Bab 16: Jejak yang Tertinggal
Enjelina berdiri tegak di jendela, menatap mobil yang terparkir di depan rumahnya. Suasana malam yang tenang tiba-tiba terasa berat, dan ia bisa merasakan degup jantungnya yang semakin cepat. Apakah ini saatnya bagi rahasia-rahasia yang telah lama terkubur untuk terungkap?
Mobil itu tidak bergerak, seolah menunggu sesuatu. Dengan hati-hati, Enjelina melangkah mundur dari jendela dan menuju pintu depan. Ia tidak tahu siapa yang ada di luar, namun insting detektifnya memberitahunya bahwa ini bukan kebetulan. Jika seseorang datang pada jam seperti ini, pasti ada sesuatu yang penting yang ingin disampaikan.
...****************...
Ketika Enjelina membuka pintu, ia mendapati sosok yang tak asing lagi. Brian Delano, inspektur bagian pembunuhan yang sering bekerja sama dengannya, berdiri di depan pintu dengan ekspresi serius. Matanya yang tajam memandang Enjelina dengan cermat.
“Brian?” tanya Enjelina, heran mengapa ia datang begitu malam.
Brian menarik napas dalam-dalam sebelum berbicara. “Aku tahu ini bukan waktu yang tepat, tapi aku rasa ini penting. Ada sesuatu yang perlu kamu ketahui tentang kecelakaan yang terjadi minggu lalu.”
Enjelina mengundang Brian masuk dan mereka duduk di ruang tamu. Ia menunggu penjelasan lebih lanjut, matanya tak lepas dari wajah Brian yang terlihat tegang. “Apa yang terjadi?” tanyanya dengan penuh perhatian.
Brian mengeluarkan sebuah map berwarna hitam dari tasnya dan membukanya di meja. “Tadi malam, aku mendapat informasi baru. Ternyata, ada seseorang yang terlihat meninggalkan lokasi kecelakaan beberapa menit sebelum kejadian itu. Orang itu mengenakan jas hitam dan topi fedora, sama persis seperti yang ada di foto yang kamu temukan.”
Enjelina terkejut mendengar informasi itu. “Jadi, orang itu… bisa saja terlibat dalam kecelakaan ini?”
Brian mengangguk. “Kemungkinan besar. Kami sedang melacak identitasnya, dan kami punya petunjuk bahwa orang itu mungkin terhubung dengan kelompok kriminal yang memiliki hubungan dengan Magus.”
“Magus…” Enjelina mengulang nama itu dengan suara pelan. “Aku semakin yakin bahwa semuanya terhubung. Kecelakaan ini, surat-surat yang aku terima, semua ini bukan kebetulan.”
Brian memandang Enjelina dengan serius. “Kami akan memulai penyelidikan lebih dalam tentang orang yang terlihat di tempat kejadian. Kami juga sedang memeriksa lebih lanjut tentang villa itu. Semua ini harus terungkap, Enjelina.”
...****************...
Esok paginya, Enjelina dan Brian mengunjungi kantor kepolisian untuk mencari lebih banyak informasi mengenai villa yang muncul dalam foto. Setelah melakukan beberapa pencarian dan menghubungi berbagai sumber, mereka menemukan sebuah fakta mengejutkan.
Villa itu, ternyata, dulunya milik seorang kolektor seni terkenal yang hilang secara misterius beberapa tahun lalu. Beberapa barang-barang koleksi yang bernilai tinggi juga dilaporkan hilang dari villa itu pada waktu yang hampir bersamaan. Nama kolektor seni tersebut adalah Lucas Aldridge, yang menjadi bagian dari masa lalu yang sangat kelam bagi keluarga Enjelina.
Namun, ada lebih banyak yang tersembunyi. Menurut laporan polisi, sebelum hilangnya Lucas, ia memiliki banyak hubungan dengan dunia kriminal, terutama dalam perdagangan barang-barang langka dan berharga. Beberapa sumber juga menyebutkan bahwa villa tersebut sering digunakan untuk pertemuan rahasia.
Enjelina merasa bahwa ini adalah petunjuk penting. Keluarganya, terutama ibunya, pasti tahu lebih banyak tentang villa dan Lucas Aldridge. Namun, mereka tidak pernah mau membahasnya. Semua ini semakin membingungkan dan menggugah rasa ingin tahunya.
“Sepertinya, villa itu adalah tempat yang sangat berhubungan dengan masa lalu keluargamu,” ujar Brian, yang berdiri di sampingnya. “Kita harus mencari tahu lebih dalam. Kalau Magus juga terlibat, ini bisa jadi lebih rumit daripada yang kita kira.”
Enjelina mengangguk pelan, namun pikirannya terus berputar. Ada sesuatu yang salah, dan ia merasa semakin dekat untuk mengungkapnya.
...****************...
Setelah menyelesaikan penyelidikan pagi itu, Enjelina bertemu dengan Gregory Hart di kantor. Mereka berdiskusi tentang langkah selanjutnya yang perlu diambil. Gregory, yang selalu tahu bagaimana membaca situasi, langsung menatap Enjelina dengan serius.
“Kamu sudah menemukan banyak hal,” kata Gregory. “Sekarang, kita harus memanfaatkan informasi ini dengan bijak.”
Enjelina menghela napas, merasa ada tekanan besar di pundaknya. “Aku rasa semuanya berhubungan dengan Lucas Aldridge dan masa lalu keluargaku. Tapi, aku juga merasa ada yang lebih besar lagi yang mengintai. Jika kita salah melangkah, bisa-bisa kita berada di jalan yang sangat berbahaya.”
Gregory menatapnya dengan intens. “Aku tahu kamu sudah siap untuk menghadapi ini, Enjelina. Tapi ingat, kita tidak bisa bekerja sendirian. Kita harus melibatkan semua orang yang kita percayai.”
Enjelina tahu betul bahwa ia tidak bisa mengatasi semuanya sendirian. Banyak orang yang terlibat dalam misteri ini, dan mungkin ada pihak yang tidak ingin rahasia itu terbongkar. “Aku akan menghubungi Hellena dan Clarissa. Mereka harus tahu apa yang kita temukan. Ini tidak hanya tentang aku, tetapi tentang keluargaku.”
...****************...
Di tengah kebingungannya, Enjelina menerima panggilan telepon yang mengejutkannya. Itu adalah pesan singkat dari seorang informan yang sebelumnya pernah ia bantu dalam sebuah kasus kecil. Pesan itu singkat, namun cukup jelas:
"Villa Aldridge. Malam ini. Hati-hati, mereka sudah tahu."
Enjelina merasa perutnya mual mendengar pesan tersebut. Villa Aldridge. Malam ini. Itu berarti ia harus bertindak cepat. Namun siapa yang mengirimkan pesan itu, dan mengapa ia merasa semakin terperangkap dalam jaringan yang lebih besar dari yang pernah ia bayangkan?
Enjelina menatap Brian dan Gregory, matanya penuh tekad. “Malam ini, kita akan ke sana. Kita harus mengetahui apa yang terjadi di villa itu. Apa pun yang terjadi, aku harus mengungkap semuanya.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments