Makan malam pun di adakan di mansion kelurga Albert, bahkan di sana sudah ada Bella, yang sok sok mencari perhatian Albert dengan memperhatikan makanan Winda.
" Tante ,kamu harus makan yang banyak yah, agar Tante bisa kembali sehat dan mengatur pernikahan Ku bersama Albert" ucap Bella.
" Cihhh, siapa yang mau menikah dengan barang bekas seperti mu," ucap Albert
" Albert, apa yang kau katakan hah? Bella adalah wanita baik baik," ucap Winda.
" kenapa ibu tidak menjodohkan Bella dengan putra ibu sendiri, Bagas," ucap Albert.
" Albert, kau tau sendiri adik mu belum memiliki kekuasaan seperti mu, jadi ibu belum mau menjodohkan nya," ucap Winda
" nanti apa yang akan dia berikan untuk istri nya jika belum memiliki pekerjaan," ucap Winda.
" Bagas, bekerja di perusahaan ku, dan aku bisa memberikan nya gaji yang besar untuk membiayai kehidupan istri nya, jadi lebih baik ibu menjodohkan Bagas saja," ucap Albert lagi.
Walaupun Winda adalah ibu tirinya,tapi Albert tetap menghormati nya, karena Winda lah yang sudah menjaga nya dari kecil, walaupun wanita itu terus saja menyiksa nya, tapi Albert masih memiliki hati untuk menghormati wanita itu.
" eh tidak nak, Bagas masih terlalu muda, ibu juga mau melihat nya sukses dulu seperti mu," ucap Winda.
" ibu sudah lah, kak Albert datang ke sini untuk menemui ibu, bukan malah mendengar perjodohan yang tak di inginkan nya itu," ucap Bagas.
" diam kau," Ucap Winda.
" sudah cukup ibu, Bagas bukan anak kecil lagi, Bagas tau bagaimana perasaan kak Albert, kak Albert tak mau menikah dengan Bella, jadi ibu berhenti lah untuk menjodohkan kan nya," ucap Bagas.
" diam kau , apa urusan mu hah, ibu ini mau yang terbaik buat kakak mu," ucap Winda
" stop Winda, Albert baru saja datang ke rumah, jangan membuat nya pergi lagi," ucap Alex
" biar kan dia memutuskan masa depan nya sendiri, kau tidak perlu menjodohkan nya dengan wanita yang tak dia inginkan,"ucap Alex.
" mas, kenapa sekarang kau malah berkata seperti itu?, bukan nya kita sudah sepakat untuk menjodohkan Albert dan Bella," ucap Winda.
" yah sebelum nya memang aku menyetujui nya, tapi sekarang tidak lagi. Aku ingin Albert memilih pasangan nya sendiri, karena dialah yang akan menjalani kehidupan nya bukan kita, aku ingin melihat anak anak ku bahagia dengan pasangan nya, bukan malah menderita," ucap Alex lagi.
" tapi mas, Bella bisa membahagiakan Albert, cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu, jadi apa salahnya jika kita mencoba nya dulu," ucap Winda.
" sudah lah Winda jangan terus memaksa kan kehendak mu," ucap Alex pergi meninggalkan meja makan, Albert dan Bagas pun pergi dari sana. Dan tinggal lah Winda dan Bella.
" Tante bagaimana ini?, sekarang paman Alex tak berpihak kepada kita, aku tidak mau jika aku tak menikah dengan Albert," ucap Bella.
" tenanglah aku akan berusaha lagi untuk membujuk mas Alex, sekarang kau lebih baik pulang saja," ucap nyonya Winda.
" apa Tante mengusir ku," ucap Bella.
" Bella, kau ini keras kepala sekali, setidaknya mengerti lah situasi, lebih baik kau pulang dulu,biarkan aku berfikir jernih," ucap Winda.
Bella pun akhirnya pulang dengan wajah kesal nya, dia benar benar kesal dengan wanita tua itu, ingin rasa nya Bella membunuh nya saja.
....
" kakak," Bagas.
Albert menoleh dan menatap adik nya.
" ada apa," ucap Albert.
" maaf kan sikap ibu yah kak, aku tau kakak pasti begitu tidak nyaman ketika mendengar permintaan ibu," ucap Bagas.
" hah, tidak perlu di pikir, lebih baik kau kembali saja ke kamar mu," ucap Albert
" tapi kak, aku ingin mengatakan sesuatu yang penting pada mu," ucap Bagas.
Albert menatap adik tirinya itu, sepertinya begitu serius..
" Kakak, aku tau di mana kak Jihan berada," ucap Bagas.
Albert yang mendengar nama Jihan seketika menghentikan aktivitas nya, pria itu segera bangkit dari duduk nya dan mendekati adik nya itu.
" dari mana kau tau Jihan," ucap Albert.
" maaf kalau aku kurang sopan kak, tapi selama ini aku terus mengikuti ke mana kakak berada, itu semua atas permintaan ayah, tapi aku bersumpah, aku sama sekali tak pernah mengatakan apapun tentang Jihan pada ayah, aku hanya menyampaikan semua kegiatan kakak saja," ucap Bagas.
" lupakan itu, tapi aku ingin tau di mana Jihan berada," ucap Albert.
" Jihan berada di desa terpencil xx, bersama sahabat nya ketika berkerja di club malam," ucap Bagas.
" aku tidak tau di mana tempat tinggal nya kak, tapi orang suruhan ku pernah melihat nya di sana, tapi ketika mereka ingin mengikuti Jihan seseorang tiba-tiba menghalangi nya," ucap Bagas.
Albert segera mengambil ponsel nya dan menghubungi jhon, dan menyuruh pria itu untuk segera ke desa terpencil itu.
" kak ada lagi yang ingin aku sampaikan," ucap Bagas.
Yang lagi lagi membuat Albert menoleh ke arah nya.
" cepat katakan apa yang ingin kau katakan Bagas, jangan membuat ku penasaran seperti ini," ucap Albert.
" eh, orang suruhan ku juga mengatakan bahwa kak Jihan sedang hamil," ucap Bagas.
Duarrrrr....
Dunia Albert seakan ingin runtuh, dia tak sanggup mendengar ucapan adik nya itu.
" Bagas , jangan bercanda Bagas, apa orang suruhan mu itu melihat Jihan asli, atau mungkin dia salah orang," ucap Albert.
Bagas segera mengambil ponsel nya dan memperlihatkan sebuah foto pada Albert,
Deg
Deg
deg
" dia benar Jihan. Tapi siapa anak yang dia kandung. Apa dia sudah menikah," batin Albert.
" atau jangan jangan, bayi yang ada di dalam kandungan nya adalah anakku," batin Albert lagi.
Pria itu benar benar dilema, jika benar anak yang di kandung Jihan adalah anak nya, dia tak akan pernah memaafkan diri nya, dia sudah membiarkan Jihan menanggung akibat nya seorang diri.
....
" Jihan, perut mu sekarang sudah semakin besar, apa kau yakin ingin mempertahankan anak itu," ucap Merry.
" tentu saja Merry, aku pasti bisa melahirkan nya dengan selamat," ucap Jihan.
" semoga saja Jihan, aku berharap juga hal itu terjadi, agar kalian bisa menemaniku," ucap Merry.
" aku dan bayi ku pasti akan menemani mu," ucap Jihan.
Merry memeluk tubuh Jihan, merry bersyukur karena masih memiliki Jihan, apalagi tak lama lagi bayi yang ada di dalam kandungan Jihan akan segera lari, Merry terus berdoa agar mereka semua nya selamat agar dia tak akan kesepian.
" Merry, rasa nya aku ingin pulang ke kampung halaman ku, aku merindukan ayah dan ibu ku, aku ingin mengunjungi makam nya," ucap Jihan.
" baiklah, bagaimana kalau dalam waktu dekat ini kita ke kampung mu, sekalian kita buka cabang baru untuk cafe kita," ucap Merry yang di angguki oleh Jihan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments