My Cute Nanny
Moses Elruno
Ray, asistennya Moses berlari lari menuju ke depan gerbang rumah besarnya Moses Elruno. Ray, mendengar bel rumah sebesar istana itu berbunyi beberapa kali.
Ray membuka pintu gerbang dan langsung mengernyitkan dahinya, Ray menoleh ke kanan dan ke kiri, saat melihat seorang bayi di dalam sebuah keranjang, terpampang nyata di hadapannya.
Ada tulisannya special delivery. Bayi perempuan sepertinya. Ray, langsung mengangkat keranjang yang berisi bayi tersebut dan melangkah masuk ke dalam rumahnya Moses.
Ray, menaruh keranjang tersebut di atas meja sofa mewah miliknya Moses. Ray, mengambil amplop yang bertuliskan spesial delivery tersebut.
Ray, mulai membaca surat yang ada di dalam amplop tersebut.
Isi surat tersebut : Ini adalah anak kamu, Moses Elruno brengsek! kamu meniduri aku lalu, mencampakkan aku dan pada akhirnya aku hamil, dan melahirkan anak ini. Aku tidak mau membesarkannya, Aku lebih mementingkan karirku maka, besarkanlah anak ini! bertanggung jawablah! dan jangan pernah mencari aku!
Ray, mengernyitkan dahinya. Bayi tersebut sangat manis, cantik, dan wangi. Batin Ray.
"Apa benar ini anaknya tuan Moses?" gumam Ray.
"Bagaimana bisa seorang ibu meninggalkan anaknya begitu saja dan memilih karirnya? lalu siapa ibu bayi ini, ya?" gumam Ray sambil terus menatap bayi manis itu yang, tengah tertidur sangat pulas.
"Apa itu Ray?" tanya Moses sambil menuruni anak tangga "
"Aahh ini, seorang bayi tuan " jawab Ray dengan polosnya.
Moses melangkah mendekati keranjang bayi yang terletak di atas meja sofanya. Moses melongok untuk melihat isi keranjang tersebut.
"Hah? beneran bayi? bayi siapa ini?" tanya Moses heran.
"Bayinya tuan " jawab Ray dengan santainya.
"Hah?" Moses langsung ternganga sambil menatap Ray.
"Hahahahaha, jangan bercanda kamu! Bercanda di pagi hari begini, nggak baik untuk kesehatan jantung" ucap Moses masih bingung dengan ucapannya Ray tadi.
Ray, menatap tuannya dengan pandangan serius. Ray lalu menyerahkan surat yang dia baca tadi, kepada tuan besarnya.
Moses meraih surat yang disodorkan oleh Ray, mulai membuka surat tersebut dan membacanya.
"Aaahhh, shit!" Moses langsung meremas remas surat tersebut.
"Siapa ibunya?" tanya Moses kepada Ray.
"Lho, kok nanya sama saya sih tuan, ya, mana saya tahu, kan tuan yang berbuat " kata Ray.
"Aahh, iya, benar juga ya" ucap Moses kemudian.
"Kamu kan tahu kalau aku selalu berganti ganti cewek, bagaimana aku bisa tahu ibu dari bayi ini? dan aku selalu pakai pengaman lho, bagaimana bisa ada bayi?" Moses masih merasa heran dan kaget.
"Siapa tahu pas membuat bayi ini, pas tuan mabuk berat" sahut Ray dengan santainya.
"Kita ke rumah sakit sekarang, ayok!" kata Moses tiba tiba.
Ray langsung mengekor langkahnya Moses.
Moses menoleh dan menatap tajam ke Ray "bawa bayinya!"
Ray langsung meraih keranjang yang berisi bayi tersebut. Ray, tergopoh gopoh mengikuti langkah lebarnya Moses yang sudah keluar menuju ke salah satu mobil mewahnya.
Ray, membuka pintu belakang mobil mewah tersebut dan menaruh keranjang yang berisi bayi tersebut di jok belakang.
Moses melangkah ke pintu depan, berniat untuk duduk di sampingnya Ray.
Ray menoleh ke arah Moses dan berkata "emm, maaf tuan, bayinya bisa jatuh kalau tidak dipegangi dan dijaga"
"Cih!" Moses mendengus kesal lalu pindah duduk di jok belakang untuk, memegangi keranjang yang berisi bayi tersebut.
Ray, langsung meluncurkan mobilnya menuju ke rumah sakit.
"Maaf tuan, untuk apa kita ke rumah sakit?" tanya Ray.
"Kita tes DNA, siapa tahu ini bukan anak aku" jawab Moses dengan santainya.
Sesampainya di sebuah rumah sakit terbesar di kota J, Moses langsung naik lift menuju ke ruang direktur. Direktur rumah sakit tersebut adalah teman dekat almarhum papanya Moses. Nama.direktur rumah sakit tersebut adalah dokter Erlangga.
Dokter Erlangga juga merupakan walinya Moses, menggantikan kedua orang tuanya Moses yang meninggal dalam sebuah kecelakaan pesawat, sewaktu Moses masih duduk di bangku Sekolah Dasar.
Dokter Erlangga tidak mempunyai istri dan anak, itulah kenapa dia sangat memanjakan Moses, sudah menganggap Moses seperti anak kandungnya sendiri.
Karena sayangnya pada sahabatnya, yaitu papanya Moses, Dokter Erlangga rela tidak menikah hanya untuk fokus pada karirnya dan fokus membesarkan Moses.
Ceklek
Moses dan Ray, langsung melangkah masuk ke dalam ruangannya Dokter Erlangga.
"Ada apa?" tanya Dokter Erlangga kaget, kenapa Moses datang pagi pagi sekali ke kantornya.
"Om, tolong suruh salah seorang dokter ke sini, aku mau melakukan tes DNA" kata Moses dengan santainya sambil duduk di atas sofa yang ada di dalam ruangannya Dokter Erlangga.
"Hah?" Dokter Erlangga langsung berdiri dari meja kerjanya dan langsung melangkah mendekati Moses.
Dokter Erlangga langsung duduk di depannya Moses lalu menatap Ray, dan bertanya "untuk apa mengadakan tes DNA ?"
"Aku dapat paket mengejutkan pagi ini " jawab Moses tanpa ekspresi.
"Paket apa?" tanya Dokter Erlangga.
"Itu " tunjuk Moses ke keranjang yang masih ditenteng sama Ray.
Dokter Erlangga melongok ke dalam keranjang tersebut untuk melihat isinya.
"Hah, bayi ?!" Dokter Erlangga langsung kaget.
"Bayi siapa ini ?" tanya Dokter Erlangga kemudian.
"Nah, itulah kenapa, aku ingin melakukan test DNA, Om" jawab Moses.
"Jangan bilang, kalau ini anak kamu " ucap Dokter Erlangga.
"Ya, semoga bukan Om, secara aku kan juga tidak tahu caranya merawat seorang bayi kalau, ini beneran anak aku" ucap Moses.
Dokter Erlangga lalu melangkah kembali ke meja kerjanya, menyuruh salah seorang dokter kepala lab dan petugas labnya, untuk datang ke ruangannya.
Dokter Erlangga kembali melangkah untuk duduk di atas sofa.
Tidak begitu lama, dokter kepala lab dan petugas labnya masuk kedalam ruangannya Dokter Erlangga.
Mereka dengan segera mengambil darahnya Moses lalu mereka menusuk mata kaki bayi tersebut untuk mengambil sampel darah dari bayi perempuan tersebut.
Langsung terdengar suara tangis bayi tersebut yang, memekakkan gendang telinga mereka semua yang saat ini berada di dalam ruangannya Dokter Erlangga.
"Bagaimana ini?" tanya Moses, bingung.
"Ya, harus digendong pak" jawab petugas lab yang kebetulan seorang cewek.
Petugas lab tersebut meraih bayi tersebut ke dalam gendongannya. Dengan ajaibnya, bayi tersebut langsung terdiam.
"Bawa aja!" kata Moses dengan santainya.
"Apa pak? mana bisa saya bawa, ini bukan anak saya" sahut si petugas lab ambil menggeleng nggelengkan kepalanya lalu menaruh kembali bayi tersebut ke dalam.keranjangnya.
"Bapak bisa pulang sekarang" kata dokter kepala lab.
"Kok pulang, aku mau nunggu hasilnya keluar dulu dong " kata Moses.
"Pak, hasil dari sebuah test DNA itu paling cepat keluarnya dua Minggu lagi" kata dokter kepala lab tersebut.
"Hah?" Moses langsung ternganga kaget.
"Saya permisi, pak " kata dokter kepala lab sambil berdiri dan pergi meninggalkan ruangannya Dokter Erlangga dengan diikuti petugas labnya.
"Om, gimana ini ?" tanya Moses mulai kebingungan.
"Ya, Om nggak tahu, Om juga belum pernah merawat bayi" jawab Dokter Erlangga tidak kalah bingungnya.
"Dua Minggu itu lama lho, aku harus merawat bayi ini selama dua Minggu, Cih!?" Moses mulai mengumpat kesal.
"Aku nitip di sini saja ya Om?" ucap Moses dengan polosnya.
"Nggak boleh!" Om dokter Erlangga langsung menjawab dengan sangat tegasnya.
"Om, please??" Moses mulai memohon dengan ekspresi khasnya, biasanya kalau Moses memasang ekspresi seperti ini maka, Dokter Erlangga akan luluh dan mengiyakan semua permintaannya Moses.
Dokter Erlangga hampir saja luluh, kalau tidak mengingat niat dia sendiri untuk mulai melatih Moses menjadi pribadi yang bertanggung jawab sama hidupnya, tidak lagi keluar malam, berganti ganti cewek dan pergi ke klub malam.
"Baiklah Om, kalau Om tidak mau membantu, Moses pamit" Moses pun bangkit berdiri dan keluar meninggalkan ruangannya Dokter Erlangga.
Moses dan Ray pun akhirnya meluncur pulang ke rumahnya Moses. Hari ini karena kaget dan bingung, mereka tidak berniat untuk ke kantor.
Sesampainya di rumah, Moses dan Ray menatap secara bersamaan bayi perempuan tersebut. Bayi tersebut masih tertidur.
Tiba tiba bayi tersebut melek, menatap Moses dan Ray, sambil menggerak nggerakkan semua kaki dan tangan mungilnya.
"Dia melihat kamu tuh Ray, ayok gendong!" kata Moses.
"Mana ada, kalau saya perhatikan, dia melihat tuan, dia mulai mengenali papanya tuh" kata Ray.
"Mana ada papa, belum tentu juga aku papanya" kata Moses.
"Bukankah kita harus memberi dia susu, kamu sudah beli susu untuk bayi ini belum?" tanya Moses.
"Sudah tuan, tadi saya kan keluar sebentar dari ruangannya Dokter Erlangga, saya nanya nanya di ruang bayi, susu apa yang terbaik, akhirnya saya dikasih tahu salah satu merk susu dan saya langsung membelinya di mini maket rumah sakit tadi, sekalian sama botol susunya, saya beli Lima sekalian tadi tuan, mumpung ada diskon heee" jawab Ray.
"Ya sudah bikin susu sana!" perintah Moses dengan santainya.
"Lha kok saya?" protes Ray.
"Lalu siapa? aku?" sahut Moses mulai kesal.
" Iya tuan, baik" Ray langsung menuju ke dapur untuk mulai membikin susu untuk bayi tersebut. Agak lama Ray membuatnya karena, dia harus membaca dulu cara membuatnya. Dia tadi sekalian nanya nanya cara bikin susu dan tidak lupa untuk mencatatnya.
"Dia yang bikin tuh bayi, Gue yang repot nih, dia yang dapat enaknya, Gue dapat enegnya" gumam Ray mulai kesal sambil mencuci botol susu yang tadi dia beli. Setelah mencuci botol susunya, dia langsung membuat susu tersebut, sesuai petunjuk yang dia dapat dari suster BKIA tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 277 Episodes
Comments
Sulfi launga upi
rey
2022-05-23
0
Muh Alief Haehan
qau
2021-11-14
0
💫Sun love 💫
visualnya Hyun Bin..... secret garden ... kereeeen....😍😍😍😍
2021-10-25
1