penyesalan

Zea bertemu Kak Intan dan Zia di stable selepas Al Jovano pergi dari tempatnya, Zea ingin meminta saran dari saudara-saudaranya.

Zea bercerita semua tentang Al Jovano dan bagaimana status tidak jelas antara keduanya, Zea juga bercerita bagaimana dirinya berkali-kali menolak Al Jovano dan bagaimana juga Al Jovano mengajaknya menikah berkali-kali pula.

"Aku sih Yes. Kamu jauh lebih beruntung dari pada Kakak dan Zia dalam percintaan." Kata Kak Intan sembari membalas pesan suaminya.

kakak dulu menerima lamaran Mas Reihan justru karena kami sama-sama tak mempercayai cinta. Malah kita lebih parah membuat kesepakatan di atas pernikahan." Lanjut Kak Intan lagi.

"Aku juga tidak seberuntung kamu Zea. Aku terpaksa menikah karena permintaan alma, aku malah belum merasakan cinta saat awal pernikahan. " Tambah Zia menasehati Zea.

"Kamu malah dari awal justru di cintai dan di perjuangkan, jarang loh ada laki-laki yang tulus." Kata Zia lagi.

"Ya emang sih, awalnya aku tidak setuju sama Al, kamu taulah, dulu dia mengejar aku. Aku sempat takut kamu hanya sebagai pelarian rasa kecewanya. Namun setelah aku pastikan perasaanya padamu yang tak goyah sama sekali saat di Korea. Aku yakin dia tulus." Imbuh Zia lagi.

Zea masih diam mendengar semua nasehat dari saudara-saudaranya, memang benar dirinya jauh lebih beruntung di cintai sedalam itu di banding kembaran dan kakaknya.

"Minusnya tu anak hanya usia... tapi masalah kedewasaan dan tanggung jawab aku rasa bagus... " Tutur Kak Intan menambahi.

Semua diam mereka merenungi nasib percintaan yang masing-masing, bagaimana penulis takdir melukiskan kisah cinta untuk mereka semua.

"Kak!! " Semua orang menoleh saat Kean tiba-tiba masuk tanpa permisi.

"Kean!! Astaghfirullah, ngagetin tau! " Tegur Intan.

"Maaf." Kean nyengir sambil berlalu duduk di hadapan saudara-saudaranya.

"Ada apa?" Tanya Zia

"Aku mintanya sama kak Zea. " Jawab Kean lalu menatap Zea dalam dan penuh permohonan.

"Kenapa?" Tanya Zea bingung.

"Please, menikahlah kak, pumpung ada yang mau." Kata Kean.

"Ckkk Asem, maksudnya apa bilang gitu? aku gak laku?" Zea tersinggung dengan adik laki-lakinya itu.

"Bukan, Aku tuh gak ingin jadi Jaka tua, karena nungguin Kakak tidak segera menikah." Jelas Kean menjelaskan.

"Emang udah ada calon? " Tanya Zia penasaran.

"Udah." Jawab Kean mantap.

"Makanya Kak Zea. Please pikirkan masa depan Kean, jangan sampai aku melangkahi kamu, itu pasti tidak sopan dan Ayah juga Bunda pasti sedih." Mohon Kean lagi.

"Ckkk.Ya udah sih jangan nikah dulu, baru juga usia 24 tahun." Kata Kak Intan.

"Iiih,gak bisa Kak. Dosa, Kean sudah wajib karena sudah memiliki sahwat dan perasaan." Protes Kean.

"Astaghfirullah. Kamu udah sejauh apa?" Tanya Kak Intan dan Zea bersamaan.

"Kami udah tinggal bareng. " Kata Kean jujur.

"Apa????"

"Kean!!!!!!! " Kompak semua perempuan itu berteriak dan menaruh tangan di pinggang karena marah pada adik laki-lakinya itu.

"Ya kan dia asisten rumah tangga aku kak di apartemen. " Jujur Kean.

"Aku belum ngapa-ngapain dia tapi aku sering gak bisa tidur bayangin dia bagaiman tidurnya, bayangin dia kalau hidup bersamaku bagaimana." Lanjut Kean jujur.

"Astaghfirullah. " Kata Zea mengelus dada.

"Itu sih fiks wajib nikah,kamu udah parah!!! " Kata Zia.

"Ya makanya Kak Zea nikah duluan, nanti gantian Kean." Mohon Kean pada saudara-saudaranya itu.

"Zee. Nasib dua laki-laki di tanganmu. semua terserah kamu,bisa jadi Al Jovano juga seperti Kean. " Tegur Zia.

Zea makin menutup wajahnya, apa iya memang dirinya harus menikahi brondong muda itu, rasanya takdir begitu aneh mengatur cinta di hidupnya.

\*

Hari yang di tunggu-tunggu pun tiba, semalam Al Jovano maupun Zea sama-sama tak bisa memejamkan matanya dengan tenang.

Keduanya menuju lokasi yang mereka sepakati dengan perasaan yang tak menentu. Al Jovano memilih memakai motornya untuk mempercepat sampai di sana, sementara Zea menaiki mobil seperti biasa.

Zea tiba lebih awal karena lokasinya lebih dekat dengan rumahnya, Zea memesan minum terlebih dahulu dan meminumnya untuk menghilangkan rasa gugupnya.

Masih ada waktu sepuluh menit dari jam yang di sepakati Zea berharap Al Jovano tidak terlambat dan tidak kenapa-kenapa, karena bocah itu biasanya paling on time.

Brakkkkkk

Derrrrrrrrr

Ciiittttttttt

Tinnnnnn

Bunyi motor jatuh dan suara mobil mengerem mendadak, juga riuh orang di depan Kafe, mendadak perasaan Zea menjadi tidak enak.

"Ada apa? " Semua orang bertanya dan berlari keluar kafe untuk melihat kecelakaan tadi.

Zea pun ikut penasaran dan memutuskan untuk keluar, di sana korban sudah di krumuni banyak orang, Zea harap-harap cemas dengan belum datangnya Al Jovano, jangan-jangan bocah itu naik motor kebut-kebutan pikir Zea.

"Astaghfirullah,Kasian sekali."

"Iya,mana ganteng gitu."

"Kakinya kayaknya parah deh. "

"Iya serem tadi keseret motornya mana sempat kelindes motor lain."

"Duh, sayang banget kalau ganteng-ganteng lumpuh."

Suara orang-orang yang berkata setelah melihat kondisi korban kecelakaan, Zea tertegun sesaat saat mengenali motor lanang yang di dorong orang untuk di pinggir kan itu, itu motor orang yang saat ini di tunggu kehadirannya.

"Al."

"Al!!!! " Zea berlari menerobos kerumunan itu, dan benar saja laki-laki yang masih memakai helem itu terkapar di atas jalan dengan kaki yang berdarah-darah.

Zea yakin jaket itu milik Al, Zea rengkuh kepala itu dan membuka kaca helem itu, dan benar saja Al Jovano terpejam dengan wajah pusatnya.

"Alll.!!!!! Please bangun!!!! "

"Tolong! Dia calon suami saya!!!! "

Zea berteriak sambil menangis, sakit saat melihat tubuh lemah itu tak merespon ucapnya.

"Al.Bangunnnn! Jangan tinggalin aku! "

"Hayyy. Iya aku mau nikah sama kamu."

"Ku mohon bangunnnn. "

Zea berkata dengan di iringi derai air matanya, orang-orang pun membantu Zea membawa tubuh itu ke dalam mobilnya.

Zea memacu mobil itu menuju rumah sakit yang terdekat dengan di bantu oleh beberapa orang yang menjaga Al Jovano di kursi belakang.

"Ya Allah, please selamatkan Al, Ku mohon. "

"Ya Allah. Maafkan aku. Maafkan dia. maafkan kami."

"Ku mohon Al, bangun, jangan tinggalkan aku." Batin Zea terus menangis sambil mengemudi mobilnya menuju rumah sakit.

Tiba di rumah sakit Al Jovano langsung di bawa ke rumah tindakan, Zea menunggu dengan cemas, Zea menyalahkan dirinya sendiri.

Zea memeluk lututnya dengan rasa menyesal yang luar biasa, seandainya kemarin langsung memberi jawaban tanpa berpikir lama-lama, seandainya tidak perlu bertemu di tempat tadi, pasti ini tidak akan terjadi pikirnya.

Zea menghubungi keluarganya juga keluarga Al Jovano meski dengan perasaan takut serta menyesal yang luar biasa.

"Ya Allah, tolong selamatkan dia, bagaimanapun keadaanya aku akan menikah dengannya. " Doa Zea masih terus terisak di ruang tunggu.

\*

Yuk jangan lupa jejaknya ya kak. Besok hari senin jangan lupa Vote nya.

Terimakasih banyak yang udah dukung dan ikuti cerita Zea. 🙏🙏🙏🙏😍😍😍

Terpopuler

Comments

Yulay Yuli

Yulay Yuli

😭😭😭 yah... jangan mundur y Al apapun keadaan mu. zea...😞

2024-11-04

1

david 123

david 123

aduh...semoga tdk parah Thor..

2025-01-10

0

Wifasha Fasha

Wifasha Fasha

kmu kok gtu thor

2024-10-20

1

lihat semua
Episodes
1 Zea
2 Di kolam renang
3 Bandara
4 Cincin KW
5 Kepergian Al
6 Rengekan si brondong
7 Kejutan
8 Di Rumah Bunda
9 Keputusan Zea
10 penyesalan
11 Berubah
12 Cidera
13 Seruang
14 Ketika Abyan datang
15 Labil
16 Seperti Mimpi
17 Taman
18 Pulang.
19 Korea
20 Di Kampus
21 Pembuktian
22 Terapi Ala Zea
23 Panggilan dari Oma
24 Mulai Sibuk
25 Ngambek
26 Balasan Rindu
27 Di kafe tepi pantai
28 Hari yang berat.
29 Baikan
30 Kedatangan Alpha
31 Bertemu
32 Drama
33 Malam hari di kampus
34 Operasi
35 Sadar
36 Aneh
37 Cek Up
38 Kedatangan Kim Nana
39 Hasil DNA
40 Kejutan malam hari
41 Keputusan Al
42 Tamparan Untuk Alpha
43 Kelahiran
44 Zea.
45 4 Tahun Kemudian
46 Titipan untuk Alpha
47 Shafa
48 Dua cerita
49 Tawaran Alpha
50 Shafa tak pulang
51 Rumah Sakit
52 Permintaan Alpha
53 Shalatnya Alpha
54 pengumuman
55 Dua kisah
56 cemburu
57 Hadiah dari Zea
58 Dua kisah
59 Tragedi
60 Sadar
61 Jawaban Shafa dan Godaan Zea
62 Dukungan Zea
63 Desakan Papa
64 Kejutan
65 Udah nikah
66 Rasa yang berbeda
67 Tidur bersama
68 Pagi yang indah
69 Di kantor
70 Kado dari Al Jovano
71 Waktu berlalu
72 Paginya AlShaf
73 Alze & Alshaf
74 Kantor Alpha
75 Aku mencintaimu
76 menghadiri resepsi
77 Zea
78 Titisan Al Jovano dan Zea
79 Khalid dan khalida
80 Desakkan Oma Alpha
81 Cek kesuburan
82 Curhatan Alpha
83 Sekian
84 Pengumuman Al shaf
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Zea
2
Di kolam renang
3
Bandara
4
Cincin KW
5
Kepergian Al
6
Rengekan si brondong
7
Kejutan
8
Di Rumah Bunda
9
Keputusan Zea
10
penyesalan
11
Berubah
12
Cidera
13
Seruang
14
Ketika Abyan datang
15
Labil
16
Seperti Mimpi
17
Taman
18
Pulang.
19
Korea
20
Di Kampus
21
Pembuktian
22
Terapi Ala Zea
23
Panggilan dari Oma
24
Mulai Sibuk
25
Ngambek
26
Balasan Rindu
27
Di kafe tepi pantai
28
Hari yang berat.
29
Baikan
30
Kedatangan Alpha
31
Bertemu
32
Drama
33
Malam hari di kampus
34
Operasi
35
Sadar
36
Aneh
37
Cek Up
38
Kedatangan Kim Nana
39
Hasil DNA
40
Kejutan malam hari
41
Keputusan Al
42
Tamparan Untuk Alpha
43
Kelahiran
44
Zea.
45
4 Tahun Kemudian
46
Titipan untuk Alpha
47
Shafa
48
Dua cerita
49
Tawaran Alpha
50
Shafa tak pulang
51
Rumah Sakit
52
Permintaan Alpha
53
Shalatnya Alpha
54
pengumuman
55
Dua kisah
56
cemburu
57
Hadiah dari Zea
58
Dua kisah
59
Tragedi
60
Sadar
61
Jawaban Shafa dan Godaan Zea
62
Dukungan Zea
63
Desakan Papa
64
Kejutan
65
Udah nikah
66
Rasa yang berbeda
67
Tidur bersama
68
Pagi yang indah
69
Di kantor
70
Kado dari Al Jovano
71
Waktu berlalu
72
Paginya AlShaf
73
Alze & Alshaf
74
Kantor Alpha
75
Aku mencintaimu
76
menghadiri resepsi
77
Zea
78
Titisan Al Jovano dan Zea
79
Khalid dan khalida
80
Desakkan Oma Alpha
81
Cek kesuburan
82
Curhatan Alpha
83
Sekian
84
Pengumuman Al shaf

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!