"Maaf, sebentar ya" Awan langsung menarik tangan Melati dan mengajak Melati untuk keluar sebentar.
"Mel, kamu beneran mau terima pekerjaan ini, kamu tahu tidak, Moses Elruno itu seorang playboy, dan kamu bakalan tinggal serumah dengan dia kalau, kamu terima pekerjaan ini" Kata Awan mulai nampak khawatir.
"Tapi, Wan, aku sangat membutuhkan uangnya, gajinya sangat besar, dan aku bisa kuliah tanpa mengeluarkan biaya" ucap Melati sambil memegang kedua pipinya Awan dengan kedua tangannya.
"Tapi Mel, kalau kamu kuliah secara homeschooling, kita akan kesulitan untuk bisa bertemu setiap hari, rumah ini lumayan jauh dari pusat kota, dari kampus kita, dari rumah aku" Awan mulai menatap Melati dengan sorot mata yang mulai meredup.
"Wan, ibu aku single parent, beliau juga semakin hari, semakin menua, fisiknya sudah tidak kuat lagi untuk bekerja, aku ingin meraih cita citaku tanpa membebani beliau, aku ingin membiayai sendiri kuliahku. Kamu tahu sendiri kan, uang kiriman dari ibuku cuma cukup untuk bayar kost, untung saja aku dapat beasiswa, dan untuk biaya sehari hari aku kerja serabutan, kan" ucap Melati sambil mengelus elus pipinya Awan.
"Huufft" Awan, hanya bisa menghela napas panjang.
"Ijinkan aku ya, emm, aku janji deh, nanti pas aku dapat gaji pertama, aku akan minta cuti, aku akan ajak kamu kencan, dan aku akan kasih kamu ciuman pertama kita" kata Melati sambil tersenyum lebar menatap Awan.
Awan masih ragu untuk menganggukan kepalanya dan berkata iya.
Awan terus menatap Melati.
"Wan, ijinkan ya, aku ambil pekerjaan ini" Melati mengulangi permintaannya.
"Oke, baiklah, tapi tiap malam kita harus VC, pegang janji kamu, jangan lupa satu bulan ke depan, kita akan berkencan, dan kamu akan kasih aku, ciuman pertamanya kita berdua" jawab Awan, dia mengalah juga akhirnya karena, tidak tega melihat Melati yang terus memohon kepadanya.
"Aku janji, mmuuaahh" Melati melepas kedua tangannya dari pipinya Awan, lalu mencium pipi kanannya Awan.
Awan lalu merangkul Melati dan mengajak Melati untuk masuk ke dalam rumahnya Moses Elruno lagi.
Awan dan Melati kembali duduk, menghadap Ray.
"Bagaimana?" tanya Ray.
"Saya bersedia pak" jawab Melati.
"Bagus, mulai detik ini kamu sudah harus stay di rumah ini. Mari, aku tunjukkan kamar bayinya!" kata Ray.
Rini, Awan,dan Melati mengikuti langkahnya Ray.
Mereka akhirnya sampai di depan sebuah
kamar yang letaknya tidak jauh dari ruang tamu.
Ceklek
Ray, membuka pintu kamarnya.
Nampaklah box bayi yang sangat indah, tempat tidur yang sangat besar, lemari besar, lemari kecil, dan meja yang sangat besar, di atas meja tersebut, tertata rapi botol botol bayi, beberepa kardus susu bermerk mahal, dan alat elektrik yang nampak mahal, alat tersebut untuk mensterilkan botol botol bayi tersebut.
"Kamarnya besar sekali, pak" ucap Melati dengan sorot mata kagum yang tiada habis habisnya.
Kamar ini luasnya lima kali lipat dari luas kamar kostku, hiks hiks hiks. Batin Melati, jiwa miskinnya merana.
"Ini bayinya" kata Ray begitu sampai di samping box bayi tersebut.
"Aaahhh, cantik sekali bayinya" ucap Melati dan Rini secara bersamaan.
"Lemari kecil yang berwarna biru itu berisi popok, celana bayi, dan baju harian untuk bayi ini. Sedangkan lemai kecil satunya, yang berwana pink, berisi baju hangat, selimut, selendang, alat gendong bayi, dan baju untuk jalan jalan keluar, lengkap dengan aksesoriesnya" kata Ray kemudian.
"Aahhh, baik pak" sahut Melati sambil menganggukan kepalanya dan tersenyum ke arah Ray.
"Kamu tidur di sini juga, ini juga termasuk kamar kamu. Kamu bisa menjaga bayi ini selama dua puluh empat jam, jika kamu dan si bayi, berada dalam satu kamar" kata Ray.
"Lalu, dimana kamarnya tuan besar?" tanya Awan.
"Tuan Moses, kamarnya ada di lantai empat, di lantai tersebut hanya ada dua ruangan yaitu, kamarnya tuan Moses dan ruang kerjanya, selain itu tidak ada ruangan yang lainnya"jawab Ray sambil menatap Awan.
"Siapa nama bayinya, kak?" tanya Rini.
"Belum ada nama" jawab Ray.
"Lho, kok aneh? emangnya ini, anak siapa?" tanya Rini heran.
"Ibu bayi ini, menaruh bayi ini di depan gerbang rumahnya tuan Moses tadi pagi.Bayi ini ditaruh di dalam keranjang.Ada surat yang tertulis, kalau bayi ini, anaknya tuan Moses"
jawab Ray.
"Hah, gila ya tuan Moses tuh?" sahut Rini.
"Emang gila, dia playboy kelas kakap, aahh maafkan saya kalau lancang, pak Ray" kata Awan sambil menoleh ke arah Ray.
"Nggak apa apa, orangnya nggak ada juga, kamu bebas berkata apapun saat ini, hahahaha" kata Ray dengan ekspresi santai, khasnya.
"Mel, kamu harus selalu kunci pintu kamar ini kalau sudah masuk ke dalam kamar ini!" kata Awan sambil merangkul bahunya Melati.
"Iya, pasti" jawab Melati dengan wajah serius, supaya Awan tidak terlalu mengkhawatirkan dirinya.
"Pak, maaf, bagaimana kalau saya panggil bayi ini, Chery?" kata Melati.
"Kenapa Chery?" Ray, balik bertanya sambil menatap Melati dengan wajah serius.
"Karena, bayi ini sangat manis, imut, dan menggemaskan, kulitnya juga kemerah merahan, mirip buah Chery" jawab Melati sambil menatap gemas bayi yang tengah tertidur begitu lelapnya.
"Apa di dalam suratnya, tidak disebutkan nama bayi ini?" tanya Rini kemudian.
"Enggak" Ray menjawab dengan singkat.
"Bagaimana pak, boleh saya panggil bayi cantik ini, Chery?" Melati mengulangi pertanyaannya.
"Baiklah, silakan saja, aku rasa nama Chery sangat cocok untuk bayi ini" jawab Ray.
"Pak, apa boleh saya pulang ke kost saya dulu, untuk mengambil baju saya, buku buku kuliah saya, dan pamit sama ibu kost saya?" tanya Melati.
"Nggak bisa, kalau bayi ini nanti bangun, siapa yang mengasuhnya?" jawab Ray.
"Biar aku saja yang ke kost kamu, Mel" kata Rini.
"Baiklah, terima kasih ya Rin" ucap Melati.
"Aku juga mau pulang dulu ya, aku ada kuliah jam empat nanti" kata Awan sambil mengelus elus bahunya Melati.
Melati menganggukkan kepalanya dan tersenyum menatap Awan, Rini, dan Ray.
Mereka bertiga lalu melangkahkan kaki mereka untuk keluar dari kamar bayi tersebut, meninggalkan Melati seorang diri.
Melati menatap kembali bayi mungil tersebut lalu, Melati melangkah menuju ke sebuah meja besar yang ada di pojok kamar tersebut, tidak jauh dari letak box bayinya.
Melati meraih satu dus susu lalu membacanya, dia membaca aturan pakai dan cara membuat susu.
Melati, lalu mengangguk anggukkan kepalanya saat dirasanya dia sudah paham, bagaimana cara membuat susu.
Lalu dia meraih alat elektrik yang dipakai untuk mensterilkan botol botol susunya.
Melati, membaca cara pakainya lalu tersenyum puas ketika dirasanya, dia sudah tahu cara pakai dari alat tersebut.
Di dalam alat tersebut sudah disterilkan tujuh buah botol, sudah siap dipakai untuk membuat susu.
Melati, kembali melangkah mendekati box bayi tersebut. Kemudian mengambil sebuah kursi dan duduk di samping box bayi tersebut, untuk menunggui bayinya. Jika bayi tersebut membuka matanya, Melati bisa langsung menggendongnya atau membikin susu jika bayi itu menangis.
Melati, menunggui bayi tersebut sambil browsing di internet lewat ponselnya. Dia mencari tutorial merawat dan mengasuh bayi. Dia baca dengan sangat cermat.
Tiba tiba bayi tersebut mengeluarkan bunyi "tzk tzk tzk" bayi itu tampak menggemaskan, berdecak lirih dengan bibir mungiinya, sambil menatap Melati, dan menggerak nggerakkan kedua tangan dan kakinya.
"Halo, cantik, aku panggil kamu Chery, ya?" kata Melati sambil tersenyum lebar menatap bayi cantik tersebut.
Ajaibnya, bayi cantik itu langsung tersenyum mendengar Melati mengucapkan kata Cherry.
"Waaah, kamu menyukai nama baru kamu ya, haaii Chery, entah kenapa aku langsung menyayangi kamu, sayang, cantik" kata Melati sambil menusuk nusuk pelan kedua pipinya Chery.
Chery langsung tertawa senang smabil menggerak nggerakkan kedua tangan dan kaki mungilnya.
"Kamu lapar?" tanya Melati.
Cherry merespon pertanyaannya Melati dengan senyum lebarnya.
"Aaah, lapar ya, sebentar tante bikinkan susu dulu ya, jangan rewel ya, tante tinggal sebentar aja, tidak jauh kok, cuma di situ" kata Melati sambil melangkahkan kakinya pelan pelan meninggalkan Chery sebentar untuk bikin susu.
Chery bayi yang sangat menggemaskan, tidak suka rewel, dan selalu tersenyum dengan manisnya setiap Chery membuka mata, terbangun dari tidur lelapnya.
Bayi yang sangat manis, beruntungnya orang tua kamu memiliki kamu nak. Batin Melati sambil membuat susu untuk Chery.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 277 Episodes
Comments
Elza Yunita
visualnya melati sama awan serasi bgt tinggal tgg visual Ray...aduh awan knp kamu mengizini melati kerja disarang buaya...ku pastikan kau akan menyesalnya...😅
2022-02-24
0
syafridawati
like dan fav mampir semangat
2021-10-04
0
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ
kak, mulai besok panggil juga aq dengan nama Cherry yach 😉
2021-07-24
1