Di pagi hari yang cerah ceria, Moses sudah berdandan rapi dan penuh semangat keluar dari lift, menuju ke kamarnya Chery.
Dia melirik jam tangannya. Seharusnya Melati sudah mandi dan rapi saat ini. Moses terus melangkahkan kakinya menuju ke kamarnya Chery.
Tok tok tok
"Boleh aku masuk?" tanya Moses dari luar kamarnya Chery.
"Silakan masuk tuan!" jawab Melati dari dalam kamarnya.
Moses langsung membuka lebar kedua daun pintu kamarnya Melati dan Chery.
Melati tengah duduk di samping boxnya Chery dan tengah memberi Chery dot susu sambil memangkunya.
Moses melangkah mendekati Melati dan duduk di tepi ranjangnya Melati dan menatap Melati.
"Kamu bisa merawat Chery dalam kondisi seperti ini?" tanya Moses dengan wajah penuh kekhawatiran.
"Bisa tuan, kalau pas menggendong Chery, saya tidak pakai alat penyangganya, saya seret kaki kiri saya tuan, jalan pelan pelan" jawab Melati sambil tersenyum ke arah Chery.
"Apa perlu aku belikan kursi roda?" tanya Moses kemudian.
"Aahh, tidak perlu tuan, emm, saya belum mengucapkan terima kasih sama tuan, kemarin sudah menolong saya dan mengobati saya lewat dokter Emily, juga membelikan saya alat penyangga, terima kasih banyak tuan" kata Melati dengan tulus menatap Moses.
"Hmmm" jawab Moses.
Chery sudah selesai meminum susunya, melati melepas pelan dotnya Chery dari bibir mungilnya Chery, lalu membuka pintu samping box tersebut untuk kembali membaringkan Chery di atas box. Setelah itu, Melati menutup kembali pintu boxnya Chery.
Melati melakukannya sambil duduk.
"Silakan kalau tuan mau bermain main dengan Chery!" kata Melati sambil mencoba pelan pelan untuk berdiri dari tempat dia duduk. Melati malah hampir terjatuh ke samping dan dengan sigap Moses menangkap tubuh rampingnya Melati.
Untuk sejenak mata mereka saling memandang. Hati Melati merasa aneh saat memandang Moses, saat mencium wangi parfumnya Moses yang elegan,saat merasakan tangan kekarnya Moses yang tengah merangkul bahunya.
Sedangkan Moses, menatap bibirnya Melati. Sangat mungil dan indah, matanya juga teduh dan polos, wanginya lembut seperti wangi bayi.
Tiba tiba
"Ehem, maaf tuan, ada Awan di depan, dia ingin menjenguk Melati" suaranya Ray membuyarkan lamunannya Melati dan Moses.
Moses langsung menegakkan kembali tubuhnya Melati dan melepas lengan kekarnya dari bahunya Melati.
"Kamu bisa jalan ke depan?" tanya Moses.
"Emm, bisa tapi pelan pelan tuan, saya belum terbiasa memakai alat penyangganya" kata Melati masih nampak canggung dan tidak berani menatap Moses.
"Ray, suruh bocah itu ke sini saja" kata Moses.
"Baik, tuan" Ray, keluar dari kamarnya Melati untuk menjemput Awan.
Tidak berapa lama, Awan dan Ray melangkah masuk ke dalam kamarnya Melati.
"Tuan, anda apakan Melati sampai kaya gini?" Awan langsung protes sama Moses.
Moses hanya diam menatap Awan.
Anaknya Dipo Herlambang garang juga, ya. Batin Moses.
"Wan, jaga bicara kamu, justru kamu harus berterima kasih sama tuan Moses, karena tuan Moses yang sudah menolong aku" kata Melati.
"Aaah, begitu ya, maafkan saya tuan dan terima kasih sudah menolong Melati" Kata awan sambil membungkukkan badannya di depan Moses.
Moses hanya diam saja, sama sekali tidak menghiraukan semua ucapannya Awan alih alih terus mengamati Awan.
Apa hebatnya bocah ini, sampai Melati bisa bertahan selama tiga tahun menjadi pacarnya. Batin Moses.
Hmm, kurus, kulitnya hitam, masih kuliah, dan belum bekerja, kalau Melati itu anak gadisku maka, nggak akan aku ijinkan pacaran sama bocah ini. kata Moses di dalam hatinya, sambil terus mengamati Awan.
Moses akhirnya berdiri dan melangkah menuju ke boxnya Chery, untuk mencium anaknya.
"Papa, berangkat kerja dulu ya cantik, baik baik di rumah" Moses langsung pergi meninggalkan Melati dan Awan tanpa pamit.
"Ray, suruh Sri untuk mengawasi mereka!" kata Moses sambil melangkah mendahului Ray.
Ray langsung menyuruh Sri datang ke kamarnya Melati untuk mengawasi Awan dan Melati.
Kemudian dengan segera Ray, mengikuti langkah tuannya. Mereka langsung masuk ke dalam mobil dan meluncur ke kantornya Moses.
"Ray, bocah tadi, pacarnya Melati, orangnya bagaimana?" tanya Moses tiba tiba.
"Emm, menurut ceritanya Rini, sepupu saya, Awan itu anak yang baik, dia sangat mencintai Melati tuan" kata Ray.
"Mereka berpacaran cukup lama juga ya" kata Moses.
"Iya tuan, tapi kata Rini, emm, nggak jadi tuan" ucap Ray sambil terus fokus mengemudikan mobil mewahnya Moses.
"Apa Ray? berani main rahasia rahasiaan sama aku, aku potong gaji kamu" kata Moses demgan santainya.
"Emm, kata Rini, Awan sering curhat sama dia kalau Melati selama ini belum pernah berciuman dengan Awan, Awan sering merasa nelangsa tuan, selama tiga tahun belum pernah mendapatkan first kiss dari Melati" Ray akhirnya melanjutkan ceritanya.
Moses menghela napas panjang dan berkata "menarik juga ya, kisah mereka"
"Lalu?" tanya Moses.
"Emm, Rini cerita sama saya, Awan mengijinkan Melati bekerja sebagai pengasuh di rumahnya tuan dan tinggal selama dua puluh empat jam di rumahnya tuan karena, Melati menjanjikan first kiss sama Awan" tambah Ray.
"Maksudnya?" tanya Moses semakin tertarik.
"Nanti, setelah Melati menerima gaji, mereka akan berkencan tuan, dan di saat itulah Melati berjanji sama Awan untuk memberikan first kissnya" kata Ray sambil tersenyum.
"Ooooo" kata Moses.
Cih! nggak akan aku biarkan Melati memberikan first kissnya untuk Awan.
"Ray, kamu suruh sepupu kamu untuk cari info, kapan dan di mana mereka akan berkencan nantinya" kata Moses.
"Tapi untuk apa tuan?" tanya Ray heran.
"Jangan banyak tanya Ray, mau aku potong gaji kamu?" kata Moses mulai kesal.
"Baik tuan,saya akan turuti semua perintahnya tuan, tanpa banyak tanya" kata Ray.
Sementara itu di kamarnya Melati, Awan tidak bisa berkutik, karena Sri terus mengawasi mereka berdua. Sri harus melakukan tugasnya dengan baik karena, biasanya tuan Moses akan memanggilnya dan menyuruh dia untuk melaporkan semuanya, setelah ini.
Awan hanya bisa duduk di tepi ranjangnya Melati dan mengobrol biasa, tanpa bersentuhan tangan, tanpa kecupan di pipi.
"Kamu kok bisa jatuh sih Mel?" tanya Awan.
"Ya, lantainya licin Wan" jawab Melati santai.
"Kenapa kamu seolah nggak mau cerita secara detail pas kejadian kamu jatuh dan terkilir di kamar mandi sih Mel, ada yang kamu sembunyikan dari aku?" tanya Awan.
"Nggak ada Wan, percaya deh sama aku, masa kamu meragukan pacar kamu sendiri sih" kata Melati.
Melati memang sengaja tidak menceritakan kejadian saat Moses menggendongnya keluar dari kamar mandi. Melati tidak ingin membuat Awan menjadi marah marah nggak jelas.
Awan hanya bisa menghela napas panjang dan berkata "Kamu terlihat semakin kurus dan telihat sangat capek Mel, setelah terima gaji nanti, kamu resign saja ya, nggak tega aku kalau kamu kelelahan seperti ini" kata Awan.
"Nggak mau, aku sudah terlanjur sayang sama Chery" kata Melati dengan santainya.
"Ini yang bikin aku selalu kesal sama kamu, sikap ngeyel kamu yang luar biasa akut yang bikin aku selalu khawatir, aku terlalu mencintai kamu, terlalu sayang sama kamu, dan nggak ingin kamu kenapa kenapa, terbukti kan, kamu terjatuh dan terkilir, aku yakin masalahnya bukan lantai kamar mandinya yang licin, tapi kamu yang kecapekan, iya kan" kata Awan.
"Tolong ngertiin aku dong, Wan" kata Melati dengan tatapan memohon ke arah Awan.
"Huufft, aku selalu ngertiin kamu Mel, aku selalu ngalah sama kamu, tapi untuk kali ini saja kamu nurut ya sama aku, setelah terima gaji, kamu resign ya, semua demi kebaikanmu juga" kata Awan menatap Melati dengan sangat serius.
Melati hanya diam dan menatap Awan dengan tatapan kecewa. Bagaimana Awan bisa begitu egois seperti ini. Melati sangat membutuhkan pekerjaan ini dan Melati terlanjur sayang sama Chery kenapa Awan nggak mau ngerti. Kata Melati di dalam hatinya.
"Kamu kenapa menatap aku seperti itu?" tanya Awan.
"Aku kecewa sama kamu Wan, kamu egois dan nggak mau mengerti aku" kata Melati dengan suara menahan bergetar menahan tangis.
Awan tiba tiba berdiri dan berkata tanpa menatap Melati "Aku pulang dulu, percuma berdebat sama kamu, ujung ujungnya aku juga yang harus mengalah"
"Bukan seperti itu Wan, aku cuma butuh pengertian kamu, aku........"
"Tenangkan dulu diri kamu, aku pulang!" Awan langsung memotong perkataannya Melati dan melangkah keluar dari kamarnya Melati.
Melati hanya bisa menangis menatap kepergian kekasih hatinya.
"Kenapa juga kamu harus berpacaran denganku Wan, aku hanya seorang gadis biasa, dari keluarga yang sederhana, kenapa kamu nggak bisa mengerti kalau aku butuh kerja untuk menyambung hidup, untuk meringankan beban ibuku, aku tidak lahir di keluarga yang kaya seperti kamu, Wan" gumam Melati sambil terisak menangis.
Sri lalu keluar dari kamarnya Melati dan menutup kedua daun pintunya Melati dengan sangat pelan.
Melati lalu mencoba berdiri dengan berpegangan pada boxnya Chery. Melati menatqp Chery dan berkata sambil tersenyum "hanya kamu yang selalu memberikan senyum untuk tante, tante sayang banget sama kamu Chery"
Chery pun tersenyum simpul, menatap Melati dan menggoyang nggoyangkan kedua kaki dan tangan mungilnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 277 Episodes
Comments
elfarina
lanjut thor
2022-12-02
0
Elias Elias
berjuang lh melati tujukan kmampuan muu klo berhasil kn kmuu jugaa menikmatii....🤗
2021-08-31
4
Raheellias_12
awan emang egois karena ngk ngerasain gimana itu hidup susah 🙄 pas pas san anak orang kaya mana phm 😬
2021-08-23
13