5. Meninggalkan rumah majikan

Hari ini adalah hari keberangkatan pada tiket yang diberikan pada Vanessa dan keluarganya.

Maka Veronica memanggil seorang sopir yang merupakan sopir yang selalu membawanya ke mana-mana.

"Antar Vanessa dan keluarganya ke bandara!" Perintah Veronica membuat sang sopir terkejut.

"Memangnya ada apa mereka mau ke bandara?" Tanya sang sopir kebingungan.

"Kau tidak perlu banyak tanya, lakukan saja perintahku!" Gerutu Veronica membuat sang sopir dengan cepat berbalik menuju paviliun tempat Vanessa dan keluarganya tinggal.

Saat itu, semua barang-barang telah dikemasi, semuanya dimasukkan ke dalam beberapa koper yang dikunci dengan erat.

"Nyonya dan Tuan sungguh baik hati, mau memberikan kita kesempatan berlibur ke Bali," ucap Danu sambil mengelap sepatunya dengan bangga. Mereka adalah satu-satunya pekerja di tempat itu yang seluruh keluarganya diberangkatkan untuk berlibur, apalagi berliburnya sampai keluar pulau.

Jayanti yang melihat suaminya hanya bisa menggeleng pelan sebelum berbalik mengambil koper terakhir yang berisi barang-barangnya.

'Seandainya dia tahu kalau sebenarnya kita diusir secara halus dari tempat ini, dia pasti akan marah besar,' ucap Jayanti dalam hati.

Saat itu juga, Vanessa keluar dari kamarnya, ia membawa sebuah koper berukuran sedang yang berisi barang-barangnya.

Setelah meletakkan kopernya, Vanessa juga membawa beberapa kardus yang berisi peralatan gamer yang ia dapatkan dan beberapa barang-barang lainnya yang ia pikir layak untuk dibawa .

Melihat banyaknya barang bawaan putrinya, Danu kemudian berkata, "Kenapa kau menyiapkan begitu banyak barang? Seperti mau pindah rumah saja."

"Tidak apa-apa Ayah, aku tidak bisa meninggalkan barang-barang ini di rumah ini," ucap Vanessa sambil melihat koper milik ayah dan ibunya yang berjumlah 4 buah.

"Semua barang-barang ayah dan ibu sudah masuk ke koper?" Tanya Vanessa barulah membuat Danu menyadari betapa banyaknya barang yang akan mereka bawa.

Hanya berlibur beberapa hari saja, masakan harus membawa barang-barang sebanyak itu.

"Semuanya sudah selesai, dan semua kardus yang di pojokan itu juga harus di bawa," ucap Jayanti semakin mengejutkan Danu hingga pria yang mengelap sepatu barunya itu langsung berdiri menatap kardus-kardus yang ditumpuk di pojok rumah.

"Kenapa begitu banyak?" Tanya Danu terkejut.

Vanessa mengangkat kedua bahunya, dia dan Ibunya sudah sepakat untuk tidak memberitahu Danu mengenai kepindahan mereka karena tidak ingin pria itu mengamuk.

Pada saat yang bersamaan juga, sebuah mobil pick up telah datang di halaman paviliun mereka membuat Jayanti berlari keluar.

"Barang-barang yang mau diangkut ada di dalam," ucap Jayanti membuat dua orang pria dari mobil pick up itu langsung turun dan segera memasuki rumah mengangkat koper-koper ke atas mobil pick up.

Danu yang melihat itu sangat terkejut, dia menatap istri dan putrinya dengan ketidakpercayaannya, "apa yang kalian lakukan?" Tanya Danu.

Jayanti langsung menatap putrinya, Tentu saja dia tidak bisa membantah suaminya sehingga Vanessa mengeluarkan tiket dari sakunya lalu memberikannya pada pria di hadapannya.

"Ini adalah tiket yang diberikan oleh Tuan dan Nyonya pada kita. Hanya ada tiket pergi! Tidak ada tiket pulang dan tidak ada tiket hotel dan lain-lainnya! Menurut ayah, Apa arti dari dari kedua tiket ini?" Tanya Vanessa pada ayahnya.

"Apa?" Danu berusaha memikirkan apa yang terjadi.

Melihat ayahnya tampak pusing memandang 2 tiket di tangannya, maka Vanessa berkata, "dengan kata lain Mereka ingin kita pergi dari sini! Jadi hari ini juga kita akan pindah ke sebuah rumah yang telah kusewa--"

"Ini tidak mungkin!" Danu masih tidak percaya, "Tuan dan yonya tidak mungkin melakukan hal seperti itu! Aku akan pergi menanyakannya masalah ini pada mereka!" Tegas Danu langsung berjalan pergi meninggalkan paviliun diikuti oleh Jayanti dan Vanessa.

Dalam perjalanan menuju kediaman utama, mereka bertiga bertemu dengan sang sopir yang ditugaskan mengantar ketiga orang itu ke bandara.

"Lho, kalian belum bersiap-siap untuk pergi ke bandara?" Tanya sang sopir diabaikan oleh Danu sehingga Danu langsung terus ke kediaman utama.

Jayanti yang melihat sang sopir tinggal berbicara dengan sopir tersebut, sementara Vanessa mengikuti ayahnya hingga mereka tiba di kediaman utama dan mendapati Veronica bersama putrinya sedang duduk menikmati teh.

"Lho, kalian belum berangkat?" Tanya Veronica saat melihat kedatangan Danu yang terburu-buru diikuti oleh Vanessa.

"Nyonya, sepertinya ada yang salah dengan tiket yang diberikan oleh nyonya," ucap Danu membuat Veronica mengerutkan keningnya.

"Memangnya apa yang salah?" Tanya Veronica.

Danu pun menyerahkan tiket di tangannya pada Veronica, "hanya ada tiket perginya saja, dan tidak ada tiket pulang dan tiket hotel serta kebutuhan kami di sana nanti. Kami tidak punya uang untuk membayar semuanya itu, jadi--"

"Dasar serakah!" Veronica menyela ucapan Danu, "Jadi kalian berharap kami menyiapkan segalanya?! Kalian pikir itu uang yang gam--"

"Ibu!" Heriani memegang tangan ibunya, 'Ibu ini bodoh atau apa sih? Kenapa harus marah-marah di saat seperti ini?' gerutu heriani sambil menatap ibunya memberi kode pada ibunya agar memberi kesempatan padanya untuk menyelesaikan masalah .

Tatapan putrinya membuat Veronica menghela nafas namun perempuan itu tidak berkata apapun lagi dan membiarkan heriani mengambil alih.

Maka Heryani menatap Danu dan Vanessa, 'Kenapa mereka tiba-tiba pintar? Apa jangan-jangan ada seseorang yang memberitahu mereka?' gerutu heriani dalam hati sebelum berkata, "kalian sudah salah, sebenarnya kami sudah memesan tiket hotel dan pesawat pulangnya untuk kalian, tapi belum sempat dicetak, makanya hanya memberikan tiket itu saja. Lagi pula Vanessa sudah memiliki ponsel, Aku akan mengirimkan tiket itu padanya dan nanti hanya perlu menunjukkan ponsel saat tiba di bandara dan hotel," ucap Heryani.

"Ah, begitu rupanya," Danu tersenyum, "kalau begitu kami sungguh berterima kasih," ucap Danu merasa lega.

Vanessa yang tidak percaya dengan ucapan perempuan di depannya berusaha menahan rasa kesalnya dalam hati,"Terima kasih banyak, kalau begitu tolong segera kirim tiket pesawat dan hotelnya lewat pesan WhatsApp," ucap Vanessa sambil menunjukkan ponselnya di mana di layar ponselnya tertera nomor whatsapp-nya.

Heriyani mengerutkan keringnya, 'Kenapa dia juga tahu hal seperti itu? Sekarang apa yang harus ku kirim pada perempuan ini?' kesal heriani dalam hati Seraya mengeluarkan ponselnya dan berpura-pura mencatat nomor ponsel Vanessa sambil berpikir cara menyelesaikan masalah tersebut.

"Kalian bersiap-siaplah ke bandara, nanti aku akan mengirimnya," ucap heriyani membuat Danu menganggukkan kepalanya.

"Tentu saja Nona, kalau begitu kami permisi dulu," ucap Danu dengan penuh sopan mengambil kembali tiket dari tangan Veronica.

Tetapi Vanessa yang mendapatkan kembali ponselnya, dia kembali berkata, "Tolong kirim saja sekarang, aku harus memastikannya juga."

"Apa?" Heriyani terkejut, "Apa kau meragukan aku?!" Gerutu heriani sambil melototi Vanessa.

Vanessa berkata, "Bukan seperti itu, tapi saya hanya ingin memastikan--"

"Kita pergi saja, Nona muda tidak akan membohongi kita," kata Danu sambil menarik putrinya pergi dari sana.

Vanessa pun hanya bisa mengikuti pria itu namun tatapannya terus tertuju pada whatsapp-nya yang tak kunjung menerima pesan dari Heryani.

Mereka pun segera tiba di depan paviliun dan saat itu semua barang-barang mereka telah dinaikkan ke atas mobil pick up.

"Turunkan kembali barang-barangnya!" Perintah Danu mengejutkan Jayanti.

"Apa maksudmu?" Tanya Jayanti.

"Nona muda sudah menjelaskan apa yang terjadi, ternyata dia hanya lupa mengirim tiket pulang dan tiket hotel kita," ucap Danu.

"Dia tidak lupa," kata Vanessa menghampiri ayahnya membuat Danu terkejut.

"Apa maksudmu? Kau ingin mencari masalah lagi?" Gerutu Danu yang sudah sangat kesal pada putrinya yang selalu mencari gara-gara.

Vanessa menunjukkan layar ponselnya pada Danu, "Lihat pesan whatsapp-ku, sama sekali tidak ada pesan dari perem--"

Ding! Ding!

Tiba-tiba suara pesan yang masuk membuat Vanessa menarik kembali ponselnya dan melihat beberapa tiket yang dikirim di layar ponselnya.

"Nah, sekarang bunyi apa itu?" Tanya Danu.

Vanessa memeriksa tiket tersebut dan mendapati bahwa tiket itu memang screenshot tiket asli dari sebuah aplikasi penjual tiket, namun tanggalnya di sana lupa diedit, hal itu membuat Vanessa tersenyum konyol.

"Ayah, lihat ini!" Vanessa menunjukkan layar ponselnya, "mereka sudah mengirimkan tiket pada kita tapi lihat tanggal berlaku tiket di sana, Bukankah ini lupa diedit?" Tanya Vanessa membuat Danu terkejut.

"Itu,,, bagaimana bisa?" Danu sangat terkejut, wajah pria itu tiba-tiba saja menjadi pucat.

Jayanti pun menatap suaminya sambil berkata, "Vanessa sudah menjelaskan semuanya padaku, dan aku yakin keluarga ini sudah marah besar pada kita gara-gara apa yang terjadi kemarin. Tapi Bukankah apa yang mereka lakukan ini keterlaluan? Lagi pula Vanessa sudah menyewa rumah untuk kita, dan dia juga bilang akan mencarikan pekerjaan baru yang jauh lebih--"

"Bodoh!" Danu menatap Jayanti dengan mata melotot, "Kau pikir mencari pekerjaan mudah? Kita tidak lulus SMA, dan Putri kita bahkan tidak bisa masuk SMA gara-gara kekurangan uang! Bahkan sampai SMP saja harus mengandalkan belas kasihan dari tuan dan nyonya! Jadi apa yang bisa dilakukan keluarga kita untuk bertahan di kota tanpa ijazah?! Sekarang juga Ayo kita kembali ke nyonya dan Nona untuk meminta maaf pada mereka!" Ucap Danu.

"Aku tidak mau!" Tegas Jayanti.

"Aku juga tidak mau, kalau ayah mau melakukannya, silakan pergi sendiri," ucap Vanessa.

"Kalian! Berani beraninya kalian membantahku?!" Teriak Danu penuh arah marah.

Melihat amarah ayahnya yang sama seperti ibunya ketika baru berbicara dengannya, maka Vanessa pun mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan sebuah akun perbankan yang ia miliki.

"Kemarin aku memenangkan kompetisi gamers dan mendapatkan uang sebanyak ini. Bukankah ini cukup untuk memulai usaha kecil-kecilan di ibukota?" Ucap Vanessa membuat Danu sangat terkejut.

Itu jumlah yang tidak sedikit, sekitar 50 juta!

Danu menatap putrinya dengan bingung, "Bagaimana kau--"

"Kita harus pergi sekarang, aku akan menjelaskannya nanti," kata Vanessa Seraya menaiki taksi yang sebelumnya telah dia pesan.

"Ayo!" Ucap Jayanti menarik tangan suaminya.

Tetapi saat itu, Danu masih belum yakin, pria itu menggelengkan kepalanya, "ini tidak benar! Tuan sudah memperlakukan kita dengan sangat baik selama ini, jadi--"

"Kalau begitu tinggallah sendiri! Aku juga sudah lelah menjadi pembantu di sini! Semua pembantu yang ada di rumah ini mendapatkan gaji 2 juta perbulan, hanya aku,,," Jayanti memukul tubuhnya sendiri, "hanya aku yang digaji di bawah satu juta! Apakah itu adil?! Orang-orang itu bekerja dari pagi sampai sore tapi aku bekerja 24 jam! Bahkan ketika anakku sakit aku meninggalkan anakku yang sakit itu dan pergi memijat nyonya bersama putrinya! Tapi apa mereka menghargainya? Tidak! Gajiku bahkan tidak layak, dan kau hitung juga gajimu! Apakah setara dengan sopir-sopir lain di rumah ini?! Berpikirlah dulu!" Teriak Jayanti pada suaminya sebelum membuka pintu mobil dan memasuki mobil.

Vanessa tersenyum, kata-kata yang diucapkan oleh ibunya ialah kata-kata yang ia berikan pada ibunya saat membujuk ibunya untuk meninggalkan tempat itu.

"Ibu percayalah padaku, rumah ini bukan tempat bernaung yang baik," kata Vanessa.

Jayanti menganggukkan kepalanya sebelum berbalik menatap suaminya yang tampak terbengong setelah diteriaki oleh Jayanti.

"Kamu masuk sekarang atau tidak? Kalau tidak mau, kami akan pergi berdua saja!" Tegas Jayanti.

"I,, iya," akhirnya Danu membuka pintu mobil dan memasuki mobil.

Saat mobil berjalan keluar dari paviliun, danu terus melihat ke arah kediaman utama, "Apakah ini keputusan yang baik?" Ucap Danu masih belum percaya bahwa saat ini mereka benar-benar meninggalkan rumah tempat mereka bernaung sejak Putri mereka masih dalam kandungan.

"Tentu saja benar! Aku sudah tidak tahan lagi," gerutu Jayanti sambil menghela nafas dengan gusar.

@@@...Siap mbak bro..

Terpopuler

Comments

Khairul Azam

Khairul Azam

seorang supir masa gak bisa menyekolahkan anaknya nympk sma, dan masa ada orang sebodoh itu, aku punya tetangga, bukan apa ya mereka itu bener" gak punya kekurangan dan suami istri itu gak sekolah, tp mereka gak sebodoh sepolos si danu ini, bener sih novel tp mbok ya sesikit berlogika

2024-11-23

0

Irmha febyollah

Irmha febyollah

masak iya ibu nya pembantu. boak nya supir gak sekolah anak nya... kan lucu..

2024-11-02

0

LinLin

LinLin

hadeh kebangetan Lo Thor, masa iya si Danu lulus SMA tp dodol ky gt. karuan ga sekolah

2024-10-12

0

lihat semua
Episodes
1 1. Memilih menikahi anak pembantu
2 2. Keributan antara majikan dan pembantu
3 3. Bertekad untuk balas dendam
4 4. Taktik yang terbaca
5 5. Meninggalkan rumah majikan
6 6. Hari pernikahan
7 7. Vanessa bertemu Iwan di hotel
8 8. Calon istri Iwan
9 9. Ditolak di depan umum
10 10. Wajah Heryani tidak bisa disembuhkan
11 11. Kembali bertemu dengan majikan
12 12. Bertemu Iwan dan Theresia di salon
13 13. Terusi oleh anak pembantu dan sopir
14 14. Iwan menemui orang tua Vanessa
15 15. Rencana Theresia
16 16. Akan mempermalukan Vanessa di kompetisi
17 17. Babak penyisihan
18 18. Kalah telak
19 19. Mencari tahu hotel tempat Vanessa menginap
20 20. Rencana Arden dan Theresia
21 21. Selera yang tinggi
22 22. Mengerjai Vanessa
23 23. Sedikit minder pada Vanessa
24 24. Kemapuan Vanessa membuat marah
25 25. Tuan putri yang bodoh
26 26. Dijauhi semua orang
27 27. Drama bilik toilet
28 28. Kekacauan tim Mars
29 29. Berdamai
30 30. Minuman pereda mabuk dari Arden
31 31. Acak acak aku
32 32. Asisten Vanessa
33 33. Minuman beracun dikembalikan pada pemiliknya
34 34. Permainan penuh kegelisahan
35 35. Terangsang di tempat umum
36 36. Komentar di media sosial
37 37. Rupanya kau, Perempuan itu
38 38. penyakit Nyonya Mia kambuh
39 39. Sudah selesai
40 40. Ingin menjadi Raja
41 41. Pria bodoh
42 42. Keterlibatan Theresia
43 43. Bisikan Iwan mengganggu Indramayu
44 44. Memutus hubungan dengan Indramayu
45 45. Tamat
46 46. Bonchap
Episodes

Updated 46 Episodes

1
1. Memilih menikahi anak pembantu
2
2. Keributan antara majikan dan pembantu
3
3. Bertekad untuk balas dendam
4
4. Taktik yang terbaca
5
5. Meninggalkan rumah majikan
6
6. Hari pernikahan
7
7. Vanessa bertemu Iwan di hotel
8
8. Calon istri Iwan
9
9. Ditolak di depan umum
10
10. Wajah Heryani tidak bisa disembuhkan
11
11. Kembali bertemu dengan majikan
12
12. Bertemu Iwan dan Theresia di salon
13
13. Terusi oleh anak pembantu dan sopir
14
14. Iwan menemui orang tua Vanessa
15
15. Rencana Theresia
16
16. Akan mempermalukan Vanessa di kompetisi
17
17. Babak penyisihan
18
18. Kalah telak
19
19. Mencari tahu hotel tempat Vanessa menginap
20
20. Rencana Arden dan Theresia
21
21. Selera yang tinggi
22
22. Mengerjai Vanessa
23
23. Sedikit minder pada Vanessa
24
24. Kemapuan Vanessa membuat marah
25
25. Tuan putri yang bodoh
26
26. Dijauhi semua orang
27
27. Drama bilik toilet
28
28. Kekacauan tim Mars
29
29. Berdamai
30
30. Minuman pereda mabuk dari Arden
31
31. Acak acak aku
32
32. Asisten Vanessa
33
33. Minuman beracun dikembalikan pada pemiliknya
34
34. Permainan penuh kegelisahan
35
35. Terangsang di tempat umum
36
36. Komentar di media sosial
37
37. Rupanya kau, Perempuan itu
38
38. penyakit Nyonya Mia kambuh
39
39. Sudah selesai
40
40. Ingin menjadi Raja
41
41. Pria bodoh
42
42. Keterlibatan Theresia
43
43. Bisikan Iwan mengganggu Indramayu
44
44. Memutus hubungan dengan Indramayu
45
45. Tamat
46
46. Bonchap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!