Moses melangkah menuju ke kamarnya tetapi saat dia melewati ruang tamu dia langsung menghentikan langkah kakinya dan menatap geram kepada kedua orang tamunya, yang tengah duduk di atas sofa mewah, miliknya.
Moses menghela napas panjang dan melangkah menuju ke ruang tamu dan langsung duduk di depan kedua orang tamunya.
"Cih! anak mama" kata Moses sambil menatap tajam ke dalam matanya Alfa Elruno.
Alfa Elruno datang bersama mamanya. Istri dari pamannya Moses Elruno. Seorang wanita yang sangat cantik walaupun sudah menginjak di kepala empat umurnya. Sayangnya tantenya Moses itu, sangat licik dan gila harta.
"Jaga bicara kamu, dasar anak brengsek! kamu sama kaya mama kamu, selalu saja bertindak semaunya" kata tante Brenda dengan nada geram.
"Jaga bicara, tante! jangan pernah menghina mama saya!" Moses mulai menggertakkan giginya.
"Hah! kamu mau apa kalau aku akan terus menghina mama kamu, Cuuiiihh! berani benar kamu memukuli anakku sampai sepeti ini!!" kata Brenda dengan lantang.
"Tanya sama anak tante, kenapa aku memukulnya!?" kata Moses dengan santainya sambil menyilangkan kakinya, bersandar pada sofanya dan bersedekap.
"Cih! Alfa sudah menceritakan semuanya kepadaku, Alfa bilang kalau kamu lebih membela wanita sialan kamu daripada adik kamu sendiri, Alfa disiram air sama wanita sialan kamu!" kata Brenda semakin berapi api.
"Jaga bicara tante! wanita yang menyiramkan air ke Alfa adalah seorang wanita baik baik dan anakmu itu melecehkannya lewat kata katanya yang sangat menjijikkan!" Moses mulai mengelurkan emosinya tanpa ragu.
"Mana ada seperti itu, anakku adalah anak yang baik dan sopan, jangan kau putar balikkan fakta!" kata Brenda tidak kalah emosinya.
"Hahahaha, Alfa, kamu yakin masih mau melanjutkan drama ini? kamu mau aku kirimkan rekaman kejadian saat kamu, melecehkan teman makan siangku? aku akan membawanya ke meja hijau rekaman tersebut, aku bisa menuntutmu dengan bukti itu, kamu siap?" kata Moses dengan santainya sambil tersenyum sinis menatap Alfa Elruno, adik sepupunya.
Sial, bagaimana bisa, dia punya rekaman tersebut. Batin Alfa Elruno mulai gemetar ketakutan.
"Ma, kita lupakan saja masalah ini, kita pulang ma!" Alfa Elruno langsung bangkit berdiri dan menarik tangan mamanya.
Mamanya Alfa ikutan bangkit berdiri dan menatap Alfa dengan heran.
"Tapi Fa, mama belum membereskannya" kata Brenda sambil melayangkan jari telunjuknya ke arah Moses.
"Sudah ma, lupakan, ayok kita pulang!" Alfa Elruno langsung menarik tangan mamanya, melangkah pergi dari rumahnya Moses Elruno, tanpa pamit.
Moses menghela napas panjang, masih bersandar pada sofanya dan masih bersedekap.
Sementara itu, Awan nampak sedih dan merenung di dalam kamarnya. Awan merasa menyesal telah membentak Melati dan meninggalkan Melati begitu saja.
Tok tok tok
Tiba tiba pintu kamarnya Awan diketuk sama seseorang.
"Masuk!" sahut Awan.
Mamanya Awan membuka pintu kamarnya Awan dan melangkah masuk menghampiri anak laki laki kesayangannya.
"Wan, turun dulu yuk, kita makan malam bareng!" kata mamanya Awan sambil mengelus elus pundaknya Awan.
"Tumben kita makan malam bareng ma, apa papa sudah balik dari kantor jam segini?" tanya Awan heran.
"Papa kamu membawa tamu, siang tadi kasih tahu ke mama untuk menyiapkan hidangan makan malam yang spesial karena tamunya spesial" kata mamanya Awan sambil tersenyum menatap wajah ganteng putra tunggalnya.
"Siapa sih ma?" tanya Awan masih mengerutkan dahinya.
"Kamu akan tahu kalau kamu turun sekarang, yuk!" kata mamanya Awan sambil menarik tangannya Awan.
Awan akhirnya nurut mengikuti langkah mama tercintanya untuk turun ke ruang makan, untuk ikutan beramah tamah menemui tamu spesial papanya.
Awan dan mamanya langsung duduk berdampingan di meja makan, di depan tamu spesial papanya.
Sepasang suami, istri, dan putrinya.
Awan menganggukkan kepalanya dan tersenyum ramah kepada tamu papanya tersebut.
"Kenalkan, ini Awan Herlambang, putra tunggalku, ganteng kaya aku, kan?" kata Dipo Herlambang, papanya Awan sambil tersenyum lebar ke arah tamunya.
"Iya, anak kamu gagah dan ganteng mirip kamu" jawab tamu tersebut.
"Wan, ini om Bram, tante May, dan itu putri tunggal mereka namanya Cleo" kata papanya Awan sambil tersenyum senang mengenalkan tamunya kepada Awan.
"Senang berkenalan dengan anda, om, tante, dan Hai Cleo" sapa Awan dengan sangat ramah.
Mereka melanjutkan perbincangan mereka sambil mengunyah hidangan makan malam yang sudah disajikan oleh mamanya Awan.
"Bagaimana masakan istriku?" tanya papanya Awan kepada sahabatnya itu.
"Enak, terima kasih banyak dan maaf kalau sudah merepotkan" kata Bram sambil tersenyum menatap mamanya Awan penuh arti.
"Sama sama mas" sahut mamanya Awan.
"Wan, om Bram ini sahabatnya mama dan papa. Sahabat satu jiwa dan raga, melebihi saudara kandung, benar kan Bram?" kata papanya Awan yang terus memasang senyumnya.
"Mama kamu dulu tuh adik tingkatnya papa dan om Bram, waktu kuliah dulu, anak baru yang cantik, papa langsung terpikat pada pandangan pertama waktu itu, benar kan, Bram, hahahaha?" kata papanya Awan penuh semangat.
"Apa sih mas, aku malu nih" sahut mamanya Awan.
"Iya, mama kamu dulu tuh primadona kampus, papa kamu beruntung bisa mendapatkannya" kata Damar sambil menatap mamanya Awan penuh arti.
"Sayang, bagaimana dengan kamu, apa kamu merasa tidak beruntung memiliki aku?" kata kata istrinya Bram, membawa Bram kembali dari lamunan masa lalunya.
"Aahhh, iya, aku juga sangat beruntung memiliki istri seperti kamu,hahahaha" kata Bram sambil tertawa untuk menutupi rasa yang kembali muncul di dalam hatinya.
Bram sebenarnya juga jatuh hati sama mamanya Awan pada pandangan pertama tapi mamanya Awan lebih memilih Dipo Herlambang.
"Wan, papa senang sekali bisa bertemu dengan om Bram sekeluarga, setelah sekian lama kita terpisah jarak dan waktu, om Bram sekarang menetap di kota J dan papa ingin semakin mempererat hubungan persahabatan ini. Kamu nggak boleh menentangnya! kata papanya Awan penuh semangat.
"Maksud papa?" tanya Awan heran.
"Cleo, bagaimana Awan, menurut kamu?" tanya papanya Awan ke arah Cleo.
Cleo yang langsung terpesona menatap wajah gantengnya Awan, secara spontan menjawab "ganteng, om"
"Hahahaha, bagus, om suka dengan jawaban kamu" kata Dipo Herlambang sambil tersenyum geli mendengar jawaban polosnya Cleo.
"Maafkan putri saya kalau kurang sopan" kata mamanya Cleo sambil tersenyum malu.
"Aaah, santai saja, justru bagus itu, aku suka dengan jawabannya" Dipo kembali melukiskan senyum lebarnya di wajah gantengnya.
Maksud papa apa sih. Batin Awan bingung.
"Wan, papa ingin menjodohkan Kalian" kata papanya Awan dengan santainya.
"What!?" Awan langsung terkejut dan hampir menjatuhkan gelas yang tengah dia pegang saat ini.
"Iya, hahahaha, kamu setuju kan Bram, May?"tanya Dipo ke arah sahabatnya itu.
"Aku setuju kalau Cleo setuju" jawab Bram.
"Cleo setuju, pa" sahut Cleo tanpa merasa malu.
Mamanya Awan langsung menoleh ke putra tunggal kesayangannya. Mamanya Awan melihat raut wajahnya Awan langsung berubah kesal.
"Mas, tanya sama Awan dulu dong!" mamanya langsung protes.
"Aaah, nggak usah, Awan pokoknya harus setuju karena, Cleo sudah setuju!" jawab Dipo Herlambang dengan santainya.
Awan, langsung bangkit berdiri dan
berkata "maaf semuanya, saya menolak perjodohan ini karena, saya sudah memiliki seorang kekasih, maaf saya permisi dulu, masih banyak tugas kuliah yang harus saya kerjakan"
Awan menganggukkan kepalanya lalu berbalik badan meninggalkan ruang makan dan langsung melangkah ke lantai atas menuju ke kamarnya.
Bram sekeluarga nampak kaget dengan sikap dan kata katanya Awan.
"Maafkan putraku, maaf, aku juga permisi" kata mamanya Awan sambil berdiri dan melangkah lebar menyusul Awan.
Bram langsung menoleh ke arah Dipo dan berkata "kalau anak kamu sudah memiliki kekasih jangan dipaksa, Po!"
"Tapi Cleo terlanjur suka sama Awan, pa" sahut Cleo tanpa dosa.
"Cleo, hentikan!" kata mamanya Cleo sambil menatap tajam ke arah Cleo.
"Hahahahaha, santai saja, lanjutkan makannya, soal Awan akan aku urus!" kata Dipo dengan santainya.
Sementara itu Awan langsung masuk ke dalam kamarnya dan membantingkan tubuhnya di atas ranjang kesayangannya dengan kasar. Dia merasa jengkel dengan keputusan yang diambil papanya tanpa persetujuan dari Awan.
Mamanya Awan langsung melangkah masuk ke dalam kamarnya Awan karena, Awan membiarkan pintu kamarnya terbuka lebar.
"Wan, maafkan papa kamu, mama juga nggak tahu soal niat papa kamu untuk menjodohkan kamu dengan putrinya mas Bram" kata mamanya Awan sambil mengelus pelan wajah ganteng putranya.
Awan langsung duduk tegak dan menatap mamanya "Aku nggak akan pernah mau menerima perjodohan ini, ma"
"Iya, mama tahu, kita akan bicara baik baik sama papa kamu, nanti" kata mamanya Awan sambil menggenggam kedua tangannya Awan.
"Aku sangat mencintai Melati, ma" kata Awan lirih sambil menatap mamanya.
"Siapa Melati, apa dia kekasihmu?" tanya mamanya Awan sambil tersenyum.
"Iya, dia gadis yang sangat cantik, pintar, sopan, dan lembut hatinya, ma" kata Awan, mulai nampak sinar cinta di dalam matanya.
"Sudah berapa lama kalian berpacaran?" tanya mamanya Awan.
"Sudah tiga tahun, ma" kata Awan.
"Sudah selama itu, kenapa tidak pernah kamu kenalkan sama papa dan mama?" mamanya Awan langsung mengerutkan dahinya.
"Maaf ma, tapi kan, mama sama papa selalu sibuk, jarang ada di rumah" kata Awan.
"Iya, maafkan mama dan papa kurang menyediakan waktu untuk kamu" kata mamanya Awan sambil mengecup singkat pipinya Awan.
"Tapi Awan sudah kenal sama mamanya Melati, emm, dia anak yatim ma, papanya sudah meninggal" tambah Awan.
"Bagaimana kalau kamu atur waktu, ajak Melati ke sini?" kata mamanya Awan sambil tersenyum.
"Baik ma, Awan sayang banget sama mama" kata Awan sambil memeluk erat mamanya.
"Mama juga sangat menyayangi kamu" kata mamanya Awan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 277 Episodes
Comments
susi 2020
😍🤩😍😍😍
2023-06-14
0
susi 2020
😘😘😘
2023-06-14
0
Siena
boomlike di sini juga
2021-08-23
0