Bab 3 mencari identitas keluarga Marcus

Kedua gadis itu memutuskan untuk masuk ke dalam Mansion milik Marcus.

"Papa.... " Panggil Laura yang berlari mencari keberadaan papanya itu.

"Om Marcus" tak lupa juga panggilan dari Sintya yang ikut meneriaki nama Marcus.

Marcus langsung menatap kedua gadis itu yang berlari mencari keberadaan diri nya.

"Ada apa dengan dua ajak itu, sungguh membuat saya pusing saja menghadapi tingkah laku kedua gadis itu" ucap Marcus yang menatap datar kearah putri nya dan juga sahabat dari putrinya yang datang untuk mencari dirinya.

"Ada apa anak-anak, kenapa kalian heboh sekali" tanya Marcus menatap kedua gadis yang sedang berdiri di depannya itu.

"Papa tau sesuatu tidak" tanya Laura yang duduk di samping papa nya.

"Ada apa" tanya Marcus lagi yang penasaran dengan cerita dari kedua gadis yang duduk di hadapan nya itu.

"Tadi ada orang yang berdiri di depan pagar rumah kita pa, pas aku mau menghampiri mobil itu, pemilik mobil itu langsung pergi dari sana dan kami curiga kalau itu mata-mata nya orang yang ingin melukai papa" cerita Laura.

"Iya om, saat kami ingin mengejarnya dia malah pergi dari sana sungguh sangat mencurigakan sekali kan om" ucap Sintya.

Marcus diam sebentar, sepertinya dia mulai  curiga dengan seseorang. "Apa dia sudah kembali" batin Marcus menatap kedua gadis itu yang masih berada di hadapannya itu.

"Kalian tenang saja, papa akan mencari tau siapa yang ang berani main-main dengan ku dan untuk Laura, papa berharap sekali kau bisa mengantikan posisi papa di perusahaan papa, jangan sampai ada orang yang berani mengusik perusahaan itu" peringatan Marcus kepada putrinya itu.

"Iya pa...... Aku akan menjaga nama baik papa dan perusahaan papa....  Oh iya pa, ada yang ingin disampaikan oleh Sintya" ucap Laura menatap papanya.

"Ada apa nak, apa yang ingin kau sampaikan kepada Om, apa ini menyangkut papa dan mama mu disana" tanya Marcus menatap putri dari sahabatnya itu.

"Om..... Bolehkah aku bekerja jadi asistennya Laura, aku mohon om tolong terima akan di perusahaan om, aku tuh malas kalau harus bekerja dengan papa, papa terlalu banyak a aturan dan aku tidak suka jika papa terus-terusan mengekang aku nanti" ucap Sintya memelas 

Marcus tersenyum melihat wajah memelas sahabat dari putrinya.

"Jadi kamu mau bekerja di perusahaan Om dan menjadi asisten nya Laura" tanya Marcus menatap gadis yang berada di depannya itu.

"Benar sekali om, jadi gimana om, apa bisa aku bekerja disana" tanya Sintya.

"Coba tanya Laura, om sudah memberikan semua wewenang kepada sahabat kamu itu nak" ucap Marcus menunjukan kearah Laura yang sedang duduk santai di hadapannya papa dan sahabat nya itu.

"Ya aku sih setuju saja, lagipula dia kan sahabat aku juga jadi itu kemudahan aku untuk menyelesaikan semua pekerjaan aku disana" ucap Laura menatap Sintya yang sudah tersenyum manis menatap dirinya.

"Ya kalau Laura sudah setuju, Om pun akan setuju" ucap Marcus yang membuat Sintya tersenyum lebar dan langsung memeluk sahabatnya itu. Marcus hanya tersenyum menatap kedua gadis itu yang terlihat sangat bahagia.

"Oh ya nak, papa ingin mengatakan sesuatu kepada kalian..... Malam ini papa akan ke Mexico untuk mengadakan rapat dengan pemegang saham yang ada di sana, dan untuk kembali kesini papa tidak memastikan jika papa akan kembali secepat mungkin, karena papa juga harus menyelesaikan beberapa bermasalah yang ada di sana" ucap Marcus.

"Lah.... Jadi papa akan kesana, terus aku gimana pa, aku kan baru belajar di perusahaan papa, jika aku salah gimana" tanya Laura.

"Papa percaya sama kamu nak, dan papa yakin jika kamu akan bisa mengantikan posisi papa nanti, jadi kamu harus semangat ya dan nanti ada asisten papa yang juga akan turun tangan membantu kalian berdua" ucap Marcus.

" Siap pak, doakan kamu tidak ada menghadapi masalah apapun selama papa tidak bersama kami" ucap Laura 

Pastinya sayang, papa akan selalu mendoakan kalian berdua" ucap Marcus yang memeluk Laura dan Sintya yang sudah dianggap seperti putri kandungnya sendiri.

*******

Malam ini, lara dan Sintya mengantar keberangkatan Marcus ke Mexico. Setelah acara pelukan antara ayah dan anak itu akhirnya kedua gadis itu memutuskan untuk kembali ke mansion besar milik keluarga Kurniawan. Tanpa mereka sadari, jika seseorang sedang mengawasi kedua gadis itu dari jarak jauh. Terlihat Albert dan Jeremy sedang mengawasi mansion Marcus dan mereka tanpa sengaja malah kembali bertemu dengan dua gadis yang mengetuk kaca mobilnya tadi.

"Apa kedua gadis itu putrinya Marcus" tanya Albert.

"Aku belum bisa mendapatkan informasi mengenai putri dari Marcus tuan, karena Marcus begitu hebat salam menyembunyikan diri identitas dari keluarga nya.... yang saya dapatkan informasi dari Marcus hanya tentang istrinya yang meninggalkan dua puluh tahun yang lalu, tapi untuk memastikan apa anak yang ada di kandungan istrinya itu masih hidup atau tidak, itu tidak kami dapatkan informasi secara akurat tuan" ucap Jeremy menatap tuannya yang masih menatap kearah Mansion milik Marcus yang sudah sunyi hanya beberapa orang saja yang masih berjaga di dalam mansion itu.

"tuan apa kau tertarik dengan salah satu gadis kemaren" tanya Jeremy.

Albert hanya diam tanpa menjawab pertanyaan dari tangan kanan nya itu.

"jalan" ucap Albert datar dan memerintahkan sopir pribadi nya untuk menjalankan mobilnya.

Keesokan harinya, Laura dan Sintya sudah siap untuk menuju ke kantor, kedua gadis itu sudah berpakaian rapi dengan menggunakan jas kantor dipadukan dengan celana kain yang sangat mendukung penampilan mereka berdua. tak lupa dengan kacamata hitam yang bertengger di hidung mereka berdua.

"Apa sudah siap" tanya Laura kepada kedua sahabatnya.

"Siap gas lah" ucap Sintya yang baru keluar dari kamar yang khusus untuk dirinya tempati jika gadis itu tidur di Mansion nya Marcus.

"Ayo" ucap Laura yang langsung menuju ke mobil kesayangan nya yang di pesan khusus oleh papanya saat gadis itu berulang tahun.

"Tak lama kemudian, kedua gadis itu sudah tiba di kantor Kurniawan Company, perusahaan milik Marcus Kurniawan.

Kedatangan Laura dan Sintya di sambut oleh semua karyawan dari perusahaan itu, walaupun ini bukan pertama kali nya ke kantor, tetapi hari ini untuk pertama kalinya Laura menjadi CEO di perusahaan papanya itu.

"Selamat pagi nona Laura" ucap salah satu karyawan yang sering cari muka dengan atasan.

"Pagi" ucap Laura terkesan cuek, karena dia tau apa yang menjadi alasan wanita yang ada di depannya itu menyapa dirinya.

kedua gadis itu memutuskan untuk pergi dari hadapan wanita yang baru saja menyapa meteja berdua. wanita itu hanya diam menatap kepergian dari CEO barunya itu.

"sungguh sangat sombong" ucap wanita itu geram.

Terpopuler

Comments

C a l l i s t o ®

C a l l i s t o ®

Kalo real keputusan tidak semudah itu. Laura aja baru menjabat.. Ee masak asistennya jg anak baru.. yg ada mreka sama2 brtanya dng utk mengambil keputusan buat perusahaan nya Laura. Harusnya utk asisten lebih baik orang lama perusahaan itu yg uda tau seluk beluk kinerjanya. Baru kalo Laura uda lama dan pnya cukup pengalaman mimpin, baru angkat tu anak baru sahabatnya buat jd asisten. Jd kalo si Sintya ada prtanyaan Laura bisa kasih arahan alias ga sama sama buta arah

2024-12-15

0

ZonZon

ZonZon

cerita ini bikin saya ingin terus membacanya sampai selesai! Keren banget, thor!

2024-08-21

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Amanah dari papa
2 Bab 2 Kedatangan Tuan Mafia
3 Bab 3 mencari identitas keluarga Marcus
4 Bab 4 Pertemuan pertama antara Laura dan Albert
5 Bab 5 Rencana licik Albert
6 Bab 6 rencana jahat Albert
7 Bab 7 berita buruk untuk Laura
8 Bab 8 kematian yang di palsukan
9 Bab 9 menjadi pahlawan untuk Laura
10 Bab 10 kekesalan Albert
11 Bab 11 antara perasaan dan dendam
12 Bab 12 kekejaman Albert
13 Bab 13 permohonan Marcus
14 Bab 14 kecemburuan Albert
15 Bab 15 Rapat pemegang saham
16 Bab 16 Ajakan nikah dari Albert
17 Bab 16 ajakan nikah dari Albert 2
18 Bab 18 Albert yang licik
19 Bab 19 rencana yang sesuai harapan
20 Bab 20 rencana ke pesta bersama
21 Bab 21 bertemu mantan pacar nya Albert
22 Bab 21 kebohongan Albert.
23 Bab 23 Albert marah.
24 Bab 24 Hari pernikahan Laura dan Albert
25 Bab 25 Sikap asli Albert
26 Bab 26 Gagal Malam Pertama
27 Bab 27 membuka topeng
28 Bab 28 nasehat Jeremy
29 Bab 29 jamuan makan malam bersama Albert
30 Bab 30 Laura menenangkan emosi Albert
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43 Albert cemburu
44 Bab 43
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 114
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1 Amanah dari papa
2
Bab 2 Kedatangan Tuan Mafia
3
Bab 3 mencari identitas keluarga Marcus
4
Bab 4 Pertemuan pertama antara Laura dan Albert
5
Bab 5 Rencana licik Albert
6
Bab 6 rencana jahat Albert
7
Bab 7 berita buruk untuk Laura
8
Bab 8 kematian yang di palsukan
9
Bab 9 menjadi pahlawan untuk Laura
10
Bab 10 kekesalan Albert
11
Bab 11 antara perasaan dan dendam
12
Bab 12 kekejaman Albert
13
Bab 13 permohonan Marcus
14
Bab 14 kecemburuan Albert
15
Bab 15 Rapat pemegang saham
16
Bab 16 Ajakan nikah dari Albert
17
Bab 16 ajakan nikah dari Albert 2
18
Bab 18 Albert yang licik
19
Bab 19 rencana yang sesuai harapan
20
Bab 20 rencana ke pesta bersama
21
Bab 21 bertemu mantan pacar nya Albert
22
Bab 21 kebohongan Albert.
23
Bab 23 Albert marah.
24
Bab 24 Hari pernikahan Laura dan Albert
25
Bab 25 Sikap asli Albert
26
Bab 26 Gagal Malam Pertama
27
Bab 27 membuka topeng
28
Bab 28 nasehat Jeremy
29
Bab 29 jamuan makan malam bersama Albert
30
Bab 30 Laura menenangkan emosi Albert
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43 Albert cemburu
44
Bab 43
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 114
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!