Melati Arumi Putri
Awan Herlambang
Melati Arumi Putri sudah memiliki seorang pacar, yang bernama Awan Herlambang. Mereka sudah berpacaran sejak pertama kali mereka masuk kuliah. Awan sangat mencintai Melati tapi, ada satu hal yang selalu membuat Awan merasa hambar dalam hubungan mereka. Mereka sudah berpacaran selama kurang lebih tiga tahun tapi, Melati belum pernah sekali pun mengijinkan Awan mencium bibirnya, mengecupnya pun tidak pernah.
"Mel, apa kamu benar benar mencintai aku?" tanya Awan serius.
Mereka sedang menikmati makan siang mereka, di warung sederhana yang terletak di belakang kampus tercinta mereka.
"Kalau tidak sayang, ngapain aku kenalkan kamu sama ibu aku bulan kemarin, dan ibu juga sudah menyetujui hubungan kita" jawab Melati sambil memegang pipinya Awan lalu mengelusnya pelan.
Awan meraih tangannya Melati dari pipinya lalu, mencium telapak tangan tersebut dan berkata "Cinta Mel bukan sayang"
"Bukannya sama aja " kata Melati dengan santainya.
Awan, menghembuskan napasnya pelan pelan, lalu berkata "kenapa kalau cinta, kamu tidak pernah mengijinkan aku untuk mencium bibir kamu"
"Apa itu penting, bukankah yang terpenting dari sebuah hubungan itu adalah kesetiaan dan kepercayaan?" Melly berkata sambil menatap Awan dengan sorot mata serius.
"Huffft, iya sih itu penting tapi, Mel, aku cowok normal, aku terkadang ada rasa sayang yang berlebihan sama kamu, dan itu membuat aku pengen banget mencium kamu" kata Awan tidak kalah seriusnya menatap matanya Melati.
"Cium di pipi atau di tangan kan sudah sering kita lakukan" protes Melati.
"Mel, please ijinkan aku sekali saja mencium bibir kamu, ya, emm, pas kamu lulus ujian aja gimana, atau pas kamu dapat sesuatu yang spesial dalam hidup kamu, gimana?" tanya Awan dengan mata berbinar binar.
"Enggak, ciuman di bibir itu, dapatnya ya pas nikah, pas kita sudah resmi jadi suami isteri" jawab Melati santai sambil kembali memasukan satu sendok makanannya, ke dalam mulut.
Awan hanya bisa menghela napas kembali. Kapan kita nikah Mel, lulus aja masih lama, hiks hiks hiks, lulus masih setahun lagi kalau cepat, terus cari kerja, hiks hiks hiks masih lama banget. Batin Awan merana kecewa.
Melati kembali menoleh ke Awan sambil mengunyah makanannya "Wan, ciuman itu kata ibu bisa berbahaya, bisa bikin kita lupa daratan. Nah, kalau sampai kebablasan dan aku hamil, gimana?" ucap Melly serius.
"Aku janji hanya ciuman Mel, nggak lebih, kalau khilaf dan kamu hamil, aku akan bertanggung jawab, aku janji" jawab Awan dengan sorot mata serius.
"Kalau aku hamil, kita belum lulus kuliah Wan, terus anak kita mau dikasih makan apa, kalau kita nggak kerja?" tambah Melly sambil menyuapi Awan, satu sendok penuh nasi dan lauknya.
"Kamu kan sudah kerja, aku juga sudah mulai bantu bantu kerjaannya papa aku di kantor, kalau kamu sampai hamil, aku akan bertanggung jawab tapi, aku janji aku nggak akan khilaf Mel, satu ciuman saja, ya" kata Awan penuh harap.
Tiba tiba percakapan mereka terpotong, ponselnya Melati berbunyi dengan sangat nyaringnya.
"Mel, kamu bersedia nggak, bekerja sebagai pengasuh bayi, gajinya sangat besar lho, lebih besar dari penghasilan kamu selama ini" kata Rini, yang merupakan sahabatnya Melati dan sepupunya Raymond.
"Benarkah?" tanya Melati mulai tertarik.
"Iya aku serius nih, aku nggak bohong" jawab Rini di seberang sana.
"Mau, aku mau banget, kapan kerjanya?" tanya Melati.
"Kalau kamu beneran mau, aku ajak kamu sekarang ke sana, kamu di mana sekarang?" tanya Rini.
"Aku di warung Mbok Sri, di belakang kampus, lagi makan siang nih, sama Awan" jawab Melati.
"Oke, aku jemput kamu ya, kita langsung berangkat ke tempat tujuan" jawab Rini sambil memutuskan sambungan teleponnya.
"Ada apa?" tanya Awan.
"Ada kerjaan baru, sebagai pengasuh bayi, gajinya sangat besar" jawab Melati.
"Benarkah, dimana tempatnya?" tanya Awan.
"Belum tahu, sebentar lagi Rini ke sini jemput aku" jawab Melati.
"Aku ikut, aku antarkan kamu, nanti naik mobil aku aja, nggak usah naik mobilnya Rini" Awan berkata dengan sangat tegas.
"Iya, baik Awanku" kata Melati sambil memegang pipinya Awan dan mengusap usapnya pelan.
Awan lalu berdiri "Sebentar aku bayar dulu makanannya"
Setelah membayar makanannya, Awan kembali duduk di sampingnya Melati, meraih tangannya Melati, dia genggam dan dia taruh tangannya Melati di atas bibirnya.
Melati melirik Awan, kasihan sebenarnya Awan ya, apa aku ijinkan saja dia untuk mengecup bibirku sekali saja.
Tiba tiba "Haaai, lama ya?" Rini nongol.
"Nggak kok, kita berangkat sekarang, atau kamu mau makan dulu ?" tanya Melati.
"Aku sudah makan, kita berangkat sekarang aja, ya" ajak Rini.
"Melati biar aku antar naik mobil aku Rin, kamu duluan gih, aku mengekor mobil kamu nanti" kata Awan sambil berdiri dan menggenggam erat tangannya Melati.
"Ooo gitu, oke deh, aku duluan ya" kata Rini sambil ngeloyor pergi untuk masuk ke dalam mobilnya kembali.
"Tapi jangan ngebut!" teriak Awan.
"Oke bos!" jawab Rini sambil tersenyum lebar.
Selang satu jam, sampailah mereka di kediamannya Moses Elruno. Sebuah rumah super mewah yang berada di kawasan elit. Rumah megah bak istana.
Rino,Melati, dan Awan, turun dari mobil.
"Bukankah ini, rumahnya tuan Moses Elruno?" ucap Awan.
"Iya, kamu benar" jawab Rini.
Rini memencet bel rumah tersebut. Tidak begitu lama keluarlah Raymond.
"Haiii kak, ini teman aku yang mau jadi pengasuh bayi" kata Rini dengan senyum cerianya.
"Masuklah dulu, ayo mari silakan!" kata Raymond dengan senyum ramahnya.
Mereka bertiga pun langsung masuk, mengikuti langkahnya Raymond.
"Duduk dulu sebentar ya" kata Raymond.
Raymond lalu melangkah menuju ke lift yang ada di ujung selatan dari ruang tamu tersebut liftnya terletak di luar rumah utama.
Raymond masuk ke dalam lift, menutup pintunya menuju ke lantai empat, ke kamar tuan besarnya.
"Kok kamu bisa kenal sama tuan Moses Elruno?" tanya Melati ke Awan.
"Siapa yang tidak tahu siapa tuan Moses Elruno, konglomerat muda, dan playboy kelas kakap" jawab Awan sedikit kesal.
"Kok kamu tahu dia playboy?" sahut Rini.
"Papa aku partner bisnisnya, papa aku sering melihat Moses Elruno berganti ganti cewek" jawab Awan.
"Iya, kamu benar, kakak sepupu aku tadi, kak Ray, juga bilang kalau bosnya itu seorang playboy kelas kakap" kata Rini.
"Ssstt, dia datang" sahut Melati.
Mereka bertiga lalu bangun dari tempat duduk mereka.
"Duduklah!"Perintah Moses sambil duduk di depan mereka bertiga.
"Yang mana yang bersedia untuk jadi pengasuh bayi?" tanya Moses membuka suaranya.
Sangat tampan, tegas suaranya, berwibawa, dan sepertinya sopan tapi, sayangnya playboy. Batin Melati.
"Emm, yang pakai kaos hijau tuan" jawab Ray.
"Oooo" Moses mulai menatap Melati dengan tajam.
Moses mulai mengamati Melati, cantik, polos, masih sangat muda kelihatannya, tapi sayangnya kerempeng, nggak seksi sama sekali, cih! mirip cowok bodinya. Batin Moses.
"Tuan maaf, jaga mata anda" kata Awan mulai kesal saat melihat Moses mengamat amati pacarnya.
"Kamu siapa?" tanya Moses dengan tatapan datar.
"Saya pacarnya" jawab Awan dengan santainya tanpa gentar menatap Moses.
"Berapa umur kamu? kamu besedia jadi pengasuh bayi?" tanya Moses masih menatap Melati, tanpa merespon ucapan dan tatapannya Awan.
Melati gelagapan menjawabnya "Saya dua puluh tiga tahun tuan, dan saya bersedia menjadi pengasuh bayi"
"Bagus, urus semuanya Ray!" Moses berucap sambil berdiri dari tempat dia duduk, lalu melangkah pergi meninggalkan mereka berempat.
Ray, langsung duduk dan mulai menerangkan peraturan peraturan yang dibuat oleh Moses tadi.
Melati harus tinggal di rumah itu,mengasuh dan menjaga bayi tersebut selama dua puluh empat jam penuh, untuk kuliah, Moses akan mendatangkan guru khusus, Melati harus mau homeschooling, Moses menyediakan guru homeschooling untuk Melati secara gratis ditambah gaji yang ditawarkan benar benar sangat besar, lima kali lipat dari penghasilannya Melati selama ini, sebagai guru privat dan karyawan butik.
Yang jadi permasalahanya adalah, Melati harus tinggal di rumahnya Moses Elruno.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 277 Episodes
Comments
susi 2020
😍😍🥰🥰
2023-06-13
0
susi 2020
😎😎🥰
2023-06-13
0
Elza Yunita
hebat awan bs tahan g ngapa2in selama 3 thn pacaran..kira2 kl didunia nyata yg kejam ini mungkinkah...🤔 akooh ta yaqiiiinnn 🤣
2022-02-24
0