Tak terasa sudah sebulan Fitri menjalani kehidupan barunya sebagai seorang ibu hamil. Wajahnya makin bersinar dan tubuhnya yang berisi terlihat seksi (di mata suaminya)
Rio, si suami siaga semakin posesif dan manja terhadap istrinya. Ia tidak mau istrinya keluar rumah karena khawatir dilirik pria lain.
Seperti sekarang ini. Fitri yang baru saja melangkah keluar rumah, di cegat oleh suaminya.
“Aku ke tukang sayur aja, mas. Kamu pikir aku kemana?”
“Tapi… pasti di sana ada banyak laki-laki yang ngeliatin kamu. Kamu tau? Rasanya aku ingin colok mata mereka satu persatu. Greget! Udah punya istri di rumah, malah perhatiin istri orang!”
Fitri gemas melihat ekspresi suaminya yang memohon untuk tidak keluar. Sebenarnya kalau mau menuruti hati, ia juga enggan keluar. Fitri memang bukan tipe orang yang suka keluar. Ia lebih suka mengurung diri di rumah dan melakukan apa saja yang ia suka.
Tapi…. Keadaan mengharuskannya untuk keluar untuk membeli sayuran dan lauk-lauk lainnya. Kalau memesan lewat aplikasi, uangnya yang dikeluarkan tentunya tidak sedikit. Sangat berbeda jika beli langsung di warung sayur.
“Mas gak pergi ke kantor?” Tanya Fitri ketika memperhatikan outfit santainya.
“Gak! Aku mau manja-manja dulu sama kamu. Cuma dua hari lho, sayang. Jangan keluar yaa. Please. Soal makanan, kita–”
“Apa? Mau beli?! Tidak ya, Mas! Kan kita harus berhemat untuk biaya persalinan. Pokoknya, kali ini aku mau ke tukang sayur tiap hari dan rutin masak lagi! Bulan kemarin, kita udah PUAS banget order makanan instan. Alasannya aku gak boleh capek, bedrest, bla bla! Sana! Pelukan dulu sama Miku.”
(Miku, bantal kesayangan Rio yang Fitri buat sendiri. Bentuknya lope dan ada inisial R)
Rio ternganga mendengar ocehan Fitri. Dengan lesu, ia masuk kedalam rumah. Fitri lalu menutup pintu rumah rapat-rapat. Kemudian melangkahkan kakinya menuju warung sayur dekat komplek yang ia tinggali.
“Permisi, Bu.” Sapa Fitri pada wanita paruh baya yang merupakan pemilik warung tersebut.
“Eh Fitri. Mau ambil pesanan, ya? Ada lagi yang mau dibeli?” Sahutnya ramah seraya menyerahkan dua kantor plastik berukuran sedang berisi sayur-sayuran dan bahan masakan lainnya.
Wanita hamil itupun mengedarkan pandangannya, mencari sesuatu yang ingin ia beli. Tiba-tiba seseorang muncul dari belakang lalu menepuk pundaknya.
Puk puk!
“Maaf, mba. Bisa geser sedikit?” Kata orang itu. Fitri yang sedang asik, merasa sedikit terkejut. Ia lalu menoleh ke belakang kemudian melihat wajah orang itu.
Deg!
Wajah berserinya seketika hilang, kini memucat. Tubuhnya bergetar ketika melihat orang yang tadi menepuk pundaknya.
“Me-Melisa?” ucapnya dalam hati. Fitri pun menggeser posisinya dengan kepala yang tertunduk.
Orang itu heran melihat Fitri yang ketakutan. Namun, tidak ingin berkata apapun.
“Hhhmmm… Bu. Saya tambah ini aja. Totalnya semua berapa?” Tanya Fitri pada ibu pemilik warung. Sudah tidak ada lagi yang ingin dibelinya, sekarang ia hanya ingin cepat pulang lalu menenangkan diri di rumah.
“Totalnya 120.000. Ini ada bonus dari ibu, semoga Fitri suka yaa.”
Dengan senyum yang dipaksakan, Fitri mengangguk lalu menyodorkan uang untuk membayar belanjaannya. Setelah itu, ia berbalik badan lalu dengan cepat melangkah keluar.
Dug dug dug!
Jantungnya berpacu sangat cepat. Sambil berjalan pelan, ia menenangkan dirinya lalu Berusaha untuk tidak mengkhawatirkan suaminya dengan kejadian barusan. Rio hanya punya waktu dua hari cuti dan ia ingin mengisi dua hari itu dengan hal-hal yang menghibur dan menyenangkan bagi mereka berdua.
Sesampainya di rumah, Fitri memanggil suaminya untuk membantunya masak. Namun, tidak ada sahutan darinya.
“Kemana ya? Apa mungkin Mas lagi telponan?” gumamnya. Iapun segera mulai untuk membersihkan sayuran.
Ketika sedang asik menata sayur-sayuran yang sudah ia potong, tiba-tiba saja ia teringat kejadian tadi yang membuatnya bergetar.
“Dia gak tau aku, kan? Tadi dia liat aku gak ya? I-itu… beneran Melisa, kan?! Apa tadi aku salah lihat?”
Ia pun segera menggeleng cepat kemudian melanjutkan kegiatannya supaya segera selesai dan menikmati cuti singkat suaminya.
Tep tep.
Rio turun dari tangga dengan pandangan yang fokus pada ponselnya. Seketika aroma yang lezat dan menggoda melewatinya. Ia lalu turun dengan berlari kemudian melangkah menuju dapur.
“Sayang!”
Fitri sedikit terkejut mendengar suara Rio. Ia menjadi terhibur dengan kehadiran suaminya. Bunga-bunga di hatinya bermekaran, perasaan gelisahnya hilang dan berubah menjadi sangat bahagia.
“Mas…. Sudah selesai kerjaannya? Lapar lagi?” Kata Fitri menghampirinya. Rio menyambutnya dengan memberikan pelukan hangat.
“Belum siiih. Kalau nurutin diri, gak ada habis-habisnya. Ada lagi dan lagi. Aku lapar dan lelah, sayang. Suapi yaaa.” sahut Rio dengan ekspresi minta dikasihani.
Fitri tersenyum manis, kejadian tadi sudah hilang begitu saja dari pikirannya. Kini, ia ingin fokus mengurusi bayi besarnya.
“Mas duduk dulu ya di sofa. Aku sebentar lagi selesai kok. Nanti, kita makan bersama.”
Rio menurut, ia lalu menyeret sebuah sofa single yang berada di ruang tamu menuju dapur. Ia tidak ingin jauh-jauh dari istrinya yang sifatnya lebih dewasa.
Fitri menghela nafasnya sambil menggeleng pelan. Ia yang sudah terbiasa mandiri, bisa membersihkan dapur dengan cepat. Setelah itu, membawakan makanan-makanan lezat untuk suaminya yang lapar.
Rio melihat hidangan-hidangan tersebut, langsung menyambarnya. Berkali-kali ia memuji masakan istrinya. Meskipun menunya itu-itu saja, Rio tetap suka. Fitri menemani suaminya makan semua masakannya. Senyuman manis terlukis di bibir indahnya. Cintanya semakin besar pada suaminya.
Beberapa menit kemudian, semua sayuran dan lauk buatan Fitri habis ludes di makan Rio sendirian. Ia tidak mempermasalahkan karena sedang menginginkan bubur manis.
“Mas, aku lagi pengen bubur ketan hitam buatan mas.” Kata Fitri mengungkapkan keinginannya. Rio menoleh lalu tersenyum lebar.
“Sungguh? Sudah lama aku tidak membuatnya. Maaf, ya.”
“Gak papa. Aku ngerti, mas sibuk dengan pekerjaan tiap hari.”
Rio mengangguk, ia lalu melangkah menuju dapur kemudian membuat sesuatu yang istrinya inginkan.
“Mas ku makin ganteng deh kalo lagi masak.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments