Bab 15 Rapat pemegang saham

Setelah tiba di kantornya, Laura dan juga Sintya langsung menuju ke ruangan mertua masing-masing. Kedua wanita itu pun kembali di sibukkan dengan aktifitas kantor mereka karena masih banyak yang haru mereka selesaikan hari ini karena mengambil cuti beberapa hari lalu untuk mencari keberadaan papanya Laura.

Saat akan masuk tiba-tiba para karyawan datang menghampiri bos mereka. "selamat pagi nona Laura" ucap mereka dengan wajah sendu yang ditunjukkan oleh para karyawan itu.

"selamat pagi semuanya" ucap Laura tersenyum kearah para karyawan itu, dia tau jika karyawan nya ini bersedih atas apa yang menimpa dirinya.

"nona Laura kami turut berdukacita atas kepergian pak Marcus, kami sangat sedih sekali karena orang yang sangat baik kepada kami meninggalkan kami secepat itu, sungguh itu sangat membuat kami sedih" ucap para karyawan.

"terimakasih karena kalian sudah berbelasungkawa kepada papa saya, dan saya jga sangat berterima karena kalian sudah menganggap papa saya orang baik dan semoga papa saya bisa bahagia di sana" ucap Laura terharu.

"sama-sama nona, kalau begitu kami kembali dulu ke tempat kerja kami dulu nona" ucap para karyawan itu menunduk.

"silahkan..... Untuk kalian semua harus semangat ya, dan bantu saya untuk mengembangkan perusahaan ini menjadi kearah yang lebih baik lagi" ucap Laura tersenyum kearah mereka.

"pasti itu nona... semangat" balas mereka.

setelah kepergian para karyawan itu, Laura kembali masuk ke ruangannya. Disana sudah ada Sintya yang menunggu kedatangan dirinya.

"ada berita apa" tanya Laura yang duduk di depan sahabat nya.

"begini Laura, para pemegang saham dan para investor ingin mengadakan rapat, karena mereka sudah tau jika papa Marcus sudah tiada dan mereka juga ingin melihat kinerja kamu Laura, dan ada kemungkinan besar jika mereka tidak terima jika kau memimpin perusahaan papa mu ini, karena menurut mereka kau belum terlalu ahli dalam memimpin sebuah perusahaan, mereka ingin ada orang yang mendampingi mu selama masa orientasi kepemimpinan berlangsung" ucap Sintya menatap sahabatnya itu.

"kenapa ini bisa terjadi, aku yakin ada seseorang yang ingin mengulirkan kepemimpinan ku" ucap Laura lirih.

"diapakan semuanya, aku ingin melihat siapa orang yang mempengaruhi mereka untuk mengambil alih perusahaan ini, karena sampai kapan pun aku akan mempertahankan perusahaan mendiang papa ku ini, ayo kita ke ruang rapat, apapun yang terjadi kira hadapi bersama bukan" ucap Laura dengan wajah dinginnya.

...****************...

Sedangkan di tempat lain, terlihat Albert sedang duduk dengan di ruang kerjanya.

"kau benar-benar sangat hebat Jeremy, aku yakin jika Laura akan memohon bantuan ku untuk mengatasi masalah yang terjadi kepada dirinya..... Aku semakin tidak sabar menanti Laura datang kepada ku untuk memohon bantuan ku mengatasi masalah yang sedang di hadapi nya" ujar Albert tersenyum manis kearah Jeremy yang juga tersenyum kearah Arkan.

"kau jangan senang dulu Albert, kau tau sendiri kan jika Laura bukan seperti pada wanita umum nya yang akan langsung memohon kepada mu supaya kau memilih dia untuk bersama mu" ucap Jeremy mengingatkan sahabat nya itu.

"itu biar menjadi urusan ku, jadi sebaiknya kau diam saja dan ikuti permainan ku Jeremy, karena ku sangat yakin jika sebentar lagi Laura akan menjadi milik ku Jeremy" ucap Albert dengan penuh siasat yang sudah tersimpan di dalam otaknya untuk mengelabuhi Laura.

"Albert, sebaiknya kita langsung pergi ke kantornya nona Laura.... Bukannya kau ingin sekali bertemu dengan nona Laura" tanya Jeremy menatap sahabatnya itu.

"kau benar sekali.... Aku sudah tidak sabar ingin melihat gadis itu dan juga aku tidak sabar untuk melihat pertunjukan apa yang akan terjadi di rapat nanti" ujar Albert dengan senyum liciknya. Jeremy hanya bisa tersenyum melihat wajah bahagia dari sahabatnya itu.

Kedua pria itu langsung saja pergi dari markas mereka dan menuju ke perusahaan milik Laura.

...****************...

Sesampainya Albert dan Jeremy di kantor milik Laura. Kedua pria itu langsung menuju ke ruang rapat. Dan disana sudah ada beberapa para pemegang saham dan juga investor yang hadir di ruang rapat.

Tak lupa juga Laura dan Sintya yang langsung menatap kedua pria itu yang baru saja masuk di dalam ruang rapat itu. Albert tersenyum menatap kearah Laura yang juga sedang menatap dirinya. jika Albert tersenyum menatap Laura, beda lagi dengan Jeremy yang menatap datar Sintya yang sedang menatap dirinya sinis.

"selama pagi semuanya, maaf jika aku baru bisa menghadiri rapat kali ini, karena ada beberapa hal yang harus saya selesaikan di perusahaan saya tadi, jadi sekali lagi saya minta maaf tuan dan puan sekalian" ucap Albert membungkuk di hadapan mereka.

"tidak masalah tuan Albert, karena kami tau jika anda orang yang sangat sibuk" ucap mereka tersenyum kearah Albert.

"hah munafik sekali ruangan ini" ucap Laura tersenyum sinis saat para investor berusaha untuk mencari muka di hadapan Albert dan itu membuat dirinya muak.

Albert memilih duduk di samping Laura dan Jeremy berdiri di samping Sintya yang berdiri di belakang Laura.

Jeremy menatap sebentar wanita yang ada di sampingnya itu yang menatap dirinya sinis.

"baiklah kita mulai rapat hati ini, sebelumya kami sebagai pemegang saham dan investor perusahaan ini berbelasungkawa atas kematian tuan Marcus" ucap tuan Bimo lirih.

"terimakasih tuan" ucap Laura datar dan Albert sangat suka dengan tatapan dari luar yang sangat datar menatap orang yang berada di depannya.

"baiklah nona sebelumnya kami minta maaf kepada anda, karena kami harus menyampaikan hal ini kepada anda sekarang..... Kami menolak anda menjadi pemimpin perusahaan ini karena ini hanya mandat dari tuan Marcus saja tanpa meminta pendapat dari kami para pemegang saham dan para investor. Dan di data pribadi tuan Marcus, jika beliau tidak memiliki anak dan kamu sangat terkejut saat anda hadir sebagai anak dari tuan Marcus" ucap pak Bimo.

Albert tersenyum licik mendengar ucapan dari pria yang ada di depannya itu. Dan dia kembali melirik kearah Laura yang terlihat star bahkan tidak ada senyuman sedikitpun dari wajah wanita itu.

"jadi kau mau apa sekarang" tanya Laura tegas.

"jika anda ingin memimpin perusahaan ini, maka anda harus belajar terlebih dahulu dua tahun dengan orang yang sudah berpengalaman dan kami mempercayakan tuan Albert yang akan menjadi tutor anda dalam mengembangkan ilmu ini" ucap pak Riko menatap Albert.

"gimana tuan Albert apa anda mau menjadi tutor nya nona Laura dalam mengawasi perusahaan papanya ini" tanya pak Riko.

"baiklah aku akan menjadi tutor nya nona Laura, apa Nona Laura mau menjadikan saya sebagai tutor selama anda melewati masa orientasi ini supaya anda bisa memimpin perusahaan ini?" tanya Albert.

"baiklah kalau itu yang terbaik" ucap Laura datar.

"jika pun anda tidak mau mengikuti orientasi ini, maka dengan ini kami mengatakan akan mengantikan posisi anda dengan orang yang memiliki saham terbesar di perusahan ini yaitu tuan Albert Einstein Alexander" ucap pak Bimo tersenyum.

Laura langsung menatap tajam kearah Albert yang berada di sampingnya. Sejak kapan pria ini menjadi pemegang saham terbesar setelah papanya di perusahaan ini. Bukannya pria ini baru saja bekerja sama dengan dirinya. kemaren.

Episodes
1 Bab 1 Amanah dari papa
2 Bab 2 Kedatangan Tuan Mafia
3 Bab 3 mencari identitas keluarga Marcus
4 Bab 4 Pertemuan pertama antara Laura dan Albert
5 Bab 5 Rencana licik Albert
6 Bab 6 rencana jahat Albert
7 Bab 7 berita buruk untuk Laura
8 Bab 8 kematian yang di palsukan
9 Bab 9 menjadi pahlawan untuk Laura
10 Bab 10 kekesalan Albert
11 Bab 11 antara perasaan dan dendam
12 Bab 12 kekejaman Albert
13 Bab 13 permohonan Marcus
14 Bab 14 kecemburuan Albert
15 Bab 15 Rapat pemegang saham
16 Bab 16 Ajakan nikah dari Albert
17 Bab 16 ajakan nikah dari Albert 2
18 Bab 18 Albert yang licik
19 Bab 19 rencana yang sesuai harapan
20 Bab 20 rencana ke pesta bersama
21 Bab 21 bertemu mantan pacar nya Albert
22 Bab 21 kebohongan Albert.
23 Bab 23 Albert marah.
24 Bab 24 Hari pernikahan Laura dan Albert
25 Bab 25 Sikap asli Albert
26 Bab 26 Gagal Malam Pertama
27 Bab 27 membuka topeng
28 Bab 28 nasehat Jeremy
29 Bab 29 jamuan makan malam bersama Albert
30 Bab 30 Laura menenangkan emosi Albert
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43 Albert cemburu
44 Bab 43
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 114
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1 Amanah dari papa
2
Bab 2 Kedatangan Tuan Mafia
3
Bab 3 mencari identitas keluarga Marcus
4
Bab 4 Pertemuan pertama antara Laura dan Albert
5
Bab 5 Rencana licik Albert
6
Bab 6 rencana jahat Albert
7
Bab 7 berita buruk untuk Laura
8
Bab 8 kematian yang di palsukan
9
Bab 9 menjadi pahlawan untuk Laura
10
Bab 10 kekesalan Albert
11
Bab 11 antara perasaan dan dendam
12
Bab 12 kekejaman Albert
13
Bab 13 permohonan Marcus
14
Bab 14 kecemburuan Albert
15
Bab 15 Rapat pemegang saham
16
Bab 16 Ajakan nikah dari Albert
17
Bab 16 ajakan nikah dari Albert 2
18
Bab 18 Albert yang licik
19
Bab 19 rencana yang sesuai harapan
20
Bab 20 rencana ke pesta bersama
21
Bab 21 bertemu mantan pacar nya Albert
22
Bab 21 kebohongan Albert.
23
Bab 23 Albert marah.
24
Bab 24 Hari pernikahan Laura dan Albert
25
Bab 25 Sikap asli Albert
26
Bab 26 Gagal Malam Pertama
27
Bab 27 membuka topeng
28
Bab 28 nasehat Jeremy
29
Bab 29 jamuan makan malam bersama Albert
30
Bab 30 Laura menenangkan emosi Albert
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43 Albert cemburu
44
Bab 43
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 114
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!