Siang hari yang terik tak menyurutkan semangat seorang pemuda jangkung. Untuk memacu simanis menjauhi kota. Sesekali dia bernyanyi mengikuti lirik lagu yang mengalun dari Radionya.
Biasanya tak tak pakai minyak wangi ...
Biasanya tak suka begini ...
Menggoyangkan kepalanya sambil menggigit bibir bawah , kebiasaannya. Tanda bahwa dia lagi senang. Kebiasaan yang Shendi sendiri tidak sadari.
Senyumnya lebar begitu juga remaja yang ada disampingnya. Bahkan remaja itu tak kalah heboh. Menggerakkan seluruh tubuhnya, berjoget mengikuti irama lagu yang mengalun.
"Ja , aku untung banyak hari ini !" suara shen setengah berteriak karena suara radio yang begitu kencang
"Iya mas , ternyata gak rugi kita jauh jauh ke kota karena untung yang kamu dapat dua kali lipat banyaknya, yeeaaah..!" Raja menimpali dengan suara yang tak kalah kencang.
"Kau mau apa , aku belikan!"
Raja mengernyitkan kening dengan tangan disamping telinga, "aku gak dengar."
"Dasar bolot !" Shendi mengacak rambut Raja.
Gelak tawa menghiasi kebersamaan mereka saat itu. Mungkin orang lain akan mengira bahwa mereka adalah kakak beradik , padahal bukan.
Pemuda jangkung itu punya nama beken Shendiaga Wiradana . Lahir dengan nama Shendiaga Gerald Putra Wiradana. Itu terlalu panjang , jadi Shendi lebih sering memperkenalkan diri dengan Shendi saja.
Dan remaja disampingnya bernama Raja. Tetangga Shendi yang berjarak 200 kilometer dari rumahnya. Anak yatim piatu yang hanya tinggal bersama neneknya. Raja sudah seperti adiknya sendiri. Shendi tidak pernah membedakan antara Raja dan dua adik kembarnya. Shen sangat menyayangi mereka bertiga .
"Aku mau Mukbang mas Shen !"
"Hah... apaan tuh,kok baru denger?" tanya Shen pura pura heran.
"Gak tau!?" jawab Raja dengan polosnya. Mereka kembali tertawa terbahak bahak.
"Baiklah ayo kita mukbaaaang...!?"
"Yeeeeaah... ," Raja bersemangat dengan gaya seperti akan menyerang musuh.
Shendi menepikan simanis lalu memarkirkan didepan sebuah rumah makan . Raja melihat sekitar lalu tersenyum senang ketika matanya berhenti pada rumah makan. "Mas Shen apa kita mau makan disini!?"
Shan mengangguk , "pesan sesukamu.kita makan sepuasnya !"
"Haaa... , kau bilang kita mau mukbang , aku penasaran apa itu mukbang mas !" protes Raja.
Shen menghampiri Raja dan merangkulnya , "Ja , mukbang itu artinya makan besar , makan sepuasmu."
"Oohh gitu ya, yaudah kalau gitu ayo kita bukbang....!" Raja kembali bersemangat ,ia segera berlari masuk kedalam rumah makan diikuti oleh Shendi. Shendi hanya geleng geleng melihat tingkah anak itu.
Mata bocah itu takjub tatkala melihat hidangan didepan matanya. Lalu menunjuk semua yang ingin dia makan. Maklum Raja jarang makan besar seperti ini. Neneknya seorang buruh kecil sehingga hanya mampu membelikan Raja ikan asin. Tak jarang Shendi memberi ayam peliharaannya untuk dimasak nenek Raja.
Raja hanya lulus SD, setelah lulus dia ikut membantu Shendi menjaga kambing kambing milik Shendi. Kadang juga ikut Shendi kepasar hewan menjual atau membeli anak kambing untuk dibesarkan lagi.
Raja makan begitu lahap, hampir pesanan semua Raja yang makan. Sedangkan Shendi yang merasa sudah cukup kenyang , memilih menghitung uang yang tadi dia dapat dari hasil menjual kambing kambingnya.
"Ja , nih buat kamu," katanya sambil menyerahkan beberapa lembar ratusan ribu kepada Raja. Raja yang masih asik makan tak begitu menghiraukan Shendi.
"Nanti aja mas, nanggung nih," suaranya tak begitu jelas karena mulutnya penuh dengan makanan.
"Kalau nanti ,aku lupa , kalau aku lupa, aku gak akan ingat lagi ,dan ... , kamu jangan nangis!"
"Iihh... mana ada nangis," Raja cemberut. Diterimanya juga uang itu dengan tangan yang penuh dengan kuah bumbu dan nasi.
"Ch... jorok banget sih kamu kalau makan!" Shendi mengusap tangannya kebaju Raja . Karena sempat terkena kuah bumbu dari tangan Raja.
Raja hanya nyengir.
"Banyak banget mas??"
"Bawa aja, beli sesuatu buat nenek."
Shendi selalu seperti itu. Memberi uang kepada Raja tanpa perhitungan. Kadang Raja heran. Dapat untung dari mana jika Shendi royal kepadanya.
"Terima kasih mas ... !" Raja terharu dengan kebaikan Shendi. Ini salah satu alasan yang membuat Raja semangat membantu Shendi. Shendi mengangguk lalu Raja melanjutkan acara mukbangnya.
"Cepat ja , kita sudah ditunggu orang nih!!," seru Shendi dari arah kasir. Ia baru melunasi tagihan makanan yang dipesan Raja.
Raja menjawab dengan telunjuk disatukan dengan jempol,
OK!
***
Kenalan dengan Simanis.
Simanis itu mobil pick up milik Shendi. Yang bak belakangnya terbuka . Warnanya hitam yang gak hitam banget karena lumayan sudah tua dan berkarat . Saking tuanya sampai pabriknya mungkin sudah lupa pernah memproduksi simanis.
Tapi biar tua, simanis kuat kok naik turun puncak bukit tempat tinggal Shendi dan dua adik kembarnya. Bahkan bolak balik sepuluh kali pun .
Simanis ini yang udah menemani Shendi berjuang. Dari yang awalnya hanya tiga ekor milik mendiang nenek sampai sekarang yang jumlahnya mencapai seratus ekor lebih.
Shendi telah merombak semua komponen mesin mobil itu. Dan dengan teratur mengecek detail dan menservis simanis. Mencegah hal hal yang tidak diinginkan dijalan .
Kembali ke mereka berdua. Setelah selesai melakukan transaksi jual beli. Shendi memutuskan untuk langsung pulang , karena kuatir akan kesorean sampai kerumah. Adik adiknya pasti sudah pulang sekolah dan kawatir menunggu dia pulang.
Raja tertidur pulas karena kekenyangan. Dipelankannya volume radio , takut kalau Raja akan terbangun.
***
Shendi biasanya memilih sekitar sepuluh ekor kambing yang sudah cukup besar untuk dijual , lalu membeli lagi sepuluh ekor anak kambing untuk dibesarkan lagi. Begitu cara Shendi mencari untung.
Awalnya dulu Shendi hanya menjualnya dipasar desa saja. Tapi belakangan dia mencoba menjualnya kekota. Dan ternyata harga jual dikota jauh lebih tinggi dibanding harga jual didesa. Akhirnya setiap hari pasaran , Shendi kekota untuk menjual kambingnya. Dan membeli bibitnya didesa yang harganya jauh lebih murah daripada dikota .
Dengan begitu keuntungannya lebih besar ,dan hari ini adalah kali kedua Shendi menjualnya ke kota.
Shandi menghentikan simanis ketika tiba tiba ada keributan didepan sana. Banyak orang berkumpul dipinggir jalan desa yang sempit. Terdengar beberapa dari mereka berkasak kusuk.
"Wah , benar benar gak punya sopan santun."
"Iya benar , malah berani memukul kepala desa."
"Apa dia gila ?!"
"Iiih cantik cantik kok setres ya."
"Padahal sudah ditolong , berterima kasih saja tidak."
Berisik orang orang yang menyaksikan.
Shendi keluar dari mobil mencoba mengamati situasi. Apa yang kira kira sedang terjadi.
Dicobanya melihat ditengah kerumunan itu. Gak susah buat Shendi karena dia memang jangkung. Melongok dikit juga sudah kelihatan. Seorang gadis dengan muka galak berkacak pinggang. Ada beberapa perban ditangan kaki dan kepalanya . Saking galaknya Shendi ragu itu luka beneran apa pura pura saja. Didepannya seorang laki laki separuh baya sedang meringis kesakitan sambil memegangi rahangnya yang membiru.
Terdengar lagi beberapa orang berkasak kusuk.
"Ditanya siapa namanya tidak tau , ditanya rumahnya menggeleng , dikasih makan malah dibuang."
" Dua hari pinsan , setelah sadar malah bikin onar. Tau begitu biarkan saja dia ditengah hutan biar dimakan sama hewan ."
Sebagian manggut mangut sebagian lagi menimpali.
"Atau jangan jangan kepalanya tertimpa batu jadi senewen gitu," seseorang berkata.
"Bisa jadi," sahut yang lain.
Shendi manggut manggut. Setelah beberapa saat mendengar kasak kusuk penduduk dan mengamati situasi. Shendi mulai bisa menyimpulkan.
G**adis ini ditemukan dihutan dengan keadaan pinsan. Dua hari kemudian sadar , dan ditanya nama ataupun rumahnya jawabanya tidak tau. Kalau kepalanya diperban mungkin terbentur sesuatu jadi lupa ingatan.
Shendi manggut manggut lagi.
Tapi kenapa sekarang dia ribut dengan kepala desa?
"AAAAACCHH... ! " suara kepala desa yang kencang membuyarkan lamunannya.
Gadis itu mengunci pergerakan si kepala desa , hingga tak bisa menggerakkan tangan ataupun kaki sedikitpun.
H**ebat!
"Dasar tua bangka , mesum , berani sekali kau menyentuhku dengan tangan kotormu ini !?" gadis itu tambah menekan, "kau belum tau siapa aku !"
Deg!
Shendi teringat kalimat yang diucapkan gadis itu ,seperti baru kemarin seseorang juga memaki begitu padanya. Diamati wajah gadis itu , mungkin saja dia mengenalnya atau pernah bertemu. Mengingat dan mengingat , tiba tiba matanya membulat.
Ya Tuhan apa ini kebetulan ...
Shen menutup mulutnya dan bergegas masuk kedalam simanis, seakan tidak percaya dengan kejadian didepannya.
Bagaimana gadis itu ada disini, dan lihat sudah amnesia pun dia masih sombong.
"Ch... ," tanpa sadar keluar dari bibir Shendi.
Terdengar suara Kepala Desa yang meringis karena kesakitan.
"Hei Non , ki... kita semua juga ingin tau siapa kamu , kamu itu siapa?!"
"Aku... ," gadis itu tak melanjutkan kata katanya. Ia terlihat sedang berfikir keras. "Aku... ," mulai bingung dan putus asa.
Shendi tersenyum sinis menatap gadis itu. "Kau mungkin lupa dengan pertemuan pertama kita nona. Tapi sekarang akan kubuat kamu tidak bisa melupakannya seumur hidupmu. Ketika didepan banyak orang kau menghinaku tanpa perasaan ."
"Lihat dirimu sekarang, apa yang akan kau sombongkan. Siapa dirimu saja sudah tak ingat."
Shen kembali teringat pada peristiwa seminggu yang lalu. Tangannya mengepal , pandangannya mulai berapi api.
Digoyang goyangkan tubuh Raja. Pemilik tubuh hanya menggeliat , "Eemmhhh.... sudah sampai ya mas."
"Ja. bangun, cepat bangun !" kali ini tepukan sedikit keras dipipi Raja.
Raja tergagap, lalu melihat sekitarnya.
Dimana,ada apa!!
"Ada apa mas , kita dimana?" sambil membersihkan kotoran disudut matanya.
"Kau ingat seminggu yang lalu waktu kita kecelakaan ?" tanya Shendi serius. Raja heran, kenapa tiba tiba nanya itu . Tentu ingat lah dimaki maki orang didepan orang banyak. Sakitnya tu disini.
"Mas,kenapa tiba tiba tanya itu. mengingatnya saja bikin aku marah."
"Ayo kita balas dendam."
"Hah?"
Shendi membisikkan sesuatu . Setelah selesai, Raja terkejut lalu celingak celinguk melihat keluar. Ditatapnya kembali Shendi.
"Serius mas?? tapi wanita itu galak sekali!"
"Sudah kamu diem aja..!"
"Mas...!" Raja menarik baju Shendi mencoba menghentikan rencana gilanya. Tapi Shendi sudah tidak peduli.
***
Entah rencana apa yang ada diotak Shendi . Hal gila apa yang akan dilakukan untuk membalas dendamnya. Raja tidak berani keluar dari mobil pick up itu.
Shendi menarik nafas panjang , lalu melepaskan pelan pelan. Berdoa dalam hati, selesai.
Bercermin dari kaca spion , mencoba mencari mimik muka yang pas. Dirasa sudah pas ,lalu memantapkan langkahnya.
"Istriku ... !!"
Suara kencang membelah kerumunan. Semua mata termasuk gadis itu dan kepala desa menatap kearah sumber suara.
Raja hanya bisa menepuk jidatnya.
***
Shendiaga Wiradana
Sekarang gantian kenalan sama mas ganteng kita . Gak ganteng ganteng amat sih sebenarnya. Kulitnya juga gak putih putih amat. Tapi lumayan lah bikin kepala cewek cewek muter 36°.
Shendi punya tinggi sekitar 184 cm . Umurnya tahun ini 24 tahun. Warna kulitnya cenderung ke sawo matang. karena doi kan sering beraktifitas diluar ruangan. Rajin olah raga dirumah dengan alat seadanya.
Jangan ngarep Shendi pake baju kemeja dan berjas ala CEO pujaan para wanita.
Shendi lebih suka pake kaos , jaket atau kemeja dan celana jeans favoritnya . Moto dia "I love Casual "
Karena Shendi emang sering dikandang sama dikebun . Tapi percaya deh, mau pake baju robek juga Shendi tetep enak dipandang.
Sementara ini dulu bocoran dari penulis. Dengan berjalannya episode maka akan semakin jelas siapa Shendi sebenarnya.
.
.
.
.
Sampai jumpa di part berikutnya. Semoga tambah semangat buat melanjutkan ceritanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
botak
bkkvkvvk jdi orgil.....ISTRIKUUUU....KWKWWWK
2022-10-15
0
🌛Dee🌜
a💘
2021-10-06
0
🌛Dee🌜
a😆
2021-09-29
0