Claudia menuju ke parkiran mobil bersama dengan Alfa Elruno.
"Memang brengsek abang sepupuku itu, awas aja akan aku balas!" kata Alfa dengan jengkelnya.
"Kalian bersaudara?" tanya Claudia sambil berdiri di depan mobil sport kuningnya Alfa.
"Iya, aku dan si brengsek itu saudara sepupu" jawab Alfa Elruno sambil tersenyum masam saking jengkelnya.
"Kamu mau menemani aku makan siang?" tanya Alfa.
"Boleh, tapi, aku bawa mobil sendiri. Aku ngikuti kamu dari belakang, ya" kata Claudia.
"Oke" kata Alfa sambil membuka mobil sport kuning kesayangannya dan masuk ke dalamnya.
Claudia melangkah menuju ke mobil sedan dan langsung masuk ke dalamnya.
Claudia dan Alfa duduk di dalam sebuah restoran mahal.
"Kamu sudah menikah?" tanya Alfa membuka percakapan sambil menunggu makanan uang telah mereka pesan, datang.
"Belum" jawab Claudia dengan nada datar.
"Kenapa belum? aaahh, pasti karena karier" ucap Alfa.
"Iya, salah satunya karena, karier. Tapi yang paling utama sebenarnya, aku telah mencintai seseorang dengan sangat dalam" kata Claudia.
"Kalau begitu kenapa tidak langsung menikah saja, karier bisa dilanjutkan setelah menikah, kan?" tanya Alfa sambil mengernyitkan dahinya.
"Aku tidak punya kepercayaan diri yang kuat untuk meminta dia menikahiku" Kata Claudia dengan lirih.
"Lho kenapa? kamu cantik, seksi, dan seorang model yang mulai naik daun. Apa yang membuat kamu kehilangan kepercayaan diri kamu di depan pacar kamu itu?" kaya Alfa masih terheran heran.
"Kami tidak berpacaran, aku mencintai dia dalam diam selama ini" jawab Claudia.
"Hah? kenapa?" Alfa terus mencerca Claudia dengan pertanyannya.
"Dia sosok yang sangat tampan, terkenal dan sangat hebat. Aku hanyalah seorang model biasa, dia bahkan tidak mengingat aku" Kata Claudia dengan sorot mata sedih.
"Bodoh sekali kau!? aahhh, maaf, tapi seharusnya kamu mengejar dia, jangan mencintainya dalam diam! aku sebagai laki laki paham betul, bagaimana kami bisa tahu kalau seorang cewek menyukai kami, jika cewek itu hanya diam di tempat" Alfa mulai protes.
"Iya, aku memang bodoh. Aku mencinta dia pada pandangan pertama. Waktu itu dia menolong aku saat aku hampir jatuh dari atas panggung pemotretan untuk iklan sebuah produk" kata Claudia.
"Terus?" kata Alfa sambil menyodorkan piring makanan pesanannya Claudia, yang telah diantarkan oleh, pramusaji dari restoran tersebut.
"Terima kasih" Claudia menerima piring yang disodorkan Alfa dan melanjutkan ucapannya "Aku langsung mencintainya saat itu juga, aku terpesona akan ketampanan dan sikap kepahlawanannya. Tapi, kamu tahu bagaimana dunia model, kan?"
"Maksudnya?" tanya Alfa sambil mengunyah makanannya.
Claudia menyeruput minumannya kemudian berkata "Dari awal aku masuk dunia modeling aku sudah kehilangan keperawananku"
"Aaah, soal itu, emm, apa cowok itu yang melakukannya?" tanya Alfa.
Claudia mulai makan dan berkata "bukan, yang mendapatkan keperawananku adalah, seorang sutradara, dari iklan pertamaku"
"Kamu melakukannya suka sama suka atau kamu dipaksa?" tanya Alfa dengan polosnya.
"Aku melakukannya dengan suka rela demi karier. Iklan itu yang membuat namaku mulai dikenal publik, aku memang bodoh" kata Claudia penuh nada penyesalan.
"Lalu?" tanya Alfa yang mulai semakin tertarik dengan kehidupannya Claudia.
"Ya, sudah. Hubungan kami hanya sekadar take and give. Sutradara itu kemudian mencampakkan aku dan mencari mangsa baru lagi" ucap Claudia sambil tersenyum masam.
"Hahahaha, aku memang playboy tapi ternyata ada yang lebih brengsek dari aku" kata Alfa dengan santainya.
"Paling tidak aku akan bertahan selama satu bulan dalam sebuah hubungan dan putus dengan baik baik, baru cari mangsa baru, hahahaha" kata Alfa sambil tersenyum lebar.
"Iya sutradara itu, memang brengsek!" kata Claudia menahan geram.
"Terus, apa rencana kamu? kamu akan tetap diam di tempat dengan cinta konyolmu itu?" tanya Alfa serius.
"Aku berencana untuk fokus sama karierku dulu, aku akan go internasional. Setelah semua tercapai, aku akan mulai menampakkan diriku ke cowok itu" kata Claudia dengan penuh semangat.
"Berapa lama itu? kamu yakin dengan begitu, dia akan langsung menerima kamu? bagaimana kalau kamu terlambat dan dia sudah menjadi suami dari wanita lain?" tanya Alfa mulai jengkel dengan alasan konyolnya Claudia.
"Aku yakin. Kalau dia sudah menjadi suami dari wanita lain, aku akan mampu merebutnya karena, aku punya kartu As" kata Claudia dengan entengnya.
"Kenapa harus menunggu sampai kamu go internasional?" tanya Alfa heran.
"Supaya aku merasa pantas berada di sampingnya" kata Claudia.
"Ya, ya, ya, semoga saja kamu tidak kecewa nantinya" kata Alfa sambil tersenyum simpul.
"Kok kamu nggak doakan aku semoga sukses dan berhasil sih?" kata Claudia mulai jengkel.
"Ya, aku bersikap realistis saja, terkadang pemikiran kita tidak sejalan dengan kenyataan yang ada. Aku sering mengalaminya" kata Alfa.
"Lalu kamu sendiri, bagaimana?" tanya Claudia.
"Aku baru kali ini merasakan jatuh cinta dengan seorang gadis, sama seperti kamu, cinta pada pandangan pertama, hahahaha" kata Alfa dengan polosnya.
"Bukan soal cinta yang aku tanyakan. Kamu sekarang sibuk apa? sepertinya kamu sudah sukses ya, dilihat dari mobil yang kamu tumpangi" kata Claudia.
"Hahaha, emm, aku beli mobil itu dari uang papaku" jawab Alfa dengan santainya.
"Aku lulusan kedokteran, spesialis kandungan" jawab Alfa.
"Waaahhh keren dong, lalu kamu praktek di mana?" tanya Claudia.
"Itu yang aku omongkan tadi, pemikiran kita kadang tidak sejalan dengan kenyataannya" jawab Alfa
"Maksud kamu?" tanya Claudia.
"Papa aku memang brengsek! dia mengijinkan aku kuliah sesuai dengan minat dan bakat aku sampai aku kelar menempuh pendidikan S2. Tapi, aku tidak diijinkan untuk menjadi seorang dokter. Aku harus menjalankan bisnisnya" kata Alfa dengan nada getir.
"Aku ikut prihatin, ya" kata Claudia mencoba bersimpati.
"Hmm, aku sudah mulai terbiasa dengan kehidupanku yang sekarang" kata Alfa dengan santainya.
"Lalu cewek yang kamu cintai tadi, kamu sudah memilikinya?" tanya Claudia.
"Hahaha, belum, aku baru bertemu dengan dia, untuk yang kedua kalinya, tadi" jawab Alfa sambil meraih gelas minumannya.
"Hah? kamu mencintai cewek tadi? pengasuh bayinya Moses Elruno?" tanya Claudia kaget.
"Iya, aku mencintai dia sejak pertama kali bertemu. Dia cewek yang cantik secara alami, tanpa make up. Dia juga tangguh dan pemberani. Kamu tahu, pada pertemuan kami yang pertama kalinya, dia berani menyiram aku dengan segelas air, heeeee" kata Alfa sambil tersenyum lebar.
"Hah? kok bisa?" tanya Claudia ikutan tersenyum geli membayangkan seorang cowok tampan dan parlente semacam Alfa Elruno, disiram segelas air.
"Aku mengira kalau dia mainannya Moses yang baru. Aku melecehkannya lewat kata kataku. Keterlaluan memang dan aku menyesalinya sekarang. Sangat menyesalinya" kata Alfa.
"Lalu?" tanya Claudia.
"Ya, aku harus memiliki dia secepatnya. Tidak peduli bagaimanapun caranya" Kata Alfa sambil nyengir.
"Kamu memang gila" kata Claudia.
"Iya, aku gila sejak aku kehilangan impianku untuk menjadi seorang dokter" kata Alfa lirih.
Sementara itu, Moses,Melati, Ray dan semua pengawalnya Moses sudah mulai meninggalkan kantornya Moses.
Mereka menyempatkan diri untuk makan siang di sebuah restoran mewah yang berbeda dengan restoran yang disinggahi oleh Alfa dan Claudia.
Setelah makan siang selesai, mereka balik masuk ke dalam mobil dan Moses berkata kepada Ray "Ray, kita mampir dulu ke toko peralatan bayi!"
"Baik, tuan" jawab Ray.
Moses menyuruh Ray untuk membeli travel cot, car seat untuk bayi dan stroller.
Ray, turun dari mobil dan mulai membeli semuanya. Setelah selesai berbelanja dan memasukan semua barang ke dalam bagasi mobil, mereka pun meluncur untuk pulang ke rumah.
Travel cot
Car seat untuk bayi
Stroller
"Kenapa kamu bisa lupakan semua itu, Ray?" tanya Moses.
"Maaf tuan, waktu itu kan semuanya serba dadakan, kita nggak ada persiapan untuk menerima seorang bayi" kata Ray.
"Nanti kamu pasang travel cot dan car seat untuk bayinya di mobil ini. Kalau aku ajak Chery bepergian, kita pakai mobil ini!" kata Moses.
"Baik, tuan!" jawab Ray.
"Tapi sebelumnya, semua barang barang tadi harus disterilkan!" tambah Moses.
"Siap, tuan!" ucap Ray.
"Baguslah, terima kasih Ray" kata Moses kemudian.
"Sama sama tuan, itu sudah tugas saya" jawab Ray sambil tersenyum lebar menatap tuannya.
Moses menoleh ke Melati yang duduk tidak jauh dari sampingnya.
"Mendekatlah, kalau mau tidur bersandarlah lagi di bahuku, aku tidak keberatan, kok!" kata Moses sambil menimang nimang tubuh mungilnya Chery yang kini berada di dalam dekapannya.
Blush
Pipi Melati langsung merona merah karena malu dan Ray pura pura tidak mendengar ucapan dari tuannya tadi.
"Aaahh, tidak tuan, terima kasih dan maaf kemarin Melati, tanpa sadar tertidur di atas bahunya tuan" kata Melati lirih.
"Aku sudah bilang kan, kalau aku tidak keberatan" kata Moses sambil menciumi wajahnya Chery.
Iya tuan, anda memang tidak keberatan tapi, saya malu. Kata Melati di dalam hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 277 Episodes
Comments
ZasNov
Hai Kakak Author, aku bawa 20 like, Rate bintang 5 & favorit..🤗
Sehat, bahagia & sukses selalu ya 🥰
Semangaaaatt ⭐❤️⭐❤️⭐❤️⭐
2021-11-09
0
🤍
Like like kary terbaikmu akak othor..
2021-09-11
0
rintob
❤️❤️❤️❤️❤️
2021-09-02
0