Hujan masih turun dengan deras ketika Enjelina Parker melangkahkan kakinya keluar dari gedung apartemen tempat ia tinggal. Dengan mantel panjang dan payung di tangan, ia menyusuri jalanan kota yang basah, menuju sebuah kedai kopi kecil yang terletak di ujung jalan. Pagi ini, ia memiliki janji temu dengan klien baru, seorang wanita muda yang mengaku kehilangan benda berharga saat acara amal, yang tidak lain adalah sahabatnya sendiri.
Sesampainya di kedai kopi, Enjelina melihat seorang wanita dengan rambut pirang panjang duduk di pojok ruangan. Wanita itu terlihat gelisah, sesekali memandang ke luar jendela.
"Maaf membuatmu menunggu, Nona Clarissa Veronica," ucap Enjelina sambil duduk di hadapan wanita itu.
Clarissa Veronica tersenyum lega. "Tidak apa-apa, Lina. Aku tahu kau pasti sibuk."
Enjelina menatap sahabatnya dengan penuh perhatian. "Jadi, apa sebenarnya yang hilang? Kau tadi mengatakan benda itu sangat penting."
Clarissa menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab, "Itu adalah dokumen perusahaan. Aku bahkan tidak tahu bagaimana dokumen itu bisa hilang. Seharusnya dokumen itu ada di ruang kerjaku, tetapi pagi ini, ketika aku mencarinya, dokumen itu sudah tidak ada."
"Apakah ada orang lain yang memiliki akses ke ruang kerjamu?" Enjelina bertanya, suaranya terdengar tenang namun penuh kewaspadaan.
"Selain aku, hanya asistanku, Nathan, yang memiliki kunci cadangan," jawab Clarissa sambil mengusap pelipisnya. "Aku percaya padanya, tapi... aku tidak bisa mengabaikan kemungkinan apa pun."
Enjelina mengangguk pelan. "Baiklah, aku akan memulai penyelidikan dari ruang kerjamu. Apakah ada orang lain yang mencurigakan di sekitar perusahaan belakangan ini?"
Sebelum Clarissa sempat menjawab, pintu kedai terbuka, dan seorang wanita dengan pakaian olahraga masuk dengan tergesa-gesa. Itu adalah Hellena Viandra, sahabat mereka yang baru saja selesai berlatih.
"Maaf aku terlambat," ucap Hellena sambil menarik kursi dan duduk di samping Clarissa. "Apa yang terjadi? Kau terlihat tegang sekali Rissa."
Clarissa menjelaskan situasinya kepada Hellena, yang langsung menunjukkan kekhawatiran. "Dokumen itu sangat penting, kan? Apa kau yakin tidak ada yang mencoba mencurinya untuk alasan tertentu?"
"Belum ada bukti kuat," jawab Enjelina. "Namun, aku akan menyelidiki ini secepat mungkin."
Hari itu, Enjelina mengunjungi kantor Clarissa. Ia memeriksa ruang kerja sahabatnya dengan teliti, mencari petunjuk sekecil apa pun yang bisa mengarahkan pada pelaku. Di bawah cahaya lampu meja, ia menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya: sebuah kartu berwarna hitam dengan ukiran huruf emas yang berbunyi, "Magus was here."
Enjelina mengernyitkan dahi. Nama ini sudah tidak asing baginya. Magus, pencuri permata yang menjadi berita utama akhir-akhir ini, ternyata terlibat dalam kasus ini. Tapi mengapa Magus mencuri dokumen perusahaan? Apa hubungannya dengan Clarissa atau perusahaan Veronica?
Pikirannya semakin dipenuhi pertanyaan saat ia menyimpan kartu itu ke dalam sakunya.
...****************...
Di sebuah ruangan gelap, seorang pria bertubuh tinggi dengan wajah yang tertutup topeng berdiri di depan jendela besar. Di tangannya, ia memegang dokumen yang baru saja ia curi.
"Permata itu akan menjadi milikku," gumamnya sambil tersenyum tipis. "Tapi sebelum itu, aku harus memastikan semua rencanaku berjalan lancar."
Pria itu, Magus, menatap dokumen di tangannya dengan tatapan penuh kemenangan. Apa yang ia cari ada di dalam dokumen itu, sebuah petunjuk yang akan membawanya pada rahasia yang telah lama tersembunyi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
nabila Nisa
Mupeng
2024-10-16
0