Melati selesai membuat susunya, meneteskan susunya sedikit di punggung tangannya, untuk memastikan susunya tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin juga. Setelah dirasa sudah pas, Melati melangkah mendekati boxnya Chery.
Chery langsung tersenyum lebar saat menatap Melati, Melati menaruh botol susunya di dalam box, meraih Chery untuk dia gendong, meraih botol susunya lagi dan kemudian dia duduk sambil memangku Chery, lalu memberikan botol susunya untuk diminum sama Chery.
Chery mengedot botol susunya dengan sangat kuat. Melati menatap Chery dengan tatapan penuh sayang dan berkata "Umm, pinternya, minum susunya kuat sekali, kamu lapar ya dari tadi, umm, cayang, kacian, tante Melati cayang cama kami cantik, Cheryku"
Tiba tiba
Tok tok tok
"Boleh saya masuk?" tanya Ray dari balik pintu.
"Masuk saja, tidak dikunci, maaf saya sedang memberi Chery susu, tidak bisa membukakan pintunya" jawab Melati.
Ray membuka pintu kamarnya dengan sangat lebar, membiarkan pintu kamarnya Melati tetap terbuka lebar, dan melangkah masuk.
"Maaf, Mel, aku butuh berkas berkas kamu, untuk mulai mengurus kuliah kamu, mulai besok, kamu sudah harus menjalani homeschooling" kata Ray.
"Emm, berkas berkas saya, masih di kost, pak" kata Melati sambil terus memegangi botol susunya Chery.
"Jangan panggil pak, panggil saja kak Ray, kamu kan temannya Rini" kata Ray.
"Ahh, baik, kak" kata Melati dengan senyum sopannya.
"Kalau begitu, kita tunggu Rini dulu" kata Ray.
"Kamu ternyata sangat terampil merawat bayi, aku senang kalau Chery sudah mulai akrab sama kamu" kata Ray.
"Aaahh, saya juga senang kak Ray sudah mulai ikutan memanggil bayi ini, Chery" kata Melati sambil tersenyum lebar.
"Hahaha, nama yang kamu berikan bagus, aku suka" kata Ray.
"Emm, maaf kak, kalau benar anak ini anaknya tuan Moses, kenapa tuan Moses sepertinya tidak peduli, dan tidak menyayanginya" kata Melati heran.
"Ya, karena baru pagi ini tadi, tuan Moses bertemu dengan Chery, tuan Moses juga tidak tahu siapa ibu, dari bayi ini" awab Ray.
"Hah? kok bisa tidak tahu?" tanya Melati.
"Tuan Moses itu suka berganti ganti cewek, banyak sekali cewek yang pernah menemaninya, ada yang sekadar berkencan, tapi banyak juga yang bersedia menjadi teman tidurnya tuan Moses" jawab Ray.
"Hah?" Melati ternganga heran.
"Ada ya, orang seperti tuan Moses, Melati merinding mendengarnya" kata Melati.
Melati melirik botol susunya Chery ternyata, telah kosong, Melati lalu menarik botol susunya pelan pelan dari bibir mungilnya Chery.
Melati menaruh Chery di dalam box lagi karena, Chery bobok lagi, sambil berkata "kasihan Chery ya kak, dia dibuang sama ibunya dan papanya tidak peduli sama dia"
Setelah menaruh Chery ke dalam box, Melati menutup kembali botol susunya Chery, menggenggam botol susu tersebut di dalam tangannya, lalu kembali duduk dan menatap Ray.
"Tuan Moses, sebenarnya orangnya baik, cuma dia merasa kesepian, papa dan mamanya sudah meninggal dalam kecelakaan pesawat sewaktu dia masih berumur sepuluh tahun" kata Ray melanjutkan ceritanya.
"Saya ikut prihatin" ucap Melati tulus.
"Tuan Moses sepertinya sangat merindukan kehangatan dari mamanya, itulah kenapa, dia berkencan dengan begitu banyak wanita, dan uniknya, dia hanya mau berkencan dengan cewek yang namanya pakai huruf C" kata Ray.
"Hah? kenapa seperti itu?" tanya Melati sambil mengernyitkan dahinya.
"Karena nama almarhum mamanya, huruf depannya memakai huruf C, nama almarhum mamanya tuan Moses adalah Catherine" tambah Ray.
"Berarti kita bisa dengan mudah menemukan ibunya Chery dong, kita telusuri yang pernah berkencan dengan tuan Moses yang namanya pakai huruf C, siapa aja" tambah Melati.
"Tetap saja membingungkan karena wanitanya tuan Moses yang berhuruf C itu banyak sekali, pacar dia namanya Cindy, tapi sudah dipastikan bukan Cindy, ibu dari Chery, lalu ada Candy, Cici, Charlotte, dan masih banyak lagi" ucap Ray sambil nyengir.
"Pacar, maksudnya? bukankah kak Ray bilang tuan Moses sering berganti ganti cewek, bagaimana bisa ada pacar?" tanya Melati heran.
"Cindy pacar tetapnya tuan Moses, dia memang muka tembok, sudah berkali kali dijauhi sama tuan Moses tapi, tetap saja menempel sama tuan Moses, dia bukan cewek baik, aku rasa dia hanya mengincar hartanya tuan Moses" jawab Ray.
"Oooo begitu" kata Melati.
"Kalau nanti kamu lapar, di depan kamar kamu persis tuh, kelihatan kan, ada dapur bersih, kamu bisa makan di situ, nanti biar setiap harinya disiapkan sama Sri, nama kepala pengurus rumah ini, kamu bisa mencuci botol susunya Chery di situ juga" kata Ray.
"Aaahh, baik kak, terima kasih" kata Melati.
"Di dalam lemari es itu, yang ada di dekat meja susunya Chery, sudah aku siapkan camilan, dan beberapa air mineral, kalau butuh apa apa kamu tinggal hubungi aku, ooo iya, kita belum bertukar nomer ponsel" kata Ray kemudian.
Melati menyodorkan ponselnya ke Ray. Ray lalu memasukkan nomer ponselnya ke dalam daftar kontak ponselnya Melati, kemudian menyerahkannya kembali kepada Melati.
Tiba tiba, Sri nongol dan bekata "Tuan, ada cewek bernama Rini, mencari anda"
"Aaahh, iya, suruh langsung ke sini saja!" perintah Ray.
"Baik, tuan" Sri menganggukkan kepalanya dan melangkah pergi meninggalkan kamarnya Melati.
"Itu tadi, yang namanya Sri" Kata Ray.
"Oooo" sahut Melati sambil tersenyum.
"Haaaiiii, nunggunya lama ya, emm, aku sudah pamit sama ibu kost kamu, dan aku sudah bayar satu bulan biaya sewa kost kamu, pakai uang aku dulu" Rini langsung nyerocos tanpa henti.
"Makasih ya Rin, nanti aku ganti kalau sudah gajian" kata Melati.
"Berapa biaya sewanya, aku transfer aja sekarang ke rekening kamu" sahut Ray.
"Tapi, kak, saya kan belum gajian" kata Melati
"Anggap saja ini bonus, heee" kata Ray.
Rini menyebutkan nominal uang sewa kostnya Melati dan Ray langsung mentransfernya lewat ponselnya.
"Sudah masuk Rin" kata Ray ke Rini.
"Oke, makasih ya, kak" jawab Rini.
"Saya, juga mengucapkan banyak terima kasih, kak Ray" kata Melati sambil tersenyum tulus menatap Ray.
"Iya sama sama" jawab Ray.
"Ini buku buku kamu, ini baju baju kamu, dan ini di dalam tas selempang kamu, ada dompet kamu, dan beberapa berkas penting kamu" Kata Rini sambil menaruh koper, tas ransel, dan tas selempangnya, di depan kakinya Melati.
"Terima kasih banyak ya Rin, kamu kuat juga bisa bawa semuanya sendirian nih, kenapa nggak manggil aku tadi, untuk bantuin kamu" kata Melati.
"Aaah, kecil ini, Rini kan perkasa" kata Rini sambil tersenyum lebar.
"Rin, aku ajak kamu sebentar ke kampusnya kalian, aku mau urus homeschoolingnya Melati, sekarang, supaya besok, dia bisa langsung mulai kuliah at home" kata Ray.
"Ini, kartu mahasiswa dan KTP saya kak" kaya Melati langsung menyodorkan kartu kartu tersebut kepada Ray.
"Oke, aku sama Rini pergi dulu ya, kalau butuh apa apa hubungi aku!" Kata Ray.
Melati menganggukkan kepalanya dan tersenyum.
Ray dan Rini melangkah keluar dari kamarnya Melati, lalu menutup pintu kamar tersebut dengan sangat pelan, takut kalau membangunkan Chery.
Melati menatap Chery yang tengah tertidur. "Kasihan kamu ya nak, begitu cantik, imut, dan pinter, tapi orangtua kamu tidak peduli sama kamu, mereka tidak menyadari betapa beruntungnya mereka memiliki kamu" Melati berkata sambil mengelus elus pelan pipi merahnya Chery.
Tanpa Melati sadari, Moses yang tengah membuka sedikit pintu kamarnya Melati, untuk melihat apa yang tengah Melati lakukan, mendengar semua kata kata yang meluncur dari mulutnya Melati.
Moses kembali menutup dengan sangat pelan pintu kamarnya Melati.
Kata katanya Melati mengusik batinnya Moses. Kalau benar dia bayiku, aku harus bersikap bagaimana, kata kata gadis itu membuat aku merasa aneh nih, entah sedih, atau apa, entahlah. Batin Moses bingung.
Moses melangkah menuju ke dapur bersih yang ada di depan kamarnya Melati. Dia lalu duduk di meja makan yang berada tidak jauh dari dapur bersih tersebut.
Moses duduk sambil berpangku tangan dan terus menatap pintu kamarnya Melati.
Apa aku seorang papa yang jahat, aku tidak peduli sama bayi aku sendiri, eh tapi belum tentu juga itu bayiku, hasil tes DNA-nya kan belum keluar. Tapi kenapa, kata kata gadis itu, membuat aku gusar begini. Aaahh, sial! kata Moses di dalam hatinya.
Tidak begitu lama, Melati keluar dari kamarnya dan langsung menuju ke wastafel dari dapur bersih tersebut, Melati mencuci botol susunya Chery. Melati tidak menyadari keberadaannya Moses. Moses terus menatap gerak geriknya Melati.
Kerempeng sekali dia, seperti korban perang, kurang gizi. Batin Moses.
Ish ish ish bodinya dari belakang datar banget, mirip cowok, kaosnya pun kedodoran, celana jinsnya juga butut banget, nggak modis sama sekali, cih! Moses kembali menilai penampilannya Melati.
Melati berbalik badan dan melonjak kaget, saat melihat Moses tengah duduk tidak jauh dari tempatnya berdiri dan tengah menatap tajam ke arahnya, tanpa berkedip.
Melati merasa merinding dan takut, dia langsung berlari masuk kembali ke dalam kamarnya, lalu menguncinya.
Moses mengernyitkan dahinya saat melihat gerak geriknya Melati barusan.
Kenapa dia sepertinya takut sama Gue, ya. Batin Moses heran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 277 Episodes
Comments
kia
gmn GK takut ma kamu Mozes,,melati takut kamu terkam kan scr kamu bad boy😁😁
2023-02-01
1
Elza Yunita
penyajian kata2nya enak dibaca...jd suka...
2022-02-24
0
Hafni Azhari
ya ampun babang mosesmulutnyaaa🤣
2021-09-20
0