"Aku sengaja membawa gadis sombong itu pulang untuk memberi dia pelajaran, tapi kok malah aku yang kerepotan?!"
"Dia sudah merebut kamarku, dan tadi pagi hampir mau membakar dapurku!!"
Shendi terus mengomel sendirian ketika dalam perjalanan pulang. Beberapa kali dia memukul mukul setir yang dipegangnya.
"Dan sekarang , apa ini?"
melirik tiga tas berukuran besar di samping kirinya.
"Aku malah membuang banyak uang untuk keperluannya," Shendi menertawai dirinya sendiri.
Shendi malu banget jika ingat tadi bagaimana mbak mbak penjaga toko saling berbisik sambil menatap aneh kearahnya. Entah apa yang dibicarakan mereka tentang dia.
flasback on
Versi pelayan toko.
Seorang cowo tinggi memasuki toko pakaian kami yang berada disebelah pasar. Karena masih terlalu pagi saya dan para pegawai masih sibuk bersih bersih dan sebagian lagi menata barang agar terlihat menarik dimata pembeli. Kami tidak terlalu memperhatikan kedatangan si cowo itu.
Aku merasa heran karena cowo itu kelihatan bingung di bagian rak pakaian wanita. Lalu aku mencoba memanggil mbak Vio pemilik toko.
"Mbak ada pria aneh tu didepan. dari tadi cuma mondar mandir di rak pakaian wanita." laporku.
"Jangan suudzon kepada pelanggan, yuk kita lihat," mbak Vio lalu berjalan ke depan mencoba menyapa pelanggan pertamanya ,dan aku mengikuti dari belakang.
" Maaf Mas ada yang bisa saya bantu?" mbak Vio mulai menyapa . Cowo itu menoleh dan tersenyum dengan sopan.
Degg...
Masya Alloh cowok itu ternyata ganteng sumpah. Aku menyikut pinggang mbak Vio lalu aku berbisik, "Mbak sadar gak sih pelanggan pertamamu hari ini gantengnya ugal ugalan??"
"Cowo ini mirip mirip Wu Bai di drama Go Go Squid. Atau jangan jangan emang dia mbak?" bisikku lagi .
Tapi mbak Vio malah menatapku seolah berkata
Jangan kebanyakan nonton drama. Layani pelanggan ini dengan baik, fokus sama dompetnya jangan tampangnya. K**uras semua isi dompetnya. Mengerti !
Sebal sih. Mbak Vio emang gitu yang dipikirkan cuma uang uang.
Cowo itu sedikit ragu untuk mengutarakan maksudnya. Dan sepertinya bingung mau mulai dari mana. Sumpah gemes sekali melihat cowo ganteng yang malu malu.
"Mbak, bisa bantu pilih baju buat cewek." akhirnya cowo itu memberanikan diri. Agak kecewa sih ternyata dia cari baju buat cewe. apa mungkin buat ceweknya ya. Semangatku jadi berkurang.
"Oohh... buat ceweknya ya mas," Mbak Vio mengerti, lalu menyuruhku mengambil semua baju model terbaru. Dari kaos, kemeja, singlet , celana pendek, celana panjang , rok pendek dan lainnya .
Dua teman kerjaku yang dari tadi hanya memperhatikan dari jauh akhirnya dipanggil sama mbak Vio. Menyuruh mereka untuk membantuku. Sedang mbak Vio pergi ke meja kasir. Aku senang karena ini banyak banget aku akan kewalahan kalau sendirian. Sedangkan teman temanku senang karena bisa melihat cowo ganteng dari dekat.
"Mas mau model yang gimana?" Sasa bertanya dengan gaya centilnya . Jijik banget gayanya.
"Apa aja deh mbak, yang cocok buat umur dua puluhan, agak kurus dan... tingginya segini," cowo itu menaruh tangannya sejajar dengan pundaknya.
Setelah beberapa saat
akhirnya cowo itu memilih sepuluh setel baju. ditambah tiga dress dan lima daster.
bikin ngiri banget deh pokoknya. Baju yang dipilih juga baju yang harganya paling lumayan di toko kami. Kecuali daster yang harganya memang terjangkau.
"Oh ya mbak sekalian CD sama Bra ya."
*H**aahh ... apa*!!
Aku dan dua temenku kaget , apa tadi gak salah denger. Cowo itu jadi salah tingkah ketika tau kami kaget dan heran dengan kata katanya.
Teman temanku saling berbisik, dan cowok itu tambah tersipu. "Hei udah bisik bisiknya," kataku pada mereka pelan hampir tak terdengar.
"Size berapa ya mas?" tanya Yaya.
"Size berapa?" Cowo itu bingung lagi. Sungguh kami hampir tak dapat menahan tawa ketika dia memperagakan.
"Segini... eh bukan , segini.. ?" sambil tangannya dibentuk seperti mangkuk.
Akhirnya setelah aku dan teman temanku berdiskusi. sambil menimbang yang digambarkan cowo itu. Kami memutuskan memberi contoh nomer 36 dan 38 . dan ternyata cowo itu milih dua duanya. masing masing lima setel.
cowo itu mendekat kepadaku, " Mbak apa lagi yang dipakai cewe selain ini ya?"
Ya ampun bikin aku dredek tau , udah ganteng tinggi lagi , aku cuma sebatas pundaknya. d
Dia aja sampai menunduk.
"Mbak!"
"Udah mas itu aja," jawabku singkat.
"Kalau make up biasanya apa aja?"tanya cowo itu lagi. Ya ampun bener bener iri. Siapa sih ceweknya , penasaran banget .
"Natural apa glamor Mas?" tanyaku. Ia sebentar berpikir.
"Natural."
Kemudian aku menyebut apa aja yang diperlukan untuk make up natural. Cowo itu mencatat di hpnya. lalu berkali kali ngucapin terima kasih sama aku.
Eh tunggu, gak salah lihat nih sama hp yang dia pake? Cowo itu masih pake hp *N**okia* tipe N70. Tipe yang nge hit sepuluh tahun lalu.
Aku gak nyangka sampai tanpa sadar menyenggol Yaya dan Sasa. Namun mereka berdua malah bengong memperhatikan muka cowo itu.
"Apalagi mbak kira kira , daripada saya bolak balik?"
"Apa ya?" aku berpikir .
"Oh iya mas, pembalut!!" ucapku. wajah cowo itu seketika berubah.
"Pem, pembalut??"
melihat wajah bingungnya itu tambah bikin aku dan teman teman gemes. Pasti dia bingung ya. Akhirnya aku menyarankan untuk beli yang bersayap dan ukuran 23cm dan 28cm . Itu aja biar dia gak tambah bingung.
"Kalau gitu sekali lagi makasih Mbak ya,"katanya sambil tersenyum. Aku mengangguk .
"Kalau gitu tadi berapa Mbak semua."
"Silahkan sebelah sini mas," Yaya mempersilahkan cowo itu ke meja kasir. mbak Vio menghitung satu persatu, lalu setelah itu.
"Semuanya lima belas juta dua ratus tujuh puluh mas."
Kami terpana dengan jumlah total barang barang yang dibeli. Itu jumlah UMR kami tiga orang selama beberapa bulan. Ini pertama kali bagi toko kami kedatangan pembeli yang royal.
Awalnya dia memberi kartu kredit, karena uang cash yang didompetnya tidak cukup. Tapi karena toko kami tidak menyediakan alat yang memadai , akhirnya cowo itu ijin ke ATM diujung jalan.
Kami sempat ragu jangan jangan ini cowo mau ngerjain kami. Melihat hpnya saja jadul. Dan gaya pakaian dia juga biasa saja. Apalagi dia membawa mobil pick up yang udah banyak karat.
Tapi sekali lagi kami sadar, kami tidak boleh suudzon dengan orang lain. Cowok itu kembali dan membayar dengan uang cash. Lunas tanpa dicicil.
Kami memandang cowo itu sampai keluar toko.
"Mulai sekarang aku gak mau lihat orang dari tampangnya doang" Yaya.
"Mulai sekarang layani semua jenis pelanggan dengan baik , tidak boleh
membedakan," Sasa.
"Kalian tau gak hp dia tadi Nokia N70?" tanyaku.
"A****pa!! Yaya dan Sasa kompak.
Kami menyaksikan cowo itu menaruh belanjaannya ke dalam mobil pick up. Lalu menyeberang ke mini market. Mungkin untuk membeli barang barang yang aku sarankan tadi, sampai cowo itu keluar lagi menuju pick up nya dengan satu kantung besar barang belanjaan.
Melambaikan tangan kepada kami lalu melaju kendaraannya sampai hilang ditikungan jalan.
Jadi begitu, kita bisik bisik tapi gak ngomongin yang buruk tentang anda kok Mas.
flashback off
"Dan ini lagi!!" Shendi menenteng tinggi tinggi kntung minimarket. "Kamu gak lihat penjaga kasir terus menatap aneh ke kamu kaya gitu??" meletakkan kembali.
"Emang aneh cowo beli bedak sama pembalut!!"
Shendi emang kelihatan lucu, antara marah dan malu jadi satu. Sepanjang jalan hanya mengomel , untung jalanan menuju bukit Y jarang ada rumah. Jadi tidak ada yang lihat Shendi lagi ngomong sendiri.
***
"Nih !!"
Shendi menyodorkan tiga tas besar dan satu kantong minimarket. Tiara yang tadi duduk santai di kursi ruang depan hanya memandangi kantong itu dengan heran. Ia menurunkan kakinya dari meja. "Apa ini??" tanya Tiara.
Karena Tiara tidak segera menerima tas itu. Shendi yang memang hatinya lagi jengkel jadi tambah jengkel. Dia letakkan tas tas itu ke lantai dengan begitu saja. Mukanya ditekuk ga jelas.
"Kamu udah seminggu gak cuci baju, malah dua hari nggak pulang. jadi aku laundry semua bajumu".
Lalu berjalan begitu saja meninggalkan Tiara menuju dapur untuk membuatkan sarapan untuk dirinya dan Tiara.
"Apa'an sih, marah marah gak jelas??"
Tiara melongok melihat isi tas tas itu. Bau harum pewangi tercium dari pakaian pakaian yang ada didalam tas itu. Senyum tersungging dibibir Tiara.
M**anis banget kalau marah.
Tadi setelah dari minimarket , Shendi langsung pergi ke laundry untuk mencuci cepat baju baju yang baru dibelinya. Shendi gak ingin Tiara mencium bau toko pada pakaian itu. Bisa bisa sandiwaranya cepat terbongkar.
"Jika semua diawali dengan kebohongan, maka selanjutnya akan muncul kebohongan kebohongan lainnya,"
Shendi menghela nafas panjang.
"Tiara ! kenapa kamu belum juga membereskan rumah!"
Suara teriakan Shendi dari dapur.
.
.
.
.
.
.
.
. Bersambung🤗
***
Shendi si ganteng ganteng kok gembala kambing kenapa punya kartu kredit, penasaran?
.
.
.
👉 Thanks dah baca sampai episode ini.
👉 sampai jumpa di part selanjutnya.
👉 lope u all😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
🌛Dee🌜
b😍
2021-10-06
1
🌛Dee🌜
a💙
2021-09-29
0
🌛Dee🌜
a💕
2021-09-27
0