Di pagi hari, Albert perlahan membuka kedua matanya dan dia langsung melihat kearah Laura yang masih tertidur tepat di samping dirinya. Perlahan senyuman licik pria itu pun terbit dan dia mengecup bibir Laura sebentar.
"Sangat manis dan aku sangat menyukai nya, sebentar lagi bibir ini sepenuhnya menjadi milikku sayang" bisik Albert di telinga wanita itu.
Albert langsung melepaskan pelukannya dari tubuh Laura dan perlahan pria itupun bangun dan berdiri menatap kearah Laura.
"Terimakasih kau sudah membuat tidur ku nyenyak sayang, biasanya aku paling tidak bisa tidur terlalu lama karena sungguh itu membuatku sakit kepala, tapi hari ini aku sangat bahagia karena berada di dekat mu bisa membuat aku bisa tertidur dengan damai nya, terimakasih sayang" bisik Arkan pelan karena dia tidak ingin membangunkan wanita itu dan melihat nya yang berada di kamarnya.
Albert perlahan mulai keluar dari kamar milik Laura dan tanpa sengaja dirinya berpapasan dengan Jeremy yang sedang menatap dirinya santai.
"Kau dari mana saja Albert, apa kau baru saja keluar dari kamar Laura, tuan Albert yang terhormat" tanya Jeremy datar.
Jeremy
"Iya, memangnya apa urusan dengan mu hah, lagipula hari ini menjadi hari yang sangat menyenangkan bagi ku Jeremy, kau tau tidur ku begitu nyenyak saat berada di sampingnya dan bahkan aku sudah merasakan bagaimana manisnya bibir mungil wanita itu dan aku rasa itu akan membuatku candu" cerita Albert yang terlihat sangat bahagia.
"Awas jika nanti kau jatuh cinta dengan wanita yang kau sebut tawanan mu itu tuan Albert" ucap Jeremy lagi yang menatap Albert dengan perasaan herannya.
"Itu tidak mungkin, karena jika aku melihat wajahnya, aku seperti sedang melihat wajah Marcus yang berani menghabisi seluruh keluarga ku" ucap Albert tajam.
Jeremy hanya diam saja saat Albert mengatakan hal seperti itu. Dia tidak yakin jika Albert tidak akan jatuh cinta kepada Laura, karena sekarang saja pria itu mulai mencari informasi dan juga melakukan berbagai cara untuk bisa mendapatkan perhatian dari Laura.
*****
Sedangkan di dalam kamar, Laura mulai membuka kedua matanya dia melihat sekeliling kamar itu yang terlihat sangat asing di matanya.
"Ini dimana" batin Laura yang belum sadar jika dirinya berada di Mansion milik Albert.
Seketika dirinya baru sadar jika dia berada di Mansion milik Albert. Dia kembali memeriksa pakaian dan dia bisa bernafas dengan lega saat melihat pakaian masih utuh.
"Syukurlah dia tidak berbuat macam-macam kepada ku, sebaiknya aku mandi dulu saja karena hari ini aku harus kembali ke kota J. Aku tidak mungkin bisa berlama-lama dengan orang yang belum aku kenal, karena aku tidak ingin terlalu bergantung dengan pria itu dan untuk urusan pencarian papa aku serahkan semuanya kepada anak buah papa yang ada disini, karena aku yakin jika ada yang sedang mereka sembunyikan dari ku" ucap Laura menatap datar kearah cermin yang ada di depannya itu.
Laura memutuskan untuk masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Sedangkan di luar kamar terlihat Albert yang sedang menunggu Laura untuk mengajak wanita itu sarapan bersama. Sedangkan Sintya sudah bergabung dengan Jeremy di meja makan.
"Dimana wanita itu, jika bukan Laura maka akan ku habisi wanita itu karena sudah membuang waktu sarapan pagi ku yang sangat berguna ini" tutur Albert menatap datar pintu kamar Laura yang ada di hadapannya itu.
Tak lama kemudian terlihat Laura keluar dari kamar nya dan menatap Albert yang duduk di atas sofa yang berada tepat di depan kamar milik Laura.
"Sedang apa kau disini tuan? Apa kau sedang menunggu ku tuan" tanya Laura tang membuat Albert langsung menatap dalam kearah wanita yang berada di depannya.
Albert sangat terpesona dengan kecantikan yang ada pada wanita yang berada di depannya itu.
"Oh rupanya kau sudah keluar nona Laura, kalau begitu sebaiknya kita langsung makan saja, aku sedang tidak menunggu mu nona, aku hanya sedang duduk saja di depan kamar mu" Dista Albert yang tidak mungkin mengatakan jika dirinya sedang menunggu gadis yang berada di depannya itu.
******
Sedangkan di meja makan terlihat Jeremy yang sedang menatap Sintya dengan wajah datarnya itu. Sedangkan Sintya terlihat santai saja dengan memainkan sendok yang yang ada di atas piring nya, sungguh suasana seperti ini membuat dirinya bosan.
"Dimana teman mu itu nona, sungguh teman mu itu sudah sangat membuang waktu berharga kami..... Bahkan tuan Albert sendiri ya g turun tangan untuk mencari keberadaan teman mu itu nona" tanya Jeremy.
Sintya langsung menatap datar kearah pria yang berada di depannya itu, lalu Sintya kembali memalingkan wajahnya pria yang berada di depan nya, sungguh pria itu sangat membuat nya kesal.
"Jika waktu mu terbuang karena menunggu sahabat ku, sebaiknya kau makan saja sendiri dan langsung pergi dari hadapan ku sekarang juga..... Sungguh kehadiran mu disini membuat aku kesal saja" jawab Sintya dengan nada acuh nya.
Jeremy langsung melotot saat mendengar ucapan dari Sintya yang begitu acuh dan menyakitkan untuk dirinya.
"Mulut mu itu nona, ingin sekali aku merobek mulutmu yang berbisa itu" ucap Jeremy yang sangat kesal dengan wanita yang ada di depannya itu yang sedang menatap diri nya acuh.
Tak lama kemudian terlihat Albert turun dengan Laura yang berada di depannya, kedua orang itu terlihat begitu serasi bagaikan pengantin baru yang baru saja menikah kemarin dan Sintya langsung menatap sahabatnya dengan wajah berbinar nya.
"Ayo duduk di samping ku Laura" ajak Sintya kepada sahabatnya.
Laura tersenyum dan duduk disamping sahabatnya dan itu membuat Albert sedikit kesal.
"Kalian bisa tukar posisi sekarang, biarkan Laura duduk di samping ku saja, dan kau duduk di samping Laura, nona Sintya" perintah Albert yang lebih penekanan.
Sintya yang mendengar perintah dari Albert langsung menukar posisi dengan Laura dan menyuruh Laura untuk duduk di samping Albert. Dia tau jika pria itu ingin dekat dengan sahabatnya Laura.
"Tuan maafkan sahabat saya ini, karena sahabat saya yang kama bersiap-siap membuat waktu berharga anda dan sahabat anda jadi terbuang percuma dan aku sangat senang kalian berada di sini sekarang, sungguh aku tidak betah berada lama-lama di samping seseorang yang membuat ku kesal " ujar Sintya melirik sinis kearah pria yang berada di depannya.
Sedangkan Jeremy langsung menatap tajam kearah wanita yang sedang mengadukan semua ucapannya tadi kepada Albert yang juga sedang menatap dirinya tajam.
"dasar wanita pengadu" batin Jeremy kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments