Bab 14. Pertemuan Dua Keluarga

Martha datang ke kamar Ayuna dengan membawa Paperbag besar. Wanita tua itu berteriak-teriak, memanggil cucunya.

"Ayuna! Ayuna! Cepat buka pintunya. Oma mau masuk," ucap Martha sembari menggedor pintunya.

"Iya, tunggu sebentar."

Ayuna yang berada di dalam kamar mandi buru-buru keluar, diurungkan mandinya untuk menemui omanya yang sudah berisik di depan pintu kamarnya.

Ayuna membuka pintu dan mendapati omanya tengah berdiri di depan pintu sembari menenteng paperback di tangannya.

"Ada apa oma?" tanya Ayuna.

"Ini, buat kamu. Kamu pakai, dandan yang cantik, oma tunggu jam setengah tujuh malam, kita keluar," ucap Martha.

"Hah! Ini apaan?" tanya Ayuna membuka sekilas isi dari paperback yang diberikan omanya.

"Buka saja," jawab Martha.

"Memangnya kita mau ke mana dih oma?" tanya Ayuna.

"Sudah! Jangan banyak tanya. Mendingan kamu sekarang bersiap dan pakai itu. Jangan membuatku kecewa," peringat Martha.

Martha langsung bergegas pergi meninggalkan Ayuna yang masih berdiri di depan pintu.

"Aneh, makin ke sini, kok makin aneh. Ini apaan sih," gumam Ayuna dengan membuka isi paperback itu dan masuk kembali ke dalam kamarnya.

"Hah! Gaun. Tumben oma beliin aku gaun, mana pernah dia manjain aku. Ini pasti ada maunya, mencurigakan.

Ayuna melemparkan gaun itu ke atas ranjangnya dan bergegas pergi ke kamar mandi kembali.

Selang beberapa menit, Ayuna kembali dengan mengenakan handuk yang melilit tubuhnya.

Mengambil gaun yang diberikan oleh omanya dan segera memakainya.

"Aku kok jadi curiga gini ya? Sebelumnya kita menemui client di luar pun, oma tidak pernah memperhatikan penampilanku. Tapi kenapa kali ini, dia peduli banget sama aku. Membelikan gaun yang lumayan mewah, hanya untuk acara yang nggak jelas gini."

Ayuna tetap memakai gaunnya, dan merias dirinya dengan bedak dan juga lipstick. Tidak mencolok, karena Ayuna tidak menyukai dandanan yang menor.

"Sudah! Begini aja."

Ayuna memutarkan badannya menatap penampilannya di depan cermin dengan tersenyum.

'Perfect'

Setelah menyelesaikan acara dandanannya, Ayuna mengambil tas selempang, dompet beserta ponsel dan memasukkannya ke dalam tas.

Dia keluar untuk menemui keluarganya yang kini sudah menunggunya di ruang tamunya.

"Kamu sudah siap?" tanya Martha.

"Sudah oma," jawab Ayuna.

Ayuna menatap satu persatu anggota keluarganya yang berada di ruang tengah, ada oma, opa, Papa, dan Tantenya saja.

Tidak mendapati keberadaan Mamanya, dia pun pada Papanya.

"Pa! Mama mana Pa?" tanya Ayuna.

"Mama kamu nggak ikut," jawab Mahendra.

"Loh! Kenapa? Bukannya ini acara keluarga, kenapa Mama nggak ikut?"

Ayuna mulai tak tenang, karena Mamanya tidak ikut dengannya. Padahal itu adalah acara keluarganya.

"Hanya kita saja Ayuna, nggak banyak orang, entar disangkanya pawai lagi," sambung Anisa dengan senyuman smirk.

"Tapi tante, cuma ngajak Mama doang aja masa udah kebanyakan orang. Kasihan Mama, kita ajak ya Pa? Atau kalau enggak, aku nggak bakalan ikut," celetuk Ayuna.

"Tidak! Mama kamu jaga rumah di sini. Nanti kalau dia ikut, Nilam pulang nggak ada orang. Jadi mending kamu sekarang masuk ke dalam mobil, Ayo kita berangkat sekarang."

Dengan leher yang terasa mencekik, Ayuna pun terpaksa ikut dengan omanya. Seperti yang dituturkan oleh Papanya, dirinya lebih baik menurut demi keselamatan Mamanya.

"Ayo Yuna, kamu masuk ke dalam mobil," tutur Martha.

"Iya," jawab Ayuna dengan lirih.

Di perjalanan, tak henti-hentinya Ayuna menitikkan air matanya. Sangat kasihan pada Mamanya yang tidak pernah dianggap oleh opa dan juga omanya.

'Ya Tuhan, seperti inikah kalau tidak pernah diinginkan oleh mertua. Dari Mama aku banyak belajar, rasa sakit yang Mama derita, pasti sangat berat. Semoga Mama kuat, 'Aku berjanji padamu Ma. Aku akan membebaskanmu dari mereka. Tunggu aku sampai menemukan cara, gimana bisa lepas dari manusia macam mereka," gumam Ayuna dengan  mengusap air mata yang meleleh di pipinya.

Mahendra mengamati putrinya dari spion. Dia tahu kalau Ayuna sangat mengkhawatirkan Mamanya. Dia sendiri tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolongnya, tidak memiliki keberanian untuk melawan kedua orang tuanya, karena tidak ingin hidupnya berakhir seperti Bagas, kakaknya.

'Maafkan Papa Ayuna, semoga kamu mengerti dengan yang Papa ucapkan tadi. Papa sebenarnya sangat tidak tega melihat kamu dan Mama kamu menderita di dalam Mansion.

Butuh memakan waktu kurang lebih lima belas menit, akhirnya mereka telah sampai di tempat tujuan.

Di sebuah restoran mewah, mereka berlima turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam.

Tidak terlalu ramai, sepertinya restoran itu memang sengaja dipesan oleh omanya agar tidak ada pembeli yang datang.

'Kok aneh sih, ini restoran apa kuburan,' gumam Ayuna dengan mengamati sekeliling yang terlihat nampak sepi pengunjung.

Ayuna hanya diam berjalan di belakang, sengaja ingin melihat-lihat situasi di tempat itu.

Di bagian ujung ada satu meja yang memanjang, yang sengaja di tata seperti itu.

Mungkin sudah dipesan untuk acara meeting atau pertemuan penting.

"Dengan Nyonya Martha?" tanya pelayan restoran berjalan mendekat pada mereka berlima.

"Iya, saya yang namanya Martha," jawab Martha dengan wajah garangnya.

Walaupun dengan orang lain, dia selalu menunjukkan keangkuhannya. Bahkan tidak pernah ada rasa iba pada kaum lemah.

"Nyonya dan keluarga sudah ditunggu oleh keluarga dari Moffat."

Deg

'Apa? Moffat.'

Ayuna mulai terlihat gelisah mendengar kata Moffat disebut.

"Iya, di mana mereka?" tanya Martha.

"Mereka ada di ujung sana nyonya," jawab pelayan.

"Baik, terimakasih," jawab Martha dengan berjalan menuju tempat yang sudah disediakan oleh pihak restoran.

Ayuna dan yang lainnya mengikuti di belakang, dengan Ayuna yang mendumel tidak jelas, karena kecewa tidak tahu dengan siapa dirinya akan dipertemukan.

Tiba di tempat yang disediakan, sudah ada beberapa orang yang tengah menyambutnya.

Mereka nampak antusias menyambut Martha dan Alexander dengan sedikit candaan.

"Ya ampun, kamu itu masih tetep awet muda ya jeng. Aku aja yang seusia kamu udah banyak keriputan," celetuk perempuan tua seusia Martha, namun dia terlihat sangat tua dan rapuh.

"Iya, karena aku masih butuh perawatan. Aku tidak mau menua, aku masih butuh bahagia memiliki wajah yang kenceng, walaupun umur tidak lagi muda," jawab Martha dengan melepas tawanya.

"Ayo mari-mari silahkan duduk," tuturnya pada keluarga Alexander.

"Iya, terimakasih," jawab Martha dan yang lainnya.

Saat semuanya sudah terduduk, Ayuna dan Martha tak sengaja bertatapan. Mereka berdua sama-sama terkejut dengan keberadaannya, antara pasien dan dokternya.

"Loh! Bukannya ini dokter Ayuna?" tanya Martha menatap Ayuna dengan lekat.

"Iya, saya Ayuna. Ini nyonya Ane kan?" Ayuna balik bertanya pada Ane.

"Iya benar. Saya nyonya Ane," jawab Ane tersenyum senang bertemu kembali dengan Ayuna.

"Mega lihatlah. Kamu masih ingat, ini dokter yang membuatku sembuh seperti sekarang ini," ungkap Ane.

"Iya Ma, aku mengingatnya, " jawab Mega sembari tersenyum pada Ayuna.

Martha dan Alexander menoleh pada Ane dan juga Ayuna. Mereka bahkan tidak menyangka, bahwa Ane dan Ayuna sudah saling mengenal.

"Jadi kalian ini sudah saling mengenal?" tanya Martha pada Ane.

"Iya, dia ini dokter pribadiku. Dia juga yang membuatku sehat seperti sekarang ini. Tapi ngomong-ngomong, kenapa dokter Ayuna ada di sini. Atau jangan-jangan dia ini.... "

"Dia cucuku, dia yang akan aku jodohkan dengan cucumu. Gimana cucuku, apa kamu menyukainya?" tanya Martha dengan menaikkan satu alisnya.

Semua orang terkejut, termasuk Ane. Dia tidak menyangka Dokter yang merawatnya itu yang dijodohkan dengan cucunya. "Jadi dia ini cucu kamu?"

Terpopuler

Comments

C2nunik987

C2nunik987

udah biarin aja km berjodoh ma cucu Oma ane biar km bisa bawa mama mu kluar dr mansion Oma opa mu

2024-10-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal Pertemuan yang Menjengkelkan
2 Bab 2. Jengkel
3 Bab 3. Dijodohkan
4 Bab 4. Dua Puluh Juta
5 Bab 5. Jadilah Dokter Pribadiku
6 Bab 6. Ancaman
7 Bab 7. Cucu Durhaka
8 Bab 8. Ternyata Dia Seorang Dokter
9 Bab 9. Menantu yang tak Dianggap
10 Bab 10. Keluarga Menjengkelkan
11 Bab 11. Sama-sama Berwatak Keras
12 Bab 12. Siksaan Batin
13 Bab 13. Rahasia Keluarga
14 Bab 14. Pertemuan Dua Keluarga
15 Bab 15. Penolakan
16 Bab 16. Koma
17 Bab 17. Menjadi Menantu Kami
18 Bab 18. Pria Tidak Waras
19 Bab 19. Keras Kepala
20 Kondisi Ane Semakin Memburuk
21 Bab 21. Dilamar
22 Bab 22. Modal Nekat
23 Bab 23. Diusir
24 Bab 24. Pergi
25 Bab 25. Apa Maksudmu?
26 Bab 26. Sambutan Hangat Untuk Ayuna
27 Bab 27. Arogan
28 Bab 28. Ada Apa Dengan Steven
29 Bab 29. Semakin Aneh
30 Bab 30. Kenapa Harus Allard?
31 Bab 31. Peduli
32 Bab 32. Jangan Simpan Kebencianmu Untuknya
33 Bab 33. Aku tidak Ingin Berpisah
34 Bab 34. Diantar Steven
35 Bab 35. Kecewa
36 Bab 36. Jengkel
37 Bab 37. Syarat Bikin Jengkel
38 Bab 38. Mulai Peduli
39 Bab 39. Aku Tidak Ingin Menjadi Benalu
40 Bab 40. Anak Durhaka
41 Bab 41. Dilamar
42 Bab 42. Pertengkaran Antara Keluarga
43 Bab 43. Jangan Tinggalkan Aku
44 Bab 44. Mabuk Berat
45 Bab 45. Tidur Bersama
46 Bab 46. Pikirkan Kacau
47 Bab 47. Jaga Dia
48 Bab 48. Mereka Pasangan yang Cocok
49 Bab 49. Maaf
50 Bab 50. Gelisah
51 Bab 51. Jadi Mereka Bukan Orang Tuaku?
52 Bab 52. Akhirnya Tunangan
53 Bab 53. Akhirnya Sadar
54 Bab 54. Berulah
55 Bab 55. Ternyata Perhatian
56 Bab 56. Nenek Mau Cucu Berapa?
57 Bab 57. Tugas di Desa Terpencil
58 Bab 58. Andai Saja Saya Bisa Berkumpul Dengan Keluarga Saya?
59 Bab 59. Mengunjungi tempat tinggal Martha
60 Bab 60. Ternyata Mereka?
61 Bab 61. Pingsan
62 Bab 62. Jatuh Sakit
63 Bab 63. Gara-gara Setan
64 Bab 64. Sudah Tertipu
65 Bab 65. Percaya Diri
66 Bab 66.Tidurlah Bersamaku!
67 Bab 67. Sambutan Hangat Untuk Kehadiran Alexander
68 Bab 68. Sekamar Berdua Dengan Raja Dugong
69 Bab 69. Kalian Penipu
70 Bab 70. Akhirnya Tertangkap
71 Bab 71. Bayangan Masa Lalu
72 Bab 72. Kedatangan Sepupu
73 Bab 73. Akhirnya Menikah
74 Bab 74. Akhirnya Sah
75 Bab 75. Kesempatan Untuk Rujuk
76 Bab 76. Canggung
77 Bab 77. Bahagia Milik Berdua
78 Bab 78. Kita Putus
79 Bab 79. Gara-gara Raja Dugong
80 Bab 80. Jadikan Aku Istri Keduamu
81 Bab 81. Berantem Gara-gara Satu Cewek
82 Bab 82. Hanya Demi Hadiah
83 Bab 83. Aku mencintaimu
84 Bab 84. Pembagian Warisan
85 Bab 85. Siapa Vera
86 Bab 86. Sikap yang Berubah
87 Bab 87. Kecewa
88 Bab 88.Dibuat Jengkel Oleh Ulahnya
89 Bab 89. Ayuna Jatuh Sakit
90 Bab 90. Pendarahan
91 Bab 91. Siasat Untuk Menjebak
92 Bab 92. Penangkapan Lisa
93 Bab 93. Hilang Ingatan
94 Bab 94. Hilang Ingatan 2
95 Bab 95. Keterlaluan
96 Bab 96. Keras Kepala
97 Bab 97. Ternyata yang Menikah?
98 Bab 98. Demi Sebuah Foto
99 Bab 99. Sok Jutek
100 Bab 100. Kita Rujuk
101 Bab 101. Teringat Kembali
102 Bab 102. Hadiah Dari Opa
103 Bab 103. Balikan Sama Mantan
104 Bab 104. Terus Bagaimana Dengan Perasaanmu Sendiri?
105 Bab 105. Ngidam Nasgor
106 Bab 106. Membongkar Kedok Arya
107 Bab 107. Pertengkaran di Rumah Mantan
108 108. Kembali Rujuk
109 Bab 109. Melahirkan
110 Bab 110. Kedatangan Verra
111 Bab 111. Dia Tercipta Bukan Untukku
112 Bab 112. Cemburu
113 Bab 113. Mama Berubah
114 Bab 114. Kekecewaan yang Mendalam
115 Bab 115. Keluarga Receh
116 Bab 116. Olivia Rese
117 Bab 117. Pingsan
118 Bab 118. Olivia Jatuh Sakit
119 Bab 119. Jantung Bocor
120 Bab 120. Mode Ngambek
121 Bab 121. Kejadian Buruk
122 Bab 122. Kematian Ane
123 Bab 123. Emosi yang Tak Terkendali
124 Bab 124. Vera Menjadi Tersangka
125 Bab 125. Membujuk Olivia
126 Bab 126. Bianglala Bikin Pusing
127 Bab 127. Kau Harus Dihukum
128 Bab 128. Sedih Saat Mengetahui Penyakitnya
129 129. Saling Memaafkan
130 Bab 130. Bertemu Sahabat Lama
131 Bab 131. Rayuan Pakai Chocolatos
132 Bab 132
133 Bab 133. Khawatir
134 Bab 134. Murid Baru
135 Bab 135. Mendapatkan Hukuman
136 Bab 136. Dia Adikku
137 Bab 137. Kekhawatiran Endrow
138 Bab 138. Takut Putus
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Bab 1. Awal Pertemuan yang Menjengkelkan
2
Bab 2. Jengkel
3
Bab 3. Dijodohkan
4
Bab 4. Dua Puluh Juta
5
Bab 5. Jadilah Dokter Pribadiku
6
Bab 6. Ancaman
7
Bab 7. Cucu Durhaka
8
Bab 8. Ternyata Dia Seorang Dokter
9
Bab 9. Menantu yang tak Dianggap
10
Bab 10. Keluarga Menjengkelkan
11
Bab 11. Sama-sama Berwatak Keras
12
Bab 12. Siksaan Batin
13
Bab 13. Rahasia Keluarga
14
Bab 14. Pertemuan Dua Keluarga
15
Bab 15. Penolakan
16
Bab 16. Koma
17
Bab 17. Menjadi Menantu Kami
18
Bab 18. Pria Tidak Waras
19
Bab 19. Keras Kepala
20
Kondisi Ane Semakin Memburuk
21
Bab 21. Dilamar
22
Bab 22. Modal Nekat
23
Bab 23. Diusir
24
Bab 24. Pergi
25
Bab 25. Apa Maksudmu?
26
Bab 26. Sambutan Hangat Untuk Ayuna
27
Bab 27. Arogan
28
Bab 28. Ada Apa Dengan Steven
29
Bab 29. Semakin Aneh
30
Bab 30. Kenapa Harus Allard?
31
Bab 31. Peduli
32
Bab 32. Jangan Simpan Kebencianmu Untuknya
33
Bab 33. Aku tidak Ingin Berpisah
34
Bab 34. Diantar Steven
35
Bab 35. Kecewa
36
Bab 36. Jengkel
37
Bab 37. Syarat Bikin Jengkel
38
Bab 38. Mulai Peduli
39
Bab 39. Aku Tidak Ingin Menjadi Benalu
40
Bab 40. Anak Durhaka
41
Bab 41. Dilamar
42
Bab 42. Pertengkaran Antara Keluarga
43
Bab 43. Jangan Tinggalkan Aku
44
Bab 44. Mabuk Berat
45
Bab 45. Tidur Bersama
46
Bab 46. Pikirkan Kacau
47
Bab 47. Jaga Dia
48
Bab 48. Mereka Pasangan yang Cocok
49
Bab 49. Maaf
50
Bab 50. Gelisah
51
Bab 51. Jadi Mereka Bukan Orang Tuaku?
52
Bab 52. Akhirnya Tunangan
53
Bab 53. Akhirnya Sadar
54
Bab 54. Berulah
55
Bab 55. Ternyata Perhatian
56
Bab 56. Nenek Mau Cucu Berapa?
57
Bab 57. Tugas di Desa Terpencil
58
Bab 58. Andai Saja Saya Bisa Berkumpul Dengan Keluarga Saya?
59
Bab 59. Mengunjungi tempat tinggal Martha
60
Bab 60. Ternyata Mereka?
61
Bab 61. Pingsan
62
Bab 62. Jatuh Sakit
63
Bab 63. Gara-gara Setan
64
Bab 64. Sudah Tertipu
65
Bab 65. Percaya Diri
66
Bab 66.Tidurlah Bersamaku!
67
Bab 67. Sambutan Hangat Untuk Kehadiran Alexander
68
Bab 68. Sekamar Berdua Dengan Raja Dugong
69
Bab 69. Kalian Penipu
70
Bab 70. Akhirnya Tertangkap
71
Bab 71. Bayangan Masa Lalu
72
Bab 72. Kedatangan Sepupu
73
Bab 73. Akhirnya Menikah
74
Bab 74. Akhirnya Sah
75
Bab 75. Kesempatan Untuk Rujuk
76
Bab 76. Canggung
77
Bab 77. Bahagia Milik Berdua
78
Bab 78. Kita Putus
79
Bab 79. Gara-gara Raja Dugong
80
Bab 80. Jadikan Aku Istri Keduamu
81
Bab 81. Berantem Gara-gara Satu Cewek
82
Bab 82. Hanya Demi Hadiah
83
Bab 83. Aku mencintaimu
84
Bab 84. Pembagian Warisan
85
Bab 85. Siapa Vera
86
Bab 86. Sikap yang Berubah
87
Bab 87. Kecewa
88
Bab 88.Dibuat Jengkel Oleh Ulahnya
89
Bab 89. Ayuna Jatuh Sakit
90
Bab 90. Pendarahan
91
Bab 91. Siasat Untuk Menjebak
92
Bab 92. Penangkapan Lisa
93
Bab 93. Hilang Ingatan
94
Bab 94. Hilang Ingatan 2
95
Bab 95. Keterlaluan
96
Bab 96. Keras Kepala
97
Bab 97. Ternyata yang Menikah?
98
Bab 98. Demi Sebuah Foto
99
Bab 99. Sok Jutek
100
Bab 100. Kita Rujuk
101
Bab 101. Teringat Kembali
102
Bab 102. Hadiah Dari Opa
103
Bab 103. Balikan Sama Mantan
104
Bab 104. Terus Bagaimana Dengan Perasaanmu Sendiri?
105
Bab 105. Ngidam Nasgor
106
Bab 106. Membongkar Kedok Arya
107
Bab 107. Pertengkaran di Rumah Mantan
108
108. Kembali Rujuk
109
Bab 109. Melahirkan
110
Bab 110. Kedatangan Verra
111
Bab 111. Dia Tercipta Bukan Untukku
112
Bab 112. Cemburu
113
Bab 113. Mama Berubah
114
Bab 114. Kekecewaan yang Mendalam
115
Bab 115. Keluarga Receh
116
Bab 116. Olivia Rese
117
Bab 117. Pingsan
118
Bab 118. Olivia Jatuh Sakit
119
Bab 119. Jantung Bocor
120
Bab 120. Mode Ngambek
121
Bab 121. Kejadian Buruk
122
Bab 122. Kematian Ane
123
Bab 123. Emosi yang Tak Terkendali
124
Bab 124. Vera Menjadi Tersangka
125
Bab 125. Membujuk Olivia
126
Bab 126. Bianglala Bikin Pusing
127
Bab 127. Kau Harus Dihukum
128
Bab 128. Sedih Saat Mengetahui Penyakitnya
129
129. Saling Memaafkan
130
Bab 130. Bertemu Sahabat Lama
131
Bab 131. Rayuan Pakai Chocolatos
132
Bab 132
133
Bab 133. Khawatir
134
Bab 134. Murid Baru
135
Bab 135. Mendapatkan Hukuman
136
Bab 136. Dia Adikku
137
Bab 137. Kekhawatiran Endrow
138
Bab 138. Takut Putus

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!