Keesokan harinya, Enjelina berdiri di depan cermin panjang di kantornya, menatap dirinya sendiri sejenak sebelum mengenakan mantel hitam favoritnya. Di tangannya, ia memegang kartu hitam dengan tulisan emas yang ditemukan di ruang kerja Clarissa. Nama Magus terasa seperti teka-teki yang terus-menerus menghantuinya, seolah menjadi benang merah yang belum dapat ia rangkai.
"Magus," gumamnya pelan. "Apa hubunganmu dengan ini semua?"
Pikirannya terputus ketika ponselnya berbunyi. Nama Inspektur Brian Delano muncul di layar. Dengan cepat, Enjelina menjawab panggilan tersebut.
"Enjelina, aku butuh bantuanmu," suara Brian terdengar tegas, tetapi ada nada mendesak di dalamnya.
"Kasus apa kali ini?" Enjelina bertanya, langsung waspada.
"Ada kasus pembunuhan di distrik utara. Korbannya adalah seorang pria bernama Arthur Grayson. Kami menemukan jejak yang mungkin mengarah pada seseorang yang kau kenal."
"Siapa?"
Brian terdiam sejenak sebelum menjawab, "Lucas Aldridge."
Mendengar nama itu, tubuh Enjelina menegang. Lucas Aldridge, nama yang terus muncul dalam dokumen lama ayahnya, kini menjadi bagian dari kasus pembunuhan?
"Aku akan segera ke lokasi," jawab Enjelina, berusaha menjaga suaranya tetap tenang.
...****************...
Hujan masih belum berhenti ketika Enjelina tiba di lokasi. Rumah tua di distrik utara itu dipenuhi oleh garis polisi dan kerumunan kecil yang mencoba mengintip apa yang terjadi. Brian menyambutnya dengan anggukan singkat sebelum membawanya masuk.
Korban, Arthur Grayson, tergeletak di ruang tamu dengan luka tusukan di dadanya. Tidak ada tanda-tanda perlawanan, dan ruangan terlihat rapi, seolah pembunuhan ini dilakukan dengan sangat terencana.
"Apa yang membuatmu mengaitkan ini dengan Lucas Aldridge?" tanya Enjelina sambil memeriksa tempat kejadian.
Brian menyerahkan sebuah amplop kecil yang ditemukan di meja dekat korban. "Ini ditemukan di samping tubuhnya."
Enjelina membuka amplop tersebut dengan hati-hati. Di dalamnya, terdapat sebuah foto lama yang menunjukkan Lucas berdiri bersama seorang wanita. Enjelina mengenali wanita itu dengan segera—ibunya, Evelyn Parker.
Jantungnya berdegup lebih cepat. Apa hubungan antara Lucas, ibunya, dan Arthur Grayson?
"Kami belum menemukan keberadaan Lucas, tetapi jika dia memang terlibat, ini bisa menjadi kasus besar," kata Brian sambil melipat tangannya di depan dada.
Enjelina mengangguk sambil memeriksa foto tersebut lebih dekat. Tatapan Lucas dalam foto itu terasa dingin, tetapi ada sesuatu di matanya yang sulit dijelaskan. Seolah-olah ia menyimpan rahasia yang hanya ia ketahui.
"Bagaimana dengan sidik jari atau bukti lainnya?" tanya Enjelina.
"Belum ada yang mencolok. Kami masih menunggu hasil laboratorium," jawab Brian.
Ketika Enjelina tengah merenungkan informasi ini, seorang pria masuk ke ruangan dengan langkah tegas. Gregory Hart, detektif yang sering menjadi saingannya, tetapi juga partner tak terduga dalam beberapa kasus.
"Aku mendengar nama Magus disebutkan dalam laporan ini," katanya tanpa basa-basi. "Jika dia terlibat, kasus ini jauh lebih rumit daripada yang kita pikirkan."
Enjelina menatap Gregory dengan tajam. "Apa kau memiliki informasi tentang Magus?"
"Ada rumor bahwa Magus tidak hanya mencuri permata, tetapi juga terlibat dalam jaringan rahasia yang mencuri dokumen-dokumen penting. Jika dokumen milik Clarissa Veronica ada hubungannya dengan kasus ini, maka kita tidak sedang menghadapi pencuri biasa," jelas Gregory.
Enjelina merasakan sebuah pola mulai terbentuk di kepalanya. Kasus pembunuhan ini, hilangnya dokumen Clarissa, dan kehadiran Magus, semuanya seperti potongan teka-teki yang harus ia susun.
Namun, satu hal yang ia sadari adalah ini bukan hanya tentang penyelidikan biasa. Ini adalah perjalanan yang akan membawanya lebih dekat kepada rahasia kelam keluarga Parker.
...****************...
Dalam sebuah ruangan gelap, Magus duduk di kursi sambil memainkan kartu hitam di tangannya. Senyumnya yang dingin menyiratkan bahwa ia sudah beberapa langkah di depan siapa pun yang mencoba menangkapnya.
Lucas Aldridge berdiri di sudut ruangan, menatap Magus dengan tatapan penuh amarah. "Aku tidak akan membiarkanmu menyeret Evelyn ke dalam kekacauan ini."
"Sayangnya, Lucas," jawab Magus dengan nada tenang, "Evelyn sudah terlibat sejak awal. Kau tahu itu lebih baik daripada siapa pun."
Lucas mengepalkan tangannya, tetapi ia tahu tidak ada gunanya melawan. Magus adalah seseorang yang selalu memiliki rencana cadangan, dan ia tidak pernah kehilangan kendali.
"Permata itu hanyalah awal," lanjut Magus. "Rahasia yang disimpan Evelyn akan menjadi kunci dari semuanya. Dan aku tidak akan berhenti sampai aku mendapatkannya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments