Cinta FitRi 2

Pagi harinya, pasangan suami istri yang bernama Fitri dan Rio menikmati keseharian mereka dengan banyak bermesraan. Mengisi tangki cinta dan kasih sayang yang sempat berkurang.

“Piknik yuk!” Ajak Rio, si pria familyman.

Istri cantiknya yang berpenampilan sederhana, tentunya merespon dengan cepat. Itulah salah satu keinginannya yang terpendam.

“Waaah! Piknik? Aku mau, Mas! Beruntung, cemilannya masih ada beberapa toples.” Sahutnya bersemangat.

“Berapa banyak kue yang kamu buat, sayang? Memangnya kamu gak capek?” Tanya Rio. Pasalnya, sejak sebelum ia pergi ke luar negeri, ia memakan kue itu setiap hari dengan porsi yang tidak sedikit. Bahkan ketika keluar negeri pun, ia dibekali kue-kue itu juga.

Drrreekk!

Fitri pun membuka sebuah lemari dengan pintu geser, kemudian menunjukkan pada suaminya sesuatu yang akan membuat pria itu terkejut.

“A-apaan itu? Kamu jualan? Banyak sekali kuenya.” Kata Rio melihat deretan toples beraneka macam bentuk dan ukuran. Semuanya terisi penuh dengan kue-kue buatan tangan Fitri.

“Aku membuatnya setiap hari. Sedikit demi sedikit, jadi begini deh. Awalnya aku juga gak percaya, Mas. Hehehe. Ini juga ada tanggal pembuatannya jadi, ketahuan deh mana yang sudah lama. Yang ini…”

Rio terkekeh mendengar penjelasan istrinya, ia tidak percaya kalau lemari perabotnya kini berubah menjadi lemari penyimpanan kue.

“Oooh jadi ini yang bikin kamu betah dirumah, ya? Hahahha aduuh istriku ini. Kayak orang yang mau jualan.”

“Hehehe iya, Mas. Biar kita gak jajan terus.”

Mereka pun terus mengobrol sampai tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 11 siang.

Karena diluar sedang panas menyengat, mereka membatalkan acara piknik lalu Rio memutuskan untuk mengajak istrinya jalan-jalan ke cafe dan mall. Sebenarnya, Fitri keberatan karena takut bertemu dengan ibu mertuanya secara tiba-tiba.

“Kamu kok gelisah begitu?” Tanya Rio memperhatikan gelagat istrinya. Fitri pun tersadar dan langsung tersenyum.

“Aku cuma mikir nanti mau makan apa. Itu aja, hehehe…” jawabnya santai. Ia tak mau suaminya khawatir dan menghancurkan rencana kencan mereka.

Namun terlambat. Rio sudah tau apa yang istrinya pikirkan. Pria itu hanya berpura-pura bertanya.

Setelah memutuskan kegiatan hari ini, Rio membantu istrinya membersihkan rumah supaya bisa cepat-cepat pergi. Pria muda itu benar-benar ingin memanfaatkan hari liburnya untuk bermesraan dengan istrinya.

Tak perlu waktu lama, mereka telah siap. Fitri mengajak suaminya untuk pergi dengan berjalan kaki. Rio menurutinya, akhirnya pergi berjalan-jalan santai menuju tempat tujuan mereka yang pertama, cafe.

Beruntung lokasi tempat tinggal mereka strategis. Dekat dengan cafe, mall, supermarket, rumah sakit dan ada beberapa fasilitas lainnya.

Tring!

Rio membuka pintu cafe kemudian mempersilahkan istrinya untuk masuk duluan.

“Terimakasih, Mas.” Ucap Fitri seraya tersenyum. Rio pun menyuruhnya ia duduk ditempat yang ia suka.

“Bukannya harus memesan tempat duduk dulu?” Tanyanya.

“Enggak, disini maah santai.” Sahutnya terkekeh. Fitri pun mengedarkan pandangannya, mencari tempat duduk yang nyaman untuk mereka berdua.

“Ah! Disana! Iya!” Ujarnya sambil menatap tempat duduk yang letaknya berada di pojok kiri, dekat dengan jendela. Ia pun segera melangkah ke arah tujuan lalu duduk dengan nyaman disitu.

“Halo cantik… bolehkah mas duduk di sini?” Kata Rio datang menggodanya. Fitri tertawa kecil melihat tingkah suaminya. Ia pun berdiri kemudian membantu Rio menata makanan dan minuman yang dibelinya.

“Semuanya adalah kesukaanmu.” Kata Rio. Fitri terkejut, ia perhatikan satu persatu makanan yang suaminya beli. Benar saja!

“Mas, kok buat aku doang sih? Buat kamu mana?”

“Aku juga suka kok.” Sahut Rio.

“Beneran nih? Jangan gitu ah! Harus kita berdua yang menikmati bukan cuma aku.”

Rio menggenggam erat tangan kanan istrinya kemudian menatapnya lembut. “Sayang…. aku beli semua ini untuk kamu. Reward untuk kamu. Makasih ya, udah cinta banget sama aku dan nerima aku. Kamu berhak mendapatkan ini semua.”

Ucapan suaminya barusan membuatnya terharu. Ia pun segera memakan makanan favoritnya. “Enak banget! Mas juga harus cobain.” ucapnya dengan berbinar. Rio kini merasa lega setelah melihat senyuman asli istrinya.

“Sayang, aku tau kamu sedang bersedih malam itu. Kamu tersenyum manis untuk menutupinya namun, sayang sekali. Aku bukanlah pria yang mudah di bohongi. Aku tau apa yang telah terjadi padamu saat itu. Maafkan aku yang belum bisa membuatmu bahagia sepenuhnya.”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!