Pulang.

Malam hari.

Angin malam ini sejuk di bandingkan malam-malam biasanya. Hujan rintik-rintik di depan mengeluarkan aroma tanah yang berbaur dengan aroma bunga di teras kamar Zea.

Sudah di putuskan, setelah menikah Zea tetap tak ingin meninggalkan rumah utama peninggalan kakek neneknya, Al Jovano ikut tinggal di rumah ini meski kondisi keduanya masih belum benar-benar stabil.

Zea menatap keluar indah dan nyaman rasanya bisa pulang dan menikmati nyamannya kamar sendiri. Zea menutup jendela lalu menghampiri Al Jovano di ranjangnya.

Mata Al Jovano tak berkedip menatap Zea yang tak berjilbab, ini pertama kalinya Al Jovano melihat rambut hitam panjang terurai milik Zea.

Kibaran rambut yang menambah ayu wajah istrinya, kontras dengan kulit putih Zea. Al Jovano nyaris berdebar luar biasa saat tubuh Zea mendekat ke arahnya dengan senyum manisnya.

"Kamu kesurupan apa gimana?? ada yang salah?? " Zea bingung saat melihat wajah Al yang menatap dirinya tanpa berkedip itu.

"Aku gak nyangka kalau aku menikahi bidadari. " Ucap Al Jovano sambil tersenyum menatap Zea.

Sontak saja wajah putih milik Zea merona, namun tetap melanjutkan duduk di sisi Al Jovano, kemudian berbaring di sisinya.

Zea memakai baju tidur panjang namun tak memakai jilbab, Zea sudah berani melepas karena sudah tidak di rumah sakit.

Al Jovano meraih Zea lalu menarik pelan dan merapatkan tubuhnya pada Zea, "Kamu cantik banget. " Ucap Al Jovano lalu memeluk Zea.

Sebuah irama perasaan yang tak bisa di tuliskan, paduan rasa nyaman dan debaran jantung karena rasa bahagia bersatu dengan rasa ingin memiliki satu sama lain.

"Kamu wangi banget. " Suara Al Jovano parau dekat begini ada sesuatu yang berontak pada dirinya.

Zea tersenyum lalu meletakkan kepalanya di dada Al Jovano, jujur ada perasaan menggelitik pada dirinya, bagaimana dirinya bisa begitu nyaman berada di dekat brondongnya ini.

"Cup."

Kecupan di kening yang menenangkan mengalirkan segenap rasa yang tulus dari hati Al Jovano, kemudian rasa yang ingin dia tuangkan melalui dua baris merah muda yang manis dan ranum itu.

Keduanya pun memulai dengan sapuan rasa pada dua baris merah, yang baru sama-sama pertama kali baginya, indah dan manis juga memabukkan bagi mereka namun sama-sama amatir.

"Ah...Humm" Zea terlepas lalu tersadar dan segera menutup mulutnya saat suaranya keluar tanpa ijin dari otaknya.

Al Jovano memberikan lukisan indah di kulit putih lehernya, Zea meremang dan merinding di buatnya, tak pernah terbayang jika dia dan Al Jovano akan berada di titik ini.

"Shhht Geli ih." Zea melepaskan diri saat dua baris merah Al Jovano mulai turun ke area yang berbahaya menurut Zea.

"Jangan, nanti kakimu bakal sakit, Aku juga. Sementara kita pacaran dulu aja ya. " Kata Zea sambil mengigit bibirnya.

Mata Al Jovano sudah amat berkabut ingin lebih namun tubuhnya tak mampu untuk itu. Al Jovano melepaskan kegiatannya lalu memeluk Zea sambil menghirup dalam-dalam aroma kas dari tubuh istri kesayangan itu.

"Ckkk pengen lebih. " Ucap Al Jovano sambil menenggelamkan wajahnya pada dua benda yang hangat dan nyaman kesukaannya.

Zea meremang namun berusaha menahannya, jujur Zea pun sama siapa yang tak ingin merasakan indahnya rumah tangga sesungguhnya, namun apalah daya dirinya juga sedang masa pemulihan.

***

Pagi hari.

Menahan Nafas, bulu kuduk Zea merinding dan pipinya memanas, pertama kalinya Zea membantu Al Jovano melepaskan baju dan celananya untuk Mandi pagi ini.

"Zee, Maaf ya aku pasti merepotkan kamu, mana kamu juga masih begitu keadaannya. " Ucap Al Jovano muram.

"Stttt Udah bawel. " Kata Zea lalu memindahkan panda nanya ke hal yang lain saat benda keramat satu-satunya Al Jovano di lepas.

"Aku keluar ya. " Ucap Zea lalu berpegangan pada tembok untuk bangkit lalu meraih krek nya dan berjalan keluar.

"Hahhhhh. " Zea mengusap wajahnya bayangan tubuh Al Jovano masih menari di matanya.

"Astagaa, Mesum. " Ucap Zea lalu memukuli kepalanya.

Zea geleng-geleng kepala atas pikiran kotor yang sempat mampir di kepalanya, lalu menuju lemari dan menyiapkan baju Al Jovano.

Al Jovano keluar lagi-lagi hanya tertutup handuk dari pinggang dan itupun hanya di selimut kan, Zea tersenyum menahan malu namun juga menghadap ke arah Al Jovano.

"Bisa?? " Tanya Zea dengan wajah memerah.

"Kok pandangan kamu terlihat seperti ingin gitu sih?? " Ucap Al Jovano membuat wajah Zea memerah.

"Ternyata beneran menikah dengan wanita dewasa itu sudah pandai masalah begituan. Buktinya lihat tubuh polos ku wajahmu seolah memintaku. " Ucap Al Jovano yang sukses membuat Zea semakin memerah dan kesal.

"Iiih Apaan sih?? gak jelas! " Zea lalu meninggalkan Al Jovano yang sedang memakai bajunya, Zea sendiri masuk ke kamar mandi untuk mandi dan membiarkan Al Jovano mengenakan baju sendiri.

Al Jovano sudah terlatih, sejak di rumah sakit semenjak berdua di ruangan dirinya sudah terbiasa memakai baju sendiri, biasanya Mama Hany hanya membantu melepas celana panjang saat mandi, lalu untuk memakainya Al Jovano bersikeras untuk memakai sendiri.

Al Jovano selesai memakai baju namun sepertinya Zea tengah membalas sikap usilnya tadi, Zea hanya keluar memakai tank top dan celana selutut nya membuat Al Jovano meremang seketika, seandainya kondisinya sedang tidak seperti ini tentu tidak akan dia sia-sia kan.

"Zee! " Panggil Al Jovano menatap Zea.

"Hmm." Zea menoleh sambil duduk di kursi riasnya dan memakai lotion di seluruh tubuhnya.

"Kamu membalas ku ya?? " Kata Al Jovano memerah, karena melihat penampilan Zea seperti itu saja sudah membuat sesuatu dari dirinya bangun.

"Hih, Pede, aku biasanya kaya gini tuh." Ucap Zea lalu mengeringkan rambutnya dengan pengering rambut.

Al Jovano mendekat dengan kursi rodanya, lalu meraih tubuh Zea memeluknya dari samping, sehingga Zea menjerit saat ada cubitan di pinggang rampingnya.

"Aaauh. ihhh, sakit. " Teriak Zea.

"Kamu jangan gini, Aku gak kuat iman! " Ucap Al Jovano parau.

"Hahaha. Kasian banget sih kita. " Ucap Zea lalu mengecup pipi Al Jovano singkat.

Cup

Al Jovano tak tinggal diam lalu meraih wajah Zea dan melampiaskan keinginannya pada hal lain yang indah yang mampu membuat keduanya hanyut dalam pertalian rasa tanpa penyatuan.

"I Love you. " Ucap Al Jovano setelah melepaskan Zea.

"Love you too My Al." Ucap Zea sukses membuat Al Jovano tersenyum bahagia.

Ah, My Al sebutan unik namun mampu membuat dirinya bangga Al kepunyaan Zea, "Yah, Aku Al mu, selamanya akan menjadi Al mu." Ucap Al Jovano lalu meraih kembali wajah Zea kali ini lebih dalam sebagai ungkapan rasa bahagianya.

"Love you My Zee." Kata Al Jovano sembari mengusap bibir Zea.

"Too, too, too more My Al." Jawab Zea yang langsung mendapat serangan ulang dari Al Jovano saking bahagianya.

***

Yuk senin, Vote nya jangan lupa.

Baca berarti jangan lupa Like, komen dan Subscribe ya.

Yang meninggal jejaknya Author doakan sehat, sukses dan lancar selalu rejekinya.

🙏🙏🙏🥰🥰🥰🥰

Terpopuler

Comments

ken darsihk

ken darsihk

my Al my Zeee sweattt bngtt 😍😍

2025-02-20

0

david 123

david 123

bahagiax serasa dunia milik berdua Al dan Zea.

2025-01-10

1

yellya

yellya

indahnya yg lagi kasmaran😘😘😘😘😘😘

2024-10-28

1

lihat semua
Episodes
1 Zea
2 Di kolam renang
3 Bandara
4 Cincin KW
5 Kepergian Al
6 Rengekan si brondong
7 Kejutan
8 Di Rumah Bunda
9 Keputusan Zea
10 penyesalan
11 Berubah
12 Cidera
13 Seruang
14 Ketika Abyan datang
15 Labil
16 Seperti Mimpi
17 Taman
18 Pulang.
19 Korea
20 Di Kampus
21 Pembuktian
22 Terapi Ala Zea
23 Panggilan dari Oma
24 Mulai Sibuk
25 Ngambek
26 Balasan Rindu
27 Di kafe tepi pantai
28 Hari yang berat.
29 Baikan
30 Kedatangan Alpha
31 Bertemu
32 Drama
33 Malam hari di kampus
34 Operasi
35 Sadar
36 Aneh
37 Cek Up
38 Kedatangan Kim Nana
39 Hasil DNA
40 Kejutan malam hari
41 Keputusan Al
42 Tamparan Untuk Alpha
43 Kelahiran
44 Zea.
45 4 Tahun Kemudian
46 Titipan untuk Alpha
47 Shafa
48 Dua cerita
49 Tawaran Alpha
50 Shafa tak pulang
51 Rumah Sakit
52 Permintaan Alpha
53 Shalatnya Alpha
54 pengumuman
55 Dua kisah
56 cemburu
57 Hadiah dari Zea
58 Dua kisah
59 Tragedi
60 Sadar
61 Jawaban Shafa dan Godaan Zea
62 Dukungan Zea
63 Desakan Papa
64 Kejutan
65 Udah nikah
66 Rasa yang berbeda
67 Tidur bersama
68 Pagi yang indah
69 Di kantor
70 Kado dari Al Jovano
71 Waktu berlalu
72 Paginya AlShaf
73 Alze & Alshaf
74 Kantor Alpha
75 Aku mencintaimu
76 menghadiri resepsi
77 Zea
78 Titisan Al Jovano dan Zea
79 Khalid dan khalida
80 Desakkan Oma Alpha
81 Cek kesuburan
82 Curhatan Alpha
83 Sekian
84 Pengumuman Al shaf
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Zea
2
Di kolam renang
3
Bandara
4
Cincin KW
5
Kepergian Al
6
Rengekan si brondong
7
Kejutan
8
Di Rumah Bunda
9
Keputusan Zea
10
penyesalan
11
Berubah
12
Cidera
13
Seruang
14
Ketika Abyan datang
15
Labil
16
Seperti Mimpi
17
Taman
18
Pulang.
19
Korea
20
Di Kampus
21
Pembuktian
22
Terapi Ala Zea
23
Panggilan dari Oma
24
Mulai Sibuk
25
Ngambek
26
Balasan Rindu
27
Di kafe tepi pantai
28
Hari yang berat.
29
Baikan
30
Kedatangan Alpha
31
Bertemu
32
Drama
33
Malam hari di kampus
34
Operasi
35
Sadar
36
Aneh
37
Cek Up
38
Kedatangan Kim Nana
39
Hasil DNA
40
Kejutan malam hari
41
Keputusan Al
42
Tamparan Untuk Alpha
43
Kelahiran
44
Zea.
45
4 Tahun Kemudian
46
Titipan untuk Alpha
47
Shafa
48
Dua cerita
49
Tawaran Alpha
50
Shafa tak pulang
51
Rumah Sakit
52
Permintaan Alpha
53
Shalatnya Alpha
54
pengumuman
55
Dua kisah
56
cemburu
57
Hadiah dari Zea
58
Dua kisah
59
Tragedi
60
Sadar
61
Jawaban Shafa dan Godaan Zea
62
Dukungan Zea
63
Desakan Papa
64
Kejutan
65
Udah nikah
66
Rasa yang berbeda
67
Tidur bersama
68
Pagi yang indah
69
Di kantor
70
Kado dari Al Jovano
71
Waktu berlalu
72
Paginya AlShaf
73
Alze & Alshaf
74
Kantor Alpha
75
Aku mencintaimu
76
menghadiri resepsi
77
Zea
78
Titisan Al Jovano dan Zea
79
Khalid dan khalida
80
Desakkan Oma Alpha
81
Cek kesuburan
82
Curhatan Alpha
83
Sekian
84
Pengumuman Al shaf

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!