Setelah menikmati hari liburnya bersama sang istri tercinta, kini pria muda berperawakan tinggi itu harus kembali ke aktivitasnya sehari-hari sebagai Owner dari sebuah perusahaan FnB.
“Aduh capek banget!” Keluhnya sambil mengenakan kemeja putihnya didepan cermin. Fitri hanya tersenyum tipis, ia tau maksud dari omongan suaminya. Bukan capek, melainkan malas untuk pergi.
“Mau ku bantu, Mas?” Seketika Rio bersemangat, ia pun membentangkan kedua tangannya. Fitri pun membantunya mengancingkan kemejanya lalu memakaikannya jas hitam yang ia bawa di pundaknya.
“Selesai! Suamiku makin tampan dan gagah niii.” Kata Fitri menghiburnya. Rio tersenyum kecut karena harus berpisah dengan istrinya.
(Padahal cuma sebentar. Ntar sore juga ketemu lagi, Pak 😑)
Tin!
Rio membunyikan klakson mobil untuk menyapa istrinya yang berada di atas balkon, menunggu mobilnya keluar dari area perumahan elit. Setelah mobilnya benar-benar sudah tidak terlihat, Fitri kembali masuk ke dalam untuk memulai aktivitas bersih-bersihnya.
Semenit, dua menit, satu jam, bahkan tak terasa sudah dua jam ia tenggelam dalam kesibukan yang ia sukai.
Kruuuk!
Perutnya berbunyi tanda tubuhnya minta diisi dengan tenaga. Fitri pun bergegas menuju dapur untuk mengambil beberapa makanan yang masih ada, sisa sarapan tadi.
“Hhhmmm… sambal! Ya! Kalo gak ada sambal, rasanya kurang!” serunya yang tiba-tiba teringat sesuatu. Dengan gesit, ia mengambil bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat sambal ulek.
Tak perlu waktu lama, sambal terasi ulek yang menggiurkan telah jadi. Fitri langsung memakannya dengan lahap. Nafsu makannya sedang menaik. Ia sampai menambah nasi dua piring namun tidak menyadarinya. Entahlah, apakah dia se-lapar itu atau….
“Kenyang sekali– hah?! Sebanyak ini aku makan?!” Ujarnya terkejut melihat semua piring dan mangkuk kosong semua. Bahkan ada dua bungkus keripik yang tergeletak di lantai. Wanita itu dilanda kebingungan, ia bertanya-tanya kapan tangannya mengambil cemilan tersebut.
“Aduh, Berantakan banget! Harus buru-buru dibersihin. Oh ya! A-aku kan belum masak untuk mas Rio.” Gumamnya. Tangan dan kakinya bergerak cepat membersihkan meja dapur yang kotor dan berantakan ulahnya. Karena sudah terbiasa, ruangan itupun sekejap telah bersih.
“Ada makanan apa ya?” Tangannya membuka pintu kulkas mahalnya. Tiba-tiba ia teringat bahwa ia belum pergi ke warung sayur untuk membeli lauk. Kini di kulkas hanya ada buah-buahan, sayuran hijau dan dessert.
“Apa ku panggang sosis saja ya?”
Senyumannya merekah ketika melihat deretan makanan Frozen yang masih tersedia.
Beberapa menit kemudian, dapur yang sunyi kini berisik dengan suara perabotan dapur dan kegiatan memasaknya.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
Tumis buncis, sambal goreng, sosis panggang dan masakan lainnya sudah jadi dan tertata rapi di dalam rantang stainless steel. Rencananya, Fitri akan memberi kejutan untuk suaminya yang telah memanjakannya.
“Pokoknya, hari ini harus berjalan lancar. Semoga aku tidak melakukan kesalahan.” Batinnya, ia berharap bisa menghibur suaminya yang lelah bekerja.
Drap drap drap!
Kakinya berlari menaiki tangga supaya cepat sampai ke kamarnya kemudian segera bersiap-siap.
Tak membutuhkan waktu lama, tubuhnya sudah bersih, segar dan wangi. Ia kini memilih-milih pakaian yang akan ia gunakan. Matanya tertuju pada sebuah dress kupu-kupu berwarna biru muda, dengan panjang sampai betis. tak lupa tas Selempang nya bewarna putih.
Cekrek!
Ia mengambil foto selfie sebelum keluar dari kamarnya lalu mengirimnya ke Rio. Setelah itu, ia keluar dari kamar, mengunci pintunya lalu turun dengan sedikit berlari. Wanita itu tak sabar untuk bertemu dengan suaminya dan menemaninya bekerja.
Tin tin!
Klakson mobil terdengar dari luar, itu taksi yang ia pesan sudah datang. Tangannya sebelah kanan membawa susunan rantang stainless dan sebelahnya menutup pintu rumah.
“Ke perusahaan JoyFood ya, Pak.” Kata Fitri ketika masuk ke dalam mobil. Supir itu mengangguk ramah, kemudian menggerakkan mobilnya.
Sepanjang perjalanan, Fitri melihat-lihat jalanan kota yang tidak begitu bersih dan padat dengan pusat perbelanjaan. Sampai akhirnya, matanya menangkap sesuatu yang membuat hatinya terguncang.
Ia melihat seorang anak kecil yang berjalan beriringan dengan orangtuanya. Mereka tampak bahagia. Tiba-tiba, ayah anak itu menggendongnya di punggungnya, mereka tertawa bersama.
“Andaikan saja aku tidak nakal dulu.” Gumamnya.
Bunga-bunga di hatinya yang semula bermekaran, kini layu. Ingatan masa kecilnya muncul lagi. Wanita itu tenggelam dalam lamunannya sampai tak sadar kalau mobil yang ditumpanginya telah mendekat ke arah perusahaan suaminya.
“Bu, sudah sampai.” Kata supir taksi. Fitri pun langsung tersadar kemudian melihat sekeliling. Ia lalu merogoh tasnya untuk mengambil dompet handmade nya.
“Ini, Pak. Kembaliannya ambil aja.” Ujar Fitri. Supir itu menerimanya dengan senang lalu berterimakasih.
Huuuuuu!
Helaan nafas panjang keluar dari mulut Fitri. Sekujur tubuhnya mendadak tegang karena, teringat dengan kejadian yang membuatnya trauma untuk datang ke perusahaan suaminya.
Kepalanya menoleh kanan-kiri untuk memastikan tidak ada orang yang ditakutinya. Sayang sekali, yang ditakutinya itu hadir didepan matanya.
“Bu Vanessa?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments