukan begitu. Tante ... apa maksud kamu?" lanjut tante Meri setelah sadar arti jawaban Gilang.

"Menurut Tante, apa yang sudah Tante lakukan saat aku masih sepuluh tahun?"

"Kamu ---."

"Aku tahu semuanya." Potong Gilang perkataan tante Meri.

"Aku juga tahu, Tante yang membantu Sandra masuk ke apartemenku malam itu. Aku juga tahu, Tante yang membayar temanku untuk mencampur minumanku dengan alkohol."

"Tante Mer tidak melakukan itu. Tante ---."

"Aku punya bukti. Aku sengaja tidak langsung membongkar apa yang sudah Tante lakukan padaku. Tapi bukan berarti selamanya aku diam. Aku sudah menunggu hari ini."

"Tante Mer melakukan itu, karena Tante Mer tidak ingin kamu terus digosipkan pria yang tidak suka perempuan. Masalah kamu sekarang, mengapa kamu tidak memikirkan kesehatan papa kamu Gilang, jangan gegabah melakukan sesuatu." Bela Tante Meri membenarkan apa yang dia lakukan itu baik untuk Gilang.

"Aku baik-baik saja Meri," sahut tuan Aksa Cakrawala.

"Mas, aku bisa ---."

"Aku tidak butuh penjelasan apapun Meri."

Tante Meri memilih diam. Tidak ada yang bisa melawan perkataan seorang Aksa Cakrawala. Ayah Gilang itu pria yang baik dan juga bisa bersikap lembut. Tapi jangan pernah melawan perkataanya.

Hal itulah yang dimanfaatkan oleh tante Meri saat akan menjebak Gilang tidur dengan Sandra. Gilang tidak bisa melawan perkataan ayahnya. Tentu saja itu memudahkan rencananya, membuat Gilang menikah dengan Sandra.

"Apa dia sekertaris yang diminta Sandra untuk menggoda kamu, Boy?" tanya tuan Aksa. Gilang mengangguk.

Di mata tuan Aksa, berapa pun usia Gilang, apapun jabatan putranya, tetap saja Gilang anak laki-laki yang lemah, setelah kehilangan ibu dan kedua adiknya. Dia jadi anak yang pendiam. Tidak punya banyak teman dan sulit dekat dengan orang asing.

Karena itu tuan Aksa setuju menikahkan Gilang dengan Sandra, apa lagi putranya sudah tidur dengan wanita itu. Harapannya dengan berumah tangga, kehidupan Gilang akan berubah menjadi lebih baik. Gilang tidak pernah mengeluh sejak dulu. Sehingga tuan Aksa tidak mengetahui rumah tangga anaknya yang tidak bahagia. Sampai beberapa waktu yang lalu, bu Asih datang menemuinya dan meminta tuan Aksa percaya pada Gilang.

"Namanya Devina. Dia sudah tiga tahun bekerja di Cakrawala Company. Dan baru dua bulan ini jadi sekretaris pimpinan," ucap Gilang menjelaskan.

"Kamu dari keluarga mana?" tanya tuan Aksa kini beralih pada Devina.

Devina yang sejak tadi diam karena menyimak perdebatan antara Gilang dan ibu sambungnya, kini memperhatikan tuan Aksa dengan seksama. Sejak awal dia sudah terkejut melihat tuan Aksa. Gadis itu merasa wajah tuan Aksa tidak asing baginya.

"Vi" tegur Gilang dengan lembut, agar Devina menjawab pertanyaan ayahnya. Gilang tidak ingin kesan pertama yang dilihat tuan Aksa tentang Devina tidak baik. Karena itu akan mempersulit restu yang akan Gilang dapatkan.

"Saya dari keluarga biasa Tuan. Ayah saya punya toko sembako di pasar tradisional," jawab Devina setelah mendengar teguran dari Gilang.

Devina ingin sekali bertanya, apakah tuan Aksa memiliki anak selain Gilang. Tapi lidahnya keluh. Karena dia benar-benar tidak menyangka akan menemuka orang yang wajahnya sangat mirip dengan foto yang selama ini ayah Dewa simpan.

"Kamu menyukai dia, Boy?" Tuan Aksa kembali bertanya pada Gilang.

"Aku mencintainya," jawab Gilang tanpa ragu.

"Kalau begitu antarkan Papa bertemu orang tuanya."

Gilang saling pandang dengan Devina. Tentu dia harus meminta persetujuan gadis itu untuk membawa papanya bertemu orang tua Devina.

"Mas, apa tidak terlalu terburu-buru. Biarkan gadis ini bicarakan terlebih dulu dengan orang tuanya," ucap tante Meri. Maksud hati mau membantu Devina. Namun dia terkejut saat mendengarkan jawaban sekretaris Gilang itu.

"Silakan Tuan, kalau Tuan ingin bertemu orang tua Saya," ucap Devina dengan yakin.

Gilang menatap Devina dengan tatapan tidak percaya. Hatinya berbunga-bunga. Dia mengira Devina menerima cintanya, sehingga gadis itu mengizinkan papanya bertemu dengan orang tuanya.

Beda dengan pikiran Gilang. Devina sengaja mempertemukan ayah Dewa dengan pria dihadapannya ini. Devina ingin ayah Dewa mengenali tuan Aksa adalah pria yang sama dengan pria yang ada di foto yang disimpan ayah Dewa selama ini.

"Saya suka dengan gadis yang berpikir cepat," ujar tuan Aksa.

Maka disinilah tuan Aksa, Gilang dan tante Meri sore ini. Mereka mengantar Devina pulang, sekalian bertemu dengan kedua orangtuanya.

Bunda Helen menyambut Devina pulang kerja seperti biasanya. Namun dia terkejut, saat ada kendaraan mewah lainnya selain milik Gilang.

"Yah, Ayah!" panggil bunda Helen, agar suaminya ikut keluar.

"Ada apa Bu?" Ayah Dewa bertanya setelah dia berdiri di dekat bunda Helen.

"Sepertinya ada tamu," jawab bunda Helen.

Devina mempersilakan tuan Aksa masuk ke pekarangan rumahnya. Gadis itu sangat ramah menurut pria paruh baya itu. Mengingatkan tuan Aksa pada seseorang yang sempat dia kenal di masa lalu.

"Rumah kamu asri," ujar tuan Aksa, begitu melihat banyaknya pohon dan tanaman hias di pekarangan yang tidak terlalu luas itu.

"Bunda Saya suka dengan tanaman hias dan ayah suka sekali menanam pohon. Agar rumahnya sejuk dan udaranya juga segar," jawab Devina.

Sementara itu sepasang suami istri yang menunggu tamunya di teras terus memperhatikan tamu mereka yang datang bersama Devina.

"Apa ini ada hubungannya dengan konferensi pers tadi pagi Yah?"

"Mungkin saja," jawab ayah Dewa pertanyaan bunda Helen, yang harusnya ditanyakan pada tamu mereka.

"Yah, pria paruh baya itu, kenapa wajahnya tidak asing?"

Mendengar ucapan bunda Helen, ayah Dewa langsung memperhatikan tuan Aksa yang semakin dekat. "Dia mirip sekali dengan ---."

"Ayah," sapaan Devina memotong ucapan ayah Dewa pada bunda Helen.

"Ini tuan Aksa Cakrawala, pendiri Cakrawala Company," ucap Devina memperkenalkan tuan Aksa.

"Oh, ayahnya nak Gilang," ucap ayah Dewa. "Saya Dewa, ayah Devina. Dan ini istri saya, Helen."

"Jadi benar kamu Helen sahabat Anjani," ujar tuan Aksa.

"Anjani Hapsari?" tanya bunda Helen memastikan.

"Silakan masuk Pak Aksa. Kita bicarakan di dalam."

Ayah Dewa mempersilakan tamunya masuk. Seperti biasa ayah Dewa selalu bersikap ramah dengan semua tamu yang datang ke rumahnya.

"Maaf tuan Aksa, sebelum Anda menyampaikan tujuan Anda datang ke rumah kami yang sederhana ini, bolehkah Saya bertanya?"

Terpopuler

Comments

Ila Lee

Ila Lee

ada ikatan apa antara pak aska dan pak dewa

2024-12-13

0

Yani

Yani

Apakah mereka saling kenal

2025-01-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Permintaan
2 Bab 2 Terima Saja
3 Bab 3 Bersedia
4 Bab 4 Rumor Tentang Devina
5 Bab 5 Menolak
6 Bab 6 Perdebatan
7 Bab 7 Ketenangan Devina
8 Bab 8 Konferensi Pers
9 Bab 9 Ingin Dekat
10 Bab 10 Menemui Ayah Dewa
11 Bab 11 Lima Belas Tahun
12 Bab 12 Pengalihan Issue
13 Bab 13 Bicara
14 Bab 14 Sekarang Terkenal
15 Bab 15 Sesuatu Terjadi
16 Bab 16 Salah Target
17 Bab 17 Perasaan Sandra
18 Bab 18 Bukan Keturunan Cakrawala
19 Bab 19 Tidak Ada Yang Tahu
20 Bab 20 Sudah Waktunya
21 Bab 21 Gosip Terbaru
22 Bab 22 Penjelasan Gilang
23 Bab 23 Seburuk Itu
24 Bab 24 Semakin Dekat
25 Bab 25 Tuan B
26 Bab 26 Devina Tahu
27 Bab 27 Kesetiaan
28 28. Kemarahan Lala
29 Bab 29 Rindu dan Benci
30 Bab 30 Ada Ego
31 Bab 31 Gombal
32 Bab 32 Kedatangan Wina
33 Bab 33 Kembali Menjadi Sorotan
34 Bab 34 Akhirnya Bertemu
35 Bab 35 Berita Pernikahan
36 Bab 36 Acara Penting
37 Bab 37 Bintang Utama
38 Bab 38 Gedung B
39 Bab 39. Kejadian Hari Itu
40 Bab 40 Ternyata
41 Bab 41 Pulang ke Kampung
42 Bab 42 Tangisan Bahagia
43 Bab 43 Mengharu Biru
44 Bab 44 Benar
45 Bab 45 Mundur Dari Jabatan
46 Bab 46 Om Bukan Abang
47 Bab 47 Masalah Kecil
48 Bab 48 Rahasia Danu
49 Bab 49 Ditinggalkan
50 Bab 50 Tidak Masuk Akal
51 Bab 51 Tanda Tangan Kontrak
52 Bab 52 Tidak Pernah Membenci
53 Bab 53 Jangan Asal Menghina
54 Bab 54 Tika Sebenarnya
55 Bab 55 Hukuman Yang Setimpal
56 Bab 56 Syuting
57 Bab 57 Dalang
58 Bab 58 Memancing Kemarahan
59 Bab 59 Masalah Yang Belum Selesai
60 Bab 60 Benang Merah Masalah
61 Bab 61 Menjelang Akad
62 Bab 62 Berita Buruk
63 Bab 63 Sah
64 Bab 64 Hubungan Baik
65 Bab 65 Hilang
66 Bab 66 Drama
67 Bab 67 Menua Bersama
68 Bab 68 Pulang ke Tanah Air
69 Bab 69 Akhir dari Tante Intan
70 Bab 70 Kehilangan
71 Bab 71 Sakit Karena Kamu
72 Bab 72 Kumpul Keluarga
73 Bab 73 Menunggu jawaban
74 Bab 74 Bahagia
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Bab 1 Permintaan
2
Bab 2 Terima Saja
3
Bab 3 Bersedia
4
Bab 4 Rumor Tentang Devina
5
Bab 5 Menolak
6
Bab 6 Perdebatan
7
Bab 7 Ketenangan Devina
8
Bab 8 Konferensi Pers
9
Bab 9 Ingin Dekat
10
Bab 10 Menemui Ayah Dewa
11
Bab 11 Lima Belas Tahun
12
Bab 12 Pengalihan Issue
13
Bab 13 Bicara
14
Bab 14 Sekarang Terkenal
15
Bab 15 Sesuatu Terjadi
16
Bab 16 Salah Target
17
Bab 17 Perasaan Sandra
18
Bab 18 Bukan Keturunan Cakrawala
19
Bab 19 Tidak Ada Yang Tahu
20
Bab 20 Sudah Waktunya
21
Bab 21 Gosip Terbaru
22
Bab 22 Penjelasan Gilang
23
Bab 23 Seburuk Itu
24
Bab 24 Semakin Dekat
25
Bab 25 Tuan B
26
Bab 26 Devina Tahu
27
Bab 27 Kesetiaan
28
28. Kemarahan Lala
29
Bab 29 Rindu dan Benci
30
Bab 30 Ada Ego
31
Bab 31 Gombal
32
Bab 32 Kedatangan Wina
33
Bab 33 Kembali Menjadi Sorotan
34
Bab 34 Akhirnya Bertemu
35
Bab 35 Berita Pernikahan
36
Bab 36 Acara Penting
37
Bab 37 Bintang Utama
38
Bab 38 Gedung B
39
Bab 39. Kejadian Hari Itu
40
Bab 40 Ternyata
41
Bab 41 Pulang ke Kampung
42
Bab 42 Tangisan Bahagia
43
Bab 43 Mengharu Biru
44
Bab 44 Benar
45
Bab 45 Mundur Dari Jabatan
46
Bab 46 Om Bukan Abang
47
Bab 47 Masalah Kecil
48
Bab 48 Rahasia Danu
49
Bab 49 Ditinggalkan
50
Bab 50 Tidak Masuk Akal
51
Bab 51 Tanda Tangan Kontrak
52
Bab 52 Tidak Pernah Membenci
53
Bab 53 Jangan Asal Menghina
54
Bab 54 Tika Sebenarnya
55
Bab 55 Hukuman Yang Setimpal
56
Bab 56 Syuting
57
Bab 57 Dalang
58
Bab 58 Memancing Kemarahan
59
Bab 59 Masalah Yang Belum Selesai
60
Bab 60 Benang Merah Masalah
61
Bab 61 Menjelang Akad
62
Bab 62 Berita Buruk
63
Bab 63 Sah
64
Bab 64 Hubungan Baik
65
Bab 65 Hilang
66
Bab 66 Drama
67
Bab 67 Menua Bersama
68
Bab 68 Pulang ke Tanah Air
69
Bab 69 Akhir dari Tante Intan
70
Bab 70 Kehilangan
71
Bab 71 Sakit Karena Kamu
72
Bab 72 Kumpul Keluarga
73
Bab 73 Menunggu jawaban
74
Bab 74 Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!