Suasana ruang bawah tanah itu menjadi semakin tegang. Enjelina memandang Lucas Aldridge dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Wajahnya yang dulu penuh misteri kini menatapnya dengan senyum dingin yang tidak pernah ia lupakan. Namun, meskipun begitu, di dalam dirinya, ada perasaan campur aduk—rasa penasaran, kesedihan, dan kebingungan yang membayangi pikirannya.
"Lucas, apa yang kau inginkan?" tanya Enjelina dengan suara yang tegas, meskipun hatinya bergetar. “Mengapa kau ada di sini, dan mengapa kau menunggu kami?”
Lucas mengangguk pelan, lalu menatap mereka dengan mata yang penuh perhitungan. "Aku bukan hanya menunggu kalian. Aku menunggu saat di mana kalian akhirnya mengerti mengapa semua ini terjadi."
Dia melangkah maju, matanya menyala dengan api yang penuh ambisi. "Kalian berpikir bahwa ini semua hanya tentang permata, tentang warisan, atau bahkan keluarga kalian. Tapi aku di sini untuk memberitahu kalian, bahwa ini lebih besar dari itu."
Brian mengamati setiap gerakan Lucas dengan penuh kewaspadaan, sementara Gregory tetap diam, siap untuk bergerak jika keadaan semakin berbahaya. Namun, Enjelina tetap berdiri tegak, tidak menunjukkan rasa takut sedikit pun. Dia tahu bahwa ini adalah titik di mana semua teka-teki yang mengelilinginya akan terungkap.
"Apa maksudmu?" tanya Enjelina dengan suara yang lebih dalam, mencoba mengungkap lebih banyak lagi dari apa yang Lucas sembunyikan.
Lucas tertawa pelan, senyuman tipis itu semakin mencekam. "Maksudku adalah, kalian tidak tahu siapa sebenarnya yang mengendalikan semuanya. Kalian mengira kalian sedang bermain dengan aku, tapi kalian hanya bagian kecil dari permainan yang jauh lebih besar."
Enjelina merasa darahnya berdesir. Setiap kata yang keluar dari mulut Lucas terasa seperti sebuah petunjuk baru, sebuah jalan menuju kebenaran yang selama ini ia cari. "Apa yang sedang terjadi?" tanya Enjelina lagi, kali ini dengan suara yang sedikit lebih rendah, seakan mencoba meresapi setiap kata yang keluar.
"Semua yang kalian ketahui tentang keluargamu, tentang masa lalu, tentang ayahmu, semua itu hanya bagian dari gambaran yang lebih besar," lanjut Lucas, suaranya semakin berat dan penuh makna. "Kalian berdua, Enjelina dan Gregory, sudah lama terlibat dalam permainan ini tanpa menyadarinya. Dan sekarang, kalian tidak akan bisa keluar begitu saja."
Kata-kata itu seperti petir yang menyambar. Enjelina merasa tubuhnya mulai kaku. Apa yang sebenarnya dimaksud oleh Lucas? Apa yang selama ini tersembunyi dari mereka? Semua petunjuk yang telah ia kumpulkan selama ini tampak seperti sebuah teka-teki yang jauh lebih rumit dari yang ia kira.
...****************...
Enjelina tidak bisa menahan rasa ingin tahunya. "Apa yang kau katakan itu... apa hubungannya dengan keluargaku? Apa yang sebenarnya terjadi, Lucas?"
Lucas menatapnya dengan tatapan tajam yang penuh makna. "Aku tahu apa yang terjadi pada keluargamu, Enjelina. Aku tahu kenapa ayahmu memilih untuk bersembunyi begitu lama, dan aku tahu mengapa ibu kalian begitu terluka. Semua ini berkaitan dengan masa lalu yang tak bisa kalian lupakan."
Pernyataan itu mengiris hati Enjelina. Semua yang dia ketahui tentang keluarganya, tentang ayah dan ibunya, terasa seperti ilusi yang runtuh begitu saja. Mengapa Lucas tahu begitu banyak? Apa yang sebenarnya terjadi pada masa lalu mereka yang selama ini disembunyikan?
Namun, sebelum Enjelina bisa bertanya lebih lanjut, suara langkah kaki terdengar di belakang mereka. Brian, yang telah memeriksa sekeliling, melangkah maju dengan wajah yang serius. "Kita tidak punya banyak waktu. Kita harus keluar dari sini sebelum lebih banyak hal yang tak terduga terjadi."
Gregory mengangguk setuju, meskipun wajahnya tidak bisa menyembunyikan rasa khawatir. "Kita harus mendapatkan jawaban, tapi untuk saat ini, keselamatan kita lebih penting."
Enjelina mengangguk, menyadari bahwa mereka tidak bisa berlama-lama di sana. Namun, sebelum mereka beranjak, Lucas berbicara lagi.
"Tunggu," kata Lucas dengan suara berat, membuat mereka semua berhenti sejenak. "Kalian harus tahu satu hal: kalian tidak bisa melarikan diri dari takdir kalian. Semua yang kalian lakukan, semua keputusan yang kalian buat, semuanya sudah ditentukan. Kalian hanya belum tahu apa yang akan datang."
Dengan kata-kata terakhir itu, Lucas menghilang dalam kegelapan ruang bawah tanah. Sebelum mereka sempat menghadapinya lagi, pintu ruang bawah tanah terbuka dengan sendirinya, memberi jalan bagi mereka untuk keluar.
...****************...
Ketika mereka akhirnya melangkah keluar dari villa yang terbengkalai itu, udara malam terasa lebih dingin dan tajam. Angin yang bertiup membuat Enjelina menggigil, bukan hanya karena cuaca, tetapi juga karena kenyataan yang baru saja ia hadapi. Semua yang selama ini ia kira hanya sebuah teka-teki biasa kini terasa seperti perangkap yang menunggunya.
"Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Brian, suaranya sedikit gelisah.
Enjelina menatap villa yang kini tampak kosong di belakangnya, namun pikirannya jauh melayang ke masa lalu keluarganya, pada rahasia yang kini mulai terbuka sedikit demi sedikit.
“Kita akan menemui ayahku,” kata Enjelina dengan tegas, suara penuh tekad. "Dia harus tahu tentang ini. Sudah waktunya aku mengetahui seluruh kebenarannya."
Brian mengangguk, sementara Gregory hanya mengamati Enjelina, merasakan perubahan dalam diri sahabatnya. Mereka semua tahu bahwa perjalanan ini belum berakhir. Ini baru permulaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments