Di kolam renang

"Astagfirullah. Allll, Bisa gak sih salam dulu? Jangan asal masuk! " Zea terkejut bukan kepalang saat keluar dari kolam renang belakang rumahnya, dirinya di kejutkan oleh kehadiran Al Jovano di rumahnya.

Zea memakai baju renang hijab, namun tetap saja baju yang basah membuat semua tercetak jelas, Zea buru-buru masuk kembali ke dalam kolam renang.

"Tunggu dulu di ruang tamu sana!" Kata Zea kesal.

"Ckkk apa sih, siapa suruh gak jawab, aku kan jadi kesini, bibi kemana juga sih? aku kan khawatir, tau gak aku capek memanggil berkali-kali, tapi tak ada orang sama sekali yang jawab. " Protes Al Jovano.

"Bu Asih pulang kampung sama Pak amad, udah sana dulu! malu ih! Dasar Bocah!" Teriak Zea semakin kesal.

"Ikut renang ya? boleh?" Tanya Al Jovano sambil nyengir.

"Kagak! Awas kolam ku tercemar nanti! " Teriak Zea mengusir Al Jovano dengan wajah malunya.

Al Jovano tergelak rasanya baru kali ini dirinya melihat wajah Zea se merona ini, Al Jovano bukanya pergi namun justru menatap wajah Zea dengan dalam.

"Zea" Ucap Al Jovano memanggil nama Zea yang masih bersembunyi di dalam air.

"Andai aku menolak beasiswa itu bagaimana?" Kata Al Jovano sendu.

"Kenapa lagi?" Tanya Zea, jujur mendapatkan beasiswa seperti itu tidak mudah mengapa Al Jovano ingin mundur pikirnya.

"Tidak melihatmu sehari rasanya aku tak bisa bernafas. " Kata Al Jovano parau.

"Ckkk, Kamu bisa aja tuh tidak melihat orang tuamu dalam beberapa hari, lalu kenapa aku yang bukan siapa-siapa kau risau kan?" Terang Zea mencoba membuka pikiran Al Jovano.

"Yakin deh. Seminggu di sana kamu akan lupa bagaimana perasaanmu padaku, di sana banyak wanita cantik." Kata Zea kemudian.

"Itu prasangkamu. Aku yakin aku akan sakit menahan rindu. " Kata Al Jovano menyanggah Zea, selalu Zea menganggap perasaan pada dirinya sebuah rasa yang semu.

Zea terdiam lalu masuk kedalam air dan berenang menjauh dari hadapan Al Jovano, Zea lelah jika harus berpikir tentang perasaan, meski saat ini hatinya sedang tidak baik-baik saja, namun Zea tak ingin semakin bodoh jika meyakini perasaan yang hadir tanpa inginnya itu.

Byurrrrr

"Allll! " Zea berteriak terkejut saat Al Jovano sudah melepas semua bajunya dan menyisakan celana pendek saja untuk masuk kedalam kolam renang Zea.

"Iiih, kamu ngapain masuk mana gak pakai baju. Kalau keluargaku datang lihat kita berdua di sini, mereka bisa salah paham tau!" Tegur Zea pada Al Jovano namun bukannya mendengar Al Jovano justru menikmati renangnya tanpa beban.

Andai di salah pahami saat ini dirinya justru bersyukur, Al Jovano justru berharap hal itu terjadi dan dirinya bisa seperti novel-novel yang dia baca dan cerita lain di film-film, bisa di paksa menikah karena di kira mesum.

Zea keluar dari kolam namun Al meraih kakinya hingga dirinya tercebur lagi, "Astaghfirullah. Al, Ckkk, jangan sentuh-sentuh! Haram pegang-pegang!" Tegur Zea pada Al Jovano.

Al Jovano menatap dalam wajah Zea lalu mengikis jarak membuat Zea semakin mundur, mendadak bulu kuduknya merinding saat melihat tatapan Al Jovano.

"Istighfar Al. Kamu jangan macem-macem! " Tegur Zea sambil mundur perlahan menghindari Al Jovano.

"Ayo kita halalkan biar ini tidak salah, Zee. Kamu anggap aku apa selama ini? " Tatap Al Jovano dalam.

Zea membeku jika di tanya dirinya juga tak tau, Zea tak pernah membalas perasaan Al Jovano, Zea juga tak pernah berkata iya saat Al mengajaknya berpacaran ataupun menikah.

"Cukup! Kamu sudah lepas kendali, pulanglah!" Zea mendorong Al Jovano lalu keluar dari kolam renang dan berlari meninggal Al Jovano, Zea menuju kamarnya.

***

✉️"Aku pulang. 🌷❤"

Pesan dari Al Jovano, Zea hanya membaca tanpa membalas, hatinya masih kesal pada bocah itu karena sudah mulai lancang terhadap dirinya.

✉️"Maaf. Aku lelah kau acuh kan."

Pesan dari Al Jovano lagi, Zea menarik nafas dalam dan membalas pesan Al Jovano, berharap bocah itu tidak berharap lagi padanya.

✉️"Kau ku anggap Adik, tolong jaga sikapmu. Maaf tak sesuai harapan. " Balas Zea.

✉️"Aku masih berharap." Balas Al Jovano lagi.

✉️"Besok aku berangkat, pukul 08.00 pagi. " Pesan Al Jovano lagi.

✉️"Pergi lah! hati-hati, Aku tak akan datang, jangan menunggu. " Balas Zea.

Zea mengintip dari kamarnya mobil Al Jovano masih di halaman rumahnya, Zea masih tak habis pikir dengan jalan cerita hidupnya. Bagaimana dirinya bisa begitu di cintai oleh brondong seperti Al Jovano.

Di mobil Al Jovano meraup wajahnya kesal dengan sikap Zea yang tak pernah berubah, wanita keras kepala yang begitu tega mengacuhkan perasaanya namun tak pernah menghindar dari dirinya dan perhatiannya.

Al Jovano memutar lagu yang sialnya justru mirip kisahnya saat ini, Al Jovano melaju meninggalkan rumah Zea dengan sejuta perasaan sedih dan kecewa.

Lelah ku mengharapmu.

Karena sampai saat ini

Kau tak juga menolehku

Jenuh ku mimpikanmu.

Karna kau hanya membisu

Bagaimana aku, bisa lewat

Jika keteduhan hatimu, menarik langkahku untuk selalu dan selalu di dekatmu

Bagaimana rasaku bisa berpindah, jika memandangmu hilanglah resah

Kini senja itu pergi

Ku terpejam dalam lelap lamunan yang kian hari merajai diri ini

Dan rasa ini tak dapat terbendung lagi

Ouw..... kembali ke Apakah kau rasa,

Ku Fikirkan ku dambakan

Kembali ke Kau yang aku fikirkan

Kau yang aku dambakan

Kau yang aku impikan

Kau yang aku impikan

Jika memandangmu hilanglah resah

Al Jovano mematikan musik itu, hatinya justru semakin tak karuan setelah mendengarkan lagu itu.

Sementara di kamar Zea menatap mobil yang melaju meninggalkan rumahnya dengan perasaan yang sesak, Zea bingung perasaan apa yang ada pada hatinya itu.

Zea tutup jendelanya lalu melangkah ke ranjang dan memeluk gulingnya, hatinya resah ada yang hilang dan sunyi di hatinya setelah Al Jovano pergi.

Zea bangkit lalu mengambil kunci mobilnya, tak ingin larut dalam perasaan yang tak karuan dirinya memilih menaiki Sanja kuda kesayangannya di Stable kuda miliknya.

Zea mengunci pintu rumah dan keluar dengan mobilnya, sampai di gerbang dirinya mengunci gerbang itu, kemudian kembali ke mobil dan melaju ke Zee Horse Stable, rumah belajar kuda yang dia kelola sendiri karena hobinya.

Sampai di sana Zea buang perasaanya dengan menunggangi Sanja, berlari dan melompat indah bersama Sanja kemudian Bang Iyan memberikan panah pesanannya saat Zea sudah berhenti.

Zea berjalan lagi bersama Sanja dan memanah kan panah pada papan yang tersedia, jika panah ini adalah perasaanya saat ini, Zea ingin rasa itu pergi hingga menyisakan lega tanpa sakit di hatinya.

***

Makasih yang sudah mampir di cerita Zea...

Jangan lupa like, komen dan Subscribe ya...

Semoga yang meninggalkan jejak selalu sehat dan di mudahkan semua urusannya... 🤲🤲🤗

Yang tidak meninggalkan jejak jangan lupa tetap harus meninggalkan jejaknya... 😁😁🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

ken darsihk

ken darsihk

Zea trauma x ya sama rumah tangga ibu nya Mutia yng berpisah dngn ayah nya Zea Haris

2025-02-16

0

david 123

david 123

Zeea ada rasa dihati tp gengsi karena perbedaan usia.lanjut Thor.

2025-01-10

0

Lilik Juhariah

Lilik Juhariah

sakit tau zee

2024-10-17

1

lihat semua
Episodes
1 Zea
2 Di kolam renang
3 Bandara
4 Cincin KW
5 Kepergian Al
6 Rengekan si brondong
7 Kejutan
8 Di Rumah Bunda
9 Keputusan Zea
10 penyesalan
11 Berubah
12 Cidera
13 Seruang
14 Ketika Abyan datang
15 Labil
16 Seperti Mimpi
17 Taman
18 Pulang.
19 Korea
20 Di Kampus
21 Pembuktian
22 Terapi Ala Zea
23 Panggilan dari Oma
24 Mulai Sibuk
25 Ngambek
26 Balasan Rindu
27 Di kafe tepi pantai
28 Hari yang berat.
29 Baikan
30 Kedatangan Alpha
31 Bertemu
32 Drama
33 Malam hari di kampus
34 Operasi
35 Sadar
36 Aneh
37 Cek Up
38 Kedatangan Kim Nana
39 Hasil DNA
40 Kejutan malam hari
41 Keputusan Al
42 Tamparan Untuk Alpha
43 Kelahiran
44 Zea.
45 4 Tahun Kemudian
46 Titipan untuk Alpha
47 Shafa
48 Dua cerita
49 Tawaran Alpha
50 Shafa tak pulang
51 Rumah Sakit
52 Permintaan Alpha
53 Shalatnya Alpha
54 pengumuman
55 Dua kisah
56 cemburu
57 Hadiah dari Zea
58 Dua kisah
59 Tragedi
60 Sadar
61 Jawaban Shafa dan Godaan Zea
62 Dukungan Zea
63 Desakan Papa
64 Kejutan
65 Udah nikah
66 Rasa yang berbeda
67 Tidur bersama
68 Pagi yang indah
69 Di kantor
70 Kado dari Al Jovano
71 Waktu berlalu
72 Paginya AlShaf
73 Alze & Alshaf
74 Kantor Alpha
75 Aku mencintaimu
76 menghadiri resepsi
77 Zea
78 Titisan Al Jovano dan Zea
79 Khalid dan khalida
80 Desakkan Oma Alpha
81 Cek kesuburan
82 Curhatan Alpha
83 Sekian
84 Pengumuman Al shaf
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Zea
2
Di kolam renang
3
Bandara
4
Cincin KW
5
Kepergian Al
6
Rengekan si brondong
7
Kejutan
8
Di Rumah Bunda
9
Keputusan Zea
10
penyesalan
11
Berubah
12
Cidera
13
Seruang
14
Ketika Abyan datang
15
Labil
16
Seperti Mimpi
17
Taman
18
Pulang.
19
Korea
20
Di Kampus
21
Pembuktian
22
Terapi Ala Zea
23
Panggilan dari Oma
24
Mulai Sibuk
25
Ngambek
26
Balasan Rindu
27
Di kafe tepi pantai
28
Hari yang berat.
29
Baikan
30
Kedatangan Alpha
31
Bertemu
32
Drama
33
Malam hari di kampus
34
Operasi
35
Sadar
36
Aneh
37
Cek Up
38
Kedatangan Kim Nana
39
Hasil DNA
40
Kejutan malam hari
41
Keputusan Al
42
Tamparan Untuk Alpha
43
Kelahiran
44
Zea.
45
4 Tahun Kemudian
46
Titipan untuk Alpha
47
Shafa
48
Dua cerita
49
Tawaran Alpha
50
Shafa tak pulang
51
Rumah Sakit
52
Permintaan Alpha
53
Shalatnya Alpha
54
pengumuman
55
Dua kisah
56
cemburu
57
Hadiah dari Zea
58
Dua kisah
59
Tragedi
60
Sadar
61
Jawaban Shafa dan Godaan Zea
62
Dukungan Zea
63
Desakan Papa
64
Kejutan
65
Udah nikah
66
Rasa yang berbeda
67
Tidur bersama
68
Pagi yang indah
69
Di kantor
70
Kado dari Al Jovano
71
Waktu berlalu
72
Paginya AlShaf
73
Alze & Alshaf
74
Kantor Alpha
75
Aku mencintaimu
76
menghadiri resepsi
77
Zea
78
Titisan Al Jovano dan Zea
79
Khalid dan khalida
80
Desakkan Oma Alpha
81
Cek kesuburan
82
Curhatan Alpha
83
Sekian
84
Pengumuman Al shaf

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!