Kepergian Al

Di mobil Zea.

Berat ku melawan sepi

Sulit ku terbawa angan

Sepi yang selalu buat ku rindu

Angan yang tertuju padamu

Satu hal yang bisa kita lakukan

Saling percaya dan saling menjaga

Agar kita selalu tetap bersama

Walau raga tak menyatu denganmu

Saat ini kita terpisah

Terpisah jarak dan waktu

Keadaan yang membuat

Kita tak bisa menyatu

Ku ingin tangan kita tak saling melepaskan

Ku ingin raga kita selalu bersama

Tetapi saat ini kita terpisah

Terpisah jarak dan waktu

Saat ini kita terpisah

Terpisah jarak dan waktu

Keadaan yang membuat

Kita tak bisa menyatu

Aku ingin tangan kita tak saling melepaskan

Aku ingin raga kita selalu bersama

Tetapi saat ini kita terpisah

Terpisah jarak dan waktu

Terpisah jarak dan waktu

Musik di mobil Zea mengalun membuat Zea mual sendiri, namun Al Jovano kekeuh tak boleh di matikan.

"Sumpah. Itu lagu alay Al. Ngapain juga mendengarkan musik begituan. " Protes Zea sambil menyetir.

Yah, dirinya terpaksa menjemput dan mengantar Al Jovano ke bandara hari ini, karena sejak habis subuh tadi panggilan Al Jovano terus berdering dan memaksa dirinya untuk mengantarkan ke bandara.

"Iih. Ganteng-ganteng suka lagu alay. " Protes Zea kesal karena lagu itu terlalu melankolis menurutnya.

"Ciee. Ciee, jadi aku ganteng nih." Al Jovano justru bangga setelah mendapat pujian tak sengaja dari bibir Zea untuknya.

"Ya Iya lah. Masa Cantik? Cantik mah Cewek. Kaya aku misalnya." Kata Zea tak ingin ketahuan keceplosan.

"Ah hahaha. Iya ya yang paling Cantik di mata Aku." Ucap Al Jovano makin membuat Zea seperti kepiting rebus malunya.

"Akui calon suami ganteng juga gak dosa kok... " Kata Al Jovano masih membuat Zea makin malu.

"Gak usah gengsi sih Cantik, ea ea. " Kata Al Jovano sambil menoel lengan Zea yang masih setia memerah pipinya.

"Ish. Apaan sih. Dasar Bocah!" Kesal Zea sambil menatap kedepan tanpa menoleh pada wajah ganteng tapi resek di sebelahnya.

"Bocah-bocah gini tapi calon suami kamu loh." Kata Al Jovano memberikan suaranya pada sisi telinga Zea hingga Zea merinding.

"Iiih Pede. Udah gak usah bahas itu lagi! Kuliah yang bener, udah lulus kuliah kerja itu baru udah gede." Kata Zea menasehati Al Jovano.

"Apanya yang gede??" Kata Al Jovano sambil senyum aneh.

"Pikiran sama badan kamu lah!!! Apa lagi emang??? " Kesal Zea sambil menatap ke Al Jovano sebal.

"Owh. Pikiran aku dah gede tuh, buktinya tiap ketemu kamu bawaannya pengen ke KUA bukan bandara. " Kata Al Jovano yang membuat Zea makin gemas dan gedek nya.

"Badan Kurang gede gimana coba, gendong kamu kemana-mana juga bisa." Kata Al Jovano lagi.

"Ish. kamu pikir kamu mbah Surip, ada-ada aja." Kata Zea lalu menoleh pada Al Jovano kebetulan berhenti di lampu merah.

"Aaaa coba buka mulutnya? " Kata Zea pada Al Jovano.

"Aaaa Kenapa Emang? " Tanya Al Jovano bingung.

"Aaaaa aja coba lagi. " Kata Zea sambil membuka roti di tangannya.

"Aaaa. Aaakk huuuuk."

Mulut Al Jovano di masuki roti dari tangan Zea, Wanita itu tersenyum dengan manisnya lalu berkata, " Anak Pinter. Makan dulu ya. belum sarapankan? Habiskan ya? Jangan banyak bicara nanti keselek. " Ucap Zea lalu melajukan mobilnya lagi.

Al Jovano terpaksa mengunyah dengan kesal, namun begitu mengunyah rotinya terasa enak dan lezat akhirnya roti itu pun di makan sampai habis.

"Enak." Kata Al Jovano setelah selesai.

"Syukurlah. Roti pertama buatanku, spesial for you. Aku bawakan banyak untuk di sana nanti." Kata Zea sambil tersenyum.

"Uuuh. So sweet banget sih, jadi pengen cium. " Kata Al Jovano namun dapat tatapan tajam dari mata Zea.

Al Jovano mengambil dua jarinya di letakan di bibir lalu berpindah ke bibir Zea hingga wajah Zea bersemu merah di tempatnya.

\*

Di Bandara.

"Kalau Rindu jangan di tahan."

"Kalau Cinta jangan di tutupi. "

"Kalau tak bisa menunggu ku mohon bersabar."

"Ku harap kita saling menjaga hati. "

"Aku berangkat. Jaga diri. Jangan menangis. Kamu jelek jika menangis." Kata Al Jovano banyak-banyak di hadapan Zea meski ada orang tuanya sendiri.

"Mama Papa. Al titip Zea ya." Kata Al Jovano.

Zea membeku di tempatnya, matanya panas, tapi hatinya malu, apalagi berhadapan dengan orang tua Al Jovano sepeti ini, mendadak insecure pada dirinya muncul.

"Hati-hati. Sukses selalu untukmu. " Hanya itu yang mampu Zea ucapkan.

Al Jovano melihat mata yang sudah mulai berkaca itu, ingin memeluk namun tak boleh, ingin yang lebih apa lagi.

"Zee, I Love you. " Bisik Al Jovano di hadapan Zea sambil meletakan simbol hati dari jarinya.

Zea hanya mampu tersenyum tanpa membalas, menjawab artinya memberikan harapan palsu, nyatanya dirinya belum siap menikah sampai kapanpun, sikap ini hanya cara Zea melepas dan mengantar Al Jovano pergi ke luar negeri agar bocah itu bisa berkembang dan maju sesuai harapan orang tuanya.

"Ya, Zea pasti juga mencintaimu sayang, pergi lah pesawat bentar lagi terbang." Ucap Mama Al Jovano membesarkan hati putranya.

Mama Hani memahami posisi Zea, tak mudah menerima anak kecil seperti Al Jovano dengan jarak usia yang begitu berbeda.

Zea tersenyum dan melambaikan tangan, ada sesak di dada yang menghimpit hatinya, rasa yang Zea tak sukai, rasanya yang membuat dirinya tak nyaman dan bodoh.

Al Jovano membalas lambaian itu lalu berbalik dan berjalan masuk, namun tiba-tiba berbalik dan berlari ke arah Zea dan orang tuanya berada.

"Please, apapun yang terjadi, marah, sedih ataupun senang kabari aku. Jawab selalu telfon ku, balas semua pesanku. Harus!! " Kata Al Jovano dengan kaca-kaca di matanya.

Zea mengangguk tanpa bersuara, lalu tersenyum dan mendorong Al Jovano menjauh, "Laki-laki dewasa tidak menangis. Sampai jumpa lain waktu. Dah. Bye... " Ucap Zea.

Al Jovano memeluk Papanya dan Mamanya lalu berbalik dan pergi, kali ini tubuh itu benar-benar berjalan juah menghilang di balik pintu.

Zea pamit pulang mendahului pada orang tua Al Jovano, selang berapa waktu pesawat terbang di angkasa, Zea menitihkan air mata pada akhirnya.

"Payah." Ucap Zea sambil menghapus air matanya, empat tahun semua akan berbeda dan berubah, Zea tak ingin terlalu memikirkan tentang perjanjian antara dirinya dan Al Jovano.

Zea menatap pesawat yang sudah melayang di angkasa itu, akankah setelah sekian tahun perasaan Al Jovano padanya seperti peswat yang menghilang di atas sana.

\*

mohon tinggalkan jejaknya... 🤗

Baca wajib like dan komen ya.. jangan lupa subscribe juga... 🙏🙏🙏🤗🤗🤗

Jangan bosan mengikuti cerita author receh ini...

Sehat selalu dan semoga lancar semua urusannya... 🙏🙏🙏❤❤❤❤

Terpopuler

Comments

david 123

david 123

Sabar menanti dirimu Al.

2025-01-10

0

ken darsihk

ken darsihk

Berasa sedih yak 🤗🤗

2025-02-17

0

Sri Prihatinie

Sri Prihatinie

cepat kembali ya bocil😁

2024-10-20

1

lihat semua
Episodes
1 Zea
2 Di kolam renang
3 Bandara
4 Cincin KW
5 Kepergian Al
6 Rengekan si brondong
7 Kejutan
8 Di Rumah Bunda
9 Keputusan Zea
10 penyesalan
11 Berubah
12 Cidera
13 Seruang
14 Ketika Abyan datang
15 Labil
16 Seperti Mimpi
17 Taman
18 Pulang.
19 Korea
20 Di Kampus
21 Pembuktian
22 Terapi Ala Zea
23 Panggilan dari Oma
24 Mulai Sibuk
25 Ngambek
26 Balasan Rindu
27 Di kafe tepi pantai
28 Hari yang berat.
29 Baikan
30 Kedatangan Alpha
31 Bertemu
32 Drama
33 Malam hari di kampus
34 Operasi
35 Sadar
36 Aneh
37 Cek Up
38 Kedatangan Kim Nana
39 Hasil DNA
40 Kejutan malam hari
41 Keputusan Al
42 Tamparan Untuk Alpha
43 Kelahiran
44 Zea.
45 4 Tahun Kemudian
46 Titipan untuk Alpha
47 Shafa
48 Dua cerita
49 Tawaran Alpha
50 Shafa tak pulang
51 Rumah Sakit
52 Permintaan Alpha
53 Shalatnya Alpha
54 pengumuman
55 Dua kisah
56 cemburu
57 Hadiah dari Zea
58 Dua kisah
59 Tragedi
60 Sadar
61 Jawaban Shafa dan Godaan Zea
62 Dukungan Zea
63 Desakan Papa
64 Kejutan
65 Udah nikah
66 Rasa yang berbeda
67 Tidur bersama
68 Pagi yang indah
69 Di kantor
70 Kado dari Al Jovano
71 Waktu berlalu
72 Paginya AlShaf
73 Alze & Alshaf
74 Kantor Alpha
75 Aku mencintaimu
76 menghadiri resepsi
77 Zea
78 Titisan Al Jovano dan Zea
79 Khalid dan khalida
80 Desakkan Oma Alpha
81 Cek kesuburan
82 Curhatan Alpha
83 Sekian
84 Pengumuman Al shaf
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Zea
2
Di kolam renang
3
Bandara
4
Cincin KW
5
Kepergian Al
6
Rengekan si brondong
7
Kejutan
8
Di Rumah Bunda
9
Keputusan Zea
10
penyesalan
11
Berubah
12
Cidera
13
Seruang
14
Ketika Abyan datang
15
Labil
16
Seperti Mimpi
17
Taman
18
Pulang.
19
Korea
20
Di Kampus
21
Pembuktian
22
Terapi Ala Zea
23
Panggilan dari Oma
24
Mulai Sibuk
25
Ngambek
26
Balasan Rindu
27
Di kafe tepi pantai
28
Hari yang berat.
29
Baikan
30
Kedatangan Alpha
31
Bertemu
32
Drama
33
Malam hari di kampus
34
Operasi
35
Sadar
36
Aneh
37
Cek Up
38
Kedatangan Kim Nana
39
Hasil DNA
40
Kejutan malam hari
41
Keputusan Al
42
Tamparan Untuk Alpha
43
Kelahiran
44
Zea.
45
4 Tahun Kemudian
46
Titipan untuk Alpha
47
Shafa
48
Dua cerita
49
Tawaran Alpha
50
Shafa tak pulang
51
Rumah Sakit
52
Permintaan Alpha
53
Shalatnya Alpha
54
pengumuman
55
Dua kisah
56
cemburu
57
Hadiah dari Zea
58
Dua kisah
59
Tragedi
60
Sadar
61
Jawaban Shafa dan Godaan Zea
62
Dukungan Zea
63
Desakan Papa
64
Kejutan
65
Udah nikah
66
Rasa yang berbeda
67
Tidur bersama
68
Pagi yang indah
69
Di kantor
70
Kado dari Al Jovano
71
Waktu berlalu
72
Paginya AlShaf
73
Alze & Alshaf
74
Kantor Alpha
75
Aku mencintaimu
76
menghadiri resepsi
77
Zea
78
Titisan Al Jovano dan Zea
79
Khalid dan khalida
80
Desakkan Oma Alpha
81
Cek kesuburan
82
Curhatan Alpha
83
Sekian
84
Pengumuman Al shaf

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!