Bab 2. Jengkel

Setelah tiba di rumahnya, Ayuna mendapatkan sambutan yang begitu baik dari keluarganya. Orang tuanya nampak begitu senang melihatnya sudah kembali, walaupun tidak tahu bahwa dirinya telah mengalami kecelakaan di tempatnya bekerja.

"Sayang, kamu udah pulang?" tanya Lidya, Mama kandung Ayuna.

"Iya, Ma. Capek banget," celetuk Ayuna dengan memasuki rumahnya.

Gadis itu menghempaskan tubuhnya di sofa ruang tamu. Rasa lelah begitu membuatnya malas dan ingin sekali segera merebahkan dirinya di kasur.

"Yaudah, kamu lekas mandi, biar seger dan nggak lesu gitu," tutur Lidya.

"Iya bentar," jawab Ayuna dengan memejamkan matanya yang kantuk.

"Apa tadi ada operasi?" tanya Lidya.

Gadis itu mengganggu seharian penuh ia mendapatkan jadwal operasi beberapa pasien dan yang paling membuatnya lelah operasi yang terakhir kalinya, hampir saja gagal.

"Iya, tadi ada jadwal operasi. Orangnya udah sepuh Ma, dia melakukan tranpalasi jantung, kasihan banget dia. Aku takut gagal tadi, tapi syukurlah, dia sekarang membaik, setelah melalui masa kritis," celetuk Ayuna.

Ayuna nampak termenung dengan lamunannya, sang Mama mendekat dan duduk di sebelahnya.

"Kamu lagi ada masalah? Cerita sama Mama, kalau punya masalah, jangan dipendam saja. Cerita sama Mama," tutur Lidya.

Huft, Ayuna menghela nafasnya lelah dengan menyandarkan kepalanya di sofa.

"Barusan aku mengalami kecelakaan Ma," ungkap Ayuna.

"Apa? Kecelakaan? Terus kamu ada yang luka, mana yang luka, kenapa bisa Ayuna?"

Reflek Lidya panik dan langsung melihat kondisi putri bungsunya.

"Nggak ada yang luka Ma, aku tadi nabrak mobil seseorang di parkiran. Aku nggak sengaja waktu memundurkan mobilku. Lagian ini semua bukan salahku, kenapa tuh orang mau parkir di tempat khusus dokter," ungkap Ayuna.

"Ya ampun cerobohnya kamu Yuna, gimana dengan kondisi orang yang kamu tabrak itu? Apa dia terluka, apa dia parah?" tanya Lidya.

"Dia nggak papa, cuma body mobilnya aja yang ringsek. Dia sombong banget, marah-marah juga sama aku," celetuk Ayuna.

"Ck! Jelas aja dia marah, mobilnya udah kamu rusak. Mau dia salah atau bener, yang jelas, kamu juga harus bertanggung jawab. Dia minta pertanggungjawaban nggak?" tanya Lidya.

"Ya jelas iya Ma."

Ayuna kesal, kini hari-harinya terbagi untuk urusan orang yang nggak penting. Harus datangi bengkel di mana mobil itu di servis.

Urusannya bukan lagi menangani pasien di rumah sakit, tapi mengurusi mobil orang yang juga sakit.

"Lain kali kamu itu harus hati-hati, jangan ceroboh. Kalau mau mundurin mobil, lihat-lihat dulu, apa ada orang di belakang, atau ada mobil lain yang tengah lewat," tutur Lidya.

"Iya, aku tadi nggak kepikiran sampai situ, emang bego banget aku, jadi sebel," gumam Ayuna.

"Udah, itu buat pelajaran, lain kali hati-hati, jangan karena kamu capek, jangan karena kamu buru-buru, kamu bisa bahayain diri kamu sendiri dan juga orang lain."

Lidya sebagai ibunya, sebenarnya sangat khawatir dengan Ayuna mengendarai mobilnya sendiri. Karena dulu dia tidak pernah pergi sendiri dan selalu diantar, dan setelah mendapat gelar bertugas sebagai dokter, dia harus ke mana-mana sendirian.

"Yaudah deh Ma, Yuna mau bersih-bersih dulu, mau istirahat. Besok pagi Yuna berangkat lebih awal karena harus mengecek pasien yang tadi operasi. Nggak tega juga aku Ma, keingat sama nenek di Kampung. Melihat pasien itu, aku jadi kangen sama nenek."

Ayuna terseyum samar ketika mengingat pasien yang ditolongnya. Sangat mirip dengan nenek dari Mamanya yang tinggal di kampung.

"Mama juga kangen sama nenek kamu Yuna. Sudah berapa bulan Mama nggak pernah lagi berkunjung ke sana. Hanya video call saja tidak cukup untuk melepaskan rindu pada nenek. Mama cuma kepikiran saja gimana dengan kondisinya yang sudah renta. Semoga saja nenek kamu masih diberikan kesehatan," ucap Lidya dengan senyuman getir.

"Mama yang sabar ya? Nanti kalau Yuna ada waktu cuti, kita kunjung ke rumah nenek ya Ma. Kita juga masih bisa nginep di sana," jawab Ayuna.

"Benarkah Yuna? Mama nggak bisa kemana-mana lagi semenjak omamu datang ke sini. Dulu waktu omamu masih tinggal di Jerman, Mama masih bisa bersosialisasi dengan warga yang lain. Tapi setelah oma sama oppa pulang, Mama udah nggak punya keberanian buat tentang mereka," gumam Lidya.

"Kamu udah datang rupanya Yuna? Mana kakak dan Papa kamu?" tanya Marta.

Ayuna dan Lidya dikejutkan dengan kehadiran Marta yang secara tiba-tiba saja sudah berada di belakang mereka.

"Oma! Oma itu ya? Ngagetin ajaaja," seru Ayuna menoleh sebal pada omanya.

"Emangnya kamu nggak tau kalau oma berdiri di sini?" tanya Marta.

"Ya enggak lah, mana oma dateng macam siluman. Nggak ada suaranya sama sekali," jawab Ayuna menggerutu.

Marta duduk di sofa dengan menatap pada Lidya dan Ayuna bergantian.

"Yuna, Lidya. Memangnya kalian mau ada rencana buat pergi ke mana?" tanya Marta menatap datar pada Lidya.

"Em, anu Ma. Sebenarnya aku ingin berkunjung ke rumah Ibu di kampung. Sudah lama aku nggak pernah berkunjung ke sana Ma, aku kangen banget sama Ibu. Aku juga kepikiran sama kondisi kesehatan ibu di sana. Semoga saja ibu masih baik-baik saja," ungkap Lidya.

"Kamu itu, masih baik anakku menikahimu. Jangan minta ya aneh-aneh, kalau kamu lebih suka kehidupan seperti yang saat ini kamu jalani, alangkah baiknya kalau kamu tidak perlu pergi ke kampung. Buat apa kamu harus pergi ke kampung, kalau di sana tidak ada hal yang bikin kamu seneng. Yang ada kamu hanya direcokin sama keluargamu. Dan itu sangat meresahkan. Aku nggak akan kasih kamu izin buat pergi."

Deg

'Ya Tuhan, aku ingin menemui orang tuaku saja tidak diberi izin. Tapi apa salahku hanya ingin menemui orang tuaku sendiri. Kenapa menikah dengan orang berada seperti ini, harga diriku diinjek-injek terus. Aku tidak pernah dihargaiya Tuhan.'

Ayuna pun mengepalkan tangannya dengan pelototan matanya yang tajam.

"Oma! Oma nggak boleh seperti itu. Jangan halangi Mama buat bertemu dengan orang tuanya. Biar bagaimanapun juga, Mama masih punya orang tua yang wajib buat dikunjungi. Jangan suka merendahkan orang lain," bantah Ayuna.

"Apa katamu Yuna? Kamu sudah berani bantah omongan oma. Dengerin oma ya Ayuna, di sini yang berkuasa untuk mengambil keputusan adalah oma sama oppa. Kalau kalian masih menganggap kami ini keluarga kamu, maka turuti lah apa yang sudah menjadi keputusan kamu. Do you understand?"

"Egois! Oma egois!"

Ayuna beranjak dari sofa. Dia sangat benci akan ucapan dari omanya.

Lidya jadi salah tingkah, sebagai menantu yang tidak pernah dihargai, dia hanya bisa menahan rasa sakit saat ucapannya tidak pernah dianggap oleh mertuanya.

"Sayang? Kamu jangan gitu ya nak," ucap Lidya ikut berdiri.

"Lihatlah didikanmu, tidak bisa menghargai orang tua. Hidup kalian di sini, enak, nggak ikut sengsara, tapi kalian kebanyakan tingkah," seru Marta.

"Maafkan kami Ma," ucap Lidya dengan menundukkan wajahnya.

Ayuna  pergi meninggalkan mereka berdua. Dia menuju kamarnya dengan raut muka kecewa dan juga geram oleh ucapan dari omanya.

Lidya pun sama, dia seperti orang yang tidak dihargai sebagai menantunya. Hanya karena dirinya turunan dari keluarga sederhana, dia selalu saja disudutkan oleh mertuanya.

"Oma bener-bener keterlaluan. Dia berfikir orang miskin tidak punya perasaan apa? Mentang-mentang dia orang berada, dengan semaunya sendiri mengambil keputusan tanpa berfikir sudah menyakiti orang lain."

Ayuna menggerutu, sangat kasihan pada orang tuanya yang tidak pernah dihargai.

Terdengar dering di ponselnya, dia membukanya, mengerutkan dahinya mendapati panggilan yang tidak dikenal. Ragu-ragu dia mengangkatnya, takut ada hal penting mengenai pasiennya di rumah sakit.

"Hallo, dengan siapa ya?" tanya Ayuna dengan sopan.

"Syukurlah, nomornya asli. Aku cuma memastikan, apa nomor yang kau berikan padaku itu asli atau palsu," ucap orang dari seberang.

"Oh, rupanya kau, kukira nomor penting. Apa kau pikir aku ini seorang pembohong. Tenang saja, aku tidak akan membohongimu, bawa saja mobil rongsokan itu ke bengkel. Biar aku yang membayarnya."

Ayuna sudah sangat kesal karena ulah pemuda itu. Dengan perasaannya yang kesal dengan permasalahan yang dihadapinya, diapun mengejek pemuda itu.

"Eh! Sembarangan saja kamu ngatain mobilku ini rongsokan. Ini mobil pengeluaran baru dengan harganya yang cukup mahal, kurasa kau tidak akan sanggup membelinya."

Pemuda itu juga sangat kesal karena diejek oleh Ayuna.

"Kamu pikir, kamu saja bisa membeli mobil butut seperti itu.  Mobil nggak bermutu, disenggol dikit aja udah penyok, loakin aja di gudang rongsokan."

"Dasar perempuan! Kau itu sudah sangat..."

Tut... Tut... Tut....

Ayuna langsung mematikan sambungannya, sangat malas berdebat dengan orang yang tidak penting.

Ia merutuki kecerobohannya hingga memiliki masalah besar dengan pria asing yang tidak dikenalnya.

Terpopuler

Comments

kaylla salsabella

kaylla salsabella

lanjut thor semangat berkarya thor 🥰🥰

2024-10-09

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal Pertemuan yang Menjengkelkan
2 Bab 2. Jengkel
3 Bab 3. Dijodohkan
4 Bab 4. Dua Puluh Juta
5 Bab 5. Jadilah Dokter Pribadiku
6 Bab 6. Ancaman
7 Bab 7. Cucu Durhaka
8 Bab 8. Ternyata Dia Seorang Dokter
9 Bab 9. Menantu yang tak Dianggap
10 Bab 10. Keluarga Menjengkelkan
11 Bab 11. Sama-sama Berwatak Keras
12 Bab 12. Siksaan Batin
13 Bab 13. Rahasia Keluarga
14 Bab 14. Pertemuan Dua Keluarga
15 Bab 15. Penolakan
16 Bab 16. Koma
17 Bab 17. Menjadi Menantu Kami
18 Bab 18. Pria Tidak Waras
19 Bab 19. Keras Kepala
20 Kondisi Ane Semakin Memburuk
21 Bab 21. Dilamar
22 Bab 22. Modal Nekat
23 Bab 23. Diusir
24 Bab 24. Pergi
25 Bab 25. Apa Maksudmu?
26 Bab 26. Sambutan Hangat Untuk Ayuna
27 Bab 27. Arogan
28 Bab 28. Ada Apa Dengan Steven
29 Bab 29. Semakin Aneh
30 Bab 30. Kenapa Harus Allard?
31 Bab 31. Peduli
32 Bab 32. Jangan Simpan Kebencianmu Untuknya
33 Bab 33. Aku tidak Ingin Berpisah
34 Bab 34. Diantar Steven
35 Bab 35. Kecewa
36 Bab 36. Jengkel
37 Bab 37. Syarat Bikin Jengkel
38 Bab 38. Mulai Peduli
39 Bab 39. Aku Tidak Ingin Menjadi Benalu
40 Bab 40. Anak Durhaka
41 Bab 41. Dilamar
42 Bab 42. Pertengkaran Antara Keluarga
43 Bab 43. Jangan Tinggalkan Aku
44 Bab 44. Mabuk Berat
45 Bab 45. Tidur Bersama
46 Bab 46. Pikirkan Kacau
47 Bab 47. Jaga Dia
48 Bab 48. Mereka Pasangan yang Cocok
49 Bab 49. Maaf
50 Bab 50. Gelisah
51 Bab 51. Jadi Mereka Bukan Orang Tuaku?
52 Bab 52. Akhirnya Tunangan
53 Bab 53. Akhirnya Sadar
54 Bab 54. Berulah
55 Bab 55. Ternyata Perhatian
56 Bab 56. Nenek Mau Cucu Berapa?
57 Bab 57. Tugas di Desa Terpencil
58 Bab 58. Andai Saja Saya Bisa Berkumpul Dengan Keluarga Saya?
59 Bab 59. Mengunjungi tempat tinggal Martha
60 Bab 60. Ternyata Mereka?
61 Bab 61. Pingsan
62 Bab 62. Jatuh Sakit
63 Bab 63. Gara-gara Setan
64 Bab 64. Sudah Tertipu
65 Bab 65. Percaya Diri
66 Bab 66.Tidurlah Bersamaku!
67 Bab 67. Sambutan Hangat Untuk Kehadiran Alexander
68 Bab 68. Sekamar Berdua Dengan Raja Dugong
69 Bab 69. Kalian Penipu
70 Bab 70. Akhirnya Tertangkap
71 Bab 71. Bayangan Masa Lalu
72 Bab 72. Kedatangan Sepupu
73 Bab 73. Akhirnya Menikah
74 Bab 74. Akhirnya Sah
75 Bab 75. Kesempatan Untuk Rujuk
76 Bab 76. Canggung
77 Bab 77. Bahagia Milik Berdua
78 Bab 78. Kita Putus
79 Bab 79. Gara-gara Raja Dugong
80 Bab 80. Jadikan Aku Istri Keduamu
81 Bab 81. Berantem Gara-gara Satu Cewek
82 Bab 82. Hanya Demi Hadiah
83 Bab 83. Aku mencintaimu
84 Bab 84. Pembagian Warisan
85 Bab 85. Siapa Vera
86 Bab 86. Sikap yang Berubah
87 Bab 87. Kecewa
88 Bab 88.Dibuat Jengkel Oleh Ulahnya
89 Bab 89. Ayuna Jatuh Sakit
90 Bab 90. Pendarahan
91 Bab 91. Siasat Untuk Menjebak
92 Bab 92. Penangkapan Lisa
93 Bab 93. Hilang Ingatan
94 Bab 94. Hilang Ingatan 2
95 Bab 95. Keterlaluan
96 Bab 96. Keras Kepala
97 Bab 97. Ternyata yang Menikah?
98 Bab 98. Demi Sebuah Foto
99 Bab 99. Sok Jutek
100 Bab 100. Kita Rujuk
101 Bab 101. Teringat Kembali
102 Bab 102. Hadiah Dari Opa
103 Bab 103. Balikan Sama Mantan
104 Bab 104. Terus Bagaimana Dengan Perasaanmu Sendiri?
105 Bab 105. Ngidam Nasgor
106 Bab 106. Membongkar Kedok Arya
107 Bab 107. Pertengkaran di Rumah Mantan
108 108. Kembali Rujuk
109 Bab 109. Melahirkan
110 Bab 110. Kedatangan Verra
111 Bab 111. Dia Tercipta Bukan Untukku
112 Bab 112. Cemburu
113 Bab 113. Mama Berubah
114 Bab 114. Kekecewaan yang Mendalam
115 Bab 115. Keluarga Receh
116 Bab 116. Olivia Rese
117 Bab 117. Pingsan
118 Bab 118. Olivia Jatuh Sakit
119 Bab 119. Jantung Bocor
120 Bab 120. Mode Ngambek
121 Bab 121. Kejadian Buruk
122 Bab 122. Kematian Ane
123 Bab 123. Emosi yang Tak Terkendali
124 Bab 124. Vera Menjadi Tersangka
125 Bab 125. Membujuk Olivia
126 Bab 126. Bianglala Bikin Pusing
127 Bab 127. Kau Harus Dihukum
128 Bab 128. Sedih Saat Mengetahui Penyakitnya
129 129. Saling Memaafkan
130 Bab 130. Bertemu Sahabat Lama
131 Bab 131. Rayuan Pakai Chocolatos
132 Bab 132
133 Bab 133. Khawatir
134 Bab 134. Murid Baru
135 Bab 135. Mendapatkan Hukuman
136 Bab 136. Dia Adikku
137 Bab 137. Kekhawatiran Endrow
138 Bab 138. Takut Putus
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Bab 1. Awal Pertemuan yang Menjengkelkan
2
Bab 2. Jengkel
3
Bab 3. Dijodohkan
4
Bab 4. Dua Puluh Juta
5
Bab 5. Jadilah Dokter Pribadiku
6
Bab 6. Ancaman
7
Bab 7. Cucu Durhaka
8
Bab 8. Ternyata Dia Seorang Dokter
9
Bab 9. Menantu yang tak Dianggap
10
Bab 10. Keluarga Menjengkelkan
11
Bab 11. Sama-sama Berwatak Keras
12
Bab 12. Siksaan Batin
13
Bab 13. Rahasia Keluarga
14
Bab 14. Pertemuan Dua Keluarga
15
Bab 15. Penolakan
16
Bab 16. Koma
17
Bab 17. Menjadi Menantu Kami
18
Bab 18. Pria Tidak Waras
19
Bab 19. Keras Kepala
20
Kondisi Ane Semakin Memburuk
21
Bab 21. Dilamar
22
Bab 22. Modal Nekat
23
Bab 23. Diusir
24
Bab 24. Pergi
25
Bab 25. Apa Maksudmu?
26
Bab 26. Sambutan Hangat Untuk Ayuna
27
Bab 27. Arogan
28
Bab 28. Ada Apa Dengan Steven
29
Bab 29. Semakin Aneh
30
Bab 30. Kenapa Harus Allard?
31
Bab 31. Peduli
32
Bab 32. Jangan Simpan Kebencianmu Untuknya
33
Bab 33. Aku tidak Ingin Berpisah
34
Bab 34. Diantar Steven
35
Bab 35. Kecewa
36
Bab 36. Jengkel
37
Bab 37. Syarat Bikin Jengkel
38
Bab 38. Mulai Peduli
39
Bab 39. Aku Tidak Ingin Menjadi Benalu
40
Bab 40. Anak Durhaka
41
Bab 41. Dilamar
42
Bab 42. Pertengkaran Antara Keluarga
43
Bab 43. Jangan Tinggalkan Aku
44
Bab 44. Mabuk Berat
45
Bab 45. Tidur Bersama
46
Bab 46. Pikirkan Kacau
47
Bab 47. Jaga Dia
48
Bab 48. Mereka Pasangan yang Cocok
49
Bab 49. Maaf
50
Bab 50. Gelisah
51
Bab 51. Jadi Mereka Bukan Orang Tuaku?
52
Bab 52. Akhirnya Tunangan
53
Bab 53. Akhirnya Sadar
54
Bab 54. Berulah
55
Bab 55. Ternyata Perhatian
56
Bab 56. Nenek Mau Cucu Berapa?
57
Bab 57. Tugas di Desa Terpencil
58
Bab 58. Andai Saja Saya Bisa Berkumpul Dengan Keluarga Saya?
59
Bab 59. Mengunjungi tempat tinggal Martha
60
Bab 60. Ternyata Mereka?
61
Bab 61. Pingsan
62
Bab 62. Jatuh Sakit
63
Bab 63. Gara-gara Setan
64
Bab 64. Sudah Tertipu
65
Bab 65. Percaya Diri
66
Bab 66.Tidurlah Bersamaku!
67
Bab 67. Sambutan Hangat Untuk Kehadiran Alexander
68
Bab 68. Sekamar Berdua Dengan Raja Dugong
69
Bab 69. Kalian Penipu
70
Bab 70. Akhirnya Tertangkap
71
Bab 71. Bayangan Masa Lalu
72
Bab 72. Kedatangan Sepupu
73
Bab 73. Akhirnya Menikah
74
Bab 74. Akhirnya Sah
75
Bab 75. Kesempatan Untuk Rujuk
76
Bab 76. Canggung
77
Bab 77. Bahagia Milik Berdua
78
Bab 78. Kita Putus
79
Bab 79. Gara-gara Raja Dugong
80
Bab 80. Jadikan Aku Istri Keduamu
81
Bab 81. Berantem Gara-gara Satu Cewek
82
Bab 82. Hanya Demi Hadiah
83
Bab 83. Aku mencintaimu
84
Bab 84. Pembagian Warisan
85
Bab 85. Siapa Vera
86
Bab 86. Sikap yang Berubah
87
Bab 87. Kecewa
88
Bab 88.Dibuat Jengkel Oleh Ulahnya
89
Bab 89. Ayuna Jatuh Sakit
90
Bab 90. Pendarahan
91
Bab 91. Siasat Untuk Menjebak
92
Bab 92. Penangkapan Lisa
93
Bab 93. Hilang Ingatan
94
Bab 94. Hilang Ingatan 2
95
Bab 95. Keterlaluan
96
Bab 96. Keras Kepala
97
Bab 97. Ternyata yang Menikah?
98
Bab 98. Demi Sebuah Foto
99
Bab 99. Sok Jutek
100
Bab 100. Kita Rujuk
101
Bab 101. Teringat Kembali
102
Bab 102. Hadiah Dari Opa
103
Bab 103. Balikan Sama Mantan
104
Bab 104. Terus Bagaimana Dengan Perasaanmu Sendiri?
105
Bab 105. Ngidam Nasgor
106
Bab 106. Membongkar Kedok Arya
107
Bab 107. Pertengkaran di Rumah Mantan
108
108. Kembali Rujuk
109
Bab 109. Melahirkan
110
Bab 110. Kedatangan Verra
111
Bab 111. Dia Tercipta Bukan Untukku
112
Bab 112. Cemburu
113
Bab 113. Mama Berubah
114
Bab 114. Kekecewaan yang Mendalam
115
Bab 115. Keluarga Receh
116
Bab 116. Olivia Rese
117
Bab 117. Pingsan
118
Bab 118. Olivia Jatuh Sakit
119
Bab 119. Jantung Bocor
120
Bab 120. Mode Ngambek
121
Bab 121. Kejadian Buruk
122
Bab 122. Kematian Ane
123
Bab 123. Emosi yang Tak Terkendali
124
Bab 124. Vera Menjadi Tersangka
125
Bab 125. Membujuk Olivia
126
Bab 126. Bianglala Bikin Pusing
127
Bab 127. Kau Harus Dihukum
128
Bab 128. Sedih Saat Mengetahui Penyakitnya
129
129. Saling Memaafkan
130
Bab 130. Bertemu Sahabat Lama
131
Bab 131. Rayuan Pakai Chocolatos
132
Bab 132
133
Bab 133. Khawatir
134
Bab 134. Murid Baru
135
Bab 135. Mendapatkan Hukuman
136
Bab 136. Dia Adikku
137
Bab 137. Kekhawatiran Endrow
138
Bab 138. Takut Putus

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!